Semua Bab Sang Menantu Perkasa: Bab 161 - Bab 170

212 Bab

Bab 161

"Arjuna, keponakan menantuku yang baik." Wulan memeluk kaki Arjuna sambil memohon. "Paman Jairo-mu khilaf karena tangannya sakit. Tante mohon, ampunilah kami."Arjuna menggoyangkan kakinya. "Aku mana punya tante di desa ini?""Arjuna!" Wulan memeluk kaki Arjuna lebih erat. "Aku minta maaf padamu. Kami salah. Tolong jangan tuntut kami. Jangan tuntut kami!"Cuaca makin dingin, tangan Jairo patah pula. Jika dia dijebloskan ke penjara saat ini, dia akan cacat saat dibebaskan dari penjara."Minta maaf? Apa nilai dari permintaan maafmu?""Kami salah. Bagaimana dengan nasib kami kalau tuanku dijebloskan ke penjara? Putraku masih kecil.""Kamu juga tahu bahwa anakmu masih kecil dan tak bisa hidup tanpa seorang ayah? Bagaimana dengan istri-istriku dulu? Apakah mereka tidak kecil saat itu?"Mengingat bagaimana Jairo menyebut mereka sebagai wanita jalang tadi, serta laporan penduduk desa tentang penyiksaan sebelumnya, Arjuna tidak bisa memaafkan pasangan itu."Aku ...."Wulan tidak pernah menyang
Baca selengkapnya

Bab 162

Setelah Esha selesai berbicara, dia menarik suaminya. Meskipun Dipta sangat enggan, dia akhirnya menurut juga."Ayah, Ibu, anak-anak, Paman dan Tante minta maaf kepada kalian."Melihat ini, Wulan juga menarik Jairo untuk meminta maaf kepada Yusuf, Disa dan yang lainnya. Mereka bersujud dengan keras.Arjuna tidak bersuara, tidak ada seorang pun yang berani memaafkan Jairo, Dipta dan yang lainnya.Makin lama waktu berlalu, Jairo tampak makin lemas. Akhirnya dia jatuh ke lantai."Tuan, Tuan, ada apa denganmu?" Wulan memeluk Jairo dengan panik."Ayah, Ibu, anak-anak ...." Wulan memohon, "Jairo sudah begini, maafkanlah kami.""Disa, Daisha." Wajah Saira menunjukkan kecemasan. "Maafkanlah paman-paman kalian.""Sudah waktunya berakhir. Penduduk desa sudah menonton kita begitu lama." Yusuf pun akhirnya berbicara.Tidak peduli apa yang dilakukan Jairo dan yang lainnya di masa lalu, mereka tetaplah putra mereka. Bohong jika mengatakan bahwa Yusuf dan Saira sama sekali tidak merasa kasihan."Tuan
Baca selengkapnya

Bab 163

"Terima kasih, Nak Arjuna."Ucapan-ucapan terima kasih menyelimuti Arjuna.Arjuna melambaikan tangannya dengan tergesa-gesa. "Sama-sama. Tadi kalian membantuku, sudah seharusnya aku melakukan ini.""Bantuan kami tak seberapa, hanya mengandalkan mulut. Terima kasih atas kemurahan hatimu."" Kalau begitu ... karena kalian memanggilku 'nak', kalian seharusnya berterima kasih kepada istri-istriku dan kakek-nenek yang telah membesarkan mereka.""Nak Arjuna benar."Penduduk desa mengucapkan terima kasih kepada Yusuf dan lainnya."Aku, Disa dan yang lainnya tidak bisa kembali setiap hari. Lain kali mohon bantuan kalian semua untuk lebih memperhatikan kakek-nenek kami.""Tentu saja, tentu saja.""Yusuf." Mata Saira sudah berkaca-kaca. "Memiliki Arjuna sebagai cucu menantu adalah berkah yang luar biasa bagi kita berdua."Arjuna tampaknya hanya melakukan satu hal, tetapi sebenarnya dia melakukan dua hal. Dua hal yang memungkinkan mereka menjalani kehidupan tenang.Pertama, ada begitu banyak pend
Baca selengkapnya

