All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 431 - Chapter 440

534 Chapters

Bab 431

Alis Andini langsung berkerut. Seharusnya tadi dia tidak ceroboh hingga menjatuhkan peralatan makannya. Benar saja, sebelum dia sempat duduk tegak kembali, semua perhatian sudah tertuju padanya.Lukman tiba-tiba menggebrak meja dengan marah. "Kurang ajar! Sekarang dia kakak iparmu!"Raut wajah Kalingga seketika diliputi kekesalan. Tatapannya yang tertuju ke bawah pun dipenuhi dengan hawa dingin.Andini perlahan duduk tegak, meletakkan peralatan makannya kembali ke atas meja, dan berusaha untuk tidak menarik perhatian lebih lanjut. Namun, kali ini semua orang di keluarga itu sudah menatapnya, kecuali Rangga.Mata Rangga hanya menatap ke arah Lukman dengan dingin dan angkuh, sudut bibirnya bahkan menyiratkan sedikit ejekan. "Yang sedang dibahas adalah masalah perceraian, apa hubungannya dengan orang lain?"Kata kakak ipar tidak akan pernah keluar dari mulutnya. Jadi, bagi Rangga, saat ini Andini hanyalah orang luar.Namun, bagi Malika, tindakan Andini yang menjatuhkan peralatan makan tad
Read more

Bab 432

Nayshila segera berdiri. Dengan ekspresi penuh kegembiraan, dia menghentikan Lukman. "Ayah pasti terlalu bahagia sampai bingung! Kak Lingga ini jelas-jelas membaik karena diobati oleh Kak Andini, apa gunanya memanggil tabib lain?"Mendengar itu, Lukman segera mengangguk berulang kali. "Benar, benar! Semua ini berkat Andin! Kita harus berterima kasih padanya!"Bahkan, ekspresi Rangga yang semula muram pun menjadi lebih tenang saat ini. Dia tidak pernah berpikir bahwa suatu hari nanti, kaki kakaknya akan merasakan sensasi kembali. Ini adalah berita yang luar biasa bagi seluruh keluarga.Dalam sekejap, tatapan semua orang di keluarga itu terhadap Andini berubah menjadi penuh rasa terima kasih, seolah-olah orang-orang yang tadi menatapnya dengan kesal bukanlah mereka.Untungnya, Andini tidak peduli. Cepat atau lambat, dia akan meninggalkan keluarga ini. Jadi, tidak masalah bagaimana sikap mereka terhadapnya. Selama Kalingga bisa sembuh, itu sudah cukup untuknya.Andini berpikir untuk menem
Read more

Bab 433

Kepergian Rangga membuat Lukman sangat marah. Dia langsung duduk kembali di kursinya, menunjuk ke arah Rangga pergi. Dengan napas memburu, dia berkata, "Dasar anak durhaka! Main pergi begitu saja! Kalau punya nyali, jangan pernah kembali lagi!"Malika segera maju, menepuk punggung suaminya dengan nada sedikit menyalahkan, "Lihat dirimu, bicara sembarangan lagi! Satu bulan penuh kamu menunggu kepulangannya. Sekarang dia pergi, kamu masih harus menunggunya lagi, 'kan?"Lukman terdiam. Ucapan istrinya benar. Dia semakin kesal dan memutar bola matanya beberapa kali.Rangga sudah sebulan tidak pulang. Setiap kali mereka mengutus orang untuk menanyakan kabar, jawaban yang diberikan selalu sama, yaitu urusan militer.Namun, sekarang sedang tidak ada perang. Urusan militer apa yang sampai membuatnya terus tinggal di luar?Akhirnya, mereka memanfaatkan hari ulang tahun Lukman untuk memanggil Rangga pulang. Siapa sangka, malah berakhir dengan perpisahan yang tidak menyenangkan.Melihat situasi i
Read more

