Share

Bab 450

Author: Zaina Aulia
Namun, Dianti hanya bisa memainkan peran gadis lemah, lalu menunduk sedikit ke arah Rangga dan berkata lembut, "Kalau begitu, aku pamit istirahat dulu ya, Kak Rangga. Kakak juga sebaiknya cepat istirahat."

Selesai bicara, dia pun membalikkan tubuh dan pergi.

Rangga menatap punggungnya yang menjauh, sementara tangannya secara refleks menyentuh jubah yang tadi dikenakan Andini. Sorot matanya makin dalam dan kelam.

Sepanjang perjalanan kembali ke kediamannya, Dianti tak mengucapkan sepatah kata pun. Saat tiba di kamarnya, dia baru berkata dengan pelan, "Tutup pintunya."

Hati Astuti sontak menjadi tegang, tapi tetap menuruti perintah itu. Dia pun berbalik dan menutup pintu. Namun, saat dia berbalik kembali, Dianti sudah berdiri di belakangnya.

Saking dekatnya, Astuti hampir terjatuh karena terkejut. Wajahnya langsung pucat, rasa ketakutan memenuhi mata dan tubuhnya.

Melihat ekspresi itu, Dianti justru tersenyum manis, "Dasar gadis bodoh, takut apa?"

Sambil tertawa kecil, dia menggenggam ta
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Roroh Siti Rochmah
si dianti bner2 nekad hyang mokad bneran kayanya. blum tau z kalingga juga udah curiga
goodnovel comment avatar
Ani
lanjutt thor.... kepo gmn nanti Dianti kebuka kedoknya ..
goodnovel comment avatar
Leon Thea
anjing bgt dianti
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 451

    Sementara itu, di kediaman Keluarga Maheswara, lampu-lampu masih menyala terang. Andini baru selesai membersihkan diri sejam yang lalu.Laras berdiri di belakangnya dan membantu mengeringkan rambutnya yang masih setengah basah, sambil diam-diam menyeka air mata. Tadi, dia melihat semuanya dengan jelas.Tubuh Nona-nya penuh dengan bekas luka. Baik luka lama maupun yang baru, semuanya membuat hatinya seakan remuk berkeping-keping. Bahkan rambutnya pun banyak yang patah, kulit kepala ada goresan-goresan .... Terbayang sudah betapa berat penderitaan yang dialami Nona-nya malam ini.Namun di luar sana, masih saja ada orang yang menyalahkan Nona-nya karena kabur sendiri!Sungguh keterlaluan! Kalau bukan karena terancam nyawa, mana mungkin Nona-nya tega menyiksa diri sampai seperti itu?Laras benar-benar marah sekaligus sangat sedih. Namun, dia hanya bisa menahan isak tangisnya dalam-dalam, takut kalau suara tangisnya sampai terdengar oleh Andini.Namun, Andini tetap mendengarnya. Dia menoleh

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 452

    Laras berdiri di samping, tampak berpikir dalam diam. "Jadi, apakah mungkin ... Panji merasa nggak terima waktu sadar kembali, lalu ingin melampiaskannya pada Nona Dianti dan akhirnya malah dibunuh olehnya?"Kalingga menatap tajam ke depan dan berkata dengan dingin, "Memang ada kemungkinan. Tapi, kemungkinan besar, Dianti sengaja membunuhnya untuk menutup mulut."Andini mengangguk setuju. "Aku juga berpikir begitu. Dia mungkin membunuh Panji saat Panji masih dalam keadaan pingsan. Kalau nggak, Dianti mana mungkin bisa mengalahkan Panji?"Bagaimanapun juga, Dianti tidak pernah belajar bela diri.Jabal terlihat terkejut. "Padahal Nona Dianti itu kelihatannya begitu lemah lembut, masa dia benar-benar bisa sekejam itu?"Laras mendengus pelan. "Itu cuma topengnya saja! Dulu dia menyewa orang untuk membunuh Ratih, dan sekarang malah berani membunuh dengan tangannya sendiri. Siapa tahu ke depannya apa lagi yang akan dilakukannya?"Semakin dipikir, Laras merasa Dianti adalah perempuan yang san