Bab 164

Fenomena di Desa Embun benar-benar berbeda dengan Desa Sava.Di Desa Sava, Alsava bersaudari dipuji oleh seluruh desa, tetapi di Desa Embun sebaliknya.Ketika orang-orang melewati pohon besar di gerbang desa, mulai terdengar beberapa gosip.Seperti: "Tidak tahu malu. Membawa beras dan uang dari suami untuk dibawa pulang ke rumah orang tua sendiri, tapi tidak memberikannya untuk keluarga suami." Lalu, "Merayu pria hingga membuatnya melupakan orang tua sendiri setelah memiliki istri."Walaupun gosip-gosip ini tidak menyebutkan nama siapa pun, semua orang tahu bahwa mereka sedang membicarakan Alsava bersaudari.Berita bahwa Arjuna menarik gerobak besar berisi barang-barang ke Desa Sava telah menyebar ke seluruh desa. Hal itu mengundang rasa iri, tetapi lebih banyak rasa dengki.Terutama ketika berita itu sampai ke rumah Shaka, Oki dan Ranjani merasa lebih buruk.Sebagai kakek-nenek Arjuna, mereka seharusnya menjadi orang pertama yang menikmati uang yang diperoleh cucu mereka. Namun, sekar
Baca selengkapnya

Bab 165

"Kakekku memberitahuku lewat mimpi."Kalau Herman mengakui bahwa dia melebih-lebihkan, dia bukan lagi orang yang bermulut besar."Kakekmu juga memberitahuku untuk memberimu pelajaran lewat mimpi."Magano mengangkat tongkat kayu yang ada di tangannya untuk memukul kepala Herman.Herman memegang kepala sambil menyangkal."Aku tidak membual. Aku mengatakan yang sebenarnya. Kakekku memberitahuku lewat mimpi.""Persetan. Mana ada hantu dan setan di dunia? Kalau ada, kenapa aku tidak pernah melihatnya?""Kamu tidak pernah melihatnya, bukan berarti orang lain tidak pernah.""Oh." Magano mengangguk lalu bertanya kepada Herman. "Kalau begitu apakah kamu pernah melihatnya? Coba katakan, seperti apa rupa mereka?""Aku ...." Kedua mata Herman berputar ragu. "Aku memang tidak pernah melihatnya, tapi itu bukan berarti orang lain tidak pernah melihatnya.""Hm. Kamu tidak pernah melihatnya, begitu pula aku. Kalau begitu ...." Magano mengalihkan pandangannya ke penduduk desa lain. "Apakah ada di antara
Baca selengkapnya

Bab 166

"Aish ...." Herman menggelengkan kepalanya lalu berkata, "Orang yang bersekolah memang berbeda, istrinya saja berbicara dengan begitu elegan.""Benar sekali. Kelak Kak Shaka akan menjadi pejabat tinggi, Kak Naura akan menjadi istri pejabat. Tentu saja, sudut pandang mereka berbeda dengan sudut pandang kalian.""Benar, Naura memang berbeda. Kita tidak boleh menista dewa.""Ya, ya, untung Naura mengingatkan kita. Kalau tidak, hari ini kita akan menyinggung dewa dan tidak menyadarinya."Di tengah hujan pujian, ada sedikit kebanggaan dalam tatapan mata Naura.Sebenarnya kata-kata itu tidak sepenuhnya berasal dari dirinya.Setiap orang diawasi oleh dewa, orang yang bersekolah berdoa pada tokoh cendekiawan, serta kaisar yang melakukan persembahan setiap musim semi. Naura mendengar semua itu dari Shaka yang belajar selama beberapa hari terakhir."Meskipun kata-kata Herman, tidak akurat, dia sangat menghormati leluhurnya.""Ya, apa yang dikatakan Naura benar. Selain mempersembahkan kurban pada
Baca selengkapnya

Bab 167

Vian menghela napas sambil menggelengkan kepalanya."Dulu aku mendengar ibuku mengatakan bahwa hamil membuat wanita menjadi bodoh selama tiga tahun, aku tidak percaya. Sekarang setelah mendengar ucapan Tante, aku benar-benar memercayainya. Tante, kamu harus segera mencari tabib. Kalau tidak, kondisimu akan makin parah.""Kak Naura." Citra mendekati Naura untuk berbisik, "Dia sepertinya sedang mengataimu bodoh dan harus segera diobati."Citra mengira suaranya sangat kecil, tetapi sebenarnya penduduk desa dapat mendengarnya dengan jelas."Hft!"Beberapa orang tidak dapat menahan tawa.Naura merasa marah sekaligus malu. "Vian, apa maksudmu?"Vian berhasil membuat Shaka menceraikan Praya, bagaimana mungkin dia dengan mudah takut pada Naura? Dia berpura-pura polos dan sedih."Tante, kenapa kamu marah? Aku benar-benar mengkhawatirkanmu. Cepat cari tabib agar cepat sembuh. Jangan menunda-nunda."Naura juga pernah mengalahkan Praya. Dia segera tenang, kemudian dia bertanya pada Vian."Kalau be
Baca selengkapnya

