Semua Bab Terjebak Permainan Sang Presdir: Bab 191 - Bab 200

246 Bab

Bab 191. Badai Yang Bersembunyi

“Aku akhirnya ketemu Alana.”Pernyataan Raffael itu membuat semua yang mendengar terkejut. Camelia bahkan hampir menyemburkan teh yang sedang disesap ke layar laptop.“Apa kau sudah gila, Raff?!” sentak Damian, mewakili kekagetan mereka.Namun, alih-alih mengomentari ucapan Damian, Raffael malah memindah fokus kameranya pada sang pengacara. “Natasya saja yang jelaskan,” ujar Raffael lelah. “Aku kemarin cuma 10 menit lihat Alana dan muak.” Netra Natasya mengerjap cepat. Ia belum siap saat wajahnya sudah terpampang di layar. “Astaga! Maafkan adik saya, Natasya. Dia menyusahkanmu dengan hal seperti ini.” Camelia menatapnya dengan perasaan bersalah. Karena dia yang mengenalkan Natasya pada Raffael.“Gak apa-apa, Bu. Saya dapat bayaran tinggi buat kasus ini,” kekehnya ringan. “Langsung saja, Nat,” pinta Reinhart. “Saya penasaran apa yang kamu dapat dari Alana.”Natasya mengangguk paham. Ia pun mulai menceritakan apa saja yang dikatakan Alana saat makan siang tadi. “2 tahun lalu, seora
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 192. Kejanggalan

“Bagaimana? Ada kemajuan?” tanya Raffael pada Natasya. Satu minggu sudah berlalu sejak terakhir kali mereka bertemu Alana. Dan pagi tadi, Natasya kembali melakukan interogasi dengan wanita itu. Natasya terlihat kelelahan. Sepertinya otaknya pusing memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dibalik semua ini. “Alana berkata bahwa ia tidak bisa lagi tinggal di rumah pria itu. Karena banyak orang mempertanyakan hubungan mereka. Sepertinya pria itu hanya kasihan saja dengan Alana.” Natasya menjelaskan hasil pertemuan mereka. Dahi Raffael mengerut. Ia jadi bertanya-tanya, apakah Alana sedang bertingkah mencari perhatian atau memang seperti itu kenyataan yang dihadapi.“Lalu?”Natasya melanjutkan, “Ia sudah menanyakan alasan si pria pemilik rumah soal dia yang memberitahunya soal kematian Zach, bahkan memberikan nomornya.”Sang pengacara mengambil napas sejenak, karena sepertinya mereka kembali menemui jalan buntu. “Jawaban pria itu, menurutku hanyalah hal normal,” komentar Natasya. Kemudi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 193. Jalan Di Tempat

“Kami tidak pernah punya anak dengan nama Zach, Pak.”Pernyataan Samuel—pemilik panti asuhan yang mereka datangi, lagi-lagi membuat kekecewaan semakin besar. “Lalu, apa bapak tahu siapa Kenneth ini?” tanya Reinhart sambil menyerahkan berkas yang mereka temukan di rumah Zach.Pria tua tersebut mengangguk. “Dia anak yang brilian. Diadopsi oleh sepasang suami istri.”Reinhart dan Raffael langsung mendelik. “Apa ada datanya? Suami-istri itu?”Samuel mengangguk. Ia segera meminta satu-satunya staf yang dimiliki untuk mencarikan dokumen tersebut.Sementara menunggu, mereka berbincang-bincang. Tentu saja si pemilik panti bertanya-tanya apa tujuan mereka mencari tahu soal Kenneth dan keluarga barunya itu. “Ah … kami juga cukup bingung menceritakannya. Tapi kami bersumpah, bahwa semua ini bukan untuk tujuan yang buruk, Pak Samuel.”“Aku tidak yakin kalian akan menemukan kejahatan dari Kenneth. Dia anak yang manis.”Raffael dan Reinhart mengangguk saja. Tentu saja, sang pemilik tidak akan tah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 194. File Musik

