Semua Bab Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku: Bab 141 - Bab 150

219 Bab

Bab 141. Kritis

Tubuh Nina seketika lemas tak bertenaga kala mendapat telepon itu. Dia tidak percaya hal ini terjadi. Kenapa Bryan tiba-tiba kritis?Tanpa berpikir panjang, Nina langsung menuju rumah sakit tersebut.Sepanjang perjalanan, Nina hanya bisa menangis dan berharap bahwa Bryan baik-baik saja.“Kamu kenapa tiba-tiba masuk rumah sakit sih, Mas?” gumam Nina seraya terisak.*Setibanya di rumah sakit, Nina segera berlari menuju bagian administrasi. Ternyata di sana sudah ada William yang menanggung biaya operasi.William menjelaskan bahwa Bryan terjatuh dari lantai tiga saat bekerja.“T-terjatuh?”“Iya. Kata mandor kami begitu. Para pekerja juga heran kenapa Bryan tiba-tiba terjatuh. Sepertinya dia kepeleset, soalnya sempat hujan, mungkin karena licin makanya Bryan terjatuh.”“Terus sekarang Bryan di mana?” tanya Nina cemas.“Di ruang operasi. Kepalanya bocor. Kata dokter juga, tulang kaki Bryan ada yang remuk. Kamu doakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

Bab 142. Gadis Hina

Pikiran Nina semakin berkecamuk. Air matanya semakin deras. Begitu pun dengan Bi Lastri yang saat ini mulai berkaca-kaca.Nina langsung mendekati brankar Bryan dan diraihnya jari-jemari yang tidak bergerak sama sekali saat disentuh.“Mas Bryan!! Bangun, Mas!! Hiks.. Bangun, Mas!! Tolong bangun, Mas!!” ucap Nina heboh sembari menangis histeris.“Bu, jangan seperti ini! Tolong jaga sikap Anda! Pasien tidak boleh diganggu!” tegur perawat berusaha menjauhkan Nina dari brankar Bryan.Perawat terus mendorong brankar Bryan hingga ke ruang ICU, tanpa memedulikan Nina yang masih mencoba mengikuti mereka.Nina pasrah saat Bryan sudah dibawa masuk ke dalam ruang ICU. Nina hanya bisa menyandarkan kepalanya di pintu itu sembari tersedu-sedu.“Ya Tuhan, aku mohon kuatkan Mas Bryan. Jangan Engkau buat dia menderita seperti ini,” lirih Nina.*Fredrinn kembali ke ruang tempat Bryan dirawat. Gurat sendu terpa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Bab 143. Meninggal

Tiga hari kemudian, Bryan sudah melewati masa kritis dan dipindahkan ke ruang rawat inap, tetapi pria itu belum juga sadarkan diri.Bi Lastri ditugaskan untuk menemani Bryan di rumah sakit, karena Fredrinn juga harus mendampingi istrinya di rumah sakit lain.Bi Lastri melihat sosok Nina yang sedari tadi duduk menunggu di depan ruang rawat tersebut. Bi Lastri tidak tega melihat Nina yang terus menangis. Bi Lastri akhirnya menyuruh Nina untuk masuk ke dalam, menemui Bryan, walaupun Fredrinn tadi telah berpesan agar melarang Nina menemui anaknya.“Nduk, cepat masuk ke dalam, temui Tuan Muda. Kamu mau melihatnya, kan? Buruan. Sebelum Tuan Besar datang!” desak Bi Lastri.Nina mengangguk dan segera masuk ke dalam sana.Kini, Nina tinggal sendirian di ruangan tersebut setelah Bi Lastri pamit undur diri. Bi Lastri ingin memberikan waktu kepada Nina untuk berduaan bersama Bryan di dalam sana. Bi Lastri berjanji akan kembali lagi nanti untuk menjaga Bryan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Bab 144. Relakan!

