Home / Historical / Sang Menantu Perkasa / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Sang Menantu Perkasa: Chapter 141 - Chapter 150

212 Chapters

Bab 141

"Hei." Arjuna memiringkan kepalanya sambil menatap Tamael. "Apa maksudmu?""Oh." Tamael berhenti menggelengkan kepalanya, kemudian dia mengulas senyum. "Bukan apa-apa, bukan apa-apa.""Ruang sidang adalah tempat yang tidak bagus. Biasanya, tidak ada orang yang akan datang kalau tidak ada urusan. Bukan hal yang bagus kalau masuk.Tamael mendorong Arjuna dengan pelan. "Ayo, aku yang traktir hari ini. Mari pergi ke restoranku. Kamu boleh memesan apa pun yang kamu inginkan hari ini. Mari kita singkirkan kesialan."Arjuna tidak sungkan dengan Tamael. Setelah berdiri di depan ruang sidang begitu lama, dia memang sudah lapar."Oke, jangan salahkan aku bawa banyak barang dan makan terlalu banyak. Nanti kamu bangkrut."Disa, Daisha dan Dinda sedang dalam masa pertumbuhan. Mereka sangat kuat makan."Lucu!" Tamael menyeringai lalu mengerutkan kening. "Orang yang bisa membuatku bangkrut belum lahir."Setelah makan dan minum sepuasnya di Restoran Kebon Sirih, Arjuna dan para istrinya pun pulang.Du
Read more

Bab 142

"Tuan, kita sudah menikah selama setahun. Sekarang Dinda sudah kembali, kami ingin pulang ke rumah orang tua kami menemui Kakek dan Nenek agar mereka bisa tenang. Bolehkah?""Tentu saja boleh."Karena ketiga saudari itu membahas hal ini, Arjuna merasa sedikit bersalah.Dia sudah tiba di negeri ini sekian lama, tetapi dia belum pernah bertanya kepada Alsava bersaudari mengenai keadaan keluarga mereka."Benarkah?"Daisha menatap Arjuna dengan tak percaya.Setelah jumlah laki-laki lebih sedikit daripada perempuan, pihak perempuan tak hanya harus menyiapkan mahar ketika menikah. Setelah menikah pun, keluarga pihak perempuan harus sesekali mengirim uang atau makanan untuk pihak lelaki.Keluarga Daisha miskin. Mereka sudah tidak punya orang tua, hanya ada sepasang kakek-nenek yang sudah lanjut usia.Karena tante-tante mereka tidak menyukai mereka, paman-paman mereka pun tidak berani membantu.Setelah mereka menikah dengan Arjuna, Arjuna tidak menerima bantuan apa pun dari keluarga mereka.Pa
Read more

Bab 143

"Tidak ada barang bagus yang bisa dibeli di sini, harus beli di kabupaten. Setelah pergi ke kabupaten baru pergi ke Desa Sava sudah terlalu larut."Arjuna masih memiliki sedikit ingatan tentang rumah orang tua para istrinya.Seingatnya, Desa Sava tidak dekat dari Desa Embun, setidaknya tiga puluh kilometer jauhnya.Di dunia modern di mana transportasi canggih, tiga puluh kilometer hanya masalah menginjak pedal gas.Namun, mereka ada di zaman kuno.Desa Sava, desa di mana Keluarga Alsava berada, lebih terpencil daripada Desa Embun. Jalannya sangat sulit dilalui. Ada sebagian jalan yang tak bisa dilalui kereta sapi."Kita akan berangkat lusa. Besok aku akan memberi tahu penanggung jawab Restoran Kebon Sirih bahwa lusa Paman Arkana yang membantu mengantarkan ikan ke restoran. Setelah itu kita bisa berangkat ke Desa Sava pagi-pagi.""Kita berangkat lebih awal agar kalian bisa menemani kakek-nenek lebih lama di sana. Bagaimana? Bukankah pengaturanku lebih baik daripada kalian pergi besok?"
Read more