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 453

    Dalam sekejap, waktu telah berlalu tiga hari.Dianti duduk di pekarangannya sendiri sambil memandangi para pelayan yang sedang membersihkan halaman. Wajahnya tenang, tapi pikirannya terasa berat.Astuti datang membawa secangkir teh hangat. Dalam cuaca bulan Juni yang cukup terik, teh itu justru terasa pas.Dianti menerimanya dan menyesap seteguk, barulah dia bertanya, "Beberapa hari ini, Laras ada mencarimu?"Astuti menggeleng. "Cuma di hari pertama, dia sempat ngobrol sedikit sama hamba. Setelah itu, setiap kali bertemu, dia bahkan nggak mengucapkan sepatah kata pun."Mendengar hal itu, hati Dianti sedikit terkejut. "Apa yang dia katakan padamu?""Dia cuma memperingatkan hamba agar jangan sampai bernasib seperti Ratih," jawab Astuti jujur.Dianti sontak duduk tegak, lalu menoleh tajam ke arahnya dan memperhatikan raut wajahnya dengan saksama. Melihat Astuti tampak tenang dan tidak menunjukkan gelagat mencurigakan, dia akhirnya bertanya, "Lalu, apa jawabanmu?"Astuti tersenyum tipis. "

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 454

    Tepat pada saat itu, Rendra akhirnya buka suara. "Sepertinya, aku ini memang sudah terlalu tua .... Sampai-sampai, kejahatan sebesar ini terjadi di dalam rumah sendiri pun aku nggak menyadarinya.""Setelah Tuan Lukman masuk ke istana dan melapor pada Kaisar, barulah aku tahu. Kesalahanku ini ... nggak bisa diampuni."Mendengar hal itu, Lukman buru-buru menimpali, "Pak Rendra, mohon jangan bilang begitu. Anda mengabdi sepenuh hati pada negara dan rakyat, itu adalah berkah besar bagi Negara Darsa."Kalingga pun menambahkan dengan suara dalam, "Semua ini karena sifat Panji yang keji. Nggak ada hubungannya dengan Anda, Pak Rendra."Bahkan Malika ikut menghibur, "Benar sekali, Pak. Ini bukan kesalahan Anda."Namun, keluarga Rendra tetap harus memberi keluarga ini sebuah jawaban yang layak. Rendra tampak memahami hal ini. Dia mengangguk pelan, lalu mengalihkan pandangan ke arah Dianti."Aku cuma ingin bertanya satu hal, Nona Dianti .... Sebenarnya, bagaimana cucuku yang nggak berguna itu bis

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 455

    Perkataan Nayshila barusan, memberi Dianti dorongan besar dan membuatnya merasa bahwa dia tidak sendirian menghadapi "interogasi" dari orang-orang ini.Seketika, setetes air mata pun jatuh dari matanya. Dia Penasihat Agung Rendra dengan penuh kepiluan. "Hari itu kejadiannya begitu mendadak .... Aku benar-benar ketakutan. Bagaimana tepatnya aku membunuh Panji, aku juga nggak tahu. Yang kuingat, waktu sadar, aku sudah memegang tusuk konde dan Panji dia, dia ...."Seolah terlalu takut untuk melanjutkan, Dianti hanya bisa terus menyeka air matanya. Kirana yang melihatnya pun langsung merasa sangat iba. Dia segera menarik Dianti ke pelukannya dan menenangkan, "Sudah, sudah .... Anak baik, nggak apa-apa, semuanya sudah berlalu ...."Malika juga tampak cemas dan alisnya berkerut dalam. "Cukup, tak nggak usah dibahas lagi! Semua sudah selesai, kita semua juga sempat sangat ketakutan."Kalimat itu jelas merupakan peringatan halus kepada Rendra, bahwa dalam peristiwa ini merekalah yang menjadi k

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 456

    "Sembarangan!" Dianti buru-buru membantah, "Aku ... aku nggak pernah bertemu dengan Panji!"Namun, kepanikan di matanya terlihat jelas oleh semua orang.Saat berikutnya, Kalingga langsung berucap dengan suara dingin, "Tentang masalah ini, pemilik dan pelayan kedai bisa menjadi saksi. Mereka sudah ada di luar aula, siap dipanggil masuk kapan saja."Mendengar itu, mata Dianti langsung membelalak dan air matanya semakin deras.Bahkan, Kirana pun menatapnya dengan curiga, "Dian, sebenarnya yang dikatakan Andin benar atau nggak?"Saksi sudah ada di luar, Dianti tidak bisa mengelak lagi. Saat itu juga, dia hanya bisa menangis sambil memohon, "Ibu, aku ... aku diancam oleh Panji! Memang benar aku pernah bertemu dengannya, tapi aku nggak pernah menyetujui apa pun!"Begitu ucapan itu dilontarkan, tidak ada satu orang pun yang percaya. Bahkan, Nayshila yang biasanya selalu berdiri di pihaknya, tak bisa menahan diri untuk mengernyit.Dengan suara rendah, dia berkata, "Soal kamu menyetujuinya atau