Singkat cerita, keesokan harinya, Rosalina sudah selesai dimakamkan. Beberapa keluarga jauh yang mendapat kabar duka ini langsung terbang ke Jakarta, menemui Fredrinn untuk menyampaikan rasa duka citanya.Saat ini rumah Fredrinn dipenuhi oleh sanak saudara, mereka datang jauh-jauh dari Bali, Malaysia, bahkan dari Singapura, semuanya hadir ingin menyaksikan pemakaman Rosalina. Adapun keluarga yang menetap di Belanda dan Inggris, mereka tidak bisa hadir, karena tidak akan sempat. Mereka hanya memberi ungkapan bela sungkawa melalui pesan pribadi kepada keluarga inti Lawrence.“Kamu yang tabah, Fredrinn. Our prayers are always with you.”Fredrinn hanya mengangguk lemah dengan mata yang sembab saat sepupu jauhnya memberikan ucapan bela sungkawa.“Fredrinn, kenapa aku tidak melihat keponakanku? Di mana, Bryan?” tanya Jenna, saudara perempuan Fredrinn yang tertua.“Anakku juga sedang sakit, Kak Jen. Dia masih dirawat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Bab 145. Siuman

“Tolong saya, Nina. Sudah cukup saya kehilangan istri saya. Saya tidak mau lagi kehilangan anak saya. Saya tidak mau melihat Bryan menderita seumur hidup. Jika dia terus bersamamu, Bryan akan merasa bersalah setiap harinya karena dia tidak bisa lagi mencari uang untuk kamu. Bryan akan merasa hidupnya tidak berguna. Jadi saya minta ke kamu, tolong lupakan saja anak saya. Semua demi kebaikan Bryan juga. Kamu harus tau bahwa cinta sejati itu tidak harus memiliki, cinta yang tulus itu saat kamu rela melepaskan Bryan demi menjalani kehidupannya yang lebih baik. Saya juga yakin kamu akan mendapatkan pengganti yang lebih baik dari anak saya.”Fredrinn mulai meneteskan air matanya. “Sungguh saya tidak bisa melihat anak saya sendiri harus menanggung beban berat seperti ini. Hidup di kota ini juga akan membuat Bryan merana karena terus mengingatkannya kepada istri saya yang sudah tiada. Saya mau anak saya membuka lembaran baru di negara orang dan melupakan semua kenangan buruk selama t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Bab 146. Cinta itu Duka

'Di saat kamu membaca surat ini, mungkin aku sudah tidak ada di samping kamu, Mas.Kamu jangan mencariku lagi, Mas. Aku memutuskan untuk pulang ke kampung. Kamu jangan cemaskan janinku ini. Biar aku saja yang merawat anak kita.Kata dokter, kamu bakalan lumpuh selamanya, Mas. Aku tidak sudi hidup bersama pria cacat sepertimu. Kalau aku tetap di sini, aku akan repot setiap hari ngurusin kamu.Kamu sudah tidak berguna lagi untuk aku, Mas. Kamu gak bakalan bisa mencari uang untuk menghidupi aku serta anak kita nanti.Lebih baik aku pergi saja terus mencari laki-laki lain yang lebih sehat, lebih ganteng, dan tentunya yang punya duit lebih banyak dari kamu.Kamu kembali saja ke Papamu, Mas! Aku dari dulu emang gak pernah cinta sama kamu kok. Aku cuman memanfaatkan kamu saja karena kamu kaya raya.Sekarang kamu sudah gak ada artinya bagiku, karena kamu cacat!Jangan hubungi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 147. Jodoh untuk Nina

Nina menggeleng pelan. “Tidak, Bu. Nina sanggup merawat bayi ini sendirian. Nina akan mencari pekerjaan untuk membiayai bayi ini sampai dia besar.”“Bukan masalah sanggup atau tidaknya, Nak. Tapi soal harga diri. Apa kata tetangga nantinya setelah mereka tau kamu hamil di luar nikah? Keluarga kita akan menjadi bahan pergunjingan warga-warga di kampung ini, Nak. Ibu tidak mau nama keluarga kita jadi buruk di mata orang lain. Apalagi kamu ini perempuan, pasti mereka bakalan menjelek-jelekkan kamu, menginjak harga diri kamu dan mengecap kamu sebagai gadis murahan, Nak. Ibu tidak mau hal itu terjadi padamu.”“Nina terima resikonya, Bu. Nina gak peduli dengan omongan orang nantinya.”Aliyah menghela napas kemudian kembali membujuk anaknya. “Janganlah kamu keras kepala, Nak. Ikuti saran ibu. Nikahlah. Ini juga demi kebaikan kamu sendiri dan bayi ini. Kamu butuh pendamping, Nak. Biar kamu enak, saat melahirkan ada yang menemani
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 148. Diskusi Pernikahan

