Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku: Chapter 11 - Chapter 20

138 Chapters

Bab 11. Belum Klimaks

Bukannya menjawab, Bryan tidak ambil pusing. Lelaki itu melanjutkan kembali memompa batangnya ke milik Nina.“Tuan Bryan, berhenti, Tuan. Saya takut.”“Dia cuman pembantu, Sayang. Kenapa harus takut?”“Saya takut keciduk, Tuan.”“Ah, jangan gugup, Nina. Dia bisa apa di hadapanku? Kalau ketahuan, aku pecat saja dia dari sini. Gampang, kan?”Rasa panik, gugup, takut, dan nikmat bercampur menyatu dalam diri Nina. Ingin rasanya mendesah, namun ia menahan diri. Samar-samar Nina masih mendengar suara Laras yang masih mencari dirinya.“Aaahhh.. hngg.. mmpss.. pe-pelan-pelan, Tuan… ouhh…” Nina tak kuasa menahan desahannya lagi karena Bryan semakin menusuknya lebih dalam dan bergoyang lebih cepat.Sementara Laras sadar, ia seperti mendengar suara percikan air dari dalam toilet di ujung dapur. Tidak hanya itu, Laras pun samar-samar mendengar suara wanita dan hantaman enta
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 12. Harapan Palsu

“Hmm… sebenarnya belum. Tapi aku gak mau mempersulit keadaan kamu. Kita berhenti dulu. Kamu lanjut pekerjaanmu, sebelum Laras kembali ke sini,” ucap Bryan menyuruh Nina keluar dari toilet.Nina pun mengangguk pelan dan bergegas memasang kembali pakaiannya dengan lengkap. Sementara Bryan masih berada dalam toilet sekaligus mandi sembari menunggu Laras datang membawakan handuk untuknya.Tidak lama kemudian Laras kembali dengan sebuah handuk di tangan, ia lalu melihat Nina yang sudah berada di dapur tengah sibuk memotong-motong sayuran.‘Sialan itu anak. Dari mana saja dia?’Tok Tok Tok“Permisi, Tuan Muda. Ini handuknya, Tuan.”Tanpa panjang lebar, Bryan membuka pintu dan hanya menampakkan tangannya. Ia pun langsung mengambil handuk itu dan melanjutkan membersihkan tubuhnya.‘Huftt.. cuek banget sih dia. Bilang terima kasih kek, apa kek. Ini main ambil-ambil aja tanpa ngomong! Susah ya pu
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 13. Kamu Bikin Aku Candu!

Malam hari, tepatnya pukul dua belas malam. Nina masih terbangun. Ia duduk sambil terus-terusan menatap layar hp miliknya, menantikan pesan masuk dari sang majikan. Walaupun matanya sudah tampak sayu karena menahan ngantuk, namun Nina berusaha semaksimal mungkin untuk tidak tertidur.Bryan sudah berpesan padanya sejak sore hari untuk menunggunya pulang dari rumah sakit. Sore tadi Bryan berkunjung melihat keadaan Rosalina ditemani dengan Fredrinn yang sudah lebih dulu berada di sana.“Huh, Tuan Bryan lama sekali. Aku udah ngantuk banget,” keluhnya. “Apa aku tidur aja dulu, ya?”Nina memutuskan untuk tidur sebentar dan memasang alarm untuk 30 menit ke depan. Nina pun merebahkan dirinya di atas kasur tipisnya dan tak berselang lama Nina telah berada di alam bawah sadar.30 menit kemudian, alarm hp milik Nina berbunyi keras. Tetapi, Nina tidak kunjung bangun saking ngantuk beratnya dia.Di sela-sela mimpinya yang indah, terdenga
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 14. Kepergok Bercinta?

