Home / Young Adult / Pesona Istri Presdir Posesif / 014 || Keributan Di Lokasi Syuting

Share

014 || Keributan Di Lokasi Syuting

Author: Diva
last update Last Updated: 2025-01-04 20:13:11

"Pak Faisal, nggak usah maksa orang arogan kaya mereka buat minta maaf sama saya!"

Faisal menoleh ke belakang mendengar suara Anindya. Dia terkejut Anindya datang ke lokasi syuting hari ini.

"Percuma, nggak bisa ngerubah apa yang udah terjadi!"

Anindya melirik Melani dan Lingga yang menatapnya terkejut. Dia segera mengalihkan pandang menatap Faisal.

"Bu Anindya, saya ak—"

"Kedatangan saya ke sini ingin meminta surat resmi pembatalan kontrak, Pak Faisal!"

Anindya memotong ucapan Faisak dengan cepat. Wanita dengan dress berwarna maroon dengan panjang selutut. Dress yang digunakan Anindya kali ini tampak elegan dan mewah. Membuat Melani dan Lingga menatapnya tak berkedip.

Penampilan Anindya tampak berbeda dari biasanya. Rambut Anindya yang biasanya terikat rapi dibiarkan tergerai begitu saja. Bahkan Anindya menggunakan make up hari ini, semakin menambah kecantikannya.

"Bu Anindya, kita bisa bicarakan masalah ini secara baik-baik! Saya minta maaf untuk kesalahan Lingga dan Melani!"
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pesona Istri Presdir Posesif   015 || Perasaan Ivander

    "Saya tertarik dengan Anindya sejak lama. Saya sering kali mencari tau tentang Anindya, sampai saya tau kalo Lingga berselingkuh dengan Melani."Ivander kembali mengeluarkan amplop putih. Menyerahkannya pada Kanaya, yang langsung dibuka oleh wanita itu. "Itu bukti perselingkuhan Lingga sama Melani."Ivander memberitahu saat melihat tatapan penuh tanya dari Kanaya. "Selama ini saya ngumpulin bukti dari awal perselingkuhan mereka. Saya juga sering ngawasin Anindya dari jauh." Ivander menatap Ardiaz dan Kanaya dengan lekat. "Maaf, atas sikap saya yang udah di luar batas!"Ivander tahu ini salah, menguntit wanita yang sudah berumah tangga. Meskipun dia tidak berani mendekati Anindya secara langsung, tapi yang dia lakukan itu adalah kesalahan besar.Ivander awalnya tidak pernah ada keinginan untuk merusak rumah tangga mereka. Dia membiarkan Anindya bahagia dengan pilihannya, meskipun dia sakit hati mengetahui fakta Anindya lebih memilih Lingga dibandingkan dia yang menjadi calon tunangan

    Last Updated : 2025-01-05
  • Pesona Istri Presdir Posesif   016 || Calon Istri?

    "Pak Faisal, saya nggak punya banyak waktu lagi. Saya minta surat resmi pembatalan kontrak kita!" Anindya mengabaikan Lingga dan juga Meylani. Dia juga menulikan pendengarannya ketika para kru di lokasi syuting berbisik membicarakan keributan antara Anindya, Lingga dan juga Melani. "Anindya, kamu nggak usah ngaco, deh! Nggak jelas banget dateng-dateng minta batalin kontrak!" Melani dengan kesal maju menarik lengan Anindya. Namun, dengan cepat ditepis oleh sang empu. "Jangan sentuh aku!" Anindya melempar tatapan jijik pada Melani. Tidak ada Anindya yang lemah, hanya ada Anindya yang berani dan tak mudah ditindas. Melani mendengus kesal. "Kamu itu cuma peran figuran aja. Nggak usah banyak gaya!""Kalo kamu mau berhenti syuting nggak perlu batalin kontrak segala!" Lingga ikut menyahut dengan nada menghina. "Lagian juga keberadaan kamu di sini cuma jadi beban!"Faisal menarik napas panjang. Dia tidak bisa diam saja. Pada akhirnya Faisal kembali membuka suara setelah lama terdiam mem

    Last Updated : 2025-01-06
  • Pesona Istri Presdir Posesif   017 || Anak pungut?