Bab 144

Meskipun Arjuna memberi tahu mereka bahwa mereka dapat membeli apa pun yang mereka inginkan untuk kakek-nenek mereka, mereka tetap sangat hemat.Mereka bertiga berbelanja hampir seharian dan kembali hanya membawa beberapa barang.Arjuna melihatnya sekilas.Beras dan mi yang tidak lebih dari dua setengah kilo. Dua buah kubis. Daging hanya setengah kilo, itu pun daging tak berlemak. Mereka bahkan enggan membeli setengah kilo daging berlemak."Ini saja?"Ketiga saudari itu tidak menjawab, jadi Arjuna menatap mereka."Tuan ...."Daisha menatap Arjuna sekilas. Dia mengatupkan bibirnya beberapa kali sebelum berkata dengan hati-hati. "Apakah kami membeli terlalu banyak?""Hah?!"Arjuna baru tiba di negeri belum lama, jadi dia masih belum begitu memahami adat istiadat setempat.Barang belanjaan Alsava bersaudari memang tergolong banyak.Dinda berkata, "Kami akan membawa setengahnya saja.""Kurang dari setengah juga tidak apa-apa," timpal Disa."Tunggu aku di kereta," ucap Arjuna.Usai berbicar
Read more

Bab 145

"Jangan merasa terbebani. Kalau tidak ada kakek-nenek kalian, bagaimana mungkin aku bisa menikahi istri secantik kalian?""Aku rela membayar mahal, apalagi hanya sedikit beras dan mi? Selain itu, istri yang berada paling dekat denganku ini ...." Arjuna mencolek hidung Daisha dengan jari telunjuknya. "Suka menciumku secara diam-diam. Istriku begitu menarik, aku ....""Tuan, kamu ... kamu bicara sembarangan lagi."Daisha menutupi wajahnya, lalu cemberut.Kenapa Tuan berbicara seperti itu? Dinda masih ada di samping mereka.'"Benar tidak, Dinda?""Ba ... bagaimana aku tahu?"Dinda mengangkat tirai, kemudian dia berlari keluar untuk duduk bersama Disa.Arjuna tertawa sambil bersandar di kereta."Apakah Tuan menggoda Kak Daisha-mu lagi?"Melihat Dinda, Disa pun mengemudikan kereta sambil bertanya kepadanya."Kak Disa, maksudmu ...." Dinda ragu sejenak. "Tuan sering melakukannya?"Disa mengangguk. "Ya, sering. Tuan sepertinya suka melihat Kak Daisha-mu merona, jadi dia sering menggodanya.""
Read more

Bab 146

Tadi Dinda menyingkap tirai kereta dan berencana turun sendiri, alhasil digendong oleh Arjuna yang sudah keluar dari kereta.Arjuna tidak berpikir panjang. Menurutnya, Dinda hampir sama dengan Naya. Kereta kuda agak tinggi, jadi dia langsung menggendong Dinda turun dari kereta."A ... aku tidak setuju untuk digendong. Dia main gendong begitu saja."Wajah Dinda sedikit memerah. Dia menundukkan kepalanya dan menarik ujung bajunya."Kak Arjuna begitu baik. Bisa menikah dengannya adalah hal yang sangat baik.""Kakak Ipar!"Naya tiba-tiba mencekal tangan Dinda.Dinda secara naluriah melangkah mundur. Jika Naya tidak berbicara dengan cepat, Dinda pasti sudah mendorong Naya ke lantai.Galeo pernah meminta seseorang mengajarinya sehingga Dinda menguasai beberapa cara untuk melarikan diri dan melawan.Naya berujar, "Ayo kita bermain!"Mata kecilnya berkedip, tidak ada intrik sedikit pun di dalamnya."Sairak ...." Sebelum Dinda menyelesaikan kata-katanya, Naya sudah menariknya ke halaman untuk b
Read more

Bab 147

"Tuan, apakah kamu baik-baik saja?"Daisha yang duduk di sebelah Arjuna pun buru-buru mengelus punggung Arjuna."Tidak apa-apa, tidak apa-apa."Arjuna melambaikan tangannya. Dia menatap Dinda yang wajahnya merah. "Lain kali panggil Dinda saja."Kalimat itu tidak hanya ditujukan kepada Melati, melainkan kepada semua orang.Dia memutuskan untuk memberikan kebebasan kepada Dinda.Beberapa tahun kemudian, Dinda bisa menentukan sendiri siapa yang ingin dia nikahi.Melati tentu saja mengerti apa yang Arjuna maksud. Dia berkata sambil tersenyum. "Kalau begitu panggil Dinda. Dinda juga enak didengar."Disa dan Daisha juga mengerti. Disa yang lebih tidak sabaran langsung bertanya."Tuan, apakah kamu tidak menginginkan Dinda lagi? Atau karena dia ...."Atau karena dia pernah menjadi pencuri.Disa tidak mengucapkannya.Dinda menundukkan kepalanya tanpa mengatakan apa-apa.Pada akhirnya, dia tetap tidak disukai."Arjuna, Dinda ...." Bahkan Arkana pun angkat bicara. "Dia memang agak kurus, tapi Pam
Read more

