All Chapters of Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Chapter 421 - Chapter 430

526 Chapters

Bab 421

Keputusan Rangga mengejutkan semua orang. Dianti langsung menatapnya dengan penuh keterkejutan. Namun, saat pandangannya bertemu dengan tatapan dingin dan penuh kebencian dari Rangga, dia langsung buru-buru menghindar.Dianti bahkan tidak berani membantah ataupun menatapnya!Adipati Kresna juga terkejut. Matanya membelalak, tetapi untuk sesaat, dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya. Sebaliknya, Kirana buru-buru membujuk, "Rangga, jangan bertindak gegabah!"Rangga tidak menjawab. Tatapannya hanya semakin kelam dan suram.Melihat situasi semakin buruk, Malika segera berdiri dan berjalan ke arah Kirana. "Sebaiknya kalian bawa pulang Dianti untuk sementara waktu."Sambil berbicara, dia memberi isyarat kepada Kirana dan merendahkan suaranya, "Rangga masih marah. Kalau Dianti tetap di sini, nggak akan berakhir baik."Kata-katanya terdengar cukup halus. Namun, kenyataannya jauh lebih serius. Dia benar-benar takut kalau Rangga akan membunuh Dianti di tempat saking marahnya.Kirana memaham
Read more

Bab 422

Mereka yang memaksanya menikah!Malika mengernyit dalam-dalam. Dia memahami apa yang ada di benak Rangga, lalu berkata dengan suara yang lebih tegas, "Ibu tahu kamu masih mikirin pertukaran perjodohan dulu.""Tapi jangan lupa, dalam perjanjian keluarga kita dengan keluarga Adipati Kresna, tertulis jelas bahwa pernikahan ini harus dengan putri kandung mereka! Sekarang Dianti sudah kembali, jadi dialah putri kandung itu. Wanita yang harus kamu nikahi memang seharusnya Dianti!"Saat itu, perasaan putus asa yang begitu kuat dan familier kembali menghantam Rangga. Seakan-akan, dirinya kembali terjerumus ke dalam jurang yang tak berujung dan tak bisa melarikan diri.Kata-kata Malika ini hampir sama persis dengan yang diucapkannya tiga tahun lalu. Oleh karena itu, Rangga pun mengajukan pertanyaan yang sama seperti yang pernah dia tanyakan tiga tahun lalu."Kenapa ... harus putri kandung?"Kenapa harus dia ... yang menikahi putri kandung keluarga Adipati Kresna?!"Karena ini adalah perjanjian
Read more

Bab 423

Di sisi lain, begitu Kalingga kembali ke halaman, dia langsung melihat Laras yang tampak penuh kekhawatiran. Secara alami, pandangannya beralih ke arah kediaman Andini.Pintu dan jendela tertutup rapat, seolah-olah ingin menghalangi siapa pun untuk masuk. Kalingga melangkah mendekat dan bertanya dengan suara rendah, "Gimana keadaannya?"Laras menatap pintu yang tertutup dengan cemas sebelum menjawab, "Begitu Nona pulang, dia langsung mengunci diri di dalam kamar. Apa pun yang kukatakan, dia nggak menjawab."Setelah berkata demikian, Laras mendekat dan berbisik ke telinga Kalingga, "Juga nggak kedengaran suara tangisan."Justru inilah yang paling mengkhawatirkan.Jika dia bisa mendengar tangisan, setidaknya itu berarti Andini masih bisa menyalurkan emosinya. Namun kini, dia hanya diam dan mengurung diri. Itulah yang benar-benar membuat orang merasa cemas.Jabal yang berdiri di samping, tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Mungkin saya harus mengetuk pintunya?" Dia berpikir bahwa Kal
Read more

