Semua Bab Putri Pengganti Untuk Keluarga Adipati: Bab 141 - Bab 150

344 Bab

Bab 141

Andini tidak menggubris Dianti dan langsung berjalan ke sisi meja. Dia mengelilingi meja bundar kecil itu, menatap setiap hidangan yang dulu sangat dia sukai. Senyuman dingin terlukis di sudut bibirnya. "Jadi, ini yang kalian sebut perdamaian?"Hanya penjepit rambut usang dan meja penuh makanan, lalu mereka ingin berdamai dengannya?Dianti mendekati Andini. "Kak, kami benaran ingin berdamai denganmu ... ah!" Sebelum Dianti menyelesaikan kalimatnya, Andini tiba-tiba membalikkan meja itu. Disertai teriakan kaget Dianti, semua hidangan lezat di meja pun berserakan di lantai.Melihat makanan yang telah dipersiapkan dengan susah payah kini menjadi tidak bisa dimakan, Abimana akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. Dia berteriak dengan marah, "Andini! Jangan seenaknya seperti ini!"Melihat Abimana marah, Laras langsung berdiri di depan Andini untuk melindunginya. "Tuan, ini Paviliun Ayana!"Tempat ini adalah wilayah Andini. Bagaimanapun, Abimana tidak boleh bertindak semena-mena di sini!Namu
Baca selengkapnya

Bab 142

Andini mengira dia salah dengar. "Apa yang kamu bilang?"Demi dirinya? Mereka jelas-jelas mengirimnya menuju kematian, 'kan?Abimana membawa kendi arak itu dan mendekati Andini. "Tentang Pangeran Baskoro, aku tahu kamu menyimpan dendam pada Keluarga Adipati. Tapi, kalaupun aku memberitahumu sejak awal, apa kamu akan memilih untuk membatalkan pernikahan?""Kamu sangat ingin memanfaatkan hubungan dengan bangsawan untuk membalas dendam pada Keluarga Adipati. Apa kamu tega melepaskan penopang seperti Pangeran Baskoro?"Sambil berbicara, Abimana sudah berdiri di depan Andini. Dia lebih tinggi satu kepala dari Andini. Bahkan saat dia menunduk, Andini tetap harus mendongak untuk melihatnya.Andini menatap mata Abimana yang dipenuhi kemarahan, sementara amarahnya sendiri semakin memuncak. "Tuan sudah salah paham. Bukan aku yang ingin menikah dengan Pangeran Baskoro, tapi Nyonya Kirana yang menjodohkanku dengannya. Kalau kamu keberatan, lebih baik sampaikan saja kepadanya."Sebelum Andini sempa
Baca selengkapnya

Bab 143

Ketika Andini sadar kembali, dia mendapati dirinya berbaring di atas ranjang yang asing. Udara di sekitar dipenuhi aroma kayu gaharu yang samar. Dia langsung menyadari bahwa ini adalah kamar seorang pria!Namun, sebelum dia bisa bereaksi lebih jauh, suara dingin terdengar di telinganya. "Kalau sudah sadar, cepat pergi!"Andini terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber suara. Di ujung ranjang, duduk seorang pria dengan fitur wajah yang tegas, mirip dengan Rangga. Auranya memancarkan aura seorang jenderal yang gagah, tetapi tubuhnya tampak kurus kering dan kulitnya juga pucat.Andini segera mengenalinya dalam sekali pandang. "Kak Lingga?"Dia sungguh terkejut dan mencoba bangkit dari ranjang. Namun, tubuhnya sangat lemah sehingga dia terjatuh dengan keras ke lantai. Rasa sakit itu membuatnya sedikit lebih sadar.Di atas ranjang, Kalingga tetap memandang dengan dingin tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Andini merasa panik. "Maaf, Kak. Aku ... Aku nggak tahu kenapa aku bisa ada di sini
Baca selengkapnya