“Raffa!” pekik Manda terkejut. “Raffa!”Manda terus memanggil nama suaminya itu, putus asa. Sejak suara dentuman yang kencang tadi, Raffael tak lagi bicara. Sambungan telepon mereka pun tak terputus. Dan kini ia mendengar banyak suara rintihan.Diana yang mendengar teriakan putrinya pun langsung berlari menuju taman belakang rumah mereka. “Manda?! Ada apa?”Wajah Manda sudah pucat pasi. Air mata membasahi pipinya. Ia punya gambaran apa yang terjadi pada suaminya, tapi ia tak sanggup membayangkan. Sekejap, kesadarannya menghilang.“Manda!” pekik Diana panik. Semua teriakan itu membuat Bintang menangis karena terkejut. Suasana begitu kacau. Rowan tidak sedang di rumah dan ia tidak tahu harus bagaimana. Untungnya, Cal yang tengah berada di teras segera datang. Sebenarnya, ia bermaksud menyampaikan kabar soal Raffael pada majikannya, tetapi ia malah terkejut melihat Manda pingsan di pangkuan Diana. “Astaga, Nyonya! Apa yang terjadi?!”“Cal, tolong aku angkat Manda. Aku akan urus Binta
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Bab 195. Mencari Tahu

“Hm ….” Black mengamati tulisan yang ada di setiap file musik itu kemudian menyimpulkan, “Sepertinya ini file rekaman. Apa Tuan Raffa suka nyanyi?”Camelia yang tengah bersedih bahkan bisa mendengus geli mendengar pertanyaan Black. Membayangkan Raffael melakukan rekaman benar-benar seperti dunia terbalik. Penasaran dengan isi file itu, Camelia pun segera menekan tombol ‘play’. Ia malah terkejut karena suara Manda terdengar dari sana. “Ah … rekaman percakapan mereka?” tebak Black yang mendapat anggukan Camelia. Camelia langsung menghentikan rekaman itu dan menghela napas panjang. “Nggak ada yang bisa kita temukan dari sini.”Black mengangguk setuju. Ia malah takut jika ada rekaman pribadi yang tak boleh mereka dengarkan. Namun, pikirannya cukup terganggu. ‘Apa mungkin si Bos rekam semua percakapan teleponnya sama si nyonya.’Dengan ragu, Black meminta agar Camelia memainkan file paling atas. Ia penasaran dengan sesuatu. Dan kalau dugaannya benar, mungkin saja Raffael meninggalkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Bab 196. Benang Mulai Terurai

Sementara Raffael masih berjuang melawan maut, Black bergerak sendiri dengan semua catatan yang ia dapatkan. Setelah Camelia sedikit tenang, ia juga membahas mengenai pemikirannya.“Aku akan meminta yang lain ke sini. Kurasa mereka bisa membantumu juga, Black.” Camelia mengusulkan. “Ide bagus, Nyonya.”Setelah menunggu cukup lama, Damian dan George datang. Tentu saja Chin Han sedang dalam perjalanan dari Surabaya tanpa perlu diberitahu.“Bagaimana kondisi Raffael dan suamimu?” tanya Damian dengan wajah kalut. Ia tak menyangka penyelidikan mereka akan berbuah hal buruk seperti ini. George pun mengutarakan usulannya, seolah tahu kalau Damian juga berpikiran sama. “Kurasa kita harus hentikan mencari pria bernama Zach itu.”Namun, Black menolak. “Tidak, Tuan-tuan. Sepertinya saya sudah bisa menggambarkan apa yang sebenarnya terjadi.”Semua orang yang mendengarkan mengerutkan dahi. Tak yakin dengan apa yang bisa dilakukan seorang bodyguard yang baru saja bergabung.Black tak peduli. Ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 197. The Bodyguard

“Mohon maaf, Nyonya Camelia. Hanya ini cara yang saya bisa pikirkan untuk membuat Nyonya Manda tenang.”Cal bahkan membungkuk, walau mereka tidak saling lihat, karena hanya melalui sambungan telepon.“Tidak apa-apa, Cal. Pikiranku penuh dengan Reinhart. Aku bahkan lupa kalau Manda pasti di sana lebih panik karena nggak bisa ke sini. Akan kukabari lagi kalau ada progres dari Raffa.”Setelah menutup teleponnya, Cal menghela napas panjang. Ia tak ingin berbohong, tetapi majikan perempuannya sampai tidak mau makan atau minum dan hanya termenung saja di tempat tidurnya. ‘Kurasa hal seperti ini nggak pernah terjadi di hidup nyonya Manda. Dia pasti sangat terpukul,’ batin Cal. Namun, mereka tidak tahu, bahwa Manda menyadari kebohongan itu. Bagaimana mungkin Raffael sadar hanya dalam beberapa jam setelah operasi.Dengan tabrakan yang membuat 5 orang langsung tak sadarkan diri itu, mungkin butuh waktu lebih lama untuk bisa pulih. Manda menghargai niat di balik kebohongan putih sang kakak ip
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 198. Sadar