    "Calon istri? Kamu nggak usah ngaco, ya?" Anindya menatap tajam pria yang semalam tidur bersamanya. Seorang gigolo yang jasanya belum dia bayar, karena Anindya tidak memiliki uang sepersenpun. Keterkejutannya bukan hanya melihat seorang gigolo datang ke lokasi syuting saja. Melainkan kedatangan Ivander bersama kedua orang tuanya menambah rasa terkejutnya dua kali lipat. "Ngapain kamu di sini? Saya minta kamu buat nelpon saya buat ngasih nomer rekening kamu! Bukan nemuin saya kaya gini!" Anindya tiba-tiba saja berapi-api, takut jika kedua orang tuanya tahu apa yang dia lewati semalam. Sayangnya, Anindya tidak tahu bahwa kedua orang tuanya tahu apa yang terjadi padanya kemarin. "Saya ke sini buat nemuin calon istri saya!" Ivander menjawab dengan santai. Dengan ekor mata yang melirik Lingga dengan tajam. "Nggak usah ngaco kamu! Mending kamu keluar tunggu saya di parkiran! Saya masih banyak urusan!" Anindya dengan cepat mengusir Ivander. Bahkan dia mendorong bahu Ivander agar seger

    Last Updated : 2025-01-07
  • Pesona Istri Presdir Posesif   018 || Syarat Anindya

    "Saya yang bilang Bu Anindya penulis novel Dalam Jejak Cinta. Kamu pikir saya cuma drama aja?"Melani mengatup bibirnya rapat mendengar ucapan sarkas Faisal. Dia melirik Lingga yang sejak tadi terus beradu pandang dengan Ivander. "Pak Ivander, kenapa ada di sini?" Melani tidak bisa menahan rasa penasarannya lagi. Sehingga dia melempar pertanyaan pada Ivander yang berdiri di sisi Anindya dalam diam."Saya ke sini buat jemput Anindya, calon istri saya!" Ivander lagi dan lagi kembali menekankan bahwa Anindya adalah calon istrinya. Anindya hendak protes, tapi tawa Melani lebih dahulu terdengar."Ha! Ha! Ha! Pak Ivander, lagi bercanda, kan?" Melani menutup mulutnya dengan gerakan anggun. Namun, di pandangan Ivander begitu memuakan jalang yang satu ini. "Nggak mungkin CEO seperti Pak Ivander memilih menikah dengan perempuan mandul ini!"Melani sudah tidak peduli dengan reputasinya lagi. Dia lebih mementingkan emosinya pada Anindya. Dia tidak akan pernah berhenti menghina Anindya yang ny

    Last Updated : 2025-01-08
  • Pesona Istri Presdir Posesif   019 || Anindya Salah Menduga

    "Saya nyuruh kamu buat hubungin saya untuk ngasih rekening kamu! Saya bakal bayar jasa kamu semalem, kamu nggak usah ngikutin saya sampe ke sini!" Anindya menatap frustasi pada Ivander yang hanya menatapnya datar. Karena kecerobohan Ivander, kedua orang tuanya tahu apa yang dialami semalam. Sialan sekali ini."Kamu masih nganggap saya gigolo, Anindya?" Ivander dengan akrab memanggilnya Anindya. Membuat wanita itu terdiam beberapa saat mendengar panggilan Ivander. Saat ini keduanya berada di parkiran lokasi syuting. Semilir angin sore menerpa wajah Anindya, membuat rambut panjang Anindya tampak berterbangan. Ingin sekali Ivander mengulurkan tangan untuk merapihkan ujung rambut Anindya yang menutupi sebagian wajahnya. "Terus? Aku harus ngikutin kebodohan mereka yang nganggep kamu CEO?" Anindya tertawa singkat dengan nada sarkas sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Udah jelas kamu itu gigolo, kalo bukan nggak mungkin semalem ka—""Nidurin kamu?" tukas Ivander dengan cepat.Anindya

