Share

022 || Ditolak lagi?

Author: Diva
last update Last Updated: 2025-01-12 22:17:09

"Kamu memang baru kenal sama saya, tapi saya nggak!"

Ivander menghembuskan napas lelah. Dia terlalu malas menjelaskan tentang siapa dirinya pada Anindya. Biarkan Anindya dengan segala pikirannya sendiri. Dia tidak ingin mempermasalahkan Anindya yang tidak mengingat dirinya yang merupakan pria yang dijodohkanya dulu.

"Maksud kamu apa?"

Anindya menatap Ivander menuntut penuh penjelasan.

Bertepatan dengan itu, mobil hitam mewah milik Ivander memasuki pekarangan kediaman keluarga Danendra yang luas. Dia melewati beberapa pohon rindang dan taman yang begitu indah.

Dia mulai menghentikan mobilnya tepat di depan pintu masuk utama kediaman keluarga Danendra. Ivander turun terlebih dahulu, dan berlari kecil memutari kap mobil untuk membukakan pintu penumpang Anindya.

"Makasih, tapi lain kali nggak perlu!"

Anindya turun dengan senyum tipis saat bersitatap dengan Ivander. Dia berjalan lebih dahulu memasuki mansionnya. Dia menghentikan langkahnya di depan pintu utama. Anindya menatap lamat pin
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pesona Istri Presdir Posesif   023 || Skandal Melani Dan Lingga

    "Saya mau berita skandal perselingkuhan Lingga dan juga Melani tersebar besok pagi!"Ardiaz berdiri di dekat sebuah jendela yang berada di ruangan kerjanya di kantor perusahaannya. Tepat pada pukul 08.20 malam kota Pandora, Ardiaz kembali ke perusahaan untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertinggal. Dia tidak sendiri, bersama Wijaya asisten pribadinya. "Saya sudah menyiapkan semuanya, Pak Ardiaz! Saya akan melaksanakan perintah ini dengan baik!"Wijaya merupakan asisten dan juga sahabat untuk Ardiaz. Kedekatan keduanya bukan sekedar atasan dan karyawan saja. Karena, Wijaya sudah menemani Ardiaz sejak dia pertama kali memulai bisnisnya di bidang investasi. Wijaya selalu bisa diandalkan oleh Ardiaz. Ardiaz tidak perlu menjelaskan secara panjang lebar pada Wijaya untuk melakukan sesuatu. Hanya perlu kalimat singkat, Wijaya akan mengerti apa yang diinginkan oleh Ardiaz."Melani dan Lingga, bukan hanya kehilangan pekerjaan mereka saja. Tapi, reputasi mereka juga rusak!" Ardiaz membalika

    Last Updated : 2025-01-13
  • Pesona Istri Presdir Posesif   024 || Menelpon Anindya

    "Bodoh! Kenapa berita perselingkuhan kalian tersebar begitu saja?!"Teriakan Arjuna di ruang makan membuat semua yang di sana terdiam. "Aku nggak tau, Pa! Aku udah berusaha buat nyembunyiin semua ini selama 3 tahun!" Lingga membalas tatapan tajam Arjuna yang dipenuhi oleh amarah dengan berani. "Dan semua itu aman, Pa!" "Seharusnya kamu nurut sama Papa dari awal buat cepat-cepat gelar pernikahan kamu sama Melani! Biar kedua cucu Papa diakui oleh negara!" Arjuna sudah meminta mereka mengumumkan pernikahan dengan cepat. Keduanya justru menolak dengan segala alasan yang tidak masuk logika. "Pa, aku baru cerai sama Anindya. Beberapa temenku juga tau, apa kata mereka nanti kalo aku langsung gelar pernikahan dengan Melani!" Komentar orang lain yang suka sekali mencampuri urusan orang itu tidak bisa dicegah. Dia juga menghindari lrang-orang yang mengecap Melani dengan buruk nantinya. "Persetan, Papa nggak peduli! Kamu nggak pernah nurutin Papa, Lingga!" Arjuna menunjuk Lingga dengan tat

