Share

Bab 198. Usir Saja?

Penulis: Kak Gojo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-06 20:14:36

Singkat cerita, Nina dan Bryan sudah selesai menyantap makan malamnya di meja makan. Sedangkan Dicky dan Bi Lastri menyantap hidangan mereka di dapur. Ketika melihat bahwa pasangan suami istri itu sudah selesai dengan makanannya, Dicky pun langsung menghampiri meja makan dan membereskan piring kotor tersebut kemudian membawanya ke dapur.

Nina menatap heran kepada sosok Dicky yang sangat antusias mengerjakan pekerjaan rumah.

“Mas, dia kamu jadikan pembantu di sini ya?” tanya Nina pada suaminya. “Aku kan bilang, kamu jadikan dia sebagai cleaning service di perusahaan Papa saja, jangan pembantu di rumah ini. Jadinya dia gak tinggal di sini juga, Mas. Dia bisa ngekost atau apalah gitu. Gak tinggal bareng kita.”

“Mana ada! Aku belum ngomong apa-apa loh ke orang itu! Aku nungguin Papa pulang dulu, baru aku masukin dia ke perusahaan Papa sebagai cleaning service. Kan gak mungkin aku asal mempekerjakan orang di perusahaan tanpa seizin Papa dulu, Nin.”

“Terus kenapa dia malah nyuci piring, Mas
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 199. Calon Pebinor

    “Kata Papa kamu apa, Mas? Lowongan cleaning service di kantor Papa masih ada kan, Mas? Nah, masukin aja Mas Dicky di situ, jadi besok pagi bisa langsung kerja,” tanya Nina saat Bryan baru saja masuk ke dalam kamar mereka.Bryan menggeleng pelan. “Papa juga gak tau, Nin. Mau ditanyakan ke HRD dulu.”“Oh ya udah, Mas. Kita tungguin aja info dari Papa lagi,” ucap Nina santai.“Kelamaan, sayang. Bagaimana kalau kita usir aja si Dicky itu besok pagi?” usul Bryan. Dia lalu ikut merebahkan diri di samping istrinya yang sedang bermain hp.“Terus Mas Dicky tinggal di mana kalau kita usir? Kita tungguin saja ya info dari Papa.”“Duh, sayang. Kamu ini terlalu baik apa gimana sih? Soal dia tinggal di mana, ya itu jadi urusannya sendiri dong! Kita gak punya kewajiban untuk membantu dia!”“Kita udah bawa dia ke Jakarta, kalau kita usir begitu saja, berarti kita orang jahat dong, Mas.”Bryan hanya bisa menghela napas pasrah dengan sikap istrinya. “Ya sudahlah, sayang. Terserah kamu sajalah.”*Pukul

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 200. Ternyata Belok

    Nina melihat Dicky yang sedang memijat punggung suaminya. Bahkan dengan lincahnya, Dicky menuangkan minyak urut pada punggung suaminya itu.Saat ini Bryan hanya mengenakan handuk putihnya, karena dia baru saja selesai mandi. Bryan sedang tidur tengkurap dan menikmati pijatan dari Dicky.“Mas Bryan?” panggil Nina lalu mendekati ranjang, di mana suaminya sedang tiduran.Bryan dan Dicky pun langsung menoleh dengan santainya.“Mas Dicky, kamu tolong keluar. Biar aku saja yang memijat suamiku,” cetus Nina.“Baik, Nyonya.” Dicky pun langsung menghentikan kegiatannya dan berpamitan.Nina membiarkan anaknya bermain-main di atas ranjang. Nina lalu duduk di sebelah suaminya. “Kok kamu minta dipijatin sama Mas Dicky sih? Kan ada aku! Kamu bisa nyuruh aku aja!”“Tadi dia lagi nyapu di sini pas aku baru kelar mandi, eh dia nawarin aku, mau dipijat gak, karena aku kebetulan merasa pegal, yaudah aku iyain aja deh,” jawab Bryan santai.Nina menghela napas malas. “Hm, ya udah, Mas. Biar aku yang mijat

