"Sembarangan!" Dianti buru-buru membantah, "Aku ... aku nggak pernah bertemu dengan Panji!"Namun, kepanikan di matanya terlihat jelas oleh semua orang.Saat berikutnya, Kalingga langsung berucap dengan suara dingin, "Tentang masalah ini, pemilik dan pelayan kedai bisa menjadi saksi. Mereka sudah ada di luar aula, siap dipanggil masuk kapan saja."Mendengar itu, mata Dianti langsung membelalak dan air matanya semakin deras.Bahkan, Kirana pun menatapnya dengan curiga, "Dian, sebenarnya yang dikatakan Andin benar atau nggak?"Saksi sudah ada di luar, Dianti tidak bisa mengelak lagi. Saat itu juga, dia hanya bisa menangis sambil memohon, "Ibu, aku ... aku diancam oleh Panji! Memang benar aku pernah bertemu dengannya, tapi aku nggak pernah menyetujui apa pun!"Begitu ucapan itu dilontarkan, tidak ada satu orang pun yang percaya. Bahkan, Nayshila yang biasanya selalu berdiri di pihaknya, tak bisa menahan diri untuk mengernyit.Dengan suara rendah, dia berkata, "Soal kamu menyetujuinya atau
Read more