All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 441 - Chapter 450

518 Chapters

Bab 441

Kedatangan Rangga dan Dianti seolah hanyalah sebuah selingan kecil yang tak mengganggu kehidupan Andini bersama Kalingga.Laras kembali membawa dua buku kedokteran dari tabib istana. Satu buku membahas kelanjutan pengobatan luka di kaki Kalingga, sedangkan yang satu lagi agak tebal, merupakan catatan pengalaman berharga sang tabib selama bertahun-tahun.Laras berkata bahwa sang tabib merasa Andini memiliki bakat, maka dia berharap Andini bisa lebih banyak belajar.Mungkin karena sudah melihat Andini tumbuh besar sejak kecil, Andini merasa sang tabib memang menyayanginya lebih dari yang lain. Kalau tidak begitu, mana mungkin dia rela memberikan buku berharga yang bisa mengungkap identitasnya?Tak ingin mengecewakan niat baik sang tabib, Andini akan membaca buku itu saat waktu luang. Tanpa sadar, pikirannya pun tidak lagi memikirkan Rangga dan Dianti.Namun yang tak disangka, hari itu Malika tiba-tiba datang ke halamannya pagi-pagi sekali dan mengatakan bahwa dia ingin mengajak Andini pe
Read more

Bab 442

Andini awalnya mengira, Malika datang mendadak pagi-pagi karena takut dia akan mencari-cari alasan untuk menolak ikut. Tak disangka, bahkan Nayshila pun baru tahu soal rencana ini pagi ini juga.Nayshila menggelengkan kepala. "Nggak ada! Hari ini aku tadinya mau pergi naik perahu di danau bersama Santika, tahu!"Begitu berkata demikian, Nayshila mulai mengeluh tanpa henti, "Nggak tahu dari mana Ibu dengar-dengar kabar soal biksu suci yang datang menyebarkan ajaran. Terus katanya, doa hanya akan manjur kalau semua perempuan keluarga ikut minta berkah .... Aduh, misterius sekali, aneh pula ...."Andini duduk di sampingnya, tak ikut menanggapi. Namun, dalam hati, dia mulai merasakan ada yang tidak beres. Secara refleks, dia meraba kantong kecil di pinggang tempat dia menyimpan batu kecil dan jarum perak, lalu memegang tusuk konde di rambutnya. Meski begitu, alisnya mengernyit, menunjukkan kekhawatirannya.Namun anehnya, di Kuil Amnan memang benar ada seorang biksu suci yang tengah membaca
Read more

Bab 443

Saat kembali membuka mata, Andini mendapati dirinya sedang terbaring di dalam sebuah gua pegunungan.Sekelilingnya sangat gelap dan lembap. Kepalanya terasa berat dan pusing. Dalam keadaan setengah sadar, pandangannya menangkap sosok Nayshila yang juga terbaring tak jauh darinya.Ingatan sebelum pingsan langsung menghantam kesadarannya. Andini seketika terbangun dengan lebih waspada. Ternyata mereka telah diculik!Dengan suara sangat pelan, dia mengguncang tubuh Nayshila. "Shila, bangun ... cepat bangun ...," bisiknya pelan karena takut terdengar oleh orang di luar.Namun, Nayshila sepertinya telah terlalu banyak menghirup serbuk itu. Dia sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan terbangun.Saat itulah Andini sadar bahwa konde di rambutnya telah terlepas. Begitu bergerak sedikit saja, rambut panjangnya langsung terurai jatuh ke bahu.Tusuk konde miliknya hilang. Bahkan konde yang ada di kepala Nayshila pun sudah tidak ada! Kenapa mereka mengambil tusuk konde itu?Kecurigaan langsu
Read more

