“Aku akhirnya ketemu Alana.”Pernyataan Raffael itu membuat semua yang mendengar terkejut. Camelia bahkan hampir menyemburkan teh yang sedang disesap ke layar laptop.“Apa kau sudah gila, Raff?!” sentak Damian, mewakili kekagetan mereka.Namun, alih-alih mengomentari ucapan Damian, Raffael malah memindah fokus kameranya pada sang pengacara. “Natasya saja yang jelaskan,” ujar Raffael lelah. “Aku kemarin cuma 10 menit lihat Alana dan muak.” Netra Natasya mengerjap cepat. Ia belum siap saat wajahnya sudah terpampang di layar. “Astaga! Maafkan adik saya, Natasya. Dia menyusahkanmu dengan hal seperti ini.” Camelia menatapnya dengan perasaan bersalah. Karena dia yang mengenalkan Natasya pada Raffael.“Gak apa-apa, Bu. Saya dapat bayaran tinggi buat kasus ini,” kekehnya ringan. “Langsung saja, Nat,” pinta Reinhart. “Saya penasaran apa yang kamu dapat dari Alana.”Natasya mengangguk paham. Ia pun mulai menceritakan apa saja yang dikatakan Alana saat makan siang tadi. “2 tahun lalu, seora
Terakhir Diperbarui : 2025-03-13 Baca selengkapnya