    Last Updated : 2025-01-10
  • Pesona Istri Presdir Posesif   020 || Bertanggung Jawab

    "Kenapa kamu berpikir kalo saya seorang gigolo?"Ivander sebisa mungkin menyembunyikan senyum gelinya di depan Anindya. Ekspresi wanita itu tampak lucu sekali. Wajah memerah karena malu yang tak bisa disembunyikan itu. Membuat Ivander ingin tertawa rasanya, tapi dia memilih untuk menahannya. Anindya memutar otak untuk menjawab pertanyaan Ivander. Sialan, dari sekian banyaknya kosa kata tidak ada yang bisa dia keluarkan untuk penjelasan pada Ivander. 'Bodoh, Nindy! Bisa-bisanya kamu mikir kalo dia gigolo? Kalo dia CEO beneran gimana?' Anindya takut jika Ivander justru akan melakukan hal buruk padanya. Karena, Anindya sudah membuat Ivander tersinggung dengan menganggapnya sebagai seorang gigolo."Kenapa kamu nyelamatin saya dari Lingga?"Bukannya menjawab pertanyaan Ivander. Anindya justru memberikan pertanyaan pada Ivander."Rasa kemanusiaan aja!" Ivander menjawab dengan cepat. "Makasih!" Anindya menundukan wajahnya tidak berani menatap Ivander."Nggak perlu makasih, saya yang min

    Last Updated : 2025-01-10
  • Pesona Istri Presdir Posesif   021 || Menolak Menikah

    "Maaf, Ma! Aku udah buat Mama sama Papa malu pasti!"Anindya berpikir, jika kedua orang tuanya merencanakan pernikahan dirinya dengan Ivander dengan cepat. Karena, Ardiaz dan Kanaya tidak ingin apabila Anindya hamil dan mempermalukan keluarga Danendra. Dia tahu, karena kejadian ini dia sudah menjadi aib keluarga Danendra. "Engga, sayang! Mama sama Papa nggak malu. Apa yang terjadi sama kamu itu musibah!" Kanaya memeluk Anindya dari samping. Hatinya terasa nyeri mengingat semua penderitaan Anindya selama tiga tahun ini. Dendamnya pada keluarga Aditama begitu membara. Dia sebagai Ibu ingin keluarga Danendra merasakan apa yang dirasakan oleh Anindya selama ini.Anindya membalas pelukan Kanaya dengan erat. Kedua matanya berkaca-kaca, Kanaya dan Ardiaz masih bersikap baik padanya itu adalah keajaiban luar biasa yang sangat dia syukuri. "Makasih, Ma! Makasih, udah mau nerima aku lagi!"Ardiaz sejak tadi hanya diam. Dia saling beradu tatapan dengan Ivander. "Aku mempercayai Anindya padam

    Last Updated : 2025-01-11
  • Pesona Istri Presdir Posesif   022 || Ditolak lagi?

    "Kamu memang baru kenal sama saya, tapi saya nggak!"Ivander menghembuskan napas lelah. Dia terlalu malas menjelaskan tentang siapa dirinya pada Anindya. Biarkan Anindya dengan segala pikirannya sendiri. Dia tidak ingin mempermasalahkan Anindya yang tidak mengingat dirinya yang merupakan pria yang dijodohkanya dulu."Maksud kamu apa?" Anindya menatap Ivander menuntut penuh penjelasan.Bertepatan dengan itu, mobil hitam mewah milik Ivander memasuki pekarangan kediaman keluarga Danendra yang luas. Dia melewati beberapa pohon rindang dan taman yang begitu indah. Dia mulai menghentikan mobilnya tepat di depan pintu masuk utama kediaman keluarga Danendra. Ivander turun terlebih dahulu, dan berlari kecil memutari kap mobil untuk membukakan pintu penumpang Anindya. "Makasih, tapi lain kali nggak perlu!"Anindya turun dengan senyum tipis saat bersitatap dengan Ivander. Dia berjalan lebih dahulu memasuki mansionnya. Dia menghentikan langkahnya di depan pintu utama. Anindya menatap lamat pin