Keesokan harinya, Nina bersama ibunya datang ke rumah Maya yang jaraknya lumayan jauh. Di sana, Maya juga sudah menunggu kedatangan tamunya. Kemarin malam, Aliyah memang telah menginfokan soal kedatangan mereka ini. Jadinya Maya sudah menyiapkan beberapa cemilan dan jamuan lain untuk menyambut Aliyah dan Nina.“Assalamualaikum,” pekik Aliyah.Maya yang mendengarnya langsung menjawab salam itu dan mempersilakan tamunya masuk.Maya menerbitkan senyum saat melihat anak gadis Aliyah. (Gadis tapi tak perawan. Wkwwk)“Anakmu iki makin ayu tenan,” puji Maya. Maya lalu melihat perubahan fisik Nina yang semakin berisi. “Kamu makin gemuk aja ya. Padahal terakhir saya lihat kamu, kamu masih kurus kering,” ucap Maya kepada Nina.“Yaa, maklumi saja, Bu Maya. Anak saya kan baru balik dari Jakarta. Di sana, Nina selalu dikasih makan yang enak-enak sama majikannya. Jadinya badan Nina makin makmur deh,” jawab Aliyah b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 149. Hari H

Singkat cerita, hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba.Mengenakan kebaya sederhana dan polesan tipis di wajahnya tidak membuat kecantikan Nina berkurang sedikit pun. Nina begitu gugup saat ini, ekspresinya juga memperlihatkan kesedihan yang mendalam. Bagaimana tidak, hari ini Nina akan dipersunting oleh pria yang tidak ia cintai, bahkan mengenalnya saja belum lama. Nina sama sekali belum tau karakter pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu seperti apa.Akad digelar di rumah mempelai laki-laki, mengingat rumah Nina yang bisa dikatakan tidak layak dijadikan tempat gelaran akad, apalagi rumah Nina sempit, tidak bisa menampung orang banyak.Di acara pernikahan ini, hanya hadir keluarga inti saja dan beberapa tetangga terdekat.Nina mengeluarkan air mata, saat penghulu sudah meresmikan mereka sebagai pasangan suami istri. Para hadirin pun mengangkat tangan seraya mengucap doa kepada kedua mempelai. Sedangkan Nina hanya bisa terisak. Ia menangis buk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 150. Alibi

Keesokan harinya, Nina terbangun dari tidurnya. Ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 10 pagi. Ia berbalik badan dan tidak mendapati suaminya di sana. Ternyata Ilham sudah pergi bekerja.“Nina!! Kamu belum bangun?!! Ini sudah siang, loh!!!” Terdengar suara ibu mertua yang berteriak kencang memanggil namanya.Nina pun langsung bangkit dari kasurnya dan keluar kamar. Ia menghampiri Maya yang berada di dapur. Nina melihat setumpuk piring kotor di wastafel.“Kamu bantuin ibu nyuci piring ya!” ucap Maya dengan entengnya. Nina mengangguk pelan.Nina membuka tudung saji, berharap ada lauk-pauk di bawah sana.“Heh, kamu cari apa?” tanya Maya.“Aku mau sarapan, Bu.”“Enak aja! Kamu baru bangun, masa mau langsung makan sih? Kamu cuci piring dulu sana! Terus nyapu, ngepel, sekalian jemurin pakaian yang sudah ibu cuci. Baru kamu boleh makan!”Belum ada sehari menjadi ibu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
22
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status