Bab 424

Entah mengapa, hatinya terasa perih.Kalingga teringat bagaimana keluarga Adipati Kresna memilih untuk diam saja ketika kebenaran tiga tahun lalu terungkap kemarin. Amarah di dadanya pun seketika membara.Namun, saat itu juga, Laras berkata, "Dulu, waktu Wakil Jenderal Byakta mendengar bahwa Nona suka usus sapi, dia bahkan sengaja belajar masak dari koki utama di Kedai Arum.""Sebelum berangkat menumpas perampok, dia masih sempat meninggalkan resepnya. Aku sudah menghafalnya di kepala, tapi ... aku belum pernah mencobanya."Kalingga mengangguk kecil dan menekan amarah yang mulai mendidih di hatinya. Saat ini, yang lebih penting adalah Andini. Oleh karena itu, dia menoleh ke Jabal di belakangnya. "Pergi beli usus sapi."Jabal langsung menjawab, "Baik!" lalu bergegas pergi.Sementara itu, Kalingga kembali menatap pintu kamar Andini yang masih tertutup rapat.Hatinya terasa semakin berat. Dia tidak tahu apakah usus sapi benar-benar bisa membuat Andini membuka pintunya, tetapi dia harus me
Read more

Bab 425

Setelah hampir dua jam, mereka akhirnya selesai mencuci usus sapi.Laras dan Jabal segera membawa bahan itu ke dapur untuk dimasak, sementara Andini menarik satu kotak kecil berisi 100 batu kerikil dan mulai berlatih melemparnya ke arah pohon payung. Kalingga hanya duduk di sampingnya dan mengamatinya dalam diam.Mungkin karena sinar matahari hari ini begitu hangat, hanya dengan melihatnya seperti ini saja, hatinya terasa lebih tenang.Namun, tiba-tiba, Andini membuka suara, "Kak Kalingga nggak penasaran?"Pandangan matanya tetap terfokus pada pohon payung, tetapi hatinya jauh dari tenang. Kata-kata terakhir Ratih terlalu mengejutkan baginya. Dia membutuhkan waktu yang lama untuk benar-benar mencerna semuanya.Namun, yang membuatnya heran adalah Kalingga dan Laras tidak menanyakannya sama sekali. Seolah-olah, selama dia keluar dari kamarnya, itu sudah cukup membuat mereka bahagia. Seolah-olah, hal lain tidak lagi penting.Kalingga agak terkejut mendengar pertanyaannya. Dia terdiam seje
Read more

Bab 426

Andini masih mengerutkan alisnya. Dia berbicara dengan suara dingin, "Nggak ada yang perlu dilihat, aku baik-baik saja. Nggak perlu repot-repot mengkhawatirkanku, Dik."Satu panggilan itu sudah cukup untuk memperjelas jarak di antara mereka, juga menunjukkan dengan gamblang keadaan hubungan mereka sekarang.Tidak peduli seperti apa hubungan mereka di masa lalu, kini dia adalah kakak iparnya. Rangga seharusnya tidak lagi memiliki pikiran yang tidak sepantasnya terhadapnya.Rasa sakit di hati Rangga semakin mendalam. Matanya mulai memerah. Tanpa sadar, dia maju selangkah. "An ...."Tak disangka, Andini justru melangkah mundur. Jarak di antara mereka masih begitu jauh, tetapi Andini tetap tidak membiarkannya mendekat. Wanita ini benar-benar menolak kehadirannya!Di balik lengan bajunya, kedua tangan Rangga terkepal erat. Dia menatap wajah Andini yang begitu dingin, tidak bisa memercayai bahwa wanita yang dulu begitu menyukainya, kini benar-benar tidak memiliki perasaan sedikit pun padanya
Read more

Bab 427

Mendengar jawaban Andini, entah mengapa Kalingga merasa lebih lega. "Bagus kalau kamu bisa melepaskannya." Setidaknya, dia tidak akan lagi bersedih karena Rangga yang bodoh itu.Andini tersenyum tipis. Setelah makan, dia kembali berlatih. Namun, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan berkata, "Mulai hari ini, aku nggak akan lagi berlatih menusukkan jarum."Dia merasa bertemu dengan Rangga saat ini bukanlah keputusan yang bijak. Apakah Rangga benar-benar akan menceraikan Dianti atau tidak, itu bukan urusannya. Dia tidak ingin orang lain berpikir bahwa itu terjadi karena dirinya.Kalingga mengangguk ringan, menyatakan persetujuannya. Tiba-tiba, Andini melanjutkan, "Aku ingin langsung menusukkan jarum ke kakimu. Berani nggak?"Sebenarnya, dia sudah cukup memahami seberapa dalam dan seberapa kuat tekanan yang harus diberikan saat menusukkan jarum.Bagaimana mungkin Kalingga tidak menyadari bahwa ini adalah tantangan yang sengaja dilemparkan padanya?Kalingga hanya tersenyum. "Kalau aku bilang
Read more

