Semua Bab Terjebak Permainan Sang Presdir: Bab 151 - Bab 160

186 Bab

Bab 151. Kebahagiaan vs Kesengsaraan

“Hon, kalau lelah, kita bisa minta MC tutup jalan dulu.” Raffael berbisik melihat Manda terlihat lemas di sebelahnya. Sudah satu jam sejak dimulainya resepsi pernikahan mereka malam hari. Dan baru kali ini Manda melihat lautan manusia dengan berbagai bahasa.Ruangan dengan kapasitas 2000 orang itu benar-benar hampir penuh. Kemungkinan yang datang lebih dari 2000.Ia sadar, kalau suaminya tidak hanya punya kenalan di Indonesia. Ada yang berbahasa Inggris, ada juga yang dari Jepang. Tak sedikit yang berparas Italia.“Ide bagus. Aku mau ngemil aja, Raff.”Sekejap, Chang sudah datang membawakan puding dan beberapa potong buah segar. Sang bodyguard bahkan membawakan porsi untuk bridesmaid yang sedang merajuk.“Aku nggak punya job! Semua pekerjaanku diambil Chang dan Regan,” keluh Yuike.Manda terkekeh. “Seenggaknya kau duduk di pelaminan. Kali aja ada yang ngelirik kamu.”Yuike mendengus. “Ha! Kalau cowok Italia bisa bahasa Indonesia, aku mau deh!” Tidak berapa lama setelah Yuike berkata
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Bab 152. Que Sera, Sera!

“Bro! Stay dulu dong!”Beberapa tamu Raffael dari luar negeri tak mengizinkannya kembali ke kamar. Padahal acara resepsi sudah selesai. Ia bahkan meminta Yuike untuk menemani Manda dulu ke kamar karena masih banyak tamu yang jauh-jauh datang ingin bertemu dengannya. “Hey! Ini sudah lebih dari satu jam saya menemani kalian. Benar-benar. Kalian dan minuman keras selalu saja menyusahkan!” ledek Raffael menggunakan bahasa inggris. Mereka tergelak, tapi tak juga melepaskan Raffael.Sementara itu, Manda yang sudah tiba lebih dulu di kamar bersama Yuike mulai menyadari bahwa pernikahan itu akan membawanya menuju malam pertama. “Ke. Apa yang dilakukan orang saat malam pertama?”Yuike melirik sahabatnya dengan wajah super datar. “Main catur.”“Serius! Maksudku, apa aku harus mandi dulu atau aku—”“Kalian kan sudah pernah! Begituan!” tukas Yuike memotong ucapan Manda.Manda mendesis kesal. “Ish! Itu kan saat aku mabuk! Mana tahu apa yang kulakukan. Aku nggak ingat. Bisa jadi aku dalam kondi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Bab 153. (Bukan) Malam Pertama (18+)

Manda terdiam di pinggir tempat tidur kamar hotel. Yuike baru saja pamit dengan alasan mengantuk. ‘Aku yakin dia pasti ketemuan sama Trevor,’ batin Manda dengan wajah cemberut. Kalau tidak ada Trevor, pasti Yuike tidak akan secepat ini meninggalkannya. Setengah jam lebih sedikit, sahabatnya itu di sana sebelum akhirnya pamit dengan gelisah.“Apa aku mandi saja ya?” keluh Manda. “Apa aku harus melakukan seperti yang dibilang Ike tadi?”Gaun nikah mewah yang dikenakannya tidak membuatnya tak nyaman. Ia bisa saja menggunakan baju itu sambil merebahkan diri. “Tapi aku kayak nungguin banget nggak sih kalau nggak ganti baju?” Lagi-lagi ia tak tahu mana yang harus dipilih.Frustasi, Manda akhirnya memilih untuk membuka gaunnya dan mandi. Namun, baru saja ia akan melepas gaun, kain penutup kepalanya tersangkut entah di mana, di belakang punggungnya.“Astaga! Kenapa sih aku tuh!” keluh Manda mencoba meraih bagian belakangnya. Tetapi ketika ia bergerak sedikit saja, terdengar suara sepert
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-26
Baca selengkapnya

Bab 154. Nikah Tanpa Bulan Madu?!