Bab 434

Malika pun merasa jengkel. "Memangnya bisa apa kalau aku menjemputnya? Rangga juga nggak akan pulang!""Kalau begitu, cari cara agar dia mau pulang!" Lukman membalas dengan nada kesal, melirik Malika tajam. "Kalau suami istri bertengkar, ya harus baikan. Kalau terus tinggal terpisah seperti ini, kapan mereka bisa rujuk?"Sambil berkata demikian, dia kembali mengarahkan pandangannya ke arah punggung Kalingga dan Andini yang semakin menjauh. "Lihat saja Lingga dan Andin, betapa harmonisnya mereka sekarang."Malika ikut menoleh, menatap putra dan menantunya. Terlihat Andini yang tengah mendorong kursi roda, sesekali membungkukkan tubuhnya sedikit ke depan untuk berbincang dengan Kalingga.Kalingga pun akan menoleh ke arahnya, membalas percakapan. Wajahnya mungkin tidak menunjukkan kebahagiaan yang mencolok, tetapi ada ketenangan dan kenyamanan di sana.Jika dibandingkan dengan masa-masa saat dia mengurung diri di dalam kamar dan menolak bertemu siapa pun, jelas keadaannya sudah jauh lebih
Read more

Bab 435

Malika akhirnya berhasil membawa Dianti kembali ke kediaman Keluarga Maheswara seperti yang diharapkannya. Namun, yang tidak dia duga adalah Rangga ternyata juga pulang.Malika sempat mengira bahwa Rangga kembali karena tahu Dianti sudah dibawa pulang, sehingga hatinya terasa lebih lega. "Suami istri itu harus membicarakan segala sesuatu dengan terbuka. Mana ada suami istri yang bertengkar selama ini?"Sambil berbicara, Malika mendorong Dianti sedikit ke arah Rangga. "Nah, Ibu sudah membawanya kembali untukmu. Jangan marah lagi. Kalian sudah lama nggak bertemu, bicaralah baik-baik. Ibu nggak akan mengganggu."Setelah itu, Malika berbalik dan pergi untuk memberi mereka waktu berdua.Dianti yang didorong hampir saja jatuh ke dalam pelukan Rangga. Namun, dia merasakan dengan jelas penolakan dari pria itu sehingga buru-buru menghentikan langkahnya. Dia pun hanya berdiri diam di sampingnya dengan patuh.Jarak mereka begitu dekat, sampai-sampai ujung jarinya hampir menyentuh punggung tangan
Read more

Bab 436

Rangga menatap Dianti dengan dingin. Dia tahu Dianti sama sekali tidak sesederhana seperti yang terlihat. Pasti ada niat tersembunyi di balik sikapnya.Namun, tidak masalah. Tujuan Rangga pulang adalah untuk menghentikan perkembangan hubungan Andini dan Kalingga. Jadi, meskipun harus menggunakan alasan ini untuk pergi ke sana, dia tidak keberatan. Dengan ekspresi dingin, Rangga menyetujuinya.Saat itu, Kalingga sedang membimbing Andini melempar batu. Dibandingkan sebulan yang lalu, Andini sudah mengalami banyak peningkatan. Kini, bahkan dengan jarak 10 langkah dari pohon payung, dia sudah bisa mengenai batangnya setiap kali melempar. Hanya saja, akurasinya masih belum sempurna.Andini pun duduk di tangga, sementara Kalingga memegang tangannya, membantu menyesuaikan posisinya.Saat harus membidik target, Kalingga secara alami lebih dekat ke wajah Andini, memastikan bahwa dia benar-benar fokus.Ketika Rangga masuk, pemandangan itulah yang langsung menyambutnya. Andini menutup mata kiriny
Read more

Bab 437

Rangga akhirnya tersadar. Dia menunduk menatap Kalingga. "Bagaimana kondisi kakimu sekarang, Kak?"Jelas-jelas bukan itu yang dia pedulikan. Kalingga tentu saja menyadari hal itu, makanya dia hanya menjawab singkat, "Lumayan."Sampai di situasi ini, jika Rangga dan Dianti tahu diri, mereka seharusnya pergi. Namun, jelas sekali Rangga tidak tahu diri."Sudah lama aku nggak bermain catur denganmu. Hari ini kebetulan ada waktu luang, bagaimana kalau kita main satu ronde?" Maksud Rangga begitu jelas.Kalingga refleks ingin menolak, tetapi sebelum dia sempat berkata apa-apa, Dianti telah membuka suara, "Itu ide bagus. Aku juga ingin mengobrol dengan Kak Andini. Banyak hal yang ingin kubahas."Kata banyak itu sengaja ditekankan.Andini akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap Dianti. Wajah Dianti masih terlihat selembut biasanya, tetapi tatapannya jelas menunjukkan bahwa dia punya sesuatu untuk disampaikan. Sikapnya pun cukup mendominasi.Kening Andini sedikit berkerut. Rasanya aneh melihat
Read more