    Last Updated : 2025-01-13
  • Pesona Istri Presdir Posesif   025 || Tuduhan Lingga

    "Ngapain kamu nelpon calon istri saya?"Anindya segera merebut ponsel dari Ivander. Dia dengan cepat mematikan sambungan telpon Lingga secara sepihak. "Kamu terlalu lancang, Pak Ivander!" Awal paginya sudah diganggu oleh Ivander yang mengajak dirinya untuk sarapan bersama di luar. Anindya sudah menolak, tapi dorongan Kanaya yang membuat Anindya ada di sini. Di restoran yang tidak jauh dari lokasi syutingnya bersama Ivander yang kini duduk di hadapannya. Beberapa menit yang lalu, panggilan telpon dari Lingga masuk. Anindya menolaknya sebanyak 5 kali, tapi saat panggilan ke enam Ivander merebut ponselnya dan mengangkat panggilan telpon dari Lingga. "Itu bukan lancang, aku hanya melindungi calon istriku dari bajingan seperti dia!" Ivander menatap Anindya, dengan mulut yang dipenuhi oleh makanan. "Terlebih dia adalah mantan suami kamu!" Anindya menghela napas lelah, menghadapi pria di depannya ini. Bahkan kosa kata yang digunakan Ivander sudah berganti menjadi aku-kamu. "Pak Ivander

    Last Updated : 2025-01-14
  • Pesona Istri Presdir Posesif   026 || Impian Anindya

    "Buku Novel Dalam Jejak Cinta sangat menarik perhatian banyak orang di kota Swinden. Melihat penjualan pertamanya yang begitu cepat dalam hitungan jam. Membuat saya yakin bahwa buku itu memiliki nilai jual yang tinggi!" Faisal sejak awal memang menyukai semua novel yang ditulis oleh Anindya. Dia terus membaca semua buku milik Anindya, yang selalu berhasil membuat dia jatuh hati disetiap kata yang tertulis di dalam novel. Faisal sudah mengikuti Anindya sejak lama, dia menantikan setiap novel-novel milik Anindya. Tepat saat novel terakhir Anindya yang berjudul Dalam Jejak Cinta yang begitu luar biasa. Dia memutuskan untuk menghubungi Anindya dan menawarkan kerja sama di mana Novel Anindya akan di angkat menjadi sebuah film layar lebar."Selama ini saya sudah membujuk Anindya yang menolak novel Dalam Jejak Cinta ini dijadikan film layar lebar. Katanya, dia memiliki banyak pertimbangan. Sampai akhirnya saya berhasil membuat Anindya menerima kerja sama ini!" lanjut Faisal menceritakan pe

    Last Updated : 2025-01-14
  • Pesona Istri Presdir Posesif   027 || Anindya, Menjadi Pemeran Utama?

    "Karena, ada masalah kemarin, saya mau ngatur ulang ya tim produksi kita. Dari mulai sutradara, aktris dan lain sebagainya." Faisal pagi-pagi sekali sudah mengajak Anindya dan kru lainnya untuk berkumpul. Untuk membahas terkait penentuan tim produksi terbaru dan ada sedikit perubahan alur dalam script. Jam 6 pagi kurang 15 menit, Anindya sudah sampai di rumah produksi milik Faisal. Dia di antar oleh sopir di rumah, tidak membawa mobil sendiri. Faisal menyatukan kedua tangan di atas meja. "Untuk sutradara dan pemeran utama wanita ini saya ganti, ya. Selainnya hanya perubahan posisi saja!" Anindya sejak tadi diam, menatap seorang pria yang duduk di depannya. Wajahnya tampak tak asing baginya, seperti pernah melihat tapi tidak tahu di mana. Daren Alessandro, pria dengan kemeja hitam yang lengannya ditarik sampe siku itu duduk tenang. Wajah tampannya yang selalu melempar senyum ramah pada orang baik dikenal maupun tidak. "Untuk sutradara akan digantikan oleh Daren Alessand