“Mm ….”Raffael merasakan gerakan dalam dekapannya. Alih-alih membiarkan, pria yang terpuaskan semalam itu mengeratkan pelukannya. “Tidur lagi, Hon.”Suara berat Raffael membuat Manda tersadar. Kini mereka sudah sah menjadi suami dan istri. Dan semalam ia benar-benar dimanjakan oleh Raffael. Bahkan pria itu membersihkan tubuhnya. Tak seperti saat pertama kali mereka melakukannya dulu.“Apa kita nggak akan pulang hari ini? Kemungkinan ASI-ku sudah menipis di rumah.”Mendengar alasan itu, Raffael langsung terbangun. “Kau benar. Bintang masih butuh ASI.”Dengan segera, ia membantu Manda untuk memompa ASI lagi sebelum mereka bersiap pulang. “Ayo, Hon. Mandi.”Dahi Manda berkerut. “Eng … aku mandi sendiri kan maksudnya?”“Kenapa harus sendiri kalau sudah berdua?” Cengiran Raffael tetap tak bisa menutupi hasrat membara dalam matanya. Pria itu menghampirinya dengan senyuman terlebar yang pernah ia tunjukkan.Manda melipat bibirnya, menahan tawa. Semalam ia bisa merasakan kenikmatan palin
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

Bab 155. Determined

“Kalian mau ngintip?” ledek Raffael yang terlihat lebih rileks sekarang ketika bicara dengan kakaknya. “What the— Damn!” pekik Camelia dari ujung sambungan telepon. “Siapa juga yang mau lihat kamu! Aku jagain Bintang! Kami rencana pergi liburan.”Raffael tergelak mendengar ocehan Camelia. Ia tak melihat ide yang ditawarkan sang kakak buruk.“Oke. Aku bicara sama Manda dulu.” Raffael menjauhkan ponselnya kemudian berkata dengan suara pelan pada Manda.“Hon, Camelia mau ikut bulan madu. Dia yang jagain Bintang. Gimana?”Manda cukup kaget mendengarnya. Ia menimbang beberapa saat kemudian menjawab, “Kalau 5 bulan lagi, bagaimana? Setidaknya, Bintang sudah mulai makan-makanan lain di samping ASI.”Raffael mengangguk. Ia kembali mendekatkan ponselnya dan memberitahu usulan dari Manda. “Sure. 5 bulan lagi.” Camelia setuju. Ia kemudian menambahkan, “Aku akan urus liburan kita. Kau tinggal tunggu detailnya saja nanti dari Lyn.”“Ha?” Raffael sedikit tak percaya kalau sang kakak berencana me
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

Bab 156. Masa Depan Toko Emas

Manda terdiam di balik pintu rumah. Tak sengaja mendengar pembicaraan Raffael dan Diana. Tangannya mencengkeram baju bagian dadanya. Satu-satunya cela dalam pernikahannya adalah tak ada restu dari orangtua Raffael. Ia tahu, Raffael sudah melepaskan diri dari keluarga Indradjaya sebelum mereka menikah. Dan ia tahu seperti apa keluarga itu memperlakukan Raffael. Mungkin, kalau ia diberi kesempatan mengulang hidup, ia akan berjuang dari awal untuk menjadi setara dengan mereka, agar layak menjadi pendamping putranya.‘Tapi nggak berarti Raffael menyukainya, kalau mereka mengulang waktu,’ batin Manda sedih.Mendengar langkah kaki mendekat, Manda segera menuju sofa. Pura-pura membaca majalah.“Majalahmu terbalik, Nona.” Raffael meledek. Pria itu sekilas melihat bayangan di balik pintu rumah sebelum ia masuk tadi. Dan menemukan Manda di sofa, sudah menjadi jawaban siapa yang tadi mendengar pembicaraannya. Manda mengerucutkan bibirnya. Kesal karena diledek sang suami. “Ish!”Raffael terke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-27
Baca selengkapnya

Bab 157. Kehidupan Yang Meningkat

Rowan terkejut mendengar ucapan menantunya. ‘Apa dia sedang membalas perbuatanku dulu?’ tebaknya dalam hati. ‘Tapi dari dulu aku juga tahu kalau dia kaya.’Rowan benar-benar tak bisa membayangkan, seorang pria muda yang sudah banyak ia tolak, kini menawarkan bantuannya. ‘Apa dia mau show off kalau dia orang kaya baik hati?!’ Lagi, Rowan menuduh tanpa dasar yang kuat.Ia tak sadar kalau dirinya sedang dalam fase rendah diri. Sejak kejadian yang menimpa Manda dan ia tak bisa berbuat apa-apa untuk membela putrinya, ia sudah merasa ada yang mulai tak beres dengan hati dan pikirannya. “Pa?” Suara Raffael kembali terdengar memanggilnya. Rowan melihat layarnya bergoyang. Sepertinya Raffael berpindah tempat.Ternyata Raffael ingin bicara berdua saja dengan Rowan. Terdengar suara pintu ditutup perlahan.Tak lama kemudian, wajah menantu laki-lakinya itu muncul lagi di layar. “Pa, apa papa ngira saya cuma memberi usulan? Ditambah saya baru sekarang tahu kejadian kemarin. Saya khawatir.”Net
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Bab 158. Tidak Perlu Momen Khusus

