Home / Romansa / Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku / [S-2] Bab 12. Tertangkap Basah

Share

[S-2] Bab 12. Tertangkap Basah

Author: Kak Gojo
last update Last Updated: 2025-04-30 09:08:02

Nina pun kembali mengirimkan sebuah chat ke nomor Bryan.

[Setidaknya ngasih kabar dong, walaupun satu chat saja. Aku cemas banget sama kamu, Mas]

“Hmm, kok centang satu sih?” gumam Nina terheran-heran. “Seharusnya dari subuh dia udah sampai di apartemen. Tapi kok ceklis? Masa iya dia gak ada kuota atau wifi sih? Apa dia sengaja matiin data selulernya biar gak diganggu?”

*

Jam dinding menunjukkan pukul lima sore. Tetapi sampai detik ini juga, Bryan masih belum memberikan kabar. Bahkan nomornya saja masih centang satu. Nina semakin cemas dibuatnya. Tiba-tiba teleponnya berdering, membuatnya merasa lega.

Nina segera mengecek ponselnya, berharap sang suami yang menghubunginya. Namun hatinya kembali diserang oleh rasa kecewa ketika orang lainlah yang menghubunginya.

“Halo. Nina, apa kamu di rumah?” tanya seseorang di balik sana.

“Iya. Tumben kamu menghubungi aku. Ada apa, Dicky?”

Semenjak mengetahui bahwa Dicky telah menjalin hubungan dengan William, Bryan tidak mempermasalahkan lagi jika
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 13. "Kangen Papa"

    Lima hari berlalu, Nina masih belum mendapatkan kabar dari Bryan. Setiap kali dirinya menghubungi Bryan, nomor suaminya itu selalu saja tidak aktif bahkan semua akun sosmednya terlihat seperti diblokir oleh Bryan. Dan kali ini, Nina berinisiatif menggunakan nomor baru untuk menghubungi nomor suaminya itu. Nina berkacak pinggang kala panggilannya tersambung ke nomor sang suami.“Ternyata benar dugaanku, kamu ngeblokir nomorku. Kurang ajar ya kamu, Mas!” ucap Nina bermonolog.“Kamu ini ke mana sih? Lama banget ngangkat teleponnya!” sungut Nina kesal.Setelah beberapa detik, panggilan suara itu pun terhubung ke si pemilik nomor. Tetapi Nina dibuat terkejut karena bukan Bryan yang menjawab panggilannya melainkan seorang wanita.“Hello. Can I help you?”Nina menjauhkan ponselnya dari telinga dan melihat kembali nomor yang dia hubungi, takutnya salah sambung. Tetapi sudah benar yang dia hubungi adalah nomor suaminya sendiri.‘Kenapa yang mengangkat telpon kamu malah orang lain? Siapa peremp

    Last Updated : 2025-04-30
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 1. Malam Suram yang Enak

    “Tu-Tuan Muda? Ke-kenapa Tuan Muda ada di kamar saya?” tanya Nina dengan takut-takut. Hawa malam itu sangat mencekam. Ruangan sempit yang awalnya adalah gudang, disulap sedemikian rupa menjadi sebuah kamar. Ya, kamar untuk Nina sebagai asisten rumah tangga yang baru saja bekerja di rumah itu semingguan lebih.Pria yang bernama Bryan Lawrence itu sedang berdiri di depan pintu kamar Nina yang tadinya tertutup. Bryan adalah anak tunggal dari majikan Nina, pemilik rumah tersebut. Penampilan Bryan amat berantakan karena ia baru saja pulang dari klub malam, tetapi Bryan masih terlihat tampan. Walaupun bau alkohol tercium jelas di tubuhnya.“Berikan aku makanan! Aku lapar!” titah Bryan.Nina yang tadinya baru saja ingin beristirahat kemudian bangkit dari kasurnya. Nina sempat bergerutu dalam hati sebab ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari dan anak majikannya itu tiba-tiba memasuki kamarnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu dan meminta makan. Namun, Nina juga

    Last Updated : 2024-12-23
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 2. Awal Mula Petaka

