Home / Young Adult / Pesona Istri Presdir Posesif / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Pesona Istri Presdir Posesif: Chapter 11 - Chapter 20

104 Chapters

011 || Ingatan Ivander

"Kak, kamu tau berita tentang perusahaan Darendra Investment dengan project film milik Faisal Borneo?" Ivander mengangkat wajahnya saat mendengar suara Daren Alessandro, adik kandungnya membuka pintu ruangannya. Dia secara reflek menyembunyikan foto-foto Anindya yang dia dapat dari anak buahnya. Ivander mengangguk singkat. Dia menatap Daren yang mengambil duduk di depannya. "Memangnya ada apa?" Daren menunjukan foto yang terpampang pada layar ponselnya pada Ivander. Itu foto Anindya yang sedang melakukan beberapa adegan saat syutung kemarin. Dia mendapatkan itu dari asisten Faisal Borneo, yaitu Bagas. "Bukankah dia istri Lingga Aditama?" tanya Daren menyerahkan ponselnya pada Ivander.Ivander terdiam menatap foto Anindya tersebut. Ingatannya berputar pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Di mana dia dan Anindya untuk kedua kalinya bertemu di pesta launching film di bawah perusahaan Alodias Group milik Ivander. Untuk pertama kalinya, Ivander tertarik dengan seorang wanita yaitu A
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

012 || Pernyataan Ivander

"Selamat siang, Pak Ardiaz!" Ivander mengulurkan sebuah tangan pada Ardiaz. Saat jam makan siang, dia memgajak Ardiaz bertemu di restoran Savory Tales milik keluarga Aditama. "Selamat siang juga, Pak Ivander!" Ardiaz menerima uluran tangan Ivander dengan ramah. Dia begitu terkejut saat Ivander tiba-tiba mengajaknya makan siang bersama. Dia tanpa pikir panjang segera menerimanya dan mengajak Kanaya untuk ikut. "Bagaimana kabarnya, Pak Ardiaz dan Bu Kanaya?" Ivander kembali duduk di sebuah kursi yang dia tempati tadi setelah mempersilahkan Ardiaz dan Kanaya untuk duduk. "Saya dan istri saya baik. Pak Ivander, sendiri bagaimana?" Ardiaz mulai duduk di samping Kanaya yang sejak tadi diam. Dia melirik Kanaya yang terlihat tampak canggung bertemu Ivander. Bukan hanya Kanaya saja, Ardiaz pun sama. Namun, Ardiaz tidak begitu menunjukan secara nyata. Dia mencoba santai di hadapan Ivander yang sudah lama tidak dia temui. Ivander mengangguk sambil meneguk cappucino miiknya yang dia pesan
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

013 || Penyesalan Ivander

"Bajingan!" Ardiaz bangkit, menggebrak meja dengan tatapan berkilat penuh amarah. Emosinya naik mendengar ucapan yang keluar dari mulut Ivander. "Sayang, tenang ini di restoran!"Kanaya segera bangkit, dia tak kalah terkejut dengan Ardiaz. Namun, emosi bukanlah solusi. Sehingga, dia menenangkan Ardiaz saat beberapa pelanggan restorant memperhatikan ke arah meja mereka. Kanaya menatap sekitar sambil tersenyum tak enak sebagai isyarat meminta maaf karena sudah membuat keributan. "Sial!" umpat Ardiaz kembali duduk di tempatnya. Dia mengusap wajahnya dengan kasar dengan napas yang memburu. Kanaya menarik napas menciba untuk tenang di tengah rasa emosi yang menggebu-gebu. "Saya tau kamu nggak terima atas keputusan keluarga kami tiga tahun yang lalu. Tapi, saya mohon jangan sakitin Anindya, hidup dia udah berantakan jangan buat dia hancur lagi!" Kanaya menatap penuh permohonan pada Ivander yang begitu tenang. Perasaannya sangat campur aduk saat ini antara marah dan juga takut. Dia mar
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

