All Chapters of Terjerat Cinta Suami Pengganti: Chapter 41 - Chapter 50

132 Chapters

BAB 41

Rian bangkit dari sofa, tubuhnya masih sedikit lemah, tetapi langkahnya penuh keyakinan. Zara yang duduk di sisi lain sofa menatapnya dengan bingung. Ia terus melangkah mendekat, hingga akhirnya berdiri tepat di hadapan Zara.Tatapannya begitu dalam, membuat Zara tidak mampu mengalihkan pandangan.“Duduklah, kamu perlu istirahat,” Zara mencoba memecah keheningan, suaranya sedikit bergetar.Rian tidak menggubris kata-kata Zara. Sebaliknya, ia perlahan menunduk, menyamakan tingginya dengan Zara yang masih duduk di sofa. Tangannya terangkat, menyentuh lembut pipi Zara.Zara terdiam, napasnya tertahan oleh sentuhan Rian. Ia menatap pria di hadapannya dengan penuh kebingungan. Jarak di antara mereka semakin mengecil, hingga ia bisa merasakan hangatnya napas Rian di wajahnya.“Rian, kenapa kamu…” Zara mencoba berkata, tetapi suaranya terhenti saat Rian mendekatkan wajahnya lebih jauh.Sebelum Zara bisa menyelesaikan kalimatnya, bibir Rian menyentuh bibirnya.Ci
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

BAB 42

Rian membeku di tempat, matanya membelalak sejenak sebelum akhirnya menunduk. Pelukannya sepenuhnya terlepas, dan ia mengambil langkah mundur.“Surat cerai?” ulang Rian dengan nada datar, seolah mencoba memahami apa yang baru saja ia dengar.Zara menunduk, tidak sanggup menatap wajah Rian. “Ya, aku sudah menyiapkannya sejak beberapa minggu yang lalu.”Ruangan dapur yang hangat mendadak terasa dingin. Rian menatap Zara dengan campuran antara kecewa, marah, dan luka.“Jadi, kamu benar-benar ingin meninggalkanku?” tanyanya akhirnya, suaranya rendah, hampir berbisik.Zara mengangguk pelan, meskipun ia tidak yakin pada dirinya sendiri. “Aku pikir… itu yang terbaik untuk kita berdua. Aku tidak tahu lagi bagaimana caranya bertahan dalam pernikahan ini.”Rian berdiri terpaku di depan Zara, tubuhnya tegang dan matanya memandang penuh emosi. Ia mendekat, mencoba mencari jawaban di wajah Zara yang kini tampak dingin, tetapi di matanya masih tersirat keraguan.“Belum terlambat, Zara,” ucap Rian,
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

BAB 43

Zara terbangun pagi itu dengan perasaan hampa. Ia mengulurkan tangannya ke sisi tempat tidur, hanya untuk menemukan tempat itu dingin dan kosong.“Apanya yang ingin berubah?” gumamnya pelan, suaranya penuh dengan kekecewaan. “Dia selalu mengabaikanku, bahkan untuk pamitan saja tidak pernah.”Zara menghela napas panjang, lalu turun dari tempat tidur. Langkah kakinya pelan saat ia berjalan ke jendela. Ia membuka tirai, menatap keluar ke jalanan yang sepi.'Benar saja, mobil Rian sudah tidak ada di tempatnya.'Zara hendak menutup tirai kembali, tetapi kamera CCTV di sudut rumah menarik perhatiannya. Pandangannya langsung terpaku pada kamera itu, pikirannya berputar.“CCTV…” gumamnya. Ia mengingat kejadian semalam yang begitu tegang. Lampu yang padam, Rian yang terluka, dan banyak pertanyaan yang belum terjawab.Pikirannya mulai dipenuhi rasa penasaran. “Apa yang sebenarnya terjadi semalam? Kenapa dia terluka?”Zara menggigit bibirnya, hatinya berdebar. Ia tahu Rian tidak akan memberinya
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