    Nina Anatasya yang masih berusia 18 tahun dan baru lulus dari sekolah menengah atas, memilih untuk bekerja sebagai seorang asisten rumah tangga di sebuah rumah mewah milik pengusaha terkenal demi mengumpulkan biaya kuliah. Semua baik-baik saja hingga seminggu kemudian ia mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan di tempatnya bekerja. Semua berubah saat anak majikannya alias tuan muda bernama Bryan baru saja datang ke rumah dan memperkosanya di saat semua orang di rumah sudah terlelap.*Sebelum kejadian…Pagi hari, pukul 10.00, Bryan akhirnya tiba di Jakarta setelah penerbangannya selama dua jam dari Singapura. Hanya tiga puluh menit dari Bandara Soetta, Bryan pun sampai di rumahnya yang berada di kawasan perumahan elit.“Thank you, Pak,” ucap Bryan kepada sopir yang membukakan pintu untuknya.“Sama-sama, Tuan Muda.”Baru saja turun dari mobil, Bryan melihat papanya sedang terburu-buru menuju mobil pribadinya.“Papa mau ke mana?” tanya Bryan, namun pertanyaannya itu tidak digubris sama

    Last Updated : 2024-12-23
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 3. Tawaran yang Enak-Enak

    “Aku dengar-dengar kalau kau butuh uang buat kuliah. Bagaimana jika kau menjadi pemuasku selama tiga bulan ke depan? Aku akan membayarmu dengan mahal. Sangat mahal. Dengan uang itu kau bisa menggunakannya untuk berkuliah bahkan masuk ke kampus termahal pun pasti cukup. Bagaimana? Apa kau mau?” sambung Bryan, tersenyum licik.Melihat Nina hanya diam, Bryan kembali bersuara.“Oh come on! Pasti kau mau! Bukankah kau bekerja di sini untuk mengumpulkan uang kuliah? Ini akan menjadi tawaran yang menguntungkan untukmu dan juga untukku. Kau akan mendapatkan uang yang banyak dan aku akan mendapatkan kenikmatan.”“Dengar ya, Tuan! Aku bukan gadis murahan seperti yang kau kira! Aku tidak sudi menerima penawaran hinamu itu! Aku akan tetap melaporkan ini ke Tuan Fredrinn!” balas Nina ketus.Setelah berkata, Nina mendorong tubuh Bryan menjauh darinya. Segera ia pergi menuju pintu kamar dan membuka kunci pintu tersebut. Bryan ingin mencegah, namun Nina melakukan serangan mendadak.PLAK!!Sebuah tampa

    Last Updated : 2024-12-23
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 4. Kesepakatan

    Bryan akhirnya kembali ke rumah dalam keadaan tak karuan setelah satu jam berkeliling kota, namun tetap saja ia tidak menemukan jejak pembantu barunya itu.‘Aduh, mampus aku kalau dia beneran ngelapor,’ batin Bryan. Ia berjalan menuju sofa dan merebahkan badannya di sana sembari memijit kepala yang terasa pusing. Ia kemudian memejam mata, berharap untuk tertidur dan melupakan masalah ini sementara.Nina yang menyadari kedatangan Bryan pun bergegas menghampirinya. “Tuan Bryan…”Mendengar suara yang familiar di telinganya membuat Bryan kembali membuka mata dan menengok ke sumber suara.“Nina?”Sebenarnya Nina sangat malu karena harus bertemu lagi dengan Bryan. Pria yang sudah menodainya semalam. Namun kali ini, gadis malang itu harus kembali merendahkan harga dirinya di depan pria bangsat ini, semua demi kesembuhan sang ayah. Nina meyakinkan diri untuk menyampaikan tujuan utamanya terhadap Bryan.“Tuan… soal tawaranmu yang semalam, apa… apa itu masih berlaku?” tanya Nina dengan suara yan

    Last Updated : 2024-12-23
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 5. Meminta Jatah

    Bryan tak merespon perkataan Nina. Lelaki itu tetap melanjutkan aktivitas panasnya sembari mencumbu leher pembantunya dengan agresif. Sesekali tangan Bryan bergerak nakal menyelip ke dalam rok pendek yang Nina kenakan.“Tu-Tuan, tolong tutup pintunya. Nanti ada yang melihat,” sambung Nina ketakutan.Bryan tersenyum tipis kemudian tertawa kecil. “Tenang saja, Nina Sayang. Ini sudah larut malam. Jam segini mereka sudah pada tidur. Jadi gak mungkin ada yang melihat kita. Lagian siapa yang mau ke lantai dua malam-malam gini?”Nina mengangguk pelan. “Baiklah, Tuan.”Bryan kembali menerkam Nina dengan ciuman brutalnya. Ia membawa tubuh Nina untuk duduk di pinggir ranjang tanpa melepas cumbuannya itu. Perlahan ciuman tadi berubah menjadi lumatan penuh birahi. Nina melepaskan pagutannya dan menjauhi bibirnya dari bibir Bryan ketika lidah mereka saling bersentuhan. Rasanya ada yang aneh. Nina sangat canggung untuk melakukannya.“Kenapa, Honey? Apa ini pertama kali bagimu?”Nina menggeleng denga