Bab 438

Andini tidak menjawabnya, melainkan terus berbicara sendiri, "Waktu itu, saat pertama kali bertemu denganku, air matamu langsung jatuh. Meskipun tetap menyebalkan seperti sekarang, aku tahu setidaknya separuh dari air matamu saat itu adalah air mata ketulusan.""Aku pernah bertanya padamu, di mana letak kesalahanmu. Jawabanmu saat itu nggak memuaskanku. Karena kesalahanmu bukan hanya memecahkan mangkuk kaca, tapi juga karena diam. Aku difitnah, tapi kamu memilih diam. Hal itu bahkan nggak berubah saat Abimana menuduhku mendorongmu ke dalam air.""Meskipun begitu, saat itu aku nggak menganggapmu jahat. Tapi, sekarang? Dianti, berapa banyak nyawa yang sudah melayang di tanganmu? Pernahkah kamu menghitungnya? Saat tengah malam, mereka nggak pernah datang menghantuimu?”Nenek, para pengemis, Ratih ....Dianti tertegun di tempatnya. Matanya menyimpan ketakutan, tetapi air matanya tidak juga jatuh. Dia sudah bukan lagi Dianti yang dulu. Dianti yang dulu tidak akan bisa menahan air matanya.A
Read more

Bab 439

Dianti sudah menangis dan berteriak, tetapi dua pria di dalam rumah sama sekali tidak bereaksi. Saat itulah dia menyadari bahwa cara ini sudah tidak berguna lagi.Dulu tidak peduli bagaimana keadaannya, selama dia menangis, seluruh orang di dalam kediaman pasti akan mengelilinginya, menghiburnya, dan merawatnya.Rangga pun tidak terkecuali. Namun, kini Rangga seolah-olah tidak mendengarnya. Dia tahu Rangga sudah muak padanya. Hanya saja, apakah sebersit rasa iba pun sudah tidak tersisa untuknya?Andini mengikuti arah pandang Dianti dan juga melihat ke dalam sana. Saat melihat wajah samping Rangga yang tetap dingin seperti biasanya, hatinya sedikit mencelos.Namun, bukankah Rangga memang seperti ini? Ketika melindunginya, Rangga bisa membalaskan dendamnya dengan mengacak-acak seluruh ibu kota. Ketika tidak lagi melindunginya, sikapnya bahkan lebih dingin daripada orang asing.Andini mengalihkan kembali pandangannya ke arah Dianti, menatapnya dengan dingin. "Ingat ini baik-baik. Dari sem
Read more

Bab 440

Aroma yang familier sekaligus asing itu menyeruak, membuat alis Andini berkerut. Karena jarak mereka yang terlalu dekat, Andini tidak berbalik. Dia hanya menatap rak buku di depannya dan bertanya dengan dingin, "Kamu datang untuk membela istrimu?"Rangga berdiri di belakangnya, menatap sanggulnya dengan alis berkerut. Tangannya terkepal erat, suaranya serak karena menahan emosi. "Kamu tahu aku nggak peduli padanya.""Aku nggak tahu." Andini membalas dengan dingin, "Aku nggak ingin tahu apa pun tentang Jenderal Rangga.""Andin ...." Suara di belakangnya terdengar sedikit bergetar. Kemudian, Rangga menarik napas dalam-dalam, seakan sudah memikirkan segalanya.Suaranya menjadi lebih tenang. "Nggak apa-apa. Ke depannya, aku akan menceritakan semuanya kepadamu pelan-pelan. Baik yang ingin kamu dengar maupun yang nggak ingin kamu dengar, aku tetap akan mengatakannya."Ucapan itu membuat Andini tertawa dingin. Ke depannya? Masa depan?"Di antara kita nggak ada yang namanya masa depan." Andini
Read more
PREV
1
...
4243444546
...
54
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status