All Chapters of Dikhianati Sang Kurir, Diratukan Sang Dokter: Chapter 11 - Chapter 20

62 Chapters

Terjerat

Asih terkejut mendengar penawaran sang majikan, ia ingin menolak tapi melihat niat baiknya maka sepatutnya ia menerima terlebih sudah malam dan jalanan semakin sepi, ia sendiri sebenarnya takut akan hal buruk terjadi. Asih hanya tersenyum dan menganggukkan kepala, ia sangat malu sebab baru kali ini diajak naik mobil oleh majikannya. Sebelumnya ia pernah bekerja sebagai ART tapi majikannya tak sebaik Arka yang memberi penawaran untuk mengantar pulang. "Kamu tinggal dimana, apa masih jauh?" Tanya Arka dengan lembut yang berhasil membuat jantung Asih berdegup. Ia adalah anak yatim yang tak pernah mendapat kasih sayang seorang ayah, perhatian sepele seperti inipun sukses membuatnya salah tingkah. "Tidak pak, nanti setelah lampu merah, bapak belok kiri lalu lurus belok kanan, disitulah kos-kosan saya," Balas Asih sambil terus menundukkan kepala. Ia sama sekali tak berani menatap sang majikan. "Asih kenapa menunduk terus? apa wajahku terlihat menakutkan?" Tanya Arka seolah menggoda
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

Cibiran

Pertemuan tanpa sengaja antara Anna dan Arka di lapangan saat pelantikan kepsek seolah memberikan luka baru baginya. Ia melihat tak ada penyesalan di wajah Arka atas kehancuran rumah tangga akibat ulah sang suami. Belum lagi omong kosong yang diucapkannya di depan rekan sejawatnya, Bu Wulan. Pastinya ia takkan tinggal diam apalagi ia sudah dikenal sebagai orang yang suka bergosip, membicarakan permasalahan teman-temannya. Mulai terdengar bisikan antar guru saat Anna lewat, ia hanya melempar senyum saat melihat mereka tengah asyik bergosip. Ternyata gosip itu tidak hanya berdampak pada kehidupannya tapi kehidupan si kembar, mereka mulai diasingkan oleh teman-temannya. "Rini, ayahmu kemana? kenapa setiap kali ada pertemuan wali murid nggak pernah datang?" tanya seorang anak berambut keriting, ia adalah Maria, anak yang terkenal suka mengejek teman yang dianggap jauh di bawah levelnya. Rini hanya terdiam, ia tak mampu menjawab. Hal yang ia tahu adalah ayahnya bekerja dan berubah ka
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

Menghilang

"Ayah... Runa lapar," Rengek gadis kecil itu sambil memegangi perutnya, air matanya telah kering terhapus waktu, namun keringat dingin masih membanjiri wajahnya penanda tubuh mungilnya masih kelelahan. "Runa, sedang apa kamu disini? dimana ibumu?" Tanya Arka yang nampak terkejut dengan kehadiran sang anak, nalurinya sebagai seorang ayah muncul tatkala melihat sang anak mengadu kelaparan. Arka segera menggedong anaknya untuk duduk dipangkuannya, bahkan disuapi sang anak seperti dulu kala. Rasa sayangnya memang begitu besar meski rasa itu pada istrinya telah berubah. "Ayah, siapa perempuan ini sepertinya dia bukan tante yang waktu itu?" Tanya Runa pada ayahnya yang kini duduk di sebelahnya. Gadis kecil itu mempertanyakan siapa perempuan yang kini duduk dihadapan mereka. "Dia Asih, pembantu baru di tempat tinggal Ayah," balas Arka sambil tersenyum, ia mengelus rambut anaknya seolah tak ingin dipisahkan lagi. Di dalam perjalanan pulang, Arka bertanya dimana Runa tinggal karena be
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Kedatangan