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 201. Kecurigaan Nina

    Melihat tingkah laku aneh Dicky pada hari ini membuat Nina semakin menaruh curiga. Terlebih lagi akhir-akhir ini, Dicky sering mengajak Bryan berbicara bahkan memberikan perhatian lebih pada Bryan.Nina saat ini duduk di atas karpet bulu tebal, menemani Brianna bermain. Sementara suaminya sedang mandi sore. Nina yang sedang asik melamun, tidak fokus mengawasi anaknya yang hampir saja menelan sebuah mainan bongkar pasang. Ketika menyadari bahwa Brianna sedang tersedak, barulah Nina terkejut dan panik setengah mati. Nina langsung terburu-buru mengambil benda kecil itu dari mulut anaknya dan membereskan semua mainan yang berhampuran di depan mereka.“Astaga, Brianna!! Hampir saja ketelan.” Nina menghela napas lega setelah memastikan bahwa anaknya baik-baik saja. “Huh, aku ini teledor banget sih. Bisa marah Mas Bryan kalau Brianna kenapa-kenapa,” ucap Nina yang kini menyalahkan dirinya sendiri.Brianna kemudian menangis keras karena semua mai

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 202. Hal Terlarang

    Pikiran negatif pun mulai bertebaran di kepalanya. Nina menduga apakah mungkin bahwa Dicky belok? Lama-lama Nina merasa mual sendiri karena memikirkan bayangan buruk di kepalanya.“Ihh, menjijikkan! Padahal waktu sekolah, dia kan hits banget dan menjadi idola para gadis. Kenapa sekarang malah belok begini ya? Masa sih dia gay? T-tapi kalau emang benar dia belok, aku gak boleh diam saja! Suamiku dalam bahaya kalau begini ceritanya.”*“Apa yang sedang kamu pikirkan, sayang? Aku lihat kamu dari sore tadi seperti banyak pikiran,” tanya Bryan kala melihat istrinya hanya termenung di depan meja rias.“Tidak ada apa-apa, Mas,” jawab Nina berbohong.Nina segera menyudahi kegiatannya skincare-an malamnya itu. Nina lalu merebahkan tubuhnya di samping Bryan, bergelung di dalam selimut tebal. Nina memaksakan matanya untuk terpejam. Beberapa detik kemudian, Nina merasakan sebuah lengan melingkari pinggangnya. Lengan itu kemu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 203. "Dia Gay!"

    “Dicky udah pergi dari sini, Mas. Aku baru saja mengusirnya,” jawab Nina.“Oh ya? Kok kamu usir? Padahal kemarin kamu yang mati-matian mempertahankan dia untuk tetap tinggal di sini. Tapi kok sekarang malah kebalik?”“Dia berbahaya, Mas. Dia itu gay! Makanya dia maksa kerja di sini. Dia mau ngincar kamu soalnya. Aku juga baru tau kebenarannya setelah menghubungi pihak hotel tempat kita menginap di Bali kemarin. Kata manajernya, dia dipecat karena ketahuan menyelinap di kamar turis cowok, Mas. Intinya dia meresahkan para tamu hotel, makanya sampai dipecat,” jelas Nina.Seketika Bryan merinding mendengar pernyataan itu. “Huh, baguslah kalau dia sudah kamu usir. Ku kira dari awal dia itu modus ke kamu, mau bekerja di sini supaya bisa deketin kamu, eh rupanya ngincar aku. Mengerikan sekali lelaki modelan dia. Padahal lubang punya cewek lebih nikmat, dia malah suka sama batang,” ucap Bryan sembari memeluk istrinya dari

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 204. Temenin Aku!

    “Lebay sekali kamu, Bry! Kamu kan hanya bekerja, bukan mau ngapain. Habis ngantor kan kamu pulang ke rumah, ketemu anak dan istrimu.”“Tapi paling bentaran doang, Pa. Lihat saja sendiri bagaimana Papa yang selalu pulang agak malam. Waktu Papa buat keluarga sedikit banget. Pagi-pagi sudah harus ke kantor sampai sore, bahkan sampai malam jika ada meeting mendadak. Hari weekend pun terkadang Papa masih harus ngurus bisnis bersama rekan kerja. Bahkan jika Papa di rumah, itu pun Papa masih sibuk di depan ipad atau laptop, ngurusin laporan-laporan dan semacamnya. Aku gak mau seperti Papa. Menghabiskan waktu yang banyak untuk bekerja dan bahkan tidak sempat menyisihkan waktu untuk keluarga.”“Terus mau kamu gimana, Bry? Masa iya kamu kepengen jadi pengangguran seumur hidup? Duit di tabunganmu itu pasti akan habis, Bry! Kecuali kalau kamu punya saham di mana-mana, barulah kamu bisa dengan tenang menganggur di rumah karena punya passive income. Kam

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-07
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 205. Mama! Bukan Papa!