    Last Updated : 2025-01-14
  • Pesona Istri Presdir Posesif   028 || Daren Alessandro

    "Baiklah, Pak Faisal. Saya menerima ini, saya harap nggak akan mengecewakan hasilnya."Setelah banyak yang mendukung Anindya dari mulai Daren dan beberapa kru lainnya. Akhirnya dia memutuskan untuk menerima keinginan Faisal. Dia berdoa agar hasilnya tidak mengecewakan. "Saya senang dengan keputusan, Bu Anindya. Jangan khawatir, kami semua di sini akan siap membantu, Bu Anindya kapanpun!" Ucapan Faisal diangguki oleh yang lain. Mereka akan mendukung dan siap membantu Anindya. Anindya bernafas lega. Semoga pilihannya ini tidak akan menjadi masalah di kemudian hari. Dia harap posisinya menjadi pemeran utama wanita tidak menghambat proses syuting. Daren menarik sudut bibirnya tipis mendemgar jawaban Anindya. Dia membuka ponselnya di bawah meja, dia mengetikan sebuah pesan singkat untuk Ivander. Ivander AlessandroCalon istrimu itu menerima tawaran Faisal menjadi pemeran utama.Setelah mengetikan pesan itu untuk Ivander, Daren kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. "Kit

    Last Updated : 2025-01-15
  • Pesona Istri Presdir Posesif   029 || Kekacauan Keluarga Aditama

    "Ma, ngapain, sih, kita makan malem sama, Pak Ivander?"Anindya segera mendekati Kanaya yang sedang menyirami tanaman di samping rumah. Dia baru saja tiba, segera mencari keberadaan Kanaya untuk mempertanyai pesan singkat tadi. "Anindya, kamu udah pulang?" Kanaya tampak terkejut dengan kemunculan Anindya. "Kamu kalo bisa nggak nyapa Mama, dulu bukan langsung ngasih pertanyaan kaya gini!" Kanaya meletakan teko yang digunakan untuk menyirami tanaman. Kanaya suka menanam bunga dan tanaman sejak kecil. Sehingga saat menikah dengan Ardiaz, dia memiliki sebuah tanaman untuk dirinya menanam segala jenis bunga-bunga yang cantik. Saat Anindya pergi dari rumah, Kanaya meluapkan kesedihan dengan menanami jenis bunga-bunga di sini. Sehingga saat Anindya kembali tinggal di rumah, dia terkejut melihat taman di samping rumahnya dipenuhi berbagai jenis bunga yang tampak bermekaran. Taman ini sangat cantik, dibandingkan tiga tahun terakhir Anindya melihatnya."Maaf, Ma!" Anindya segera mendekat

    Last Updated : 2025-01-15
  • Pesona Istri Presdir Posesif   030 || Anak Angkat Keluarga Danendra

    "Kenapa kamu berpikir Anindya penyebabnya, Lingga?" Marisa melempar pertanyaan selepas dari rasa terkejutnya. Setahunya, Anindya tidak memiliki kekuataan untuk melawan keluarga Aditama. Karena, identitasnya sebagai wanita yang berasal dari panti asuhan. Lalu, dari mana Anindya bisa menyebarkan skandal perselingkuhan Lingga dengan Melani."Anindya yang miskin itu, dia sekarang dipungut sama keluarga kaya raya, Ma!" Jawaban Lingga membuat Marisa dan Arjuna terkejut bukan main. Terkecuali, Melani yang sudah tahu."Siapa keluarga kaya raya yang mau mungut perempuan rendahan kaya dia, Lingga?" Arjuna tampak kalap mendengar kabar ini. Dia kira,setelah di usir oleh keluarga Aditama. Anindya akan menjadi seorang gelandangan. Namun, sekarang dia justru mendengar kabar Anindya ada yang sudi mengangkatnya menjadi anak dari keluarga kaya raya."Keluarga Danendra, pemilik perusahaan Darendra Investment, Ma!" Lingga mengusap kasar wajahnya. Dia sudah memikirkan banyak cara untuk menyelesaikan m