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 457

    Andini tidak membantah soal ini.Namun, sebelum Andini sempat berbicara, Kalingga sudah lebih dulu bersuara, "Malam sebelum kejadian, aku memang menyuruh Jabal untuk menakut-nakuti Astuti. Tapi, tujuanku hanya agar dia mau bicara jujur. Kalau Dianti merasa tersinggung, aku minta maaf."Kata-kata ini terdengar sopan, tetapi nada suaranya sama sekali tidak menunjukkan penyesalan. Bahkan, tatapan yang dia berikan kepada Dianti dipenuhi dengan kebengisan.Dianti seperti merasa menemukan titik balik. Dia segera menoleh menatap Kirana. "Ibu, dengar sendiri, 'kan? Mereka menjebakku! Mereka semua ingin menjebakku!"Namun, setelah mendengar pengakuan Astuti tadi, Kirana sekalipun menatapnya dengan tatapan yang asing.Saat ini, suara rendah dan dingin tiba-tiba terdengar dari luar aula. "Aku ingin tahu siapa yang menjebakmu!"Suara yang suram itu membawa tekanan luar biasa yang langsung membuat suasana di dalam ruangan semakin menegangkan.Tampak Rangga berjalan cepat masuk ke aula dan auranya d

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 458

    Sementara itu, Andini, Kalingga, Abimana, Rangga .... Mereka bekerja sama untuk mendorongnya ke jurang!Saat ini, Dianti menyadari bahwa ketakutan terbesarnya selama ini telah menjadi kenyataan .... Dia selalu takut bahwa Keluarga Adipati akan membuangnya dan membencinya!Kini, sepertinya dia benar-benar telah dibenci oleh semua orang ....Melihat Dianti yang tetap diam, Andini perlahan bangkit dan berjalan mendekatinya, "Kalau kamu nggak mau bicara, biar aku yang membantumu.""Kamu sudah lama bersekongkol dengan Panji, ingin menjebakku bersamanya. Kebetulan 3 hari lalu ada biksu besar yang khotbah di Kuil Amnan. Kalian berpikir itu adalah kesempatan yang sempurna.""Jadi, kalian menyewa para pembunuh bayaran untuk menculik semua wanita di kediaman Keluarga Maheswara.""Tentu saja, target kalian sebenarnya hanya aku. Menculik semua wanita Keluarga Maheswara hanya tipu muslihatmu agar bisa mengelabui semua orang sebagai korban!""Panji dikenal mesum. Makanya, anak buahnya mengira dengan

Latest chapter

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 558

    Dalam keadaan linglung, Andini teringat saat dulu dirinya ditangkap oleh Panji dan dibawa masuk ke gua.Waktu itu, dia juga berlari sekuat tenaga ke dalam hutan, hingga akhirnya tidak tahu sudah berapa lama dia terjebak di sana. Pada akhirnya, Rangga yang menggendongnya keluar dari hutan itu.Andini tak ingin mengulang nasib yang sama. Jadi, sambil terus berlari, dia juga memperhatikan keadaan di belakangnya. Melihat Anom masih belum menyerah mengejar, dia mulai panik.Malam kian larut. Hanya dalam waktu singkat setelah menerobos masuk ke hutan, Andini sudah tidak bisa melihat apa-apa saking gelapnya. Hal yang paling dia khawatirkan akhirnya terjadi.Krek! Suara tajam menggema. Kakinya terjepit jebakan hewan!"Anom! Jangan ke sini lagi!" teriak Andini panik. "Di sini banyak jebakan! Aku juga kena!"Mendengar itu, suara langkah kaki Anom pun terhenti. Mungkin karena teringat pada temannya yang juga cedera, Anom akhirnya memutuskan untuk tidak lanjut mengejar, lalu berbalik dan pergi.Di

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 557

    Tepat saat itu, terdengar suara samar-samar dari arah halaman.Andini tersentak, segera bangkit dan mengintip ke luar. Dia pun melihat bayangan seseorang yang mondar-mandir di halaman."Siapa di sana?""Aku."Suara itu terdengar cukup familier.Andini mencoba menebak, "Anom?""Benar!" sahut Anom, lalu berjalan ke depan pintu sambil berkata, "Ibuku masak sup ayam malam ini. Tapi gara-gara kejadian Bi Diah, jadi lupa. Tadi baru dipanaskan lagi, terus aku disuruh antar ke sini."Memang benar, Endah sering membuatkan sup ayam untuknya setiap beberapa hari sekali. Andini tidak terlalu curiga, jadi berkata, "Taruh saja di depan pintu, nanti aku ambil.""Baik!" Jawaban Anom cepat dan ringan.Tak lama kemudian, Andini melihat Anom keluar dari halaman. Dia bangkit, tertatih-tatih menuju pintu.Begitu membuka pintu, memang benar ada semangkuk sup ayam di atas lantai. Dia perlahan berjongkok, hendak mengambil mangkuk itu.Tepat saat itu, dari sudut halaman, tiba-tiba muncul bayangan. Sebelum Andi

