Home / Romansa / Terjebak Permainan Sang Presdir / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Terjebak Permainan Sang Presdir: Chapter 171 - Chapter 180

186 Chapters

Bab 171. Bintang 6 Bulanan!

Beberapa bulan berlalu dan hari ini, Bintang mencapai usia 6 bulan. Raffael mengadakan perayaan kecil untuk buah hati mereka. Mengundang cukup banyak orang, termasuk beberapa rekan bisnis yang minta diundang.“Wah, jadi itu pacarnya Pak Damian?” bisik Manda pada Raffael.Raffael mengangguk. “Kau tahu, dia dulu sekretaris papanya Damian. Lebih tua Alexa.”Wajah Manda terlihat sangat penasaran dengan cerita dibalik hubungan tersebut. Ia jadi berpikir, apa kemungkinan sekretaris mendapatkan bosnya sebagai suami itu cukup besar.‘Mungkin karena kenalannya pasti petinggi-petinggi perusahaan. Kalau nggak kuat iman, punya pacar pun bisa selingkuh sama bosnya ya,’ batin Manda menganalisa. Semua tamu undangan tengah menikmati makan siang mereka, setelah memberikan doa pada Bintang setiap kali mereka bersalaman. “Hon,” panggil Raffael tiba-tiba. “Bintang ‘kan udah bisa makan. Apa kita sudah bisa pergi bulan madu? Aku perlu bahas sama Camelia.”Wajah Manda berseri-seri. “Oh ya! Boleh aja, Raf
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 172. Matahari, Tolong Terbit Lebih Cepat!

“Pa, kenapa?” tanya Manda melihat ayahnya was-was. “Papa agak was-was toko, Nak.” Rowan mengaku. “Tapi Papa juga pengen banget liburan bareng kamu sama Mama.”Manda memeluk sang ayah erat, sambil menenangkannya. “Kali ini nggak cuma bodyguardnya Raffa lho, Pa, yang jagain toko. Bodyguard kak Reinhart juga ikut dikerahkan.”Rowan mengangguk. “Iya, Nak. Papa paham.”Diana terkekeh. “Anggap aja bulan madu kita juga, Pa.”Ternyata, ucapan Diana lebih bisa membuat Rowan melupakan segala kekhawatirannya. Walau tak banyak, Rowan bersikeras akan membayari salah satu acara makan mereka nanti di Jepang. Camelia dan Raffael menyetujuinya saja. Bagi mereka yang terpenting semua orang bisa ikut berbahagia. “Nyonya Manda, mobil sudah siap.” Tara memberitahu.Karena keteledoran Raffael, ia jadi melewatkan beberapa dokumen yang sangat penting, dan tertahan di kantornya. Ia akan menyusul dari kantor menuju bandara langsung, jadi tidak bisa pulang ke Jogja kemarin. “Ayo, berangkat.” Cal—kepala pel
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

Bab 173. Gara-Gara Kimono! (18+)

“Raff … ah!”Manda terkesiap ketika dirinya terbangun, Raffael masih berada di atas tubuhnya. Memenjara kedua tangan sang istri di atas kepala.“Hon … kau masih sadar?” tanya Raffael terengah. “Sepertinya kau nggak sadarkan diri sejenak.”Sebuah adegan samar teringat, saat mereka mencapai puncak bersama Manda merasa lelah. Seingatnya, itu yang kedua.Ekor mata Manda melirik ke arah jam digital yang ada di meja dan tertegun karena jarum jam seolah tak bergerak dari saat ia terakhir berusaha melihat waktu. Mantan bos-nya yang selalu ia labeli ‘mesum’ itu kini menunjukkan taringnya. “Kenapa kau nggak berhenti?!” protes Manda panik. Raffael tersenyum lembut. Dirinya sudah setengah mati berusaha mengendalikan hasrat setelah melihat Manda keluar dari pemandian dengan kimono tidurnya. Sepanjang acara makan malam, Raffael berusaha mempercepat waktu. Tentu saja mustahil. Mereka akhirnya kembali ke resor masing-masing sekitar pukul 11 malam. Mungkin lebih. Raffael sudah menitipkan Bintang
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 174. Tempat Curhat Para Lelaki