014 || Keributan Di Lokasi Syuting

"Pak Faisal, nggak usah maksa orang arogan kaya mereka buat minta maaf sama saya!"Faisal menoleh ke belakang mendengar suara Anindya. Dia terkejut Anindya datang ke lokasi syuting hari ini. "Percuma, nggak bisa ngerubah apa yang udah terjadi!" Anindya melirik Melani dan Lingga yang menatapnya terkejut. Dia segera mengalihkan pandang menatap Faisal. "Bu Anindya, saya ak—""Kedatangan saya ke sini ingin meminta surat resmi pembatalan kontrak, Pak Faisal!" Anindya memotong ucapan Faisak dengan cepat. Wanita dengan dress berwarna maroon dengan panjang selutut. Dress yang digunakan Anindya kali ini tampak elegan dan mewah. Membuat Melani dan Lingga menatapnya tak berkedip. Penampilan Anindya tampak berbeda dari biasanya. Rambut Anindya yang biasanya terikat rapi dibiarkan tergerai begitu saja. Bahkan Anindya menggunakan make up hari ini, semakin menambah kecantikannya. "Bu Anindya, kita bisa bicarakan masalah ini secara baik-baik! Saya minta maaf untuk kesalahan Lingga dan Melani!"
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

015 || Perasaan Ivander

"Saya tertarik dengan Anindya sejak lama. Saya sering kali mencari tau tentang Anindya, sampai saya tau kalo Lingga berselingkuh dengan Melani."Ivander kembali mengeluarkan amplop putih. Menyerahkannya pada Kanaya, yang langsung dibuka oleh wanita itu. "Itu bukti perselingkuhan Lingga sama Melani."Ivander memberitahu saat melihat tatapan penuh tanya dari Kanaya. "Selama ini saya ngumpulin bukti dari awal perselingkuhan mereka. Saya juga sering ngawasin Anindya dari jauh." Ivander menatap Ardiaz dan Kanaya dengan lekat. "Maaf, atas sikap saya yang udah di luar batas!"Ivander tahu ini salah, menguntit wanita yang sudah berumah tangga. Meskipun dia tidak berani mendekati Anindya secara langsung, tapi yang dia lakukan itu adalah kesalahan besar.Ivander awalnya tidak pernah ada keinginan untuk merusak rumah tangga mereka. Dia membiarkan Anindya bahagia dengan pilihannya, meskipun dia sakit hati mengetahui fakta Anindya lebih memilih Lingga dibandingkan dia yang menjadi calon tunangan
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

016 || Calon Istri?

"Pak Faisal, saya nggak punya banyak waktu lagi. Saya minta surat resmi pembatalan kontrak kita!" Anindya mengabaikan Lingga dan juga Meylani. Dia juga menulikan pendengarannya ketika para kru di lokasi syuting berbisik membicarakan keributan antara Anindya, Lingga dan juga Melani. "Anindya, kamu nggak usah ngaco, deh! Nggak jelas banget dateng-dateng minta batalin kontrak!" Melani dengan kesal maju menarik lengan Anindya. Namun, dengan cepat ditepis oleh sang empu. "Jangan sentuh aku!" Anindya melempar tatapan jijik pada Melani. Tidak ada Anindya yang lemah, hanya ada Anindya yang berani dan tak mudah ditindas. Melani mendengus kesal. "Kamu itu cuma peran figuran aja. Nggak usah banyak gaya!""Kalo kamu mau berhenti syuting nggak perlu batalin kontrak segala!" Lingga ikut menyahut dengan nada menghina. "Lagian juga keberadaan kamu di sini cuma jadi beban!"Faisal menarik napas panjang. Dia tidak bisa diam saja. Pada akhirnya Faisal kembali membuka suara setelah lama terdiam mem
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

017 || Anak pungut?

"Calon istri? Kamu nggak usah ngaco, ya?" Anindya menatap tajam pria yang semalam tidur bersamanya. Seorang gigolo yang jasanya belum dia bayar, karena Anindya tidak memiliki uang sepersenpun. Keterkejutannya bukan hanya melihat seorang gigolo datang ke lokasi syuting saja. Melainkan kedatangan Ivander bersama kedua orang tuanya menambah rasa terkejutnya dua kali lipat. "Ngapain kamu di sini? Saya minta kamu buat nelpon saya buat ngasih nomer rekening kamu! Bukan nemuin saya kaya gini!" Anindya tiba-tiba saja berapi-api, takut jika kedua orang tuanya tahu apa yang dia lewati semalam. Sayangnya, Anindya tidak tahu bahwa kedua orang tuanya tahu apa yang terjadi padanya kemarin. "Saya ke sini buat nemuin calon istri saya!" Ivander menjawab dengan santai. Dengan ekor mata yang melirik Lingga dengan tajam. "Nggak usah ngaco kamu! Mending kamu keluar tunggu saya di parkiran! Saya masih banyak urusan!" Anindya dengan cepat mengusir Ivander. Bahkan dia mendorong bahu Ivander agar seger
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