Bab 168

Semua ubin dan balok yang dipesan beberapa hari lalu telah dikirim ke desa. Setelah menyerahkan tugas pengiriman ikan harian kepada Arkana dan Magano, Arjuna menyibukkan diri dengan memperbaiki rumah.Selain rumahnya sendiri, ada juga rumah Yusuf. Yusuf masih tinggal di rumah yang dulu dia tinggali.Untungnya, mereka hanya berdua, jadi dua rumah kecil sudah cukup untuk mereka tinggali. Kalau tidak, waktu maupun uang tidak akan cukup.Arjuna melakukan perjalanan bolak-balik antara Desa Embun dan Desa Sava selama belasan hari. Akhirnya dia selesai memperbaiki kedua rumah sebelum salju tebal menghalangi jalan.Selama renovasi rumah, Arjuna dan keluarganya tinggal di rumah Arkana. Hari ini, mereka akhirnya dapat pindah kembali.Setelah mandi.Dinda adalah orang pertama yang naik ke atas tungku, dia berguling-guling di atas tungku baru dengan gembira.Selama beberapa hari ini, di bawah perawatan Arjuna, Disa dan Daisha, serta ditemani Naya, Dinda pun menjadi ceria layaknya gadis berusia sep
Baca selengkapnya

Bab 169

Meskipun kedua kakaknya tidak mengatakan apa-apa. Dari Naya, Dinda tahu bahwa kedua kakaknya yang pernah dia benci karena tidak menyelamatkan dirinya, tidak hidup lebih baik dari dirinya.Dinda dipukuli sampai patah kaki dan hampir dijual ke Rumah Bordil Prianka.Kendati Disa ahli dalam seni bela diri, dia tidak berani melawan. Dia hanya bisa dipukul bersama dengan Daisha. Dia sering memasang tubuh untuk Daisha sehingga luka di tubuhnya lebih banyak daripada Daisha.Hanya saja dia memiliki fondasi fisik yang baik sehingga tidak menjadi cacat."Kak Disa, Kak Daisha, aku seharusnya tidak menyalahkan kalian sebelumnya. Kalian juga hidup susah sebelumnya."Setelah Dinda mengatakan hal ini, Daisha tidak dapat menahannya lagi. Air matanya mulai mengalir, dia terisak-isak.Begitu dia menangis, Dinda pun ikut menangis.Mata Disa juga memerah, tetapi dia segera sadar."Oh, kalian benar-benar menyebalkan." Disa menepuk kedua saudara perempuannya."Hari ini kita pindah ke rumah baru. Pada hari ya
Baca selengkapnya

Bab 170

"Peralatan makan di rumah tidak banyak dan sudah lama dipakai, harus beli satu set yang baru.""Boleh.""Tong beras juga harus ....""Kak Daisha, kenapa kamu terus yang bicara? Aku juga punya barang yang ingin dibeli," protes Dinda dengan bibir cemberut."Oke, oke. Daisha, kamu berhenti dulu, giliran Dinda yang bicara."Arjuna menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya. Dasar bocah."Tuan, aku ingin membeli lemari. Hanya ada satu lemari di rumah sekarang. Selain itu, lemarinya juga sudah lama dan kecil, tidak muat untuk menyimpan pakaian."Daisha dan Dinda mencuci pakaian di rumah bersama. Namun, Dinda melakukan pekerjaan yang lebih ringan seperti menjemur pakaian, mengangkat jemuran, serta melipat pakaian."Hm, Dinda benar. Kita memang perlu membeli lemari, tapi ...." Arjuna menatap ketiga saudari itu. "Satu saja tidak cukup. Kita perlu membeli setidaknya lima lemari.""Lima?" Ketiga saudari itu terkejut. "Apakah tidak terlali banyak?""Tuan, meskipun kehidupan kita sekarang lebih bai
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
22
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status