    Last Updated : 2025-01-15

Latest chapter

  • Pesona Istri Presdir Posesif   086 | Godaan laira

    "Ivan, aku nggak nyangka ketemu kamu di sini!" Laura yang sejak tadi memperhatikan sosok yang sangat familiar di pandangannya. Bergegas mendekat untuk melihat lebih jelas, dan benar jika sosok itu adalah Ivander Alessandro— calon tunangannya. "Kamu apa kabar, Ivan?" Laura sedikit berteriak agar suaranya dapat di dengar oleh Ivander. Dentuman musik club malam di terangi lampu dengan pencahayaan yang minim. Wanita dengan dress merah yang mempertontonkan belahan dadanya secara jelas dengan panjang dress di atas lutut. Dress itu tampak sangat ketat, sehingga lekuk tubuh Laura terlihat begitu jelas. Wanita itu tampak menggoda dengan wajah cantik yang terpoles make up tebal dan bibir yang merah menyala. Ivander yang tengah menyesap vodka di tangannya itu tidak menggubris kehadiran Laura yang duduk di sampingnya tanpa permisi. Setiap tegukan vodka terasa seperti api yang membakar tenggorokan, memanas hingga dadanya terasa terbakar. Seolah-olah cairan itu menyalakan api kecil di dakam tub

  • Pesona Istri Presdir Posesif   085 || Penjelasan Anindya

    "Maaf, Ivan! Semua ini salah ak—" "Ya, itu salah kamu. Kalo kamu nggak maksain diri kabur dari rumah, calon anak kita masih hidup!" Dengan cepat Ivander memotong ucapan Anindya. Raut wajahnya begitu datar dengan kedua mata yang menatap lurus ke jendela ruang rawat Anindya. Bohong, jika dirinya tidak marah pada Anindya atas kejadian ini. Ivander marah, sangat marah, dia kecewa pada Anindya yang begitu bodoh sampai calon anak mereka menjadi korban. "Maaf, Iv—" "Maaf?" Ivander kembali memotong ucapan Anindya untuk yang kedua kalinya. Dia mengalihkan pandang menatap wajah Anindya yang terduduk di atas brankar rumah sakit sambil terisak pelan. "Dengan mudahnya kamu minta maaf setelah semua yang terjadi?" lanjut Ivander yang berhasil membuat Anindya mengatup bibirnya rapat-rapat. Ivander memasukan kedua tangannya pada saku celananya. Dia menatap Anindya dengan tajam. "Kamu sangat egois, Anindya! Kalo kamu nggak bisa nerima pernikahan kita nanti, kamu seharusnya marah sama aku, b

  • Pesona Istri Presdir Posesif   084 || Kehancuran Ivander

    084"Kami sudah melakukan tes untuk mengetahui faktor keguguran dari Bu Anindya, dan hasilnya tidak ada kelainan genetik apapun. Pada usia kehamilan yang sangat muda ini, trauma fisik seperti jatuh memang bisa memicu terjadinya keguguran. Kami sudah memastikan bahwa janin di dalam kandungan sudah tidak lagi dapat bertahan." Penjelasan Dokter membuat suasana di depan ruang UGD itu semakin mencekam. Untuk sesaat dunia seolah berhenti mendengar kabar yang diberikan oleh Dokter yang menangani Anindya. Semua orang yang berada di sana menundukan wajahnya yang kini memucat. "Tampaknya juga sejak awal kehamilan kondisi janin itu begitu lemah. Dan hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya karena kelelahan atau karena cemas dan stress berlebihan. Dan semakin diperburuk lagi dengan faktor benturan keras karena terjatuh. Sehingga janin terpaksa mengalami abortus atau keguguran." Dokter wanita itu kembali menjelaskan secara lengkap alasan Anindya bisa keguguran. Dia menatap sat