BAB 44

Zara menghentikan pencariannya. Amplop cokelat itu kini berada di tangannya, terasa berat meski isinya hanyalah beberapa lembar foto. Ia berjalan menuju ruang tamu dengan langkah cepat, melempar amplop itu ke meja, lalu duduk di sofa.Napasnya tidak teratur, dadanya naik turun karena emosi yang memuncak. Ia mencoba menenangkan dirinya, tetapi pikirannya terus berkecamuk."Jadi, Rian memata-mataiku selama ini? Untuk apa?" pikirnya sambil mengepalkan tangannya.Dengan tangan gemetar, Zara menarik foto-foto itu keluar dari amplop dan menyusunnya di atas meja. Satu per satu ia pandangi dengan seksama..“Kenapa dia harus sejauh ini?” bisiknya pelan, matanya mulai berkaca-kaca.Zara merasa privasinya dilanggar. Selama ini, ia berpikir bahwa masalah utama di antara mereka adalah ketidakpedulian Rian. Tapi sekarang, fakta bahwa Rian tahu setiap gerak-geriknya membuat perasaannya semakin rumit.Ia menyandarkan tubuhnya pada sofa, tangannya memeluk salah satu bantal kecil. Matanya tidak lepas d
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

BAB 45

Jerry menghela napas panjang, langkahnya mendekati Zara yang berdiri di tengah ruangan dengan wajah tegang. Tatapannya serius, sorot matanya seperti membawa beban yang berat.“Zara,” Jerry memulai, suaranya rendah namun tajam. “Aku perlu memberitahumu sesuatu. Tapi... kamu harus bersiap. Jangan terkejut dengan apa yang akan kamu dengar.”Zara mengernyit, merasa dadanya semakin berat. “Apa maksudmu, Jerry? Katakan.”Jerry berhenti beberapa langkah darinya, tangannya mengepal di samping tubuhnya. “Hari itu... lima tahun lalu, saat kecelakaan itu terjadi...” Jerry terdiam sejenak, menatap Zara dalam-dalam. “Target mereka sebenarnya bukan aku. Target mereka adalah Rian.”Kata-kata itu membuat Zara terkejut, mulutnya terbuka seolah ingin berkata sesuatu, tetapi tidak ada kata yang keluar. Dadanya terasa sesak, dan tangannya gemetar tanpa ia sadari.“Apa yang kamu katakan?” suaranya bergetar. “Kenapa? Kenapa mereka ingin membunuh Rian?”Jerry menatapnya dengan seri
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

BAB 46

Zara melangkah keluar dari kantor dengan langkah cepat, udara siang yang panas seolah tidak mampu menenangkan pikirannya yang penuh gejolak. Di bawah sinar matahari yang terik, ia menggumamkan satu nama,“Aku harus menemui Lena.”Lena, sahabatnya yang selalu punya jawaban di saat Zara merasa buntu. Lena adalah tipe orang yang punya banyak koneksi, sering kali mencurigakan, tetapi selalu berguna di saat-saat seperti ini. Zara hanya berharap kali ini, Lena bisa membantunya memecahkan teka-teki besar ini.Setibanya di rumah Lena, Zara langsung disambut oleh pintu yang terbuka. Lena, dengan senyum lebar dan rambut yang sedikit acak-acakan, berdiri di ambang pintu.“Zara! Kamu tiba-tiba datang, apa ada masalah?” tanya Lena sambil mempersilakannya masuk.Zara menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya sebelum bicara. “Lena, aku butuh bantuanmu. Aku tahu ini mendadak, tapi aku benar-benar tidak tahu harus pergi ke siapa lagi.”Lena memiringkan kepala, sorot
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

BAB 47

“Kami masih menyelidiki, Nona. Namun, kami pikir Anda perlu tahu, mengingat Aldo sempat dikaitkan dengan kasus keluarga Anda,” lanjut petugas itu. Zara menutup telepon tanpa sepatah kata lagi, tubuhnya terasa lemah. Dia duduk di sofa ruang tamu Lena, pandangannya kosong, otaknya berputar keras mencoba mencerna kabar mengejutkan itu. “Zara, apa yang terjadi?” tanya Lena dengan nada khawatir, meletakkan cangkir tehnya. Zara menatap sahabatnya, matanya membulat penuh kebingungan. “Aldo... dia tewas. Polisi bilang dia ditemukan di hutan, dan mereka yakin dia mati tak lama setelah kabur dari penjara