“Hey, Hon!” seru Manda sambil menerima tubuh istrinya dalam pelukan. Pria itu menghujani wajah Manda dengan kecupan-kecupan singkat yang menggelitik. Kemudian ia menghampiri Bintang yang tengah tengkurap tanpa pakaian selain popok bayi dan menciumi punggung hangatnya.“Kau nggak bilang kalau mau ke sini.”Raffael terkekeh sambil mengecup pipi ibu mertuanya, kemudian menjawab. “Surprise, Hon. Sekali-kali.”Tak lama kemudian, beberapa orang asing mulai memasuki halaman rumah mereka. Manda dan Diana langsung panik. “Maaf ini bukan jalan umum!” tegur Manda dengan dahi berkerut. ‘Padahal sudah ada pagar, kenapa mereka main masuk seenaknya saja!’ keluh Manda heran. Ia sempat kaget juga ketika kemarin secara tiba-tiba tanpa ada suara sedikitpun, seorang nenek yang tinggal di ujung gang tiba-tiba masuk dan duduk begitu saja di dalam rumah. Saat ditanya, katanya ia sedang main.“Ah … Manda. Ini staf yang akan membantu untuk hari ini.”“Halo, Nyonya!” Serempak mereka membungkuk dan menyap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-28
Baca selengkapnya

Bab 159. [Insert Story] Awal Mula Pertemuan Mereka

[Insert Story dari sisi Raffael]Hari itu adalah hari kepulangan Raffael ke Indonesia. 9 tahun ia dibuang ke Italia tanpa apa-apa selain tiket pesawat dan pakaian yang melekat ditubuh. Di bawah alasan agar belajar dari kesalahan.Mereka yang menyebut diri sebagai orang tuanya, mungkin baru ingat kalau mereka punya anak laki-laki dan memanggilnya pulang.Untuk mencari tahu apa yang terjadi selama masa pembuangan itu, Raffael mengundang 3 sahabat dekatnya untuk bertemu. George yang paling santai di antara mereka mengusulkan pergi ke bar yang baru saja launching.“Raff! Han belum datang?” George menyapa sembari duduk di sebelahnya. Hingar bingar suasana bar terdengar sayup dari dalam ruang VIP itu. Dua temannya sudah hadir. “Paling dia masih ngurusin kerjaannya.” Damian menjawab, mewakili RaffaelRaffael memutar ponselnya terus menerus, kemudian menambahkan. “Katanya dia sudah di lobi.”Damian dan George hanya membuka mulut tanpa bersuara. Kemudian mereka memutuskan untuk menuangkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

Bab 160. Pejuang LDR

Raffael terbangun sambil terkekeh. Ia baru saja memimpikan ingatan pertama kali bertemu dengan Manda. “Ah … aku jadi kangen,” keluhnya. Setelah liburan berakhir, Raffael mau tak mau kembali ke Jakarta untuk bekerja. Dia berharap bisa setiap minggu pulang ke Yogyakarta, tetapi pekerjaan tak mengizinkan.Sabtu ini saja, ia sudah mendapat jadwal untuk hadir di berbagai acara pertemuan para artis. Sudah jelas ia tidak akan bisa bertemu Manda maupun Bintang. Sekejap, ia sudah menghubungi Manda. Video call menjadi pilihan pertamanya pagi ini. “Hi, Raff! Morning, Pak bos!” sapa Manda dari balik layar ponsel Raffael. Hati Raffael terasa penuh dengan kebahagiaan melihat senyum manis istrinya. “Hon … aku nggak sanggup LDR begini. Please!”Manda terkekeh geli. Alih-alih mengomentari ucapan suaminya, ia malah memperlihatkan wajah putra mereka yang membuat rindu semakin menjadi. “Papa cemangat kerja!” ujar Manda seolah Bintang yang bicara. Raffael mengecup layar ponselnya kemudian berkata,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status