  • Pesona Istri Presdir Posesif   083 || Zico

    "Saya sebentar lagi sampai di lokasi tujuan. Jangan ada yang bergerak sebelum dapat perintah dari saya."Zico memutuskan panggilan telpon dari salah satu anak buahnya. Beberapa dari mereka sudah sampai di pinggiran kota. Dia sengaja menyuruh mereka untuk diam tanpa bergerak sebelum dirinya sampai di sana. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi. Zico kembali melanjutkan perjalanannya menuju daerah pinggiran kota Pandora. Sebelum itu dia meletakan ponselnya pada dashboard mobil, tapi suara notfikasi pesan masuk membuat Zico mengurungkan niatnya. Dia kembali membuka ponsenya, ternyata pesan dari Ivander. Suatu keberuntungan, dia langsung membukanya tanpa menunggu lama. Jika, tidak sudahdapat dipastikan jika Ivander akan mengamuk padanya nanti dengan menelponin diriya berulang kali. Sejak dulu, notfikasi pesan atau telpon dari Ivander menjadi prioritas utama. Bahkan kekasih Zico saja berada di urutan nomor dua, karena yang pertama Ivander. "Lingga?"Kening Zico berkerut bi

  • Pesona Istri Presdir Posesif   082 || Pendarahan

    "Kamu nggak bisa kabur dari aku, Nindy!" Melihat Anindya yang ingin berlari, dengan cepat Lingga menarik rambut panjang Anindya dengan kencang. Lingga sangat kesal dengan tingkah Anindya yang mencoba untuk kabur darinya. "Sakit, Lingga!" Anindya meringis merasakan perih pada rambutnya yang dijambak kencang oleh Lingga. Rasanya rambutnya seperti ingin lepas dari kepalanya, seketika rasa pening langsung menyerang Anindya. Kini keadaan Anindya begitu mengenaskan, rambutnya yang dijambak kuat, wajahnya yang dipenuhi oleh air mata, di tambah perutnya yang sejak tadi terasa sakit. "Itu akibatnya kalo kamu ngelawan aku, Nindy!" Lingga menyeret paksa Anindya agar mengikuti langkah lebarnya kembali pada rumah tua tadi. Rizhar mengikutinya dari belakang sambil bersiul, sejak tadi dia sudah tidak sabar untuk merasakan tubuh molek Anindya. Wanita itu pakai acara kabur-kaburan segala, jadi semakin menghambat waktu. Tidak bisakah Anidnya langsung nurut dan pasrah saja menerima kepuasan yan

  • Pesona Istri Presdir Posesif   081 || Tengah Hutan

    "Lingga?" Anindya terkejut bukan main, saat pertama kali membuka mata wajah Lingga begitu dekat dengan dirinya. Reflek Anindya mendorong Lingga agar menjauh dari tubuhnya. Lingga berdecak pelan, selama kurang lebih dua jam Anindya dalam kondisi pingsan. Wanita itu akhirnya sadar tepat saat Lingga baru saja sampai ke tempat tujuan. "Nindy, kamu tadi pingsan makanya aku bawa kamu ke sini. Karena, mungkin kamu butuh istirahat." Lingga menatap Anindya dengan lembut. Menyembunyikan perasaan kesalnya, karena wanita itu sadar lebih cepat dari perkiraannya. Dahi Anindya berkerut, dia tampak kebingungan saat ini selepas mendengar ucapan Lingga beberapa detik yang lalu. "Pingsan?" Anindya mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya pada dirinya. Kenapa Anindya bisa pingsan saat bersama Lingga? Seingatnya, Anindya sedang menunggu Lingga di kursi taman, lalu— "Nindy, kamu nggak usah terlalu banyak mikir. Mending sekarang kamu turun dari mobil, kamu butuh istirahat Anindya.

