All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 451 - Chapter 460

518 Chapters

Bab 451

Sementara itu, di kediaman Keluarga Maheswara, lampu-lampu masih menyala terang. Andini baru selesai membersihkan diri sejam yang lalu.Laras berdiri di belakangnya dan membantu mengeringkan rambutnya yang masih setengah basah, sambil diam-diam menyeka air mata. Tadi, dia melihat semuanya dengan jelas.Tubuh Nona-nya penuh dengan bekas luka. Baik luka lama maupun yang baru, semuanya membuat hatinya seakan remuk berkeping-keping. Bahkan rambutnya pun banyak yang patah, kulit kepala ada goresan-goresan .... Terbayang sudah betapa berat penderitaan yang dialami Nona-nya malam ini.Namun di luar sana, masih saja ada orang yang menyalahkan Nona-nya karena kabur sendiri!Sungguh keterlaluan! Kalau bukan karena terancam nyawa, mana mungkin Nona-nya tega menyiksa diri sampai seperti itu?Laras benar-benar marah sekaligus sangat sedih. Namun, dia hanya bisa menahan isak tangisnya dalam-dalam, takut kalau suara tangisnya sampai terdengar oleh Andini.Namun, Andini tetap mendengarnya. Dia menoleh
Read more

Bab 452

Laras berdiri di samping, tampak berpikir dalam diam. "Jadi, apakah mungkin ... Panji merasa nggak terima waktu sadar kembali, lalu ingin melampiaskannya pada Nona Dianti dan akhirnya malah dibunuh olehnya?"Kalingga menatap tajam ke depan dan berkata dengan dingin, "Memang ada kemungkinan. Tapi, kemungkinan besar, Dianti sengaja membunuhnya untuk menutup mulut."Andini mengangguk setuju. "Aku juga berpikir begitu. Dia mungkin membunuh Panji saat Panji masih dalam keadaan pingsan. Kalau nggak, Dianti mana mungkin bisa mengalahkan Panji?"Bagaimanapun juga, Dianti tidak pernah belajar bela diri.Jabal terlihat terkejut. "Padahal Nona Dianti itu kelihatannya begitu lemah lembut, masa dia benar-benar bisa sekejam itu?"Laras mendengus pelan. "Itu cuma topengnya saja! Dulu dia menyewa orang untuk membunuh Ratih, dan sekarang malah berani membunuh dengan tangannya sendiri. Siapa tahu ke depannya apa lagi yang akan dilakukannya?"Semakin dipikir, Laras merasa Dianti adalah perempuan yang san
Read more

Bab 453

Dalam sekejap, waktu telah berlalu tiga hari.Dianti duduk di pekarangannya sendiri sambil memandangi para pelayan yang sedang membersihkan halaman. Wajahnya tenang, tapi pikirannya terasa berat.Astuti datang membawa secangkir teh hangat. Dalam cuaca bulan Juni yang cukup terik, teh itu justru terasa pas.Dianti menerimanya dan menyesap seteguk, barulah dia bertanya, "Beberapa hari ini, Laras ada mencarimu?"Astuti menggeleng. "Cuma di hari pertama, dia sempat ngobrol sedikit sama hamba. Setelah itu, setiap kali bertemu, dia bahkan nggak mengucapkan sepatah kata pun."Mendengar hal itu, hati Dianti sedikit terkejut. "Apa yang dia katakan padamu?""Dia cuma memperingatkan hamba agar jangan sampai bernasib seperti Ratih," jawab Astuti jujur.Dianti sontak duduk tegak, lalu menoleh tajam ke arahnya dan memperhatikan raut wajahnya dengan saksama. Melihat Astuti tampak tenang dan tidak menunjukkan gelagat mencurigakan, dia akhirnya bertanya, "Lalu, apa jawabanmu?"Astuti tersenyum tipis. "
Read more