    “Jangan pulang dong, sayang. Kamu sudah janji akan menemani aku sampai jam pulang kantor.”“Tapi Brianna rewel, Mas.”“Ya sudah, sini aku yang gendong. Kita segera ke ruangan kerjaku saja biar staff di sini tidak terganggu oleh tangisan Brianna,” imbuh Bryan sembari mengambil alih anaknya dari gendongan Nina.Setelah itu, Nina dan Bryan bersama-sama berjalan menuju lift yang akan mengantarkan mereka ke lantai atas. Beberapa staff juga ikut masuk ke lift itu. Mereka menatap Bryan dengan tatapan heran. Para staff itu lalu berbisik-bisik, membicarakan pasangan suami istri itu.“Bukannya mereka baru menikah ya? Kok sudah punya anak sih?” tanya salah satu staff itu dengan suara yang rendah sembari melirik-lirik beberapa kali ke arah Bryan dan Nina.“Keponakannya mungkin.”“Ah, masa? Itu anaknya deh. Lihat aja muka mereka, mirip!”“Berarti istri Pak Bryan hamil di

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 206. Teguran di Hari Pertama

    “Tapi aku masih kerja, sayang. Kamu jagain dulu anak kita, ya. Oh ya, kamu jangan biarin Brianna merangkak di sini dong. Aku takut lututnya sakit, apalagi ini kan di kantor, ruangan yang dipijak pakai sepatu, lantainya pasti berpasir, sayang.”“Hmm, iya, Mas.” Nina pun kembali mengambil Brianna dari dekapan suaminya. Sementara Bryan kembali bekerja.Tidak lama kemudian, Nina kembali mengeluh karena anaknya rewel lagi.“Mas, aku pulang sekarang, boleh gak?”“Lah, kenapa, sayang? Temenin aku sampai sore dong.”“Di sini membosankan, Mas. Kamu sibuk dengan kerjaan kamu. Aku gak tau harus ngapain. Brianna juga rewel terus gegara gak ada mainannya di sini. Gak ada barang-barang yang bisa dia kacau. Kalau di rumah kan enak, Mas. Brianna bisa puas bermain, aku pun bisa menonton tayangan televisi sambil ngemil.”Bryan mengelus dagunya, tampak berpikir. “Oke, oke, aku paham.”

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-08

Bab terbaru

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 13. "Kangen Papa"

    Lima hari berlalu, Nina masih belum mendapatkan kabar dari Bryan. Setiap kali dirinya menghubungi Bryan, nomor suaminya itu selalu saja tidak aktif bahkan semua akun sosmednya terlihat seperti diblokir oleh Bryan. Dan kali ini, Nina berinisiatif menggunakan nomor baru untuk menghubungi nomor suaminya itu. Nina berkacak pinggang kala panggilannya tersambung ke nomor sang suami.“Ternyata benar dugaanku, kamu ngeblokir nomorku. Kurang ajar ya kamu, Mas!” ucap Nina bermonolog.“Kamu ini ke mana sih? Lama banget ngangkat teleponnya!” sungut Nina kesal.Setelah beberapa detik, panggilan suara itu pun terhubung ke si pemilik nomor. Tetapi Nina dibuat terkejut karena bukan Bryan yang menjawab panggilannya melainkan seorang wanita.“Hello. Can I help you?”Nina menjauhkan ponselnya dari telinga dan melihat kembali nomor yang dia hubungi, takutnya salah sambung. Tetapi sudah benar yang dia hubungi adalah nomor suaminya sendiri.‘Kenapa yang mengangkat telpon kamu malah orang lain? Siapa peremp

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 12. Tertangkap Basah

    Nina pun kembali mengirimkan sebuah chat ke nomor Bryan.[Setidaknya ngasih kabar dong, walaupun satu chat saja. Aku cemas banget sama kamu, Mas]“Hmm, kok centang satu sih?” gumam Nina terheran-heran. “Seharusnya dari subuh dia udah sampai di apartemen. Tapi kok ceklis? Masa iya dia gak ada kuota atau wifi sih? Apa dia sengaja matiin data selulernya biar gak diganggu?”*Jam dinding menunjukkan pukul lima sore. Tetapi sampai detik ini juga, Bryan masih belum memberikan kabar. Bahkan nomornya saja masih centang satu. Nina semakin cemas dibuatnya. Tiba-tiba teleponnya berdering, membuatnya merasa lega.Nina segera mengecek ponselnya, berharap sang suami yang menghubunginya. Namun hatinya kembali diserang oleh rasa kecewa ketika orang lainlah yang menghubunginya.“Halo. Nina, apa kamu di rumah?” tanya seseorang di balik sana.“Iya. Tumben kamu menghubungi aku. Ada apa, Dicky?”Semenjak mengetahui bahwa Dicky telah menjalin hubungan dengan William, Bryan tidak mempermasalahkan lagi jika