    Last Updated : 2024-12-23
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 6. Pagi yang Nikmat

    Pandangan Nina langsung tertuju pada benda di balik celana tuan muda. Sesuatu di dalam sana agaknya sudah meronta-ronta meminta makan. Terlihat sudah menegang dan ingin dibebaskan.“Bagaimana, Nina? Kita harus lanjutkan kegiatan yang semalam tertunda. Ingat aku sudah memberimu DP semalam. Dan kamu harus memuaskanku pagi ini!” tegas Bryan. Langsung saja pria itu melumat brutal bibir Nina tanpa ampun. Nina hampir kehabisan napas dibuatnya.Bryan membawa tubuh Nina mendekat tanpa melepas cumbuannya dan memeluknya sejenak. Lalu kedua tangan kekar itu turun ke area bokong sang gadis dan meremasnya dengan kuat. Sesekali Bryan memukul bokong padat itu.“Tuan Bryan?” lirih Nina ketika Bryan melepaskan pagutannya demi mengambil beberapa oksigen. Keduanya saling bertatapan satu sama lain. Wajah mereka begitu dekat membuat Nina sampai tak berkedip menatap kagum tuan mudanya.“Yes, Baby?” jawab Bryan dengan nada menggoda. Bryan menampakkan senyum tipis karena melihat Nina menatapnya tanpa berkedip

    Last Updated : 2025-01-07
  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   Bab 7. Ketahuan?

    “Tuan, saya mau bebersih rumah dulu, Tuan.”“Ini masih terlalu pagi, Nina.”“Saya takut dimarah sama Mbak Laras, Tuan. Saya harus kelarin kerjaan rumah dulu. Izinkan saya bekerja dulu ya, Tuan? Boleh ya, Tuan?” pinta Nina memelas. Tubuh Nina masih ditahan oleh Bryan.“Aku tidak bisa menunggu lagi. Jangan memancing emosiku, Nina!”Bryan segera menutup pintu kamarnya kembali tanpa menguncinya. Tanpa panjang lebar, ia membuka paksa celana Nina beserta dalamannya. Bryan menyandarkan tubuh Nina ke dinding dekat pintu dan membuka selangkangan gadis itu. Bryan melihat liang Nina juga sudah basah.“Lihat? Kamu bahkan sudah basah. Lantas kenapa kamu menolak untuk melakukannya sekarang? Kita sama-sama menginginkannya sekarang, Baby. Jadi ayo kita saling memuaskan satu sama lain,” bisiknya parau.Bryan mengarahkan miliknya yang sudah semakin menegang itu ke dalam liang surgawi milik Nina.“Tuan, ja-jangan dulu…. akkhhh…”Bryan tidak mau menunda lagi. Ia langsung mendorong masuk adik kecilnya seca

    Last Updated : 2025-01-08

Latest chapter

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 13. "Kangen Papa"

    Lima hari berlalu, Nina masih belum mendapatkan kabar dari Bryan. Setiap kali dirinya menghubungi Bryan, nomor suaminya itu selalu saja tidak aktif bahkan semua akun sosmednya terlihat seperti diblokir oleh Bryan. Dan kali ini, Nina berinisiatif menggunakan nomor baru untuk menghubungi nomor suaminya itu. Nina berkacak pinggang kala panggilannya tersambung ke nomor sang suami.“Ternyata benar dugaanku, kamu ngeblokir nomorku. Kurang ajar ya kamu, Mas!” ucap Nina bermonolog.“Kamu ini ke mana sih? Lama banget ngangkat teleponnya!” sungut Nina kesal.Setelah beberapa detik, panggilan suara itu pun terhubung ke si pemilik nomor. Tetapi Nina dibuat terkejut karena bukan Bryan yang menjawab panggilannya melainkan seorang wanita.“Hello. Can I help you?”Nina menjauhkan ponselnya dari telinga dan melihat kembali nomor yang dia hubungi, takutnya salah sambung. Tetapi sudah benar yang dia hubungi adalah nomor suaminya sendiri.‘Kenapa yang mengangkat telpon kamu malah orang lain? Siapa peremp