Bab 454

Tepat pada saat itu, Rendra akhirnya buka suara. "Sepertinya, aku ini memang sudah terlalu tua .... Sampai-sampai, kejahatan sebesar ini terjadi di dalam rumah sendiri pun aku nggak menyadarinya.""Setelah Tuan Lukman masuk ke istana dan melapor pada Kaisar, barulah aku tahu. Kesalahanku ini ... nggak bisa diampuni."Mendengar hal itu, Lukman buru-buru menimpali, "Pak Rendra, mohon jangan bilang begitu. Anda mengabdi sepenuh hati pada negara dan rakyat, itu adalah berkah besar bagi Negara Darsa."Kalingga pun menambahkan dengan suara dalam, "Semua ini karena sifat Panji yang keji. Nggak ada hubungannya dengan Anda, Pak Rendra."Bahkan Malika ikut menghibur, "Benar sekali, Pak. Ini bukan kesalahan Anda."Namun, keluarga Rendra tetap harus memberi keluarga ini sebuah jawaban yang layak. Rendra tampak memahami hal ini. Dia mengangguk pelan, lalu mengalihkan pandangan ke arah Dianti."Aku cuma ingin bertanya satu hal, Nona Dianti .... Sebenarnya, bagaimana cucuku yang nggak berguna itu bis
Read more

Bab 455

Perkataan Nayshila barusan, memberi Dianti dorongan besar dan membuatnya merasa bahwa dia tidak sendirian menghadapi "interogasi" dari orang-orang ini.Seketika, setetes air mata pun jatuh dari matanya. Dia Penasihat Agung Rendra dengan penuh kepiluan. "Hari itu kejadiannya begitu mendadak .... Aku benar-benar ketakutan. Bagaimana tepatnya aku membunuh Panji, aku juga nggak tahu. Yang kuingat, waktu sadar, aku sudah memegang tusuk konde dan Panji dia, dia ...."Seolah terlalu takut untuk melanjutkan, Dianti hanya bisa terus menyeka air matanya. Kirana yang melihatnya pun langsung merasa sangat iba. Dia segera menarik Dianti ke pelukannya dan menenangkan, "Sudah, sudah .... Anak baik, nggak apa-apa, semuanya sudah berlalu ...."Malika juga tampak cemas dan alisnya berkerut dalam. "Cukup, tak nggak usah dibahas lagi! Semua sudah selesai, kita semua juga sempat sangat ketakutan."Kalimat itu jelas merupakan peringatan halus kepada Rendra, bahwa dalam peristiwa ini merekalah yang menjadi k
Read more

Bab 456

"Sembarangan!" Dianti buru-buru membantah, "Aku ... aku nggak pernah bertemu dengan Panji!"Namun, kepanikan di matanya terlihat jelas oleh semua orang.Saat berikutnya, Kalingga langsung berucap dengan suara dingin, "Tentang masalah ini, pemilik dan pelayan kedai bisa menjadi saksi. Mereka sudah ada di luar aula, siap dipanggil masuk kapan saja."Mendengar itu, mata Dianti langsung membelalak dan air matanya semakin deras.Bahkan, Kirana pun menatapnya dengan curiga, "Dian, sebenarnya yang dikatakan Andin benar atau nggak?"Saksi sudah ada di luar, Dianti tidak bisa mengelak lagi. Saat itu juga, dia hanya bisa menangis sambil memohon, "Ibu, aku ... aku diancam oleh Panji! Memang benar aku pernah bertemu dengannya, tapi aku nggak pernah menyetujui apa pun!"Begitu ucapan itu dilontarkan, tidak ada satu orang pun yang percaya. Bahkan, Nayshila yang biasanya selalu berdiri di pihaknya, tak bisa menahan diri untuk mengernyit.Dengan suara rendah, dia berkata, "Soal kamu menyetujuinya atau
Read more

Bab 457

Andini tidak membantah soal ini.Namun, sebelum Andini sempat berbicara, Kalingga sudah lebih dulu bersuara, "Malam sebelum kejadian, aku memang menyuruh Jabal untuk menakut-nakuti Astuti. Tapi, tujuanku hanya agar dia mau bicara jujur. Kalau Dianti merasa tersinggung, aku minta maaf."Kata-kata ini terdengar sopan, tetapi nada suaranya sama sekali tidak menunjukkan penyesalan. Bahkan, tatapan yang dia berikan kepada Dianti dipenuhi dengan kebengisan.Dianti seperti merasa menemukan titik balik. Dia segera menoleh menatap Kirana. "Ibu, dengar sendiri, 'kan? Mereka menjebakku! Mereka semua ingin menjebakku!"Namun, setelah mendengar pengakuan Astuti tadi, Kirana sekalipun menatapnya dengan tatapan yang asing.Saat ini, suara rendah dan dingin tiba-tiba terdengar dari luar aula. "Aku ingin tahu siapa yang menjebakmu!"Suara yang suram itu membawa tekanan luar biasa yang langsung membuat suasana di dalam ruangan semakin menegangkan.Tampak Rangga berjalan cepat masuk ke aula dan auranya d
Read more