Bryan semakin melebarkan kedua paha Nina dan memegang erat. Bryan menuntun pinggul Nina untuk terus bergerak aktif dan cepat. Ditambah dengan dorongan pinggul dari Bryan.“Aaahh… ahh.. Tuan…” Nina meringis kesakitan karena sensasi yang melanda dirinya.“Kenapa, Baby? Enak, kan?”Walaupun terhitung empat kali Nina melakukannya, tetapi rasa sakit di bagian liangnya itu masih terasa.Desahan lembut dari Nina membuat Bryan semakin memasukkan kejantanannya lebih dalam dan bermain cepat. Pinggul Nina digerakkan secara memutar lalu berubah naik turun dengan ritme yang tidak beraturan.“Oh, God!! You are so sexy,” puji Bryan lagi dengan suaranya yang sudah serak. Ia menarik badan Nina agar mendekat. Bryan mengangkat sedikit kepalanya mengarah ke buah dada Nina yang tampak menawan lalu mengulumnya.“Aaahh, Tuan, saya gak tahan lagi, Tuan.” Nina semakin mendesah ketika mer
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 15. Tidur Seranjang

Pukul 04.00 Subuh…Nina terbangun saat alarm yang ia pasang berbunyi. Matanya enggan terbuka total dan tubuhnya terasa berat sekali untuk bergerak. Malam ini terasa berbeda dari malam sebelumnya. Karena ia beristirahat dengan nyaman di kamar milik Bryan. Saking nyamannya membuatnya berniat melanjutkan tidurnya.Saat memejamkan matanya kembali, hp milik Nina kembali berdering.‘Huh. Ini jam berapa sih. Kok rasanya cepat banget,’ gerutunya dalam hati.Nina menoleh dan melihat tuan mudanya masih tertidur pulas di sampingnya sambil memeluk tubuhnya. Mereka berdua tidur di satu ranjang dalam balutan selimut yang sama. Nafas hangat yang menyapu lehernya memberikan hawa lain untuknya.Nina memandangi Bryan lekat. Wajah tampan dengan rahang yang tegas. Cambang tipis yang ada di wajah Bryan membuat pria itu terlihat semakin manis. Juga bibir yang amat mempesona membuat Nina senyum-senyum sendirian di samping Bryan.‘Dia kelih
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 16. Sensasi Mandi Bersama

Bryan tidak menghiraukan kata-kata Nina selanjutnya, lelaki itu justru kembali memejamkan matanya dan berbalik badan, membelakangi Nina.Setelah berpikir panjang, Nina akhirnya bersuara.“Baiklah, Tuan. Ayo kita mandi bersama.”“Gadis pintar.”Bryan pun tersenyum tipis dan meminta Nina untuk membantunya bangun dari tempat tidur.Nina mengoceh dalam hatinya melihat tingkah laku Bryan yang sangat manja.‘Huh! Padahal dia bisa bangun sendiri. Malah nyuruh-nyuruh aku segala.’Keduanya pun berjalan masuk ke dalam kamar mandi.“Bukain baju aku.”‘Astaga yang bener aja? Orang ini benar-benar manja. Kayak anak kecil.’“Kok bengong?!” tegur Bryan kala melihat keterdiaman Nina.“Eh? M-maaf, Tuan.” Nina pun membantu Bryan membuka baju dan celananya. Kini pria itu tampil polos. Kemudian Nina menyalakan keran air hangat yang ada di bathub dan menunggunya terisi sampai penuh.“Kenapa kamu diam saja?”Pertanyaan Bryan membuat Nina semakin bingung. Apa yang harus dia lakukan?“Sa-saya kan nungguin air
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 17. Bekas Merah Apa Itu?

“Husshh!! Sembarangan kamu kalau ngomong!”“Mbak Sarah gak percaya? Saya ngelihat sendiri loh dengan mata kepala saya. Tadi malam mereka berdua naik ke lantai atas. Mana pake acara gandengan tangan lagi,” sambung Laras.“Kamu salah liat kali!”“Ihh, Mbak Sarah gak percayaan banget sama saya. Oh iya, kemarin siang juga saya dengerin suara Nina di toilet di ujung dapur itu, eh pas saya ketokin pintunya, ternyata Tuan Muda yang keluar. Terus itu si Tuan gak mau ngebukain pintunya lebar-lebar, padahal kan saya mau memastikan! Eh malah saya disuruh ambilin handuk di lantai atas. Habis itu, saya ke bawah lagi, si Nina udah ada di dapur! Mencurigakan banget kan, Mbak?”Sarah hampir termakan omongan Laras yang terdengar meyakinkan. Tetapi dirinya belum sebenarnya percaya dengan apa yang dikatakan Laras. Sarah meyakini bahwa Nina adalah anak baik-baik dan juga tuan mudanya itu tidak mungkin melakukan hal yang aneh-an
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 18. Klarifikasi Bryan