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 11. Menghilang Tanpa Kabar

    Pukul 01.00 malam, Nina belum juga bisa tertidur. Dia bolak-balik mengecek ponsel, menantikan notifikasi dari suaminya.“Ini sudah 17 jam dari jam keberangkatan pesawat Mas Bryan. Harusnya sih dia udah sampai di Prancis. Tapi kok dia belum ngabarin aku? Apa dia masih di bandara ya?” Nina berusaha untuk berpikiran sepositif mungkin. “Ah ya sudahlah. Lebih baik aku tidur saja dulu. Siapa tau besok pagi sudah ada pesan darinya.”Entah sudah berapa dia memejamkan mata, memaksakan diri untuk tidur. Tetapi semuanya sia-sia. Kepalanya tidak bisa diajak kerja sama. Ada saja bayangan-bayangan buruk yang mengganggu pikirannya.Nina kembali mengecek layar ponselnya yang menunjukkan waktu semakin larut. Jujur saja, tubuhnya sangat lelah dan tak bertenaga, matanya pun mulai terasa berat. Namun ada saja yang membuatnya terjaga. Inilah yang sering kita sebut sebagai insomnia akibat overthinking.Karena susah tidur, Nina akhirnya memilih beranjak

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 10. Aku Butuh Penjelasan!

    Langkah Nina sedikit terganggu karena banyak orang yang juga berlalu-lalang berjalan melintasinya. Jarak mereka kian jauh. Nina semakin kehilangan jejak suaminya. Bahkan saking ramainya, Nina tak sengaja menabrak seseorang.“Maaf, Pak,” ucap Nina menyadari kesalahannya.“Kalau jalan lihat-lihat dong, Mbak!”“Iya-iya. Sekali lagi maaf, Pak.”Nina kembali melihat ke depan. Namun dia sudah tidak melihat suaminya lagi. Bahkan bayangannya saja sudah tidak ada. Nina kini pasrah. Pikirannya yang kacau, bercampur aduk.Nina masih syok dengan apa yang dia lihat barusan. Ini pertama kalinya Nina melihat suaminya bersama perempuan lain. Apalagi Bryan bahkan tidak memberontak saat perempuan itu menggandeng tangannya. Dan lebih membingungkan, ayah mertuanya pun tidak protes melihat anaknya sendiri sedang bersama wanita lain yang bukan istrinya.“Ada apa ini sebenarnya? Apa yang terjadi?”*Nin

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 9. Siapa Perempuan Itu?

    “Maksud kamu apa, Mas? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku sama sekali tidak paham.”“Berhenti mencintai aku, Nin. Cintai saja diri kamu sendiri.”Begitulah kalimat Bryan yang membuat Nina semakin kebingungan.“Aku mandi dulu.”“Ini masih awal, Mas. Kita bicara dulu yuk. Aku butuh penjelasan ka—"Bryan langsung beranjak ke kamar mandi tanpa menghiraukan Nina yang masih bertanya-tanya.Lagi-lagi Nina dibuat menghela napas kala suaminya sudah menghilang di balik pintu kamar mandi. “Ya sudahlah. Lebih baik aku packing baju-bajunya dulu,” ucapnya sembari mengambil sebuah koper.*“Mas, kita sarapan bareng anak-anak yuk. Mereka udah nungguin kita di bawah,” ajak Nina ketika Bryan sudah selesai bersiap-siap.Bryan memasang senyum tipis kemudian bergeleng pelan. “Kamu saja yang sarapan bareng anak-anak. Aku harus ke bandara sekarang. Aku takut telat.&rdq

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 8. Bryan Selingkuh?