Bab 444

Namun Andini tidak menunggu Panji bereaksi. Dia langsung mencabut sebatang jarum perak lainnya dan kembali menusukkannya ke paha Panji.Selama ini, dia terus melatih keterampilannya saat mengobati kaki Kalingga, jadi kemampuan akupunkturnya sudah mencapai tingkat tinggi. Jarum itu menancap tepat di dua titik saraf paling menyakitkan di paha.Panji langsung terjatuh ke tanah seperti orang lumpuh."Aarrghh!" Teriakan kesakitan yang mengerikan menggema di gua itu. Tidak ingin teriakan itu menarik perhatian orang luar, Andini segera melompat ke atas tubuh Panji dan membekap mulutnya erat-erat.Panji menggeliat hebat dan berusaha melepaskan diri. Tenaganya jauh lebih kuat dari Andini. Meskipun Andini sudah menekan dengan sekuat tenaga menggunakan kedua tangan, tenaganya hampir tak sanggup menahan perlawanan Panji.Namun saat itu, sudut matanya menangkap sebongkah batu besar tak jauh darinya.Tanpa ragu, Andini meraihnya, lalu menghantamkannya dengan keras ke kepala Panji!Brak!Hanya dengan
Read more

Bab 445

Meskipun Rangga sama sekali tidak bisa melihat jelas seperti apa kondisi Andini saat ini, dia telah melihat cukup banyak petunjuk selama sepanjang jalan mengejarnya.Potongan kain robek yang tersangkut di dahan pohon, bercak darah di ranting dan duri, bahkan beberapa helaian rambut yang tersisa di dedaunan. Itu semua memberitahunya bahwa Andini pasti penuh luka.Andini mengatakan bahwa dia kesakitan, tapi tidak bilang di bagian mana. Akan tetapi, Andini pasti sangat kesakitan sampai-sampai dia menangis seperti itu.Saat itu juga, hati Rangga terasa remuk seketika.Tanpa berkata apa pun lagi, dia berbalik dan berjongkok di depan Andini. Sama seperti belasan tahun lalu, tidak terhitung berapa kali dia melakukan Gerakan ini.Dengan suara dalam, Rangga berkata, "Ayo."Melihat punggung yang lebar dan sangat familier itu, wajah Andini seketika hanyut dalam kenangan. Namun, tubuhnya bergerak lebih dulu daripada pikirannya. Tangannya terangkat meraih bahu Rangga dan bersandar di punggungnya ta
Read more

Bab 446

Jadi, saat kenangan masa lalu menghantamnya, Andini pun tenggelam di dalamnya, bahkan lupa bagaimana cara melepaskan diri. Dia benar-benar kehilangan akal. Bisa-bisanya dia beranggapan bahwa Rangga akan percaya begitu saja padanya?Sejak kapan Rangga pernah percaya padanya tanpa ragu-ragu?Sebuah hawa dingin yang mengerikan perlahan menjalar ke seluruh tubuhnya. Andini merangkul dirinya sendiri, seolah ingin memberi kehangatan, walau hanya sedikit. Namun, hawa dingin itu menyerang dari segala arah dan menyelimuti tubuhnya dengan erat, sehingga membuatnya menggigil hebat.Rangga tidak tahu apa yang sedang terjadi di hati Andini. Dia hanya merasa, Andini mungkin kesal karena kejadian hari ini hingga perlakuannya menjadi sangat dingin.Menatap jubah yang masih tergenggam di tangannya, kening Rangga berkerut. Namun, dia tetap diam.Dia hanya memberi perintah pada kusir agar melanjutkan perjalanan. Lagi pula, kebenarannya bisa dia telusuri setelah kembali nanti. Tidak perlu terlalu dipikirk
Read more

Bab 447

Kening Andini perlahan mengerut. Jelas sekali, Nayshila salah paham padanya.Namun saat ini, dia tidak ingin berdebat dengan Nayshila. Tanpa bukti yang kuat, Nayshila tetap tidak akan percaya pada apa pun yang dikatakannya.Namun, pandangan Kalingga tiba-tiba berubah tajam. Sorot matanya meredup penuh kemarahan. Saat dia menoleh pada Nayshila, ucapannya menyiratkan teguran keras, "Sebelum kebenarannya terbukti dengan jelas, jangan asal ngomong."Nayshila langsung menunjukkan wajah tidak terima, nada bicaranya juga terdengar buru-buru, "Apanya yang belum jelas? Aku ada di sana sama Ibu! Hampir saja kami jadi korban penjahat itu! Kalau bukan karena Kak Dianti, mungkin kami berdua sudah ...!"Mengingat kembali kejadian di hutan, mata Nayshila mulai memerah. Jelas sekali dia benar-benar ketakutan dan masih trauma.Nada bicaranya pun berubah penuh keluhan, "Aku bahkan masih kepikiran Kak Andini waktu itu ... aku mau mencarinya! Tapi ternyata, dia sudah lari duluan untuk menyelamatkan diri!"
Read more