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 556

    Saat Surya kembali ke Desa Teluk Horta, matahari sudah terbenam. Dari kejauhan, dia langsung melihat halaman rumahnya dikerumuni oleh banyak orang.Hatinya langsung mencelos, tak tahu apa yang sedang terjadi. Seseorang melihatnya dan langsung berteriak, "Itu dia! Dia sudah kembali!"Semua orang pun serentak menoleh ke arah Surya.Begitu memasuki halaman, Surya langsung melihat Diah terbaring di tengah halaman. Di samping, Andini sedang berlutut.Terlihat dia memegang sebatang jarum sulam dan sedang menusukkannya ke tubuh Diah, yang matanya tampak sayu, antara sadar dan tidak."Ada apa ini?" Suara Surya terdengar dalam.Endah segera melangkah ke depan, menjelaskan, "Ihatra bertengkar sama ayahnya, terus kabur ke dalam hutan. Ayahnya takut terjadi apa-apa, jadi ikut masuk hutan juga.""Diah menunggu di rumah sampai langit hampir gelap. Dia panik dan langsung pingsan. Untungnya gadis ini menguasai ilmu medis. Baru dua tusukan jarum saja, Diah langsung siuman."Mendengar itu, tatapan Surya

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 555

    Melihat punggung Surya yang semakin menjauh, Endah hanya bisa menghela napas, lalu berbalik dan berkata kepada Andini, "Aku rebus dulu ayamnya, nanti aku balik lagi ke sini."Usai berkata begitu, dia pun pergi.Andini duduk di dalam rumah, memandangi punggung Endah yang perlahan menghilang. Dia juga melihat dengan jelas bahwa Anom belum pergi.Anak itu masih berdiri di tempatnya, menatap Andini dari balik jendela. Saat Andini memandang balik ke arahnya, Anom buru-buru mengalihkan pandangan dan berseru, "Bu, tunggu aku!"Setelah itu, dia pun berbalik dan pergi. Namun, sorot mata Anom tak luput dari pandangan Andini.Tatapan yang dilontarkan padanya mengandung kebencian. Perasaan itu terlalu familier bagi Andini. Dulu ketika Dianti diam-diam memandangnya, sorot mata itu sama persis.Dua jam kemudian, Surya akhirnya tiba di kota kecil. Dia menjual hasil buruannya ke rumah makan yang sudah akrab dengannya, lalu berkeliling sesaat dan masuk ke sebuah gang kecil. Kemudian, dia mendorong pint

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 554

    Keesokan hari saat Andini bangun, sosok Surya sudah tak terlihat. Sementara itu, Endah tengah sibuk di dapur.Dengan kaki yang masih pincang, Andini berjalan ke ambang pintu, menatap Endah dengan heran, "Bibi Endah, kok hari ini bangunnya pagi sekali?"Matahari bahkan belum sepenuhnya terbit!Endah menyiapkan air untuk Andini mencuci muka, lalu menjawab, "Arjuna sudah pergi ke gunung sejak fajar bersama Anom. Aku hari ini nggak ada pekerjaan di ladang, jadi mampir ke sini untuk bantu-bantu sebentar."Saat berbicara, sudut bibir Endah menyiratkan senyuman kecil.Mengingat kejadian kemarin, Andini pun merasa perlu meminta maaf. "Maaf ya, Bi Endah. Kemarin aku asal bicara cuma untuk menakut-nakuti Anom."Endah buru-buru mengangguk. "Iya, aku tahu. Anak bandel itu memang perlu ditakut-takuti! Setelah pulang kemarin, dia nangis-nangis sambil janji nggak akan berjudi lagi.""Pagi ini juga semangat banget bangunnya. Kalau dia bisa meninggalkan kebiasaan buruk itu, lalu ikut Arjuna berburu, it