    Last Updated : 2025-01-12

Latest chapter

  • Pesona Istri Presdir Posesif   086 | Godaan laira

    "Ivan, aku nggak nyangka ketemu kamu di sini!" Laura yang sejak tadi memperhatikan sosok yang sangat familiar di pandangannya. Bergegas mendekat untuk melihat lebih jelas, dan benar jika sosok itu adalah Ivander Alessandro— calon tunangannya. "Kamu apa kabar, Ivan?" Laura sedikit berteriak agar suaranya dapat di dengar oleh Ivander. Dentuman musik club malam di terangi lampu dengan pencahayaan yang minim. Wanita dengan dress merah yang mempertontonkan belahan dadanya secara jelas dengan panjang dress di atas lutut. Dress itu tampak sangat ketat, sehingga lekuk tubuh Laura terlihat begitu jelas. Wanita itu tampak menggoda dengan wajah cantik yang terpoles make up tebal dan bibir yang merah menyala. Ivander yang tengah menyesap vodka di tangannya itu tidak menggubris kehadiran Laura yang duduk di sampingnya tanpa permisi. Setiap tegukan vodka terasa seperti api yang membakar tenggorokan, memanas hingga dadanya terasa terbakar. Seolah-olah cairan itu menyalakan api kecil di dakam tub

  • Pesona Istri Presdir Posesif   085 || Penjelasan Anindya

    "Maaf, Ivan! Semua ini salah ak—" "Ya, itu salah kamu. Kalo kamu nggak maksain diri kabur dari rumah, calon anak kita masih hidup!" Dengan cepat Ivander memotong ucapan Anindya. Raut wajahnya begitu datar dengan kedua mata yang menatap lurus ke jendela ruang rawat Anindya. Bohong, jika dirinya tidak marah pada Anindya atas kejadian ini. Ivander marah, sangat marah, dia kecewa pada Anindya yang begitu bodoh sampai calon anak mereka menjadi korban. "Maaf, Iv—" "Maaf?" Ivander kembali memotong ucapan Anindya untuk yang kedua kalinya. Dia mengalihkan pandang menatap wajah Anindya yang terduduk di atas brankar rumah sakit sambil terisak pelan. "Dengan mudahnya kamu minta maaf setelah semua yang terjadi?" lanjut Ivander yang berhasil membuat Anindya mengatup bibirnya rapat-rapat. Ivander memasukan kedua tangannya pada saku celananya. Dia menatap Anindya dengan tajam. "Kamu sangat egois, Anindya! Kalo kamu nggak bisa nerima pernikahan kita nanti, kamu seharusnya marah sama aku, b

  • Pesona Istri Presdir Posesif   084 || Kehancuran Ivander

    084"Kami sudah melakukan tes untuk mengetahui faktor keguguran dari Bu Anindya, dan hasilnya tidak ada kelainan genetik apapun. Pada usia kehamilan yang sangat muda ini, trauma fisik seperti jatuh memang bisa memicu terjadinya keguguran. Kami sudah memastikan bahwa janin di dalam kandungan sudah tidak lagi dapat bertahan." Penjelasan Dokter membuat suasana di depan ruang UGD itu semakin mencekam. Untuk sesaat dunia seolah berhenti mendengar kabar yang diberikan oleh Dokter yang menangani Anindya. Semua orang yang berada di sana menundukan wajahnya yang kini memucat. "Tampaknya juga sejak awal kehamilan kondisi janin itu begitu lemah. Dan hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya karena kelelahan atau karena cemas dan stress berlebihan. Dan semakin diperburuk lagi dengan faktor benturan keras karena terjatuh. Sehingga janin terpaksa mengalami abortus atau keguguran." Dokter wanita itu kembali menjelaskan secara lengkap alasan Anindya bisa keguguran. Dia menatap sat