Bab 448

Nayshila juga merasa terkejut dalam hati.Saat tersadar kembali tadi, dia dan Malika tengah berbaring di balik sebuah batu besar dengan dikelilingi oleh empat orang penjaga berpakaian hitam.Tentunya dia sempat mencoba melawan. Namun, baru saja bertahan dengan beberapa jurus, tubuhnya sudah kembali ditekan hingga tak berdaya.Saat itulah, Dianti muncul. Dengan menyandera seorang penyerang.Mengingat kembali kejadian itu, dahi Nayshila mengernyit. Namun tetap saja, dia menoleh ke arah Andini dan berkata, "Kamu nggak usah nyindir begitu.""Kak Dianti memang nggak belajar bela diri, tapi kalau dia bisa membunuh Panji waktu lengah, tentu saja dia juga bisa menyandera penjahat waktu yang lain lengah! Yang jelas, aku dan Ibu selamat karena Kak Dianti. Itu fakta!"Dianti juga cepat-cepat mengikuti alur pembelaan Nayshila. "Kakak mungkin belum tahu, waktu itu Panji berusaha menodai aku, tapi dia malah terpeleset batu di gua. Aku benar-benar panik. Entah dapat kekuatan dari mana, aku langsung m
Read more

Bab 449

Tatapan terakhir yang diberikan Andini tadi penuh makna.Hati Dianti mendadak mencelos, seolah baru tersadar akan sesuatu. Dia menoleh perlahan menatap Astuti.Benar ... meski Panji sudah tewas, masih ada satu orang lain yang tahu soal kerja sama kotornya dengan Panji.Sementara itu, Astuti sendiri masih terguncang oleh tatapan dingin Andini tadi. Saat dia belum sempat pulih dari rasa takut itu, tiba-tiba sebuah sorot mata yang dingin dan penuh ancaman dari Dianti langsung menghantam dirinya.Tatapan yang sekilas itu penuh kekejaman sehingga membuat hatinya ketakutan.Astuti buru-buru menunduk dan tidak berani menatap Dianti.Di sisi lain, Nayshila berkata dengan kejam, "Apa maksudnya tadi? Apa maksudnya banyak berbuat jahat bakal celaka sendiri? Dia nyindir siapa?!"Bagaimanapun, Dianti pernah menjadi sahabat Nayshila selama tiga tahun. Tentunya, dia tahu jelas bagaimana cara meredam emosi Nayshila. Dia pun langsung berkata, "Shila, jangan begitu. Mungkin Kakak memang salah paham pada
Read more

Bab 450

Namun, Dianti hanya bisa memainkan peran gadis lemah, lalu menunduk sedikit ke arah Rangga dan berkata lembut, "Kalau begitu, aku pamit istirahat dulu ya, Kak Rangga. Kakak juga sebaiknya cepat istirahat."Selesai bicara, dia pun membalikkan tubuh dan pergi.Rangga menatap punggungnya yang menjauh, sementara tangannya secara refleks menyentuh jubah yang tadi dikenakan Andini. Sorot matanya makin dalam dan kelam.Sepanjang perjalanan kembali ke kediamannya, Dianti tak mengucapkan sepatah kata pun. Saat tiba di kamarnya, dia baru berkata dengan pelan, "Tutup pintunya."Hati Astuti sontak menjadi tegang, tapi tetap menuruti perintah itu. Dia pun berbalik dan menutup pintu. Namun, saat dia berbalik kembali, Dianti sudah berdiri di belakangnya.Saking dekatnya, Astuti hampir terjatuh karena terkejut. Wajahnya langsung pucat, rasa ketakutan memenuhi mata dan tubuhnya.Melihat ekspresi itu, Dianti justru tersenyum manis, "Dasar gadis bodoh, takut apa?"Sambil tertawa kecil, dia menggenggam ta
Read more
PREV
1
...
4344454647
...
52
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status