    “Ah, bekas ini….” Bryan tampak berpikir keras. “Aku pun tidak tau ini kenapa. Munculnya tiba-tiba. Mungkin memar biasa akibat aliran tidak lancar. Kamu pun pasti sering mendapatkan memar seperti ini, ya kan?”“Iya sih, Mas. Aku juga sering sih memar di lutut atau di paha tiba-tiba. Kata orang kampung sih, itu dicubit setan.”Bryan terlihat lega saat Nina tidak lagi mencurigainya. “Nah itu kamu tau. Sudah ya, jangan berpikir yang macam-macam lagi. Aku sudah lelah dan mau tidur sekarang.”Sebenarnya Nina masih ingin berbincang lebih lama dengan Bryan, namun dia paham pasti suaminya itu sangat lelah. Nina pun mengiyakan keinginan suaminya untuk tidur sekarang.“Ya sudah, Mas. Kamu istirahat saja sekarang. Selamat tidur ya, Mas.”Bryan langsung merebahkan diri di tempat tidur ketika dirinya telah berganti pakaian. “Kamu tidak tidur lagi?”“Aku udah gak ngantuk,

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 7. Bekas Apa Itu?

    Melihat suaminya panik, membuat dirinya juga ikut gelisah. “Jadi bagaimana ini, Mas? Di luar terpasang CCTV gak? Kalau ada, bisa kita lihat melalui rekaman CCTV, Mas.”“Oh iya ya. Aku gak kepikiran soal CCTV. Untungnya di depan ruanganku ada CCTV-nya. Ayo kita ke ruang monitor buat ngecek rekamannya.”Sesampainya mereka di ruangan monitor CCTV untuk mengecek siapa yang mengintip mereka, namun usaha mereka sia-sia.“Jadi bagaimana, Pak? Masa gak bisa di cek sih?” tanya ulang Bryan.“Maaf, Pak Bryan. CCTV di depan ruangan Bapak itu sudah lama tidak berfungsi, Pak,” ucap si pengawas CCTV.“Kalau CCTV itu tidak berfungsi kenapa tidak diganti dengan yang baru?” tanya Nina.Si pengawas itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. “Kurang tau, Bu. Itu bukan ranah saya.” Si pengawas kembali melihat Bryan. “Sekali lagi maaf, Pak Bryan.”“Iya, tidak apa-apa. I

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 6. Bercinta di Kantor

    Akhirnya setelah melalui perdebatan kecil, akhirnya Nina luluh juga dan bersedia berangkat bersama Bryan di mobil yang sama. Namun sepanjang perjalanan, Nina mendiami suaminya hingga mereka sampai di kantor.Setelah mereka tiba di lantai paling atas dari gedung tersebut. Barulah Nina membuka suara. “Di mana ruanganku, Mas?” tanyanya ketus.“Kita seruangan,” jawab Bryan santai seraya melanjutkan langkahnya.“Ihh, kok gitu? Aku kira aku punya ruangan sendiri.”“Kamu kan asisten pribadi aku. Jadi harus seruangan sama aku dong, sayang.” Bryan membuka pintu ruangan kerjanya dan mempersilakan Nina untuk masuk terlebih dahulu. Tetapi istrinya itu tetap diam mematung. Membuat Bryan menghela napas pasrah.“Kamu masih ngambek?”“Gak,” jawab Nina dengan wajah yang ditekuk.Bryan hanya bergeleng kepala. Dia pun memilih masuk tanpa peduli dengan Nina yang masih berdiri di depan pintu.“Berhubung kita berada di kantor dan sudah masuk jam ker

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 5. Wanita Sulit Dimengerti

    Pagi ini Nina sangat bersemangat, karena hari ini adalah hari pertamanya bekerja di perusahaan suaminya sendiri sebagai seorang asisten pribadi. Saat ini dia dan suaminya sedang berpakaian. Pasangan suami istri itu mengenakan setelan hitam putih ala-ala pencari info loker. Bedanya setelan yang mereka pakai ini lumayan mahal, bukan baju hasil nego di Tanah Abang.Bryan memandangi istrinya yang sudah selesai berpakaian dengan rapi. Nina terlihat gugup. Bisa dipastikan dari hembusan napasnya yang berulang kali ia lakukan dalam tempo yang cepat.“Kamu kenapa, sayang? Kok kelihatan nervous banget?”Nina kembali menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Bryan. “Huhh, aku gugup, Mas. Aku takut melakukan kesalahan di hari pertamaku bekerja.”“Jangan gugup dong, sayang. Kamu kan bekerja di perusahaanku. Artinya kamu bekerja untuk aku. Kalau kamu melakukan kesalahan, ya gapapa dong.”Nina tersenyum tipis mendengar kalimat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status