Semua Bab Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku: Bab 161 - Bab 170

219 Bab

Bab 161. Lagi Pengen

Empat bulan kemudian, Nina akhirnya resmi berstatus janda. Proses perceraiannya dengan Ilham lumayan memakan waktu yang lumayan lama, karena Ilham sempat menolak gugatan cerai itu.Setelah sidang perceraian berakhir, Nina langsung pulang ke rumah dengan perasaan yang lega. Nina membiarkan anaknya bermain-main bersama ibunya, sementara dia memilih untuk menghubungi Bryan.Tidak pakai lama, panggilan video itu langsung tersambung. Tampak Bryan sedang mandi.“Kamu lagi ngapain itu, Mas?” tanya Nina basa-basi. Padahal dia pun sudah tau bahwa Bryan sedang mandi.“Aku lagi berdiri di bawah shower yang menyala dan membiarkan tubuhku tersiram oleh kumpulan air dari shower ini.”“Ishh! Bertele-tele kali jawabanmu, Mas! Tinggal bilang aja, lagi mandi!”“Kamu sih pake nanya segala! Padahal udah lihat dengan jelas!” jawab Bryan dengan mata yang tertutup. Ia kemudian mengambil sampo dan mulai keramas.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 162. Bryan Versi Cewek

“Kenapa sih, sayang? Lagian Brianna juga belum mengerti omongan kita.”“Hm. Terserah kamu deh, Mas.”Brianna hanya diam, fokus memperhatikan layar ponsel Nina. Mungkin anak itu kebingungan dengan sosok yang berbicara dari layar tersebut.“Kalau dilihat-lihat kok anak kita gak ada mirip-miripnya dengan kamu ya, Nin?” tanya Bryan.“Iya nih, Mas. Makin gede, Brianna makin mirip kamu! Brianna itu kamu versi cewek, Mas! Alisnya tebel kayak kamu, hidungnya juga mancungnya mirip kamu. Warna matanya juga persis kamu, sama-sama hazel. Putihnya juga mirip kamu, Mas. Putih khas bule-bule Eropa. Kamu cuman kebagian hikmahnya aja, Mas. Brianna mah cuman numpang hidup di perut aku aja. Kesal aku.”Melihat bibir Nina yang manyun, Bryan seketika tertawa. Anak mereka pun ikut tertawa, padahal belum paham apa-apa.“Itu karena kamu sering mikirin aku selama hamil, makanya anak kita jadinya mirip aku.”
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 163. Kepulangan Bryan

Singkat cerita, Bryan sudah tiba di Indonesia setelah hari kelulusannya kemarin. Hari ini, Bryan kembali menginjakkan kaki di rumahnya setelah sekian lama. Rasanya sangat sepi karena sang ibunda telah berpulang ke rahmatullah. Begitupun ayahnya yang saat ini sedang berada di Malaysia untuk keperluan bisnis. Sarah juga sudah resign lima bulan yang lalu. Hanya tersisa Bi Lastri seorang diri yang masih setia menjaga rumah itu.Bukannya bahagia karena kelulusannya, Bryan justru merasa sedih. Tidak ada satu pun yang menyambut kepulangannya kembali. Jika Rosalina masih hidup dan sehat, sudah pasti Bryan akan mendapat surprise saat datang ke rumah dan juga kelulusannya ini akan dirayakan besar-besaran. Berbeda dengan Fredrinn, orang tua yang satu itu memang tidak terlalu peduli dengan anaknya.Tiba-tiba saja beberapa kertas konfeti berhamburan dari atas kepalanya. Bryan mendongak dan mendapati Bi Lastri, satpam dan sopirnya yang sedang memegang konfeti  dan terompet untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 164. Hilang Kabar