“Ra, gimana? Udah nego sama yang punya tanah?” Bulan madu mereka selesai dengan penuh kebahagiaan. Hal pertama yang diurus Raffael ketika kembali bekerja adalah pembahasan soal mencari lokasi kantor yang tepat di Yogyakarta. Seperti yang sudah dibahas, ia berniat memindahkan kantor pusatnya ke Yogyakarta, demi bisa bertemu Manda setiap hari. Namun, sudah hampir 5 bulan sejak permintaannya itu, sang sekretaris masih belum menemukan tempat yang sesuai dengan keinginan Raffael. “Ada lokasi yang bagus di pinggir jalan besar, Pak. Tapi ditempati swalayan besar. Setelah diamati, swalayan itu tidak terlalu ramai.”Rara—sekretaris Raffael yang bernama asli Tiara itu langsung menunjukkan foto bangunan dan tata letak gedung yang ia bicarakan. “Dari rumah istri saya ke sana berapa lama?” tanya Raffael penuh harap. “10 menit, Pak,” jawab Rara. “Selama jalanan tidak sedang dalam kondisi padat.”Mendengar jawaban itu, Raffael langsung menjentikkan jarinya. “Ho! Saya suka tempat ini. Coba sam
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

Bab 175. Perempuan Baru, Cari Masalah!

“Jangan gila, Raff!” tukas Damian. “Kamu mau dihujat banyak netizen Indonesia?”“Benar tuh, Raff!” George menambahkan. “Justru kerjaan itu yang kemarin bantu Manda untuk move on dan nggak sampai bikin dia stres berkepanjangan!”Raffael terdiam mendengar ceramah dua temannya. Ia jadi teringat lagi alasan kenapa Manda awalnya mengambil banyak pekerjaan online.Ia hanya bergurau saja dengan pertanyaan tadi. Walau benar, dirinya kurang suka Manda melakukan pekerjaan online-nya seolah itu adalah hal yang utama. Damian melanjutkan, “Lagipula, kau yang paling tahu kan, istrimu itu tipe seperti apa? LIfe is work. Perempuan tipe Manda yang pekerja keras nggak bisa kamu suruh nganggur di rumah, Raff.”Raffael mengangguk setuju. Sejak menjadi sekretaris pribadinya, semua pekerjaan dilakukan Manda, suka atau tidak suka. Kadang ia suka membawa Manda dinas dadakan, pun wanita kesayangannya itu selalu siap.“Mungkin istrimu mengalami sejenis post pause syndrome sekarang. Dulu dia bekerja untuk menc
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 176. Lautan Bunga

“Jadi, apa bunga-bunga ini karena rasa bersalahnya kemarin?” tanya Manda dengan tangan terlipat di depan dada.Cal membungkuk panik. “Se—sepertinya demikian, Nyonya muda.”Sepagi ini–jam 6, sudah berdatangan bunga-bunga untuknya dari Raffael. Karena tak bisa langsung pulang, hanya inilah permohonan maafnya karena insiden kemarin. Alasan Raffael adalah karena yang biasa menggantikannya sakit dan mau tak mau dirinya yang harus maju menjadi wajah perusahaan dalam acara simbolik penerimaan artis-artis pendatang baru. Manda menerima saja alasan itu, tetapi bukan berarti dia tidak masalah dengan kelakuan para artis perempuan yang malah seperti melacurkan diri di dekat Raffael.‘Toh itu bukan KRL, di mana orang bisa tak sengaja berdempetan dan bersentuhan!’ sentak Manda dalam pikirannya. “Ini bunga asli?” tanya Manda hilang fokus. Cal pun bisa bernapas lega, setidaknya untuk sementara. “Benar, Nyonya muda.”“Bisa ditanam di taman?” tanya Manda lagi. Ia mulai pusing melihat lautan bunga
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 177. Raffael Numpang Bucin

“Nda! Lihat ini!” seru Diana dari ruang keluarga. Manda yang tengah menyusui Bintang pun langsung tergopoh-gopoh menghampiri sang ibu yang terdengar panik.“Apa, Ma?” tanya Manda dengan alis saling bertaut. Diana menunjuk ke arah layar televisi dan berkata, “Aktris itu dipecat!”“Oh, my! Raffa ….”Manda jadi merasa bersalah. Karena ia pasti jadi salah satu atau bahkan satu-satunya alasan Raffael memecat artis wanita pendatang baru itu. Tak lama setelah itu, mereka juga menampilkan serbuan komentar dari para pejuang jari di seluruh Indonesia. Pro dan kontra bentrok di sana. Kebanyakan Raffael dilabeli sebagai ‘suami-suami takut istri’, ada juga yang menghujat ‘istri sang CEO’. Namun, tidak sedikit juga yang mendukung. Kebanyakan para wanita yang memihak keputusan Raffael.Acara gosip artis itu tiba-tiba mengatakan akan langsung menghubungi sang CEO untuk mengklarifikasi berita tersebut. Tentu saja, telepon mereka tersambung ke meja sang sekretaris.“Dengan Tiara.” Suara wanita m
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

Bab 178. Penyelinap!