Bab 428

Tuduhan dalam perkataan Malika sangat jelas. Terlebih lagi, dia menggunakan kata "kalaupun niatnya memang baik". Hal ini membuktikan bahwa di dalam hatinya, dia juga tidak sepenuhnya memercayai Dianti.Bagaimana mungkin Dianti tidak menyadarinya? Namun, dia juga tidak berani menentang Malika. Sambil menangis, dia hanya bisa mengangguk. "Ini salahku yang bertindak gegabah."Kirana berdiri di samping, melihat Dianti yang penuh kesedihan, tetapi dia pun tidak tahu harus berkata apa.Mereka tentu percaya bahwa Dianti tidak bersalah, tetapi mereka juga menyadari bahwa masalah disebabkan oleh Dianti.Malika lantas berkata, "Tenanglah, aku nggak akan membiarkan Rangga menceraikanmu. Setelah kemarahannya reda, aku akan menyuruhnya menjemputmu."Itu adalah kalimat yang sama seperti sebelumnya. Namun, kapan amarah Rangga akan mereda? Berapa lama Dianti harus menunggu? Malika tidak mengatakan apa-apa mengenai hal itu.Dianti terus menangis sambil mengusap air matanya, tetapi di dalam matanya, ter
Read more

Bab 429

Hari demi hari berlalu. Dalam sekejap, sudah sebulan berlalu.Selama sebulan ini, Andini sama sekali tidak pernah melangkah keluar dari paviliun Kalingga. Setiap hari, selain berlatih melempar batu, sesekali dia akan membaca buku strategi perang milik Kalingga atau bermain catur dengannya. Hari-harinya terasa menyenangkan dan penuh makna.Rangga tidak pernah datang. Tepatnya, selain pelayan yang datang setiap hari untuk membersihkan, tidak ada seorang pun dari luar yang berkunjung.Andini terkadang merasa paviliun Kalingga seperti tempat persembunyian yang jauh dari dunia luar. Dia bisa mengisolasi dirinya dari segala permasalahan dan kekacauan. Jika bisa terus seperti ini, rasanya tidak buruk juga.Namun, ini tetap bukan tempat persembunyian yang sesungguhnya.Hari ini, Malika mengirim seseorang untuk menyampaikan pesan bahwa hari ini adalah ulang tahun Lukman, jadi keluarga harus berkumpul untuk makan bersama.Sejak Kalingga cedera, dalam setahun hanya ada dua kesempatan di mana dia
Read more

Bab 430

Kalingga pun turut mengangkat gelasnya. "Aku juga berharap Ayah sehat, panjang umur, dan bahagia." Tentu saja, Andini mengikuti Kalingga mengangkat gelasnya.Lukman akhirnya merasa lebih tenang dan terlihat cukup senang. Namun, pandangannya tetap mengarah ke Rangga.Dari ketiga anaknya, dua sudah memberi ucapan selamat, hanya Rangga yang belum. Hal ini membuat wajah Lukman kembali muram.Seakan-akan menyadari suasana yang semakin kaku, barulah Rangga mengambil gelasnya dan berkata, "Aku berharap Ayah panjang umur dan sehat selalu."Setelah itu, Lukman kembali tersenyum dan meneguk habis anggur dalam gelasnya. Namun, setelah meneguknya, dia tidak lupa menambahkan, "Kalau kamu nggak membuatku marah, aku tentu bisa panjang umur!"Suasana tiba-tiba menjadi dingin. Malika menatap Lukman dengan kesal dan menepuk lengannya pelan.Saat itu juga, Lukman menyadari bahwa ucapannya telah merusak suasana yang baru saja mencair. Wajahnya tampak canggung.Tak disangka, Rangga terkekeh-kekeh pelan. "H
Read more
PREV
1
...
4142434445
...
53
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status