  • Pesona Istri Presdir Posesif   083 || Zico

    "Saya sebentar lagi sampai di lokasi tujuan. Jangan ada yang bergerak sebelum dapat perintah dari saya."Zico memutuskan panggilan telpon dari salah satu anak buahnya. Beberapa dari mereka sudah sampai di pinggiran kota. Dia sengaja menyuruh mereka untuk diam tanpa bergerak sebelum dirinya sampai di sana. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi. Zico kembali melanjutkan perjalanannya menuju daerah pinggiran kota Pandora. Sebelum itu dia meletakan ponselnya pada dashboard mobil, tapi suara notfikasi pesan masuk membuat Zico mengurungkan niatnya. Dia kembali membuka ponsenya, ternyata pesan dari Ivander. Suatu keberuntungan, dia langsung membukanya tanpa menunggu lama. Jika, tidak sudahdapat dipastikan jika Ivander akan mengamuk padanya nanti dengan menelponin diriya berulang kali. Sejak dulu, notfikasi pesan atau telpon dari Ivander menjadi prioritas utama. Bahkan kekasih Zico saja berada di urutan nomor dua, karena yang pertama Ivander. "Lingga?"Kening Zico berkerut bi

  • Pesona Istri Presdir Posesif   082 || Pendarahan

    "Kamu nggak bisa kabur dari aku, Nindy!" Melihat Anindya yang ingin berlari, dengan cepat Lingga menarik rambut panjang Anindya dengan kencang. Lingga sangat kesal dengan tingkah Anindya yang mencoba untuk kabur darinya. "Sakit, Lingga!" Anindya meringis merasakan perih pada rambutnya yang dijambak kencang oleh Lingga. Rasanya rambutnya seperti ingin lepas dari kepalanya, seketika rasa pening langsung menyerang Anindya. Kini keadaan Anindya begitu mengenaskan, rambutnya yang dijambak kuat, wajahnya yang dipenuhi oleh air mata, di tambah perutnya yang sejak tadi terasa sakit. "Itu akibatnya kalo kamu ngelawan aku, Nindy!" Lingga menyeret paksa Anindya agar mengikuti langkah lebarnya kembali pada rumah tua tadi. Rizhar mengikutinya dari belakang sambil bersiul, sejak tadi dia sudah tidak sabar untuk merasakan tubuh molek Anindya. Wanita itu pakai acara kabur-kaburan segala, jadi semakin menghambat waktu. Tidak bisakah Anidnya langsung nurut dan pasrah saja menerima kepuasan yan

  • Pesona Istri Presdir Posesif   081 || Tengah Hutan

    "Lingga?" Anindya terkejut bukan main, saat pertama kali membuka mata wajah Lingga begitu dekat dengan dirinya. Reflek Anindya mendorong Lingga agar menjauh dari tubuhnya. Lingga berdecak pelan, selama kurang lebih dua jam Anindya dalam kondisi pingsan. Wanita itu akhirnya sadar tepat saat Lingga baru saja sampai ke tempat tujuan. "Nindy, kamu tadi pingsan makanya aku bawa kamu ke sini. Karena, mungkin kamu butuh istirahat." Lingga menatap Anindya dengan lembut. Menyembunyikan perasaan kesalnya, karena wanita itu sadar lebih cepat dari perkiraannya. Dahi Anindya berkerut, dia tampak kebingungan saat ini selepas mendengar ucapan Lingga beberapa detik yang lalu. "Pingsan?" Anindya mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya pada dirinya. Kenapa Anindya bisa pingsan saat bersama Lingga? Seingatnya, Anindya sedang menunggu Lingga di kursi taman, lalu— "Nindy, kamu nggak usah terlalu banyak mikir. Mending sekarang kamu turun dari mobil, kamu butuh istirahat Anindya.

