Semua Bab Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku: Bab 191 - Bab 200

219 Bab

Bab 191. Musuh Nina

Bryan merasakan tepukan pelan di pipinya. Dia mencoba mengabaikannya karena rasa kantuk yang masih menyerangnya. Namun dia membuka matanya juga kala sebuah celotehan menggemaskan keluar dari bibir Brianna yang kini terus memukulkan tangan mungilnya ke wajahnya.Bryan tersenyum simpul ketika melihat sosok Brianna tengah berada di samping tubuhnya.“Anak Papa sudah bangun rupanya.” Bryan lalu mencium anaknya gemas dan itu membuat Brianna memekik saat bulu-bulu halus yang ada di rahang kokoh Bryan mengenai wajahnya.Bryan terus menggoda anaknya dengan menciumi pipinya.“Brianna mandi dulu ya. Nanti main lagi,” ucap Nina yang tiba-tiba muncul dari dalam kamar mandi. Dia langsung mengambil Brianna. Seketika anak itu menangis. Sepertinya Brianna belum mau berpisah dengan ayahnya.“Anak Papa mandi dulu ya. Atau mau Papa temenin?” Bryan lalu menggendong anaknya menuju kamar mandi, diikuti oleh Nina dari belakang.Dengan dibantu oleh Nina, Bryan melucuti pakaian tidur anaknya dan segera memasuk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

Bab 192. Risiko Punya Bayi

“Kita nanti jalan-jalan kemana saja, Mas?” tanya Nina saat mereka sarapan pagi di restoran hotel itu.“Terserah dari kamu saja, sayang. Kamu mau ke mana?” tanya Bryan balik.“Hmm, aku mana tau, Mas. Aku baru pertama kali menginjakkan kaki di sini.”Sembari menyuapi bubur ke mulut Brianna, Bryan memberi usul. “Bagaimana kalau kita ke Kintamani saja? Di sana banyak objek wisatanya, kita bisa santai-santai sembari menikmati view gunung dan danau yang ada di sana. Kamu pasti suka deh.”“Apa pun asal bersama kamu, aku pasti suka, Mas,” imbuh Nina dengan tatapan penuh cinta.Setelah sarapan selesai, Bryan membawa keluarga kecilnya meninggalkan restoran hotel. Bryan sebelumnya sudah menghubungi sopir agar menyiapkan mobil, karena hari ini mereka akan jalan-jalan mengunjungi destinasi wisata yang ada di Bali. Dan yang lebih menyenangkan lagi, sopir itu bersedia menjadi pemandu tour selama dalam perjalanan wisata mereka.Pagi ini, mereka mengunjungi Desa Penelokan, salah satu tempat yang paling
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

Bab 193. "Info Loker"

Sore menjelang maghrib, setelah berganti pakaian, Bryan beserta keluarga kecilnya mengunjungi Jimbaran. Sederet restoran sudah siap menggoda lidah para wisatawan yang berkunjung di sana. Sembari menyantap makanan, mereka juga bisa menikmati view sunset yang keren dari area pantai. Tidak lupa juga Nina mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momen-momen kebersamaan mereka.Setelah puas menikmati view sunset, Nina dan Bryan memutuskan untuk singgah di toko souvenir. Mereka membeli berbagai macam barang untuk dibawa pulang ke Jakarta nantinya, mulai dari tas anyaman, dompet, kain khas Bali, serta cinderamata khas Bali lainnya yang cocok dijadikan oleh-oleh.Setelah puas melakukan perjalanan wisata, mereka kembali ke hotel untuk membersihkan diri dan beristirahat.*Keesokan malamnya, Bryan mengajak istrinya makan malam di sebuah restoran yang lokasinya berada di tepi tebing. Dari atas sana, mereka bisa menikmati pemandangan laut yang indah. Restoran itu me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya

Bab 194. Honeymoon Berakhir Mendadak

Nina akhirnya selesai mandi. Dia kebingungan saat melihat wajah suaminya yang ditekuk. Entah apa yang dilihatnya di ponsel miliknya itu.“Kamu kenapa, Mas? Kok mukanya cemberut gitu?”Saat Bryan tersadar bahwa istrinya itu sudah keluar dari kamar mandi, Bryan dengan sigapnya menghapus pesan-pesan yang masuk tadi.“Ah, enggak. Aku cuman kesal aja nih. Kenapa foto-foto kita pas di pantai pada buram, ya? Si sopir itu gak becus nih fotoin kita!”“Masa sih, Mas?” Nina langsung mengambil ponselnya itu dari tangan Bryan, lalu mengecek foto mereka di galeri. “Fotonya bagus kok, Mas. Jernih, gak buram.”“Ohh, berarti aku yang salah lihat tadi.”“Kayaknya kamu udah lelah, Mas. Makanya foto jernih pun dikatain buram. Mendingan kamu mandi dulu, abis itu tidur!”Bryan hanya menuruti perkataan istrinya untuk mandi. Sedangkan Nina memilih untuk mengeringkan tubuhnya dan mengenak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-02
Baca selengkapnya

Bab 195. "Tolong Aku, Nin!"

“Ya udah deh, Mas. Tapi sebelum kita pulang, aku mau berbelanja dulu di sini, bagaimana?”Bryan mengangguk pelan. “Iya, sayang. Kamu belanja aja sepuasnya.”“Oke, Mas. Makasih ya,” ucap Nina kemudian mengecup bibir suaminya sekilas.Bryan tersenyum senang dengan kecupan yang baru saja Nina berikan.“Iya, setelah itu kita kembali ke hotel, istirahat dan makan siang, lalu kita check out dari sini kemudian pergi ke bandara.”“Iya, Mas. Oke.”Bryan melanjutkan kegiatannya. Dia terus menciumi leher dan pipi Nina. Secara refleks, Nina mendekatkan lehernya ke arah suaminya, seolah memberikan akses pada Bryan untuk memainkan bibirnya di sana. Tanpa mereka sadari, anak mereka sudah selesai menyusu. Tatapan Brianna fokus memperhatikan kedua orang tuanya yang sibuk sendiri. Merasa diabaikan, Brianna memukul pelan dada Nina, seolah memberitahu ibunya bahwa dia sudah selesai menyusu.Nina terkejut saat dadanya dipukul oleh anaknya. Namun keterkeju
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-03
Baca selengkapnya

Bab 196. Orang Ketiga

Bryan menatap sinis ke arah pria yang sedang duduk bersebelahan dengan istrinya.‘Apa-apaan dia? Kenapa dia datang lagi menemui Nina?’Nina menyambut kedatangan suaminya dengan sebuah senyuman manis. Nina pun langsung menggenggam tangan suaminya dan berkata, “Sudah selesai semuanya, Mas?”“Iya, sudah selesai. Ayok kita pergi,” ajak Bryan yang masih melemparkan tatapan tajam kepada Dicky.Baru saja hendak mengambil Brianna yang saat ini sedang asik tidur di baby stroller, Nina pun langsung mencegat pergerakan suaminya.“Mas, aku mau ngomong sesuatu sama kamu.”“Mau ngomong apa, sayang?”“Di perusahaan Papa kamu ada lowongan kerja gak, Mas? Mas Dicky baru saja dipecat dari pekerjaannya. Kasihan dia, Mas. Sudah gak ada pegangan sama sekali karena ngelunasin utang keluarganya di bank. Bantuin dia ya, Mas. Jadi cleaning service pun gak masalah, Mas.”Bryan mengh
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-04
Baca selengkapnya

Bab 197. Dicky Cemburu

Mereka bersama-sama melangkah menuju lobi bandara. Pak Jaka, sopir pribadi Bryan sudah menunggu majikannya beberapa menit yang lalu. Pak Jaka sempat kebingungan saat melihat sosok pria asing yang sedang mengikuti majikannya. Namun, Bryan menjelaskan kepada sopir pribadinya itu. Pak Jaka pun mengangguk kecil.Bryan mempersilakan istrinya untuk masuk ke dalam mobil terlebih dahulu. Setelah itu dia menyusul istrinya duduk di kursi penumpang bagian belakang. Sementara Dicky duduk di sebelah kursi pengemudi dan ditugaskan untuk memangku Brianna.Pak Jaka lalu mengemudikan mobil keluar dari area bandara menuju apartemen Nina.Bryan menyempatkan diri untuk mengabari ayahnya, Fredrinn bahwa mereka telah pulang dari Bali.“Kamu ke rumah saja, Bry! Jangan ke apartemen! Apartemen itu biarlah keluarga istrimu yang menempati, kamu dan Nina serta anak kalian tinggal di rumah saja. Lagi pula rumah sepi, gak ada kalian. Papa kesepian karena di rumah cuman ada pemba
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-05
Baca selengkapnya

Bab 198. Usir Saja?