018 || Syarat Anindya

"Saya yang bilang Bu Anindya penulis novel Dalam Jejak Cinta. Kamu pikir saya cuma drama aja?"Melani mengatup bibirnya rapat mendengar ucapan sarkas Faisal. Dia melirik Lingga yang sejak tadi terus beradu pandang dengan Ivander. "Pak Ivander, kenapa ada di sini?" Melani tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Sehingga dia melempar pertanyaan pada Ivander yang berdiri di sisi Anindya dalam diam."Saya ke sini buat jemput Anindya, calon istri saya!" Ivander lagi dan lagi kembali menekankan bahwa Anindya adalah calon istrinya. Anindya hendak protes, tapi tawa Melani lebih dahulu terdengar."Ha! Ha! Ha! Pak Ivander, lagi bercanda, kan?" Melani menutup mulutnya dengan gerakan anggun. Namun, di pandangan Ivander begitu memuakan jalang yang satu ini. "Nggak mungkin CEO seperti Pak Ivander memilih menikah dengan perempuan mandul ini!"Melani sudah tidak peduli dengan reputasinya lagi. Dia lebih mementingkan emosinya pada Anindya. Dia tidak akan pernah berhenti menghina Anindya yang ny
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

019 || Anindya Salah Menduga

"Saya nyuruh kamu buat hubungin saya untuk ngasih rekening kamu! Saya bakal bayar jasa kamu semalem, kamu nggak usah ngikutin saya sampe ke sini!" Anindya menatap frustasi pada Ivander yang hanya menatapnya datar. Karena kecerobohan Ivander, kedua orang tuanya tahu apa yang dialami semalam. Sialan sekali ini."Kamu masih nganggap saya gigolo, Anindya?" Ivander dengan akrab memanggilnya Anindya. Membuat wanita itu terdiam beberapa saat mendengar panggilan Ivander. Saat ini keduanya berada di parkiran lokasi syuting. Semilir angin sore menerpa wajah Anindya, membuat rambut panjang Anindya tampak berterbangan. Ingin sekali Ivander mengulurkan tangan untuk merapihkan ujung rambut Anindya yang menutupi sebagian wajahnya. "Terus? Aku harus ngikutin kebodohan mereka yang nganggep kamu CEO?" Anindya tertawa singkat dengan nada sarkas sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Udah jelas kamu itu gigolo, kalo bukan nggak mungkin semalem ka—""Nidurin kamu?" tukas Ivander dengan cepat.Anindya
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

020 || Bertanggung Jawab

"Kenapa kamu berpikir kalo saya seorang gigolo?"Ivander sebisa mungkin menyembunyikan senyum gelinya di depan Anindya. Ekspresi wanita itu tampak lucu sekali. Wajah memerah karena malu yang tak bisa disembunyikan itu. Membuat Ivander ingin tertawa rasanya, tapi dia memilih untuk menahannya. Anindya memutar otak untuk menjawab pertanyaan Ivander. Sialan, dari sekian banyaknya kosa kata tidak ada yang bisa dia keluarkan untuk penjelasan pada Ivander. 'Bodoh, Nindy! Bisa-bisanya kamu mikir kalo dia gigolo? Kalo dia CEO beneran gimana?' Anindya takut jika Ivander justru akan melakukan hal buruk padanya. Karena, Anindya sudah membuat Ivander tersinggung dengan menganggapnya sebagai seorang gigolo."Kenapa kamu nyelamatin saya dari Lingga?"Bukannya menjawab pertanyaan Ivander. Anindya justru memberikan pertanyaan pada Ivander."Rasa kemanusiaan aja!" Ivander menjawab dengan cepat. "Makasih!" Anindya menundukan wajahnya tidak berani menatap Ivander."Nggak perlu makasih, saya yang min
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more
PREV
123456
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status