"Mas Adrian, kenapa nggak bilang-bilang mau berkunjung ke rumah ini?" Tanya Anna, sambil menyeka air matanya yang mulai terhenti akibat melihat sosok lelaki yang begitu berkesan di masa kecilnya. "Anna, aku sudah mengirimkan pesan bahkan beberapa kali menelponmu tapi nggak ada respon darimu?" Tanya Adrian sambil menatap Anna dengan serius, ia memiliki firasat jika sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja. Anna menghela nafas panjang, tiba-tiba tangisnya pecah. Buliran air mata itu seolah tak mampu ia bendung lagi. "Mas Arka selingkuh dengan bosnya yang ternyata adalah mantan pacarnya saat SMA. Ia sekarang membawa Runa bersamanya. Aku kepikiran mas, khawatir ia nggak mampu mengurus anakku," Balas Anna pilu, ia tak mampu lagi menahan segala kegundahannya di depan lelaki yang dulu begitu berarti untuknya. Adrian hanya terdiam seolah hanyut dalam pernyataan dari dalam hati sang sahabat. Lidahnya kelu seolah tak mampu berucap. Ia hanya tersenyum sesekali seolah mencoba menguatkan
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Gugat Cerai

Tiga bulan pasca pisah rumah, Anna terlihat mantap melangkahkan kakinya menuju kantor pengadilan untuk mengurus perceraiannya. Tekadnya sudah bulat untuk berpisah dengan lelaki yang turut andil dalam kehadiran si kembar yang begitu ia sayangi. Perceraian bukanlah apa yang diinginkan, sebab sejak dulu ia selalu bercita-cita untuk membangun istana pernikahan untuk selamanya. Namun keinginan itu harus kandas saat sang suami menghancurkannya dalam bentuk pengkhianatan. Tanah masih basah, rintik hujan terus membasahi alunan langkah perempuan yang tersakiti oleh orang yang paling dicinta. Seolah alam memahami rasa kesedihan akibat dikhianati sang kekasih, ia tak kunjung pula menunjukkan secercah sinar mentari sebab rintik hujan terus turun tiada henti. Tak ada lagi harapan untuk kembali, itulah yang tertanam dibenak Anna, sang perempuan yang tersakiti. Tiada guna seluruh pengorbanan cintanya selama ini, menerjang restu orang tua, berpasrah atas hinaan dan desakan mertua serta usahanya u
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Kebahagiaan

Anna begitu bahagia melihat Aruna kini berkumpul kembali dengan keluarganya. Semua menyambut kehadirannya penuh suka cita. Arini langsung memeluk saudaranya dengan erat seolah tak ingin lepas. Ia merasa Aruna telah benar-benar kembali, sebab selama Aruna tak pulang ke rumah, ia sangat dingin seolah tak saling kenal saat mereka bertemu di sekolah. "Aruna, kenapa kamu pergi sendiri? Mengapa tidak mengajakku?," Rengek Arini sambil menyilangkan kedua tangannya, sebenarnya ia sebal mengapa kembarannya sangat mudah meninggalkannya. "Maaf ya Rin, aku tidak mengajakmu sebab aku nggak mau bunda sendirian, siapa yang menjaga bunda jika bukan kamu saat aku nggak ada?" Kilah Aruna seolah mencari pembenaran dibalik kepergiannya. Arini hanya terdiam seolah mencerna apa yang dikatakan Aruna. Ia hanya mengangguk dan tersenyum kembali, mengajak kembarannya untuk bermain di taman. "Mama senang melihat kedua cucuku kumpul, akur dan saling tertawa," celetuk ibu dari Anna yang tersenyum melihat cuc
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

Kecemburuan

"Sudahlah Asih, cintaku hanya untukmu sayang, kau nggak perlu khawatir," Goda Arka sambil menyentuh paha gadis yang telah kehilangan keperawanan sejak mereka mulai berkencan. Asih yang awalnya lugu dan polos, kini berubah menjadi gadis binal. Ia Seolah ketagihan dengan permainan panas Arka hingga meminta lelaki beristri yang tukang selingkuh itu untuk bercumbu dengannya di tempat-tempat yang tak biasa. seperti di mobil, Restoran yang menyediakan bilik-bilik yang sifatnya privat, bahkan di bioskop premier saat mereka menonton film. Arka tentunya sangat senang dengan Asih dan semakin jatuh cinta padanya seolah ia adalah wanita yang sempurna sesuai dengan keinginannya. Lelaki itu semakin susah berpaling dari Asih meski belum ada niat untuk menikahinya. "Asih, seminggu ini kau tidak perlu ke apartemen, aku akan pulang kampung bersama Clara, dia akan melahirkan dikampung," ujar Arka sambil fokus mengemudikan mobil mewahnya. "Kalau begitu malam ini tidur di kosanku aja ya mas, aku p
last updateLast Updated : 2025-02-05
Read more

