“Tapi aku masih kerja, sayang. Kamu jagain dulu anak kita, ya. Oh ya, kamu jangan biarin Brianna merangkak di sini dong. Aku takut lututnya sakit, apalagi ini kan di kantor, ruangan yang dipijak pakai sepatu, lantainya pasti berpasir, sayang.”“Hmm, iya, Mas.” Nina pun kembali mengambil Brianna dari dekapan suaminya. Sementara Bryan kembali bekerja.Tidak lama kemudian, Nina kembali mengeluh karena anaknya rewel lagi.“Mas, aku pulang sekarang, boleh gak?”“Lah, kenapa, sayang? Temenin aku sampai sore dong.”“Di sini membosankan, Mas. Kamu sibuk dengan kerjaan kamu. Aku gak tau harus ngapain. Brianna juga rewel terus gegara gak ada mainannya di sini. Gak ada barang-barang yang bisa dia kacau. Kalau di rumah kan enak, Mas. Brianna bisa puas bermain, aku pun bisa menonton tayangan televisi sambil ngemil.”Bryan mengelus dagunya, tampak berpikir. “Oke, oke, aku paham.”
Terakhir Diperbarui : 2025-04-08 Baca selengkapnya