Bab 148

Keluarga mereka tak hanya tidak memberi Arjuna bahan makanan, tetapi malah Arjuna yang memberi. Selain itu, bisa-bisanya Alsava bersaudari menerima. Mereka sungguh tak tahu malu.Sebenarnya, apa yang dikatakan penduduk desa itu benar. Alsava bersaudari tidak punya banyak mahar, biasanya keluarga mereka juga tidak mengirim apa pun. Kalau bukan karena Arjuna yang dulu terlalu berengsek. Jauh sebelum insiden di mana Arjuna jatuh ke jurang, Alsava bersaudarilah yang akan dikatai oleh penduduk desa, bukan Arjuna.Arjuna memelotot kesal. "Apakah kamu memasukkan omongan penduduk desa tadi ke dalam hati? Pegang!"Arjuna memasukkan kantong tersebut ke tangan Daisha. "Uang ini bukan untukmu, tapi untuk kakek-nenekmu. Bukankah kamu selalu mengatakan kalau kaki Kakek sakit, penglihatan Nenek kurang baik? Sekarang mereka sudah begitu tua dan kurang sehat. Apakah kamu tega membiarkan mereka bekerja pada musim dingin dengan kondisi kurang sehat demi bertahan hidup?"Daisha merasakan hidungnya berair.
Read more

Bab 149

Atapnya terbuat dari genteng, tetapi sangat tipis. Banyak genteng juga sudah lapuk. Saat hujan di luar, di dalam rumah pasti akan gerimis.Musim panas bisa ditahan, tetapi musim dingin lebih merepotkan. Rumah yang bocor di mana-mana pasti terasa sangat dingin.Rumah itu dikelilingi pagar yang terbuat dari kayu lapuk. Dari luar dapat melihat halaman yang bergelombang.Di sudut halaman, ada beberapa potong pakaian penuh tambalan yang digantung.Dua rumah di sebelah rumah bobrok ini jauh lebih baik.Meskipun tipenya sama, kedua rumah itu baru dan bergenteng tebal.Kualitas ubinnya tidak sebaik yang dipesan Arjuna dari tempat pembakaran ubin, ubin tersebut seharusnya dibakar sendiri.Ekspresi Alsava bersaudari tidak berubah sama sekali.Mungkin sebelum mereka menikah pun, kondisinya sudah seperti ini.Daisha mendorong pintu halaman yang terbuat dari beberapa papan kayu rusak.Disa adalah orang pertama yang bergegas masuk."Kakek, Nenek!"Daisha dan Dinda mengekor ke dalam rumah, lalu meman
Read more

Bab 150

Yusuf dan Saira belum pernah bertemu Arjuna. Dulu, pemerintah langsung mengirim ketiga saudari itu ke Desa Embun.Setelah ketiga saudari itu pergi ke Desa Embun, Yusuf dan Saira tidak mendapat izin dari suami cucu mereka untuk menemui cucu mereka. Selain itu, keluarga mereka benar-benar miskin, tidak mampu memberikan apa pun, jadi kedua orang tua itu tidak pernah pergi ke Desa Embun.Sekalipun merindukan cucu mereka, mereka hanya bisa menahannya.Jika tidak bisa menemuinya, mereka akan mencari tahu dari orang lain.Ketika mendengar bahwa Dinda tidak lagi berada di Desa Embun, Saira menangis hingga pingsan.Mereka tahu, jika Dinda tidak ada di Desa Embun, dia pasti sudah dijual oleh Arjuna.Zaman itu, pria menjual istri sendiri adalah hal yang wajar.Jadi ketika dia melihat Dinda tadi, Yusuf sangat gembira.Karena takut Saira sedih, Yusuf tidak berani mencari tahu lagi.Kemudian, Yusuf tidak tahan mendengar permohonan Saira, jadi dia mencari tahu lagi setengah tahun kemudian.Alhasil, k
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
22
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status