“Hon?”Raffael menghubunginya via panggilan video karena pesannya tak dibalas oleh Manda. Ia terkekeh melihat wajah sang istri yang tengah tersipu malu. “Ah … aku jadi ingin pulang. Kau membuatku gemas.”Manda membuang muka. Ia kesal karena jadi lemah dengan semua kata-kata Raffael yang seperti itu. Setelah mengkondisikan wajahnya, Manda pun kembali menatap layar. “Kamu nggak bisa tarik keputusan kamu soal artis itu?” tanya Manda, berharap Raffael lebih manusiawi. Namun, Raffael menggeleng. “Nggak. Tapi aku sudah meminta salah satu sutradara menjadikannya pemeran utama film layar lebar. Kau nggak perlu khawatir. Aku menyerahkannya ke rumah produksi lain.”Manda terlihat lega mendengar kalau Raffael tidak memecatnya dan menjadikan wanita itu kehilangan pekerjaan. Sederhananya, ia hanya memindahkan artis itu ke perusahaan entertainment lain. “Kalau begitu, aku lebih tenang.”Bersamaan dengan itu, ketukan di pintu kamar Manda mengejutkan Bintang dan dirinya. Diana masuk perlahan dan
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 179. Pak Bos Kabur

“Astaga, Ra. Jadi, bos kamu kabur ini?” tanya Manda panik.Ia sedang menunggu Raffael keluar dari kamar mandinya pagi ini, ketika melihat pendar biru menyala lama dari layar ponsel sang suami.Ketika diintip, ternyata sekretarisnya yang menelepon. Takut ada hal penting, Manda menggunakan kebebasannya untuk mengusap layar ponsel ke atas. Menerima panggilan telepon itu. “Pak Raffael, apa Bapak sudah bangun? Saya sudah menunggu di lobi.”“Ra. Raffa lagi di Jogja. Apa kamu nggak diberitahu?”Spontan Manda mendengar suara seruan panik dari sang sekretaris. Hatinya merasa kasihan mendengar bahwa tidak seharusnya Raffael bisa meninggalkan kantor selama satu minggu ke depan. “Saya harus gimana, Bu Manda?” keluh Tiara dengan suara lemas. “Menurut kamu, ada pertemuan yang sangat penting sampai tidak bisa ditunda nggak?” Manda mencoba membantu sekretaris muda itu untuk mengejek jadwal si bos yang menyebalkan itu. ‘Kenapa juga aku bisa nikah sama dia. Tapi dulu dia nggak sesulit ini dihadapi.
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

Bab 180. Pesta Kejutan!

“Raffa, tunjukkan wajahmu sebentar saja!” Manda menyeret Raffael kembali ke meja makan di resort yang mereka sewa. Tentu saja, walau mereka bersenang-senang dengan pantai, Manda tidak lupa tugasnya mengingatkan Raffael jika ada rapat penting yang butuh kehadirannya. “Hanya satu ini lagi, Raffa,” bujuknya, melihat wajah cemberut sang suami. “Benar hanya satu ini lagi?” tanya Raffael mengerutkan dahi, seakan tak percaya. Manda mendengus. “Aku bukan kamu yang bilang sekali ini saja tapi bohong!”Mendengar itu Raffael tergelak. Ia akhirnya menurut dan duduk di depan laptop untuk mengikuti rapat. “Rapat harus selesai dalam 15 menit,” perintah Raffael tegas. “Beritahu saya apa saja masalah yang butuh penanganan!”Manda hanya bisa menggelengkan kepala, heran dengan CEO satu itu. Ia membiarkan Raffael dengan pekerjaannya dan menyusul Camelia yang tengah menikmati air laut di pinggiran pantai bersama dua anaknya. “Mau kerja dia?” tanya Camelia sambil terkekeh melihat adiknya tetap dipaks
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more
PREV
1
...
141516171819
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status