  • Pesona Istri Presdir Posesif   080 || Perdebatan William dengan Ivander

    "Brengsek!" Ivander bangkit menggebrak meja kerjanya dengan kuat. Membuat beberapa berkas-berkas yang belum sempat dia tanda tangani itu berterbangan dan berjatuhan di lantai marmer. Ivander kalap seketika saat mendapati sebuah nomor asing mengirimkan sebuah foto di mana Anindya duduk di taman, dan juga Anindya yang dibekap mulutnya dari belakang oleh Lingga sampai pingsan. Jumlah foto itu ada dua, tapi berhasil membuat emosi Ivander naik ke puncak. Ternyata Anindya tidak kabur seperti apa yang dia pikirkan tadi, melainkan Anindya diculik oleh bajingan Lingga di taman kota. Sialan, bisa-bisanya dia kecolongan seperti ini. Ivander tidak habis pikir dengan Anindya, yang rela kabur dari rumah untuk pergi ke taman dan berakhir diculik oleh Lingga. Apakah alasan Anindya pergi ke taman bersangkutan dengan Lingga juga? Bisa jadi, tidak mungkin Lingga menculik Anindya hanya karena kebetulan saja. Semua ini pasti sudah direncanakan oleh Lingga, pria itu pasti memancing Anindya untuk da

  • Pesona Istri Presdir Posesif   079 || Pelacak

    "Jalan Solara?"Kening Ivander berkerut saat dia membuka laptop miliknya yang menampilkan lokasi Anindya saat ini. Ivander diam-diam memasang pelacak pada ponsel Anindya tanpa sepengetahuan wanita itu. Dia sudah memasang pelacak itu sejak lama, sebelum dirinya dan Anindya resmi bertunangan. Ivander melakukan itu agar dirinya bisa tahu kemanapun Anindya pergi. Dan untuk hari ini apa yang dia lakukan itu sangat berguna. Selepas panggilan telpon dengan Kanaya berakhir, Ivander segera menelpon Zico untuk datang ke ruangannya. Ivander segera mengecek lokasi Anindya saat ini, dia sangat terkejut saat mendapati keberadaan Anindya di Jalan Solara. Daerah pemukiman yang jauh dari perkotaan, pertanyaan Ivander saat ini. Untuk apa Anindya pergi sejauh itu?"Pak Ivander, Bu Anindya sedang dalam bahaya!"Ucapan Zico membuyarkan Ivander dari lamunannya. Pria itu segera menoleh pada asisten yang sangat dia percaya itu. "Apa maksud kamu?" Ivander semakin panik saat ini, dia awalnya santai dan meng

  • Pesona Istri Presdir Posesif   078 || Perubahan Rencana Lingga

    "Gawat, Lingga! Rencana penculikan kamu bocor, sekarang Ivander mengerahkan anak buahnya untuk mencari Anindya." Lingga terkejut bukan main mendengar suara Bima di sebrang sana. Selepas dirinya menurunkan Melani di pinggir jalan, tidak lama panggilan masuk dari Bima membuat Lingga segera mengangkatnya. Hal mengejutkan yang membuat pikiran Lingga semakin kacau, saat Bima mengatakan jika anak buah Ivander mulai beraksi mencari keberadaan Anindya. "Sialan!" Lingga mengumpat sambil menatap ke belakang di mana Anindya yang masih dalam kondisi pingsan. Dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dia harus mencari cara agar keberadaan dirinya tidak ditemukan oleh anak buah Ivander. Lingga mengusak kasar wajahnya, kedua tangannya mengacak rambutya yang kii berantakan. Dia tidak bisa meyerahkan Anindya pada Madam Angell, Lingga mengubah rencananya untuk membawa Anindya pada tempat yang jauh dari perkotaan. Segeralah Lingga kembali menarik pedal gasnya menjalankan mobilnya menuju tempat t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status