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 12. Tertangkap Basah

    Nina pun kembali mengirimkan sebuah chat ke nomor Bryan.[Setidaknya ngasih kabar dong, walaupun satu chat saja. Aku cemas banget sama kamu, Mas]“Hmm, kok centang satu sih?” gumam Nina terheran-heran. “Seharusnya dari subuh dia udah sampai di apartemen. Tapi kok ceklis? Masa iya dia gak ada kuota atau wifi sih? Apa dia sengaja matiin data selulernya biar gak diganggu?”*Jam dinding menunjukkan pukul lima sore. Tetapi sampai detik ini juga, Bryan masih belum memberikan kabar. Bahkan nomornya saja masih centang satu. Nina semakin cemas dibuatnya. Tiba-tiba teleponnya berdering, membuatnya merasa lega.Nina segera mengecek ponselnya, berharap sang suami yang menghubunginya. Namun hatinya kembali diserang oleh rasa kecewa ketika orang lainlah yang menghubunginya.“Halo. Nina, apa kamu di rumah?” tanya seseorang di balik sana.“Iya. Tumben kamu menghubungi aku. Ada apa, Dicky?”Semenjak mengetahui bahwa Dicky telah menjalin hubungan dengan William, Bryan tidak mempermasalahkan lagi jika

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 11. Menghilang Tanpa Kabar

    Pukul 01.00 malam, Nina belum juga bisa tertidur. Dia bolak-balik mengecek ponsel, menantikan notifikasi dari suaminya.“Ini sudah 17 jam dari jam keberangkatan pesawat Mas Bryan. Harusnya sih dia udah sampai di Prancis. Tapi kok dia belum ngabarin aku? Apa dia masih di bandara ya?” Nina berusaha untuk berpikiran sepositif mungkin. “Ah ya sudahlah. Lebih baik aku tidur saja dulu. Siapa tau besok pagi sudah ada pesan darinya.”Entah sudah berapa dia memejamkan mata, memaksakan diri untuk tidur. Tetapi semuanya sia-sia. Kepalanya tidak bisa diajak kerja sama. Ada saja bayangan-bayangan buruk yang mengganggu pikirannya.Nina kembali mengecek layar ponselnya yang menunjukkan waktu semakin larut. Jujur saja, tubuhnya sangat lelah dan tak bertenaga, matanya pun mulai terasa berat. Namun ada saja yang membuatnya terjaga. Inilah yang sering kita sebut sebagai insomnia akibat overthinking.Karena susah tidur, Nina akhirnya memilih beranjak

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 10. Aku Butuh Penjelasan!

    Langkah Nina sedikit terganggu karena banyak orang yang juga berlalu-lalang berjalan melintasinya. Jarak mereka kian jauh. Nina semakin kehilangan jejak suaminya. Bahkan saking ramainya, Nina tak sengaja menabrak seseorang.“Maaf, Pak,” ucap Nina menyadari kesalahannya.“Kalau jalan lihat-lihat dong, Mbak!”“Iya-iya. Sekali lagi maaf, Pak.”Nina kembali melihat ke depan. Namun dia sudah tidak melihat suaminya lagi. Bahkan bayangannya saja sudah tidak ada. Nina kini pasrah. Pikirannya yang kacau, bercampur aduk.Nina masih syok dengan apa yang dia lihat barusan. Ini pertama kalinya Nina melihat suaminya bersama perempuan lain. Apalagi Bryan bahkan tidak memberontak saat perempuan itu menggandeng tangannya. Dan lebih membingungkan, ayah mertuanya pun tidak protes melihat anaknya sendiri sedang bersama wanita lain yang bukan istrinya.“Ada apa ini sebenarnya? Apa yang terjadi?”*Nin

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 9. Siapa Perempuan Itu?

    “Maksud kamu apa, Mas? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku sama sekali tidak paham.”“Berhenti mencintai aku, Nin. Cintai saja diri kamu sendiri.”Begitulah kalimat Bryan yang membuat Nina semakin kebingungan.“Aku mandi dulu.”“Ini masih awal, Mas. Kita bicara dulu yuk. Aku butuh penjelasan ka—"Bryan langsung beranjak ke kamar mandi tanpa menghiraukan Nina yang masih bertanya-tanya.Lagi-lagi Nina dibuat menghela napas kala suaminya sudah menghilang di balik pintu kamar mandi. “Ya sudahlah. Lebih baik aku packing baju-bajunya dulu,” ucapnya sembari mengambil sebuah koper.*“Mas, kita sarapan bareng anak-anak yuk. Mereka udah nungguin kita di bawah,” ajak Nina ketika Bryan sudah selesai bersiap-siap.Bryan memasang senyum tipis kemudian bergeleng pelan. “Kamu saja yang sarapan bareng anak-anak. Aku harus ke bandara sekarang. Aku takut telat.&rdq

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 8. Bryan Selingkuh?