Bab 144

Abimana yang mengantarkan Andini ke ranjang Kalingga, di hadapan Kalingga.Meskipun saat itu Kalingga tidak mengatakan sepatah kata pun, penghinaan di tatapannya terlihat begitu jelas.Tidak heran, karena di dunia ini tidak ada kakak laki-laki yang menyerahkan adik perempuannya ke pelukan pria lain. Abimana berpikir, mungkin di seluruh dunia, hanya dia yang seperti ini.Di sampingnya, Rangga melirik Abimana sejenak, lalu berkata dengan nada dingin seperti biasanya, "Kalau kamu menyesal, masih ada waktu."Abimana langsung memelototi Rangga. "Waktu apanya? Pelayannya kakakmu pasti sudah melihat mereka sekarang!"Saat mengatakan itu, tiba-tiba dia merasa ada yang tidak beres. Dia mengerutkan keningnya dan melanjutkan, "Lagi pula, apa yang perlu kusesali? Aku sedang menyelamatkan nyawanya!"Rangga tersenyum tipis. "Dia akan mengerti."Mendengar itu, Abimana tidak menjawab. Yang terbayang di pikirannya hanya wajah Andini yang berjuang mati-matian serta matanya yang dipenuhi kebencian.Apaka
Baca selengkapnya

Bab 145

Byakta? Membawa Andini pergi?Andini terkena obat perangsang dan Byakta membawanya pergi dalam kondisi seperti itu? Apa yang akan dia lakukan?Rangga merasa darahnya mendidih. Dia langsung berbalik, lalu berlari keluar dengan penuh amarah.Sebelum menjadi bawahannya, Byakta pernah menjadi prajurit utama di bawah Kalingga selama dua tahun.Setelah Kalingga lumpuh dan hanya bisa berbaring di tempat tidur, Byakta sering mengunjunginya.Rangga hampir melupakan hal ini! Meskipun belum pernah melihat Byakta tergoda oleh wanita, justru pria yang sudah lama menjauhi godaan duniawi akan lebih sulit mengendalikan diri saat bertemu wanita cantik!Semakin dipikirkan, wajah Rangga semakin muram. Begitu keluar dari rumah, dia segera menaiki kudanya dan berpacu secepat mungkin. Dalam waktu singkat, dia sampai di rumah Byakta.Gerbang halaman terbuka. Ini bukan kebiasaan Byakta. Bisa dilihat betapa terburu-burunya Byakta saat membawa Andini pulang!Di kepala Rangga, terbayang sosok Byakta yang mesum.
Baca selengkapnya

Bab 146

Bisa dibilang bahwa Andini dan Rangga adalah teman masa kecil, sekalipun Rangga tidak menyukainya ataupun tidak pernah menganggapnya penting.Lantas, bagaimana jika itu adalah orang asing? Dengan sifat Rangga, dia tidak mungkin melakukan hal sehina itu kepada wanita yang tidak dikenalnya, 'kan?Lantas, kenapa Rangga melakukan hal ini padanya? Kenapa kebencian mereka selalu diarahkan padanya?Tamparan itu membuat wajah Rangga menoleh, bahkan sudut bibirnya sedikit berdarah.Abimana terkejut. Sejak kecil, Rangga sangat unggul. Dia tidak pernah dipukul oleh orang tuanya, tetapi Andini malah ....Abimana khawatir Rangga akan marah dan bertindak kasar, jadi dia buru-buru berdiri di depan Andini. "Andin, jangan marah. Kami melakukan semua ini demi kebaikanmu ....""Demi kebaikanku?" Andini menoleh menatap Abimana sambil tersenyum sinis.Saat melihat Abimana mengangguk berulang kali, dia beralih menatap Rangga. "Gimana denganmu? Kamu juga merasa ini demi kebaikanku?"Rangga hanya diam dengan
Baca selengkapnya

Bab 147

Semua orang terkejut. Rangga adalah yang pertama bereaksi. Dia mengernyit dan bertanya dengan suara rendah, "Kapan itu terjadi?"Bulu mata Kirana basah karena air mata. Dia menggeleng. "Berita ini baru saja disampaikan dari istana. Katanya, pelakunya adalah para perampok di Kabupaten Horta!"Kabupaten Horta?Abimana bertanya dengan heran, "Kabupaten Horta berjarak lebih dari 10 hari perjalanan dari ibu kota. Selain itu, Pangeran Baskoro berangkat ke Lembah Raja Obat pagi tadi. Seharusnya mengarah ke selatan. Gimana bisa dia bertemu dengan para perampok dari Kabupaten Horta?"Para perampok itu bukan perampok biasa!Mendengar ini, jantung Andini berdegup kencang. "Pangeran Baskoro pergi ke Lembah Raja Obat? Pernikahan sudah di depan mata, untuk apa dia pergi ke sana?"Lembah Raja Obat terletak di dekat perbatasan, tetapi sangat jauh dari ibu kota, jadi membutuhkan lebih dari sebulan perjalanan. Kalaupun Baskoro menggunakan kuda tercepat, perjalanan pulang pergi membutuhkan waktu dua bula
Baca selengkapnya