Dada Nina terasa sesak. Semua tuduhan yang Laras katakan itu benar apa adanya. Nina semakin gugup karena Laras sudah mencurigainya.‘Matilah aku. Aduh. Bagaimana ini?’“Nina, jawab! Kamu tidur bareng Tuan Muda, ya?”Nina hanya diam membisu. Matanya mulai memanas. Ingin rasanya ia mengeluarkan air mata saking takutnya, tetapi Nina berusaha menahannya.Laras yang semena-mena langsung menjambak rambut Nina kuat-kuat dan kembali membentak Nina. Wajah Nina kelihatan panik dan ketakutan mendapatkan perlakuan buruk dari Laras.“Bener, kan? Kamu tidur bareng Tuan Muda? Kamu pelet dia, ya?!! Kok dia mau sih tidur bareng sama gadis jelek kayak kamu?!”Sarah berusaha melerai Laras dan menetralkan suasana.“Laras, hentikan! Kamu buat Nina ketakutan!”“Anak ini sudah keterlaluan loh, Mbak! Dia ngasih pelet ke Tuan Muda!” hardik Laras.“Apa benar yang dikatakan sama Lar
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 19. Rayuan Maut Bryan

Bryan bersama sopir pribadinya telah tiba di rumah sakit tempat Rosalina dirawat. Bryan langsung memapah sang ibu ke kursi roda dan membawanya menuju mobil mereka. Diikuti oleh Fredrinn dan juga sopir yang mengangkat barang bawaan majikannya.“Pa,” gumam Bryan saat mobil sudah berjalan, menuju bandara Soetta.“Hm.” Fredrinn hanya menyahut tanpa menatap anaknya. Matanya masih fokus melihat ipad, membaca laporan saham perusahaan dari manajernya. Sedangkan Rosalina, tertidur nyaman di kursi empuk mobil mewah tersebut.“Apa Papa yakin mau nyerahin urusan perusahaan ke aku? Aku belum punya pengalaman apa-apa loh, Pa.”Bryan mengungkapkan isi hatinya. Jujur saja ia merasa belum sanggup untuk mengurus perusahaan Papanya itu. Saham dan segala hal yang berkaitan dengan perusahaan bukanlah keahlian Bryan.“Makanya kamu yang ngegantiin Papa sementara, biar ada pengalaman. Nanti ada Pak Raka yang membimbingmu.
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 20. Tergoda Gadis Baru

Melissa tersipu malu. Raut wajahnya menjadi merah padam. Tetapi hatinya terasa bahagia. ‘Wah, asik. Aku gak perlu capek-capek godain dia, tapi dia udah terpesona denganku. Huh! Emang susah jadi cewek cantik kayak aku. Lelaki modelan Pak Bryan aja langsung kesemsem.’“Bagaimana, Melissa? Boleh kan aku mencium tangan mulusmu ini?” tanya Bryan yang masih menunggu jawaban dari sekretarisnya.Melissa mengangguk pelan kemudian melemparkan senyuman manisnya. “Boleh, Pak. Dengan senang hati.”Bryan pun mengecup tangan Melissa dengan lembut dan berkata, “Apa kamu sibuk malam ini?”“Tidak, Pak Bryan. Saya tidak sibuk sama sekali,” sahut Melissa.“Good. Setelah jam kerja berakhir, tunggu aku di area parkir. Biar aku yang mengantarkanmu pulang. Ok?”“Baik, Pak Bryan,” jawab Melissa disertai anggukan.“Sekarang kembalilah bekerja.”&ldqu
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more
PREV
123456
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status