Pulang Kampung

Arka mulai terbangun dari tidurnya, sesekali ia menguap seolah rasa kantuk belum juga hilang. Hatinya begitu senang ketika tiba di kampung yang selalu dirindukan. Tidak ada yang berubah dari desa itu, semua masih nampak sama seperti biasanya. Namun, ada yang berbeda dari Arka. Anna dan si kembar kini tak lagi disisinya sebab telah digantikan oleh Clara dan calon bayinya. Rumah Ibu Ayu masih terlihat sepi, tak nampak aktivitas yang menunjukkan keberadaan sang penghuni. Arka mulai cemas, panggilannya diabaikan oleh sang ibu atau sang kakak, Amara. "Kemana mereka? mengapa rumah tampak sepi?" batin Arka lalu berjalan dengan tergesa-gesa dan mengetuk pintu beberapa kali. Setelah sekian lama menunggu di depan rumah, akhirnya pintu itu dibuka oleh sang pemilik, Ibu Ayu. "Masukklah, cepat, jangan sampai terlihat orang lain," Ujar Ayu sambil mengawasi sekitar, ia memastikan tak ada tetangga yang memperhatikan gerak gerik mereka. "Ibu, kenapa bersikap seperti itu? apa ada masalah?" tan
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

Pengganti Ayah

Si kembar nampak begitu bahagia saat Anna berencana untuk mengajak mereka liburan ke luar kota. Destinasi yang dituju adalah pantai. Keduanya gembira seolah tak sabar ingin segera bermain sepuasnya di pantai. Anna nampak tersenyum saat melihat si kembar tengah bercanda tawa dan bermain bersama. Mereka sedang mencoba pakaian pantai yang akan dikenakan besok pagi. Namun, tiba-tiba sang kakek mengeluh tak enak badan, ia menunjukkan seolah mungkin besok tak bisa ikut sedangkan sopir pribadi keluarga mereka tengah cuti sebab sang istri segera melahirkan. Anna dan si kembar tampak murung seolah rekreasi itu akan dibatalkan, namun sang nenek mempunya ide, ia meminta Anna untuk menghubungi Adrian. Tentu awalnya ia menolak, namun melihat si kembar yang sedih, tentu ia tak sampai hati. Wanita itu menurunkan egonya dan berusaha menelpon Adrian. "Halo Ann, ada apa?" sahut lelaki dengan suara khasnya yang membuat jantung Anna berdegup, suara yang tegas namun terasa lembut. "Begini mas, kami
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

Rayuan Maut

Clara diam terpaku, ia tak menyangka reaksi ibu Arka begitu menyebalkan. Tak tahan, ia hendak membalas ucapan itu namun tiba-tiba Arka datang seperti hendak membelanya. Perempuan itu tersenyum seolah kehadiran lelaki itu akan menguntungkannya."Sejak kapan kau jadi orang bodoh yang tidak peka? apa kau menganggap aku dan ibu bukanlah makhluk yang butuh makan? sekarang pesankan kami makan atau kau segera masak untuk kami!" bentak Arka mampu membuat Clara membelalakkan matanya. Ia benar-benar tak menyangka jika sang calon suami sama sekali tak membelanya di depan sang ibu.Perempuan itu tak bergeming, ia hanya mematung dan menghentikan apa yang tengah dilahapnya. Seolah makanan itu tidak menarik lagi buatnya. Ia terus menatap dua orang yang tengah mengintimidasinya dengan tatapan menahan amarah."Kamu malah bengong, ayo kami lapar! cepat buatkan makanan atau belikan! ternyata kamu lebih parah daripada Anna mending dia masih mau memasak makanan untuk kami!" hardik Ayu seolah semakin memoj
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status