“Keluarga Pak Reinhart?!” seru seorang suster dari pintu ruang operasi. Netra Camelia terbuka lebar mendengar nama suaminya. Ia segera berlari mendapatnya suster itu dan bertanya, “Ada apa, Sus?”“Pasien sudah lewat masa kritis. Tapi, dokter belum memperbolehkan keluar dari ICU. Pak Reinhart meminta saya untuk memanggilkan keluarganya.”Air mata haru pun membasahi wajah Camelia sekali lagi. Ia bergegas mengikuti prosedur untuk memasuki ruangan khusus tersebut dan melangkah semakin dalam menuju ruangan sang suami.Banyak kabel dan selang terhubung dari mesin ke tubuh suaminya, membuat Camelia tak bisa menahan air mata. “Reinhart ….” Camelia berbisik. Ia ingin melihat bola mata sang suami lagi tetapi juga tak ingin mengganggu istirahatnya. Bisikan Camelia ternyata didengar oleh Reinhart. Pria itu langsung membuka mata dan tersenyum.“Kau nangis?” kekeh Reinhart lemah.Camelia menggenggam tangan Reinhart erat dan mendekatkan dengan wajahnya. “Kau tahu aku lemah kalau sampai kau pergi,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 199. Menjebak Penjahat

“Kurasa ini sudah bukan urusan kita, Raff.” Reinhart memberi masukan. Raffael pun setuju. Kalau sudah seperti ini, sudah masuk ranah pihak berwajib dari negara untuk turun tangan. Black angkat bicara. “Dia pikir kita nggak punya bukti kejahatan dia. Kalau sudah begini, sebaiknya langsung saja. Tangkap Derek. Kejar Zacharius diam-diam.”“Kalau begitu, tolong urus, Black. Aku mau telpon istriku dulu.” Raffael tersenyum lebar, menyerahkan semua pada kakak iparnya. Reinhart tergelak melihat wajah tak setuju Black. “Sana telpon Manda! Dia pasti panik.”Regan segera memindahkan Reinhart kembali ke ruangannya dan membiarkan sang majikan menikmati waktu pribadinya. Sepeninggalan mereka, Raffael mencoba menghubungi Manda. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum menekan tombol hijau, lalu terkekeh sendiri terhadap apa yang ia rasakan saat ini. Canggung dan penuh antisipasi. Seperti mereka yang pertama kali berpacaran. ’Kurasa aku memang sudah gila.’ Nada sambung kedua setelah ia menyentuh to
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Bab 200. Jebakan Murah

“Te–tenang dulu!” Derek menarik dan mengangkat dua tangannya, menandakan ia tidak bermaksud jahat.“Ken. Biarkan dia!” perintah Camelia pelan, setelah menenangkan diri. “Apa yang Pak Derek perlukan?”“Ah … tidak.” Derek menggaruk kepala belakang yang terasa seperti ditusuk-tusuk, membuat gatal. “Saya hanya berpikir apakah tamu Bu Camelia itu orang yang saya kenal atau bukan.”“Alana?” tanya Camelia berusaha tampil seolah ia tidak tahu apa-apa. “Apa bapak mengenal Alana?”Tergesa, Derek membantah. “Be–belum tentu, Bu. Saya–anu, kalau boleh saya cuma akan lihat saja. Saya juga kurang akrab. Hanya pernah kenal saja.”Alasan yang dikatakan dengan ragu dan terbata itu membuat Camelia mengerutkan dahi. Namun, kemudian ia menghela napas panjang dan berkata, “Silakan saja, Pak.”Camelia melanjutkan langkahnya, mengikuti Lyn dan resepsionis menuju lantai lobi, di mana mereka akan bertemu Alana.‘Apa yang sebenarnya terjadi?! Bukannya Alana sudah tiada?!’ batin Camelia penuh tanya. Saat merek
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
25
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status