Singkat cerita, Nina dan Bryan sudah selesai menyantap makan malamnya di meja makan. Sedangkan Dicky dan Bi Lastri menyantap hidangan mereka di dapur. Ketika melihat bahwa pasangan suami istri itu sudah selesai dengan makanannya, Dicky pun langsung menghampiri meja makan dan membereskan piring kotor tersebut kemudian membawanya ke dapur.Nina menatap heran kepada sosok Dicky yang sangat antusias mengerjakan pekerjaan rumah.“Mas, dia kamu jadikan pembantu di sini ya?” tanya Nina pada suaminya. “Aku kan bilang, kamu jadikan dia sebagai cleaning service di perusahaan Papa saja, jangan pembantu di rumah ini. Jadinya dia gak tinggal di sini juga, Mas. Dia bisa ngekost atau apalah gitu. Gak tinggal bareng kita.”“Mana ada! Aku belum ngomong apa-apa loh ke orang itu! Aku nungguin Papa pulang dulu, baru aku masukin dia ke perusahaan Papa sebagai cleaning service. Kan gak mungkin aku asal mempekerjakan orang di perusahaan tanpa seizin Papa dulu, Nin.”“Terus kenapa dia malah nyuci piring, Mas
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

Bab 199. Calon Pebinor

“Kata Papa kamu apa, Mas? Lowongan cleaning service di kantor Papa masih ada kan, Mas? Nah, masukin aja Mas Dicky di situ, jadi besok pagi bisa langsung kerja,” tanya Nina saat Bryan baru saja masuk ke dalam kamar mereka.Bryan menggeleng pelan. “Papa juga gak tau, Nin. Mau ditanyakan ke HRD dulu.”“Oh ya udah, Mas. Kita tungguin aja info dari Papa lagi,” ucap Nina santai.“Kelamaan, sayang. Bagaimana kalau kita usir aja si Dicky itu besok pagi?” usul Bryan. Dia lalu ikut merebahkan diri di samping istrinya yang sedang bermain hp.“Terus Mas Dicky tinggal di mana kalau kita usir? Kita tungguin saja ya info dari Papa.”“Duh, sayang. Kamu ini terlalu baik apa gimana sih? Soal dia tinggal di mana, ya itu jadi urusannya sendiri dong! Kita gak punya kewajiban untuk membantu dia!”“Kita udah bawa dia ke Jakarta, kalau kita usir begitu saja, berarti kita orang jahat dong, Mas.”Bryan hanya bisa menghela napas pasrah dengan sikap istrinya. “Ya sudahlah, sayang. Terserah kamu sajalah.”*Pukul
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya

Bab 200. Ternyata Belok

Nina melihat Dicky yang sedang memijat punggung suaminya. Bahkan dengan lincahnya, Dicky menuangkan minyak urut pada punggung suaminya itu.Saat ini Bryan hanya mengenakan handuk putihnya, karena dia baru saja selesai mandi. Bryan sedang tidur tengkurap dan menikmati pijatan dari Dicky.“Mas Bryan?” panggil Nina lalu mendekati ranjang, di mana suaminya sedang tiduran.Bryan dan Dicky pun langsung menoleh dengan santainya.“Mas Dicky, kamu tolong keluar. Biar aku saja yang memijat suamiku,” cetus Nina.“Baik, Nyonya.” Dicky pun langsung menghentikan kegiatannya dan berpamitan.Nina membiarkan anaknya bermain-main di atas ranjang. Nina lalu duduk di sebelah suaminya. “Kok kamu minta dipijatin sama Mas Dicky sih? Kan ada aku! Kamu bisa nyuruh aku aja!”“Tadi dia lagi nyapu di sini pas aku baru kelar mandi, eh dia nawarin aku, mau dipijat gak, karena aku kebetulan merasa pegal, yaudah aku iyain aja deh,” jawab Bryan santai.Nina menghela napas malas. “Hm, ya udah, Mas. Biar aku yang mijat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
171819202122
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status