  • Pesona Istri Presdir Posesif   080 || Perdebatan William dengan Ivander

    "Brengsek!" Ivander bangkit menggebrak meja kerjanya dengan kuat. Membuat beberapa berkas-berkas yang belum sempat dia tanda tangani itu berterbangan dan berjatuhan di lantai marmer. Ivander kalap seketika saat mendapati sebuah nomor asing mengirimkan sebuah foto di mana Anindya duduk di taman, dan juga Anindya yang dibekap mulutnya dari belakang oleh Lingga sampai pingsan. Jumlah foto itu ada dua, tapi berhasil membuat emosi Ivander naik ke puncak. Ternyata Anindya tidak kabur seperti apa yang dia pikirkan tadi, melainkan Anindya diculik oleh bajingan Lingga di taman kota. Sialan, bisa-bisanya dia kecolongan seperti ini. Ivander tidak habis pikir dengan Anindya, yang rela kabur dari rumah untuk pergi ke taman dan berakhir diculik oleh Lingga. Apakah alasan Anindya pergi ke taman bersangkutan dengan Lingga juga? Bisa jadi, tidak mungkin Lingga menculik Anindya hanya karena kebetulan saja. Semua ini pasti sudah direncanakan oleh Lingga, pria itu pasti memancing Anindya untuk da

  • Pesona Istri Presdir Posesif   079 || Pelacak

    "Jalan Solara?"Kening Ivander berkerut saat dia membuka laptop miliknya yang menampilkan lokasi Anindya saat ini. Ivander diam-diam memasang pelacak pada ponsel Anindya tanpa sepengetahuan wanita itu. Dia sudah memasang pelacak itu sejak lama, sebelum dirinya dan Anindya resmi bertunangan. Ivander melakukan itu agar dirinya bisa tahu kemanapun Anindya pergi. Dan untuk hari ini apa yang dia lakukan itu sangat berguna. Selepas panggilan telpon dengan Kanaya berakhir, Ivander segera menelpon Zico untuk datang ke ruangannya. Ivander segera mengecek lokasi Anindya saat ini, dia sangat terkejut saat mendapati keberadaan Anindya di Jalan Solara. Daerah pemukiman yang jauh dari perkotaan, pertanyaan Ivander saat ini. Untuk apa Anindya pergi sejauh itu?"Pak Ivander, Bu Anindya sedang dalam bahaya!"Ucapan Zico membuyarkan Ivander dari lamunannya. Pria itu segera menoleh pada asisten yang sangat dia percaya itu. "Apa maksud kamu?" Ivander semakin panik saat ini, dia awalnya santai dan meng

  • Pesona Istri Presdir Posesif   078 || Perubahan Rencana Lingga

    "Gawat, Lingga! Rencana penculikan kamu bocor, sekarang Ivander mengerahkan anak buahnya untuk mencari Anindya." Lingga terkejut bukan main mendengar suara Bima di sebrang sana. Selepas dirinya menurunkan Melani di pinggir jalan, tidak lama panggilan masuk dari Bima membuat Lingga segera mengangkatnya. Hal mengejutkan yang membuat pikiran Lingga semakin kacau, saat Bima mengatakan jika anak buah Ivander mulai beraksi mencari keberadaan Anindya. "Sialan!" Lingga mengumpat sambil menatap ke belakang di mana Anindya yang masih dalam kondisi pingsan. Dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dia harus mencari cara agar keberadaan dirinya tidak ditemukan oleh anak buah Ivander. Lingga mengusak kasar wajahnya, kedua tangannya mengacak rambutya yang kii berantakan. Dia tidak bisa meyerahkan Anindya pada Madam Angell, Lingga mengubah rencananya untuk membawa Anindya pada tempat yang jauh dari perkotaan. Segeralah Lingga kembali menarik pedal gasnya menjalankan mobilnya menuju tempat t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status