“Bebas ajalah, Mas. Aku gak mau memberatkan kamu.”“Hmm, oke deh. Nanti kita bicarakan aja ya saat ketemu. Besok pagi aku berangkatnya jam sembilan naik pesawat.”“Iya, Mas. Aku jadi gak sabar nungguin besok pagi.”*Keesokan paginya, Bryan sedang bersiap-siap packing barang-barang yang wajib dibawanya ke kampung Nina. Bryan akan berangkat bersama-sama dengan para pekerjanya menaiki pesawat kelas bisnis.Baru saja hendak berangkat ke bandara, tiba-tiba Bryan mendadak ditelpon oleh tantenya.“Halo, Aunty Jenna?”“Kamu sudah berangkat, Bry?”“Belum dong. Ini baru mau ke bandara.”“Pesawat kamu berapa jam lagi?” tanya Jenna.“Satu jam lebih dikitlah, Aunty. Kenapa emangnya?”“Tungguin Aunty dan Uncle, Bry! Ini kami sudah nyampai di Bandung. Transit sebentar, nyari makan. Kalau kami gak keburu ngejar pesawat ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-21
Baca selengkapnya

Bab 165. Putus Asa

Hari semakin malam, Nina benar-benar putus asa.“Sudahlah, Bu. Kita masuk aja ke dalam. Ini sudah jam delapan malam, Bu. Mas Bryan gak mungkin datang,” lirih Nina.“Kamu sudah coba hubungi Nak Bryan lagi?”“Sudah, Bu. Tetap gak diangkat, Bu. Malahan sekarang nomornya udah gak bisa dihubungi. Sepertinya Mas Bryan berubah pikiran, udah gak mau nikah sama Nina.”“Hush! Kamu jangan berpikiran seperti itu dong, Nak!”“Tapi emang faktanya demikian, Bu. Nina gak mungkin ngomong begini kalau Mas Bryan ngasih kabar. Kalaupun emang Mas Bryan kesasar, dia pasti nelpon Nina, Bu. Tapi ini gak ada kabar sama sekali.”“Kita harus berpikir positif dulu, Nak.”“Nina capek begini terus, Bu. Sepertinya kami memang tidak berjodoh. Selalu saja ada rintangan ketika kami ingin bersatu. Berharap kepada manusia memang menyakitkan. Hiks. Hiks.” Nina langsung berlari masuk ke da
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 166. Kesasar

-Flashback-Jadi kronologisnya, semuanya bermula dari private jet milik paman dan tante Bryan mendarat di Jakarta. Kata operator, private jet mereka dilarang mengudara kembali dan diharuskan menunggu tiga jam lagi, karena aktivitas padat dari maskapai reguler yang akan memenuhi jalur lalu lintas di udara.Karena tidak sabaran, Bryan mengusulkan kepada paman dan tantenya untuk menaiki mobilnya saja menuju kampung Nina. Mereka pun setuju.Singkat cerita, dari kota Jakarta mereka lalu melaju ke kabupaten Indramayu melewati jalan tol. Di perjalanan, mereka singgah sebentar ke indoapril untuk membeli sesuatu dan buang air.“Bryan, coba kamu chat pacar kamu, kirimin share lock aja biar kita gampang nyari alamatnya,” ucap Jenna memberi saran.“Ah, tenang aja, Aunty. Aku hapal jalannya kok,” sahut Bryan santai.“Baguslah kalau begitu.”Karena mengantuk, Jenna dan suaminya, Franklin pun tertidur.Akhi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 167. Lamaran atau Sahur?

‘Ah shit! Siapakah gerangan ini? Kenapa lelaki ini begitu tampan? Malah lebih tampan dariku?’ batin Bryan terkagum-kagum.“Apa kalian membutuhkan pertolongan?” tanya orang misterius itu.“Kau ini siapa? Apa kau orang jahat yang ingin membantai kami?”“Hahahah. Bukan! Aku warga sini. Namaku Gojo. Ku lihat dari tadi, mobil kalian sepertinya mogok ya? Butuh bantuanku?"“Ban mobil kami bocor. Mohon bantuannya.”“Ashiaapp. Beres!”Singkat cerita, pemuda itu pun membantu kendala yang Bryan alami. Akhirnya mobil mereka bisa digunakan kembali. Mereka pun melanjutkan perjalanan. Pukul empat pagi, mereka baru tiba di rumah Nina.(Flashback off)*Karena pintu rumahnya terus-terusan diketuk, Aliyah memberanikan diri untuk ke ruang tamu. Dia mengintip terlebih dahulu melalui jendela. Aliyah melihat enam orang yang sedang berdiri di teras rumahnya.“Loh, itu kan Nak Bryan? Kok baru sampai subuh-subuh gini yo?” gumam Aliyah bin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 168. Mau Cium Dong!