Bab 148

Andini menekan kata-katanya, membuat hati Dianti bergetar. Dianti segera menarik lengan baju Kirana. "Ibu, kalau Kakak bilang lelah, kita sebaiknya pergi dulu. Biarkan Kakak istirahat."Juga supaya dia bisa menenangkan diri. Dia takut jika Kirana tetap di sini, Andini akan mengungkapkan bahwa dia yang memaksanya minum arak!Meskipun pada akhirnya Kirana pasti akan tahu soal ini, setidaknya jangan sekarang. Setidaknya, tunggu sampai Abimana kembali ....Tentu saja, Kirana tidak tahu isi hati Dianti. Namun, saat melihat wajah Andini yang merah, dia mengira itu karena kemarahan terhadap Abimana.Karena Andini sedang marah, ini memang bukan waktu yang tepat untuk berbicara. Lagi pula, Kirana sendiri juga marah pada Abimana hingga dadanya terasa sakit. Akhirnya, dia hanya bisa mengangguk dan berkata, "Ya sudah, kamu istirahat yang baik. Ibu akan datang lagi besok ... atau dua hari lagi."Setelah itu, Kirana membawa Dianti pergi. Namun, baru beberapa langkah mereka berjalan, suara dingin And
Baca selengkapnya

Bab 149

"Nona!" Laras terkejut dan panik, buru-buru menghampiri untuk menopang Andini. Matanya mulai berkaca-kaca. "Nona, apa yang terjadi?"Entah apa yang dilakukan Abimana hingga menyebabkan Andini menjadi seperti ini!Tubuh Andini gemetar hebat. Sensasi yang begitu familier ini membuat hatinya dingin."Ini efek obatnya." Suaranya lemah. Tiba-tiba, dia teringat saat dirinya pernah berada dalam pelukan Byakta. Tubuhnya juga bergetar hebat seperti ini.Bahkan, di saat terakhir ketika pikirannya kacau, dia hampir saja mengulurkan tangan untuk melepas sabuk Byakta ....Untungnya, Byakta menahan tangannya di saat yang krusial. Setelah efek obat itu berlalu, Andini akhirnya kembali sadar.Andini mengira efek obat itu sudah habis. Siapa sangka, sekarang efek itu muncul kembali!Laras mulai panik. "Apa yang harus kita lakukan? Apa saya harus memanggil tabib?"Andini segera menggeleng. Tidak boleh. Di bawah pengaruh obat ini, dia akan kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Meskipun tabib sudah tua,
Baca selengkapnya

Bab 150

Andini baru saja menguasai aib Baskoro, memastikan pria ini tidak akan berani bertindak sembarangan padanya di masa depan. Tanpa disangka ....Mungkin karena efek obat, kepala Andini mulai terasa berat. Pada akhirnya, dia tidak mampu bertahan lagi dan pingsan.Ketika terbangun kembali, hari telah berganti. Andini terbaring di atas ranjang, tubuhnya sudah mengenakan pakaian bersih."Nona sudah bangun!" seru Laras yang berdiri di samping ranjang dengan senang. Hanya saja, kantong matanya terlihat sangat hitam karena berjaga sepanjang malam.Andini bangkit, merasa tubuhnya sangat lemah. Laras membantunya untuk duduk, lalu merapikan pakaiannya sambil berujar, "Nona, saya sudah diam-diam tanya pada tabib. Dia bilang kita harus cari orang yang memberikan obat itu supaya bisa mendapat penawarnya. Kalau nggak, hasilnya akan berbahaya."Andini mengernyit. "Tuan Abimana sudah pulang belum?"Laras menggeleng. "Belum. Sejak masuk istana semalam, dia belum pulang."Namun, obat itu dibeli oleh Abima
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
35
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status