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 553

    Rangga pernah menculik Andini dan akhirnya membuat Andini terjatuh ke Sungai Mentari. Dendam itu masih terus disimpan Laras di dalam hati sampai sekarang.Meskipun statusnya hanyalah seorang pelayan biasa dan tak bisa berbuat apa-apa pada Rangga, jangan harap dia bersedia mengikuti Rangga!Selesai bicara, Laras pun membalikkan badan dan melangkah ke arah Kalingga. Kalingga masih tidak mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Laras barusan, seulas senyuman tipis tidak bisa disembunyikan dari wajahnya.Senyuman ringan itu, sekalipun sangat tipis, tetap menyakitkan mata Rangga. Dia tidak mengerti. Kenapa Andini tidak mau bersamanya, bahkan pelayannya pun menolaknya?Rangga sontak melangkah maju, hendak menarik tangan Laras. Namun, baru satu langkah diambil, terdengar suara Kalingga yang datar. "Rangga."Hanya satu panggilan pelan, tetapi makna ancamannya sangat jelas. Apabila Rangga benar-benar menahan Laras, Kalingga pasti akan bertindak.Rangga pun berhenti. Aura yang dipancarkan

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 552

    Jabal mencari tiga kuda terbaik dari kediaman dan berangkat malam itu juga menuju lokasi yang berjarak lebih dari 50 kilometer.Perjalanan tidak sepenuhnya mulus. Mayat perempuan itu ditemukan di sebuah desa kecil. Ketika mereka tiba, matahari sudah bersinar terik.Di luar desa, anak buah mereka sudah menunggu. Begitu turun dari kuda, Kalingga segera masuk ke desa. "Di mana?""Masih di tepi sungai," kata anak buah itu sambil menurunkan suaranya. "Jenderal Rangga juga ada di sana."Mendengar itu, Kalingga sempat tercengang sejenak. Dia mengikuti arah yang ditunjuk. Benar saja, di tepi sungai tak jauh dari sana, terlihat Rangga sedang membuka kain putih penutup mayat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.Melihat itu, Kalingga merasa lega. Dari ekspresi Rangga, seharusnya itu bukan Andini. Namun, detik berikutnya, hatinya kembali diliputi amarah. Informasi itu datang dari bawahannya sendiri, kenapa Rangga bisa lebih dulu sampai di sini?Di belakang, Laras yang melihat mayat tertutup ka

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 551

    Tingkah mereka yang berpura-pura mabuk tadi memang tak terlihat mencurigakan. Namun, akting setelah mereka "sadar" barusan sungguh buruk. Beberapa dari mereka bahkan langsung terbangun, padahal tidak disiram.Andini mengernyit pelan saat memikirkan hal ini, lalu secara refleks menoleh ke arah jendela. Di sana, dia melihat sosok tinggi besar itu berjalan ke arah barat, menuju ke bawah atap.Dia tak ingin berpikiran buruk tentang orang lain, tetapi saat itu di halaman hanya ada dia seorang yang bukan dari kalangan mereka. Mereka semua pura-pura mabuk, jelas-jelas untuk diperlihatkan kepadanya.Kenapa? Sedang mengujinya? Apakah karena sebelumnya dia secara tidak sengaja menunjukkan sedikit kemampuan bela dirinya?Namun, jika Surya hanya pemburu biasa, bagaimana mungkin dia bisa terpikir menggunakan cara semacam ini? Jangan-jangan identitasnya pun tidak sesederhana itu?Begitu benih kecurigaan tertanam, hal itu mulai tumbuh liar dalam hati. Andini berusaha keras mengingat semua kejadian se

  • Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati   Bab 550

    Andini sama sekali tidak menyadari apa yang terjadi di belakangnya. Begitu keluar dari pagar bambu, kaki kirinya terasa sakit lagi. Langkahnya semakin pincang. Sebelum berjalan jauh, dia sudah mulai memanggil, "Bi Endah! Bi Endah!"Dia sama sekali tidak tahu, sebelum dia membuka mulut, sebilah belati nyaris menyentuh leher putihnya dari belakang, hanya sedikit lagi sudah akan menggorok tenggorokannya.Namun, saat dia memanggil nama Endah, belati itu tiba-tiba ditarik mundur, lalu pemiliknya buru-buru kembali ke dalam halaman.Tak lama kemudian, lampu di rumah Endah kembali menyala. Wanita itu bertanya, "Ada apa? Ada apa ini?"Andini memandang Endah dengan wajah penuh rasa bersalah. "Kak Arjuna dan teman-temannya mabuk semua, mereka tidur di luar. Aku khawatir mereka masuk angin kalau tidur di luar. Bisa Bibi bantu aku?"Di dalam pagar, para pria yang mendengarnya saling melirik, masing-masing mulai merasa bersalah."Aduh, ya sudah, aku ke sana sekarang!" sahut Endah cepat-cepat. Tak la

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status