Bryan menggeleng lemah. “T-tidak, Bu, Pak. S-saya salah bicara,” sahutnya panik.Tiba-tiba terdengar suara Brianna menangis keras, membuyarkan semua fokus mereka terhadap Bryan.“Nina, anakmu nangis tuh!” kata Aliyah.Nina lalu berpamitan dari ruang tamu, hendak menemui anaknya di dalam kamar.Bryan menghela napas lega. 'Huftt, untung aja kamu menangis, Nak. Kamu memang penyelamat Papa,' batinnya.Setelah Nina menyusui anaknya di kamar, Brianna masih terbangun. Sepertinya bayi lima bulan itu pun tau bahwa Papanya sedang berada di ruang tamu.Berulang kali Nina berusaha untuk menidurkan Brianna, tetapi mata anak itu tidak mau tertutup.“Hmm, kamu mau gabung juga sama mereka, ya? Ayo deh kalau gitu, kita ke ruang tamu ya, Nak. Kamu wajib lihat Papa kamu. Papa kamu makin ganteng tau, Nak.”Nina membawa anaknya ke ruang tamu. Dan benar saja, Brianna langsung mengoceh dengan kerasnya saat melihat Bryan. Brianna mendekatkan tangannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 169. Apartemen Baru

Tiga hari kemudian, akhirnya Nina sekeluarga memutuskan untuk pindah ke Jakarta setelah melakukan diskusi panjang lebar. Rumah dan ladangnya yang di kampung sudah terjual. Saat ini mereka dalam perjalanan menuju apartemen milik Jenna.Beberapa puluh menit kemudian, mereka akhirnya sampai juga di apartemen itu setelah terjebak macet sepanjang jalan.“Sudah sampai kita,” ucap Pak Jaka yang memang ditugaskan untuk menjemput Nina dari kampung dan membawanya ke kota Jakarta.Pak Jaka menghentikan mobilnya di area parkir basement gedung tersebut. Pak Jaka membantu keluarga Nina untuk membawa barang-barang mereka. Pak Ujang pun datang dari arah depan, ikut membantu rekan kerjanya mengangkat koper milik Nina.“Terima kasih, Pak Ujang, Pak Jaka,” ucap Nina kala mereka sudah tiba di unit apartemen.Di dalam apartemen, sudah ada Bi Lastri yang juga ditugaskan untuk membersihkan apartemen tersebut.“Apa Mas Bryan ada di sini, Bi?” tanya Nina kepada Bi Lastri. Saat ini mereka berada di ruang kelua
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 170. Cucu?

Mata Nina langsung memelotot karena terkesiap mendengar permintaan aneh dari Bryan. “Sembarangan aja kamu ini, Mas! Kalau kamu mau nyusu, cari sapi betina aja sana! Jangan minta sama aku! ASI-ku ini khusus untuk Brianna aja!”Bryan tertawa kecil mendengar respon Nina yang kepanikan. “Heheh. Aku hanya bercanda, sayang. Jangan dianggap serius. Mana mungkin aku tega mengambil hak anakku sendiri. Dia harus tumbuh besar dan sehat seperti kita.”Tak lama kemudian, Brianna melepaskan tautan bibirnya dari dada ibunya. Pertanda bahwa ia sudah kenyang dan sementara ini tidak ingin menyusu lagi.Nina melihat mata anaknya yang setengah terpejam, tampaknya Brianna sudah mulai mengantuk. Nina pun membaringkan Brianna di atas ranjang.“Oh ya, aku lupa siapin ayunan buat Brianna. Nanti sore aku bawain ya, sekalian sama tempat tidurnya.”“Gak perlulah, Mas. Selama ini juga Brianna tidurnya di kasur. Kamu gak perlu beliin ayunan sama tempat tidurnya segala,” tolak Nina.“Beda dong, sayang. Ini bukan ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
22
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status