Bab 458

Sementara itu, Andini, Kalingga, Abimana, Rangga .... Mereka bekerja sama untuk mendorongnya ke jurang!Saat ini, Dianti menyadari bahwa ketakutan terbesarnya selama ini telah menjadi kenyataan .... Dia selalu takut bahwa Keluarga Adipati akan membuangnya dan membencinya!Kini, sepertinya dia benar-benar telah dibenci oleh semua orang ....Melihat Dianti yang tetap diam, Andini perlahan bangkit dan berjalan mendekatinya, "Kalau kamu nggak mau bicara, biar aku yang membantumu.""Kamu sudah lama bersekongkol dengan Panji, ingin menjebakku bersamanya. Kebetulan 3 hari lalu ada biksu besar yang khotbah di Kuil Amnan. Kalian berpikir itu adalah kesempatan yang sempurna.""Jadi, kalian menyewa para pembunuh bayaran untuk menculik semua wanita di kediaman Keluarga Maheswara.""Tentu saja, target kalian sebenarnya hanya aku. Menculik semua wanita Keluarga Maheswara hanya tipu muslihatmu agar bisa mengelabui semua orang sebagai korban!""Panji dikenal mesum. Makanya, anak buahnya mengira dengan
Read more

Bab 459

Tak seorang pun menyangka bahwa Dianti tiba-tiba akan menyerang. Namun, Dianti tidak pernah belajar bela diri. Dengan kemampuannya, dia jelas bukan tandingan Andini.Andini mengerutkan alisnya sedikit dan secara refleks mundur 2 langkah, bersiap untuk menendang. Sebelum dia sempat melakukannya, tiba-tiba ada kekuatan besar yang menariknya ke belakang.Kalingga maju dan menghantam bahu Dianti dengan telapak tangannya. Seketika, Dianti terhempas jauh dan jatuh.Terdengar suara besi yang nyaring, sebuah belati kecil jatuh ke lantai.Andini terkejut. Dia tidak menyangka saat menerjang ke arahnya, Dianti ternyata menyembunyikan belati di tangannya!Namun, dia segera tersadar dan menatap Kalingga dengan tercengang. Semua orang di ruangan pun ikut terkejut!Yang pertama karena Dianti berani mencoba membunuh Andini di depan banyak orang. Yang kedua karena ... Kalingga berdiri!Andini menatap pria yang kini berdiri di hadapannya untuk melindunginya. Matanya dipenuhi ketidakpercayaan.Dia pikir
Read more

Bab 460

Tanpa sadar, kedua tangan Rangga mengepal begitu erat hingga terdengar suara retakan kecil. Namun, saat ini tak ada seorang pun yang memperhatikannya.Rendra juga menitikkan air mata haru, "Tak kusangka hari ini aku bisa menyaksikan kebahagiaan sebesar ini. Bagus, sangat bagus! Ini luar biasa!"Rendra berutang budi pada Kalingga. Dia tentu berharap yang terbaik untuknya. Sekarang, melihat Kalingga benar-benar berdiri kembali, bagaimana mungkin dia tidak merasa terharu?Bahkan, Kresna dan Kirana pun terperangah di tempat. Mereka tak bisa membayangkan bagaimana bisa seseorang yang telah divonis lumpuh oleh seluruh tabib istana, kini bisa berdiri kembali!Saat ini, terdengar tawa ringan dan sumbang. "Haha ... hahaha ...."Itu suara Dianti. Dia masih terbaring di tanah setelah dipukul tadi, bahkan belum sempat bangkit.Ketika melihat Kalingga benar-benar berdiri, dia menyadari bahwa dirinya telah kalah. Andini benar-benar berhasil menyembuhkan Kalingga. Sementara itu, dia dicampakkan oleh
Read more
PREV
1
...
4445464748
...
52
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status