    “Ah, bekas ini….” Bryan tampak berpikir keras. “Aku pun tidak tau ini kenapa. Munculnya tiba-tiba. Mungkin memar biasa akibat aliran tidak lancar. Kamu pun pasti sering mendapatkan memar seperti ini, ya kan?”“Iya sih, Mas. Aku juga sering sih memar di lutut atau di paha tiba-tiba. Kata orang kampung sih, itu dicubit setan.”Bryan terlihat lega saat Nina tidak lagi mencurigainya. “Nah itu kamu tau. Sudah ya, jangan berpikir yang macam-macam lagi. Aku sudah lelah dan mau tidur sekarang.”Sebenarnya Nina masih ingin berbincang lebih lama dengan Bryan, namun dia paham pasti suaminya itu sangat lelah. Nina pun mengiyakan keinginan suaminya untuk tidur sekarang.“Ya sudah, Mas. Kamu istirahat saja sekarang. Selamat tidur ya, Mas.”Bryan langsung merebahkan diri di tempat tidur ketika dirinya telah berganti pakaian. “Kamu tidak tidur lagi?”“Aku udah gak ngantuk,

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 7. Bekas Apa Itu?

    Melihat suaminya panik, membuat dirinya juga ikut gelisah. “Jadi bagaimana ini, Mas? Di luar terpasang CCTV gak? Kalau ada, bisa kita lihat melalui rekaman CCTV, Mas.”“Oh iya ya. Aku gak kepikiran soal CCTV. Untungnya di depan ruanganku ada CCTV-nya. Ayo kita ke ruang monitor buat ngecek rekamannya.”Sesampainya mereka di ruangan monitor CCTV untuk mengecek siapa yang mengintip mereka, namun usaha mereka sia-sia.“Jadi bagaimana, Pak? Masa gak bisa di cek sih?” tanya ulang Bryan.“Maaf, Pak Bryan. CCTV di depan ruangan Bapak itu sudah lama tidak berfungsi, Pak,” ucap si pengawas CCTV.“Kalau CCTV itu tidak berfungsi kenapa tidak diganti dengan yang baru?” tanya Nina.Si pengawas itu hanya menggelengkan kepalanya pelan. “Kurang tau, Bu. Itu bukan ranah saya.” Si pengawas kembali melihat Bryan. “Sekali lagi maaf, Pak Bryan.”“Iya, tidak apa-apa. I

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 6. Bercinta di Kantor

    Akhirnya setelah melalui perdebatan kecil, akhirnya Nina luluh juga dan bersedia berangkat bersama Bryan di mobil yang sama. Namun sepanjang perjalanan, Nina mendiami suaminya hingga mereka sampai di kantor.Setelah mereka tiba di lantai paling atas dari gedung tersebut. Barulah Nina membuka suara. “Di mana ruanganku, Mas?” tanyanya ketus.“Kita seruangan,” jawab Bryan santai seraya melanjutkan langkahnya.“Ihh, kok gitu? Aku kira aku punya ruangan sendiri.”“Kamu kan asisten pribadi aku. Jadi harus seruangan sama aku dong, sayang.” Bryan membuka pintu ruangan kerjanya dan mempersilakan Nina untuk masuk terlebih dahulu. Tetapi istrinya itu tetap diam mematung. Membuat Bryan menghela napas pasrah.“Kamu masih ngambek?”“Gak,” jawab Nina dengan wajah yang ditekuk.Bryan hanya bergeleng kepala. Dia pun memilih masuk tanpa peduli dengan Nina yang masih berdiri di depan pintu.“Berhubung kita berada di kantor dan sudah masuk jam ker

  • Pemuas Hasrat Liar Tuan Mudaku   [S-2] Bab 5. Wanita Sulit Dimengerti

    Pagi ini Nina sangat bersemangat, karena hari ini adalah hari pertamanya bekerja di perusahaan suaminya sendiri sebagai seorang asisten pribadi. Saat ini dia dan suaminya sedang berpakaian. Pasangan suami istri itu mengenakan setelan hitam putih ala-ala pencari info loker. Bedanya setelan yang mereka pakai ini lumayan mahal, bukan baju hasil nego di Tanah Abang.Bryan memandangi istrinya yang sudah selesai berpakaian dengan rapi. Nina terlihat gugup. Bisa dipastikan dari hembusan napasnya yang berulang kali ia lakukan dalam tempo yang cepat.“Kamu kenapa, sayang? Kok kelihatan nervous banget?”Nina kembali menghela napas sebelum menjawab pertanyaan Bryan. “Huhh, aku gugup, Mas. Aku takut melakukan kesalahan di hari pertamaku bekerja.”“Jangan gugup dong, sayang. Kamu kan bekerja di perusahaanku. Artinya kamu bekerja untuk aku. Kalau kamu melakukan kesalahan, ya gapapa dong.”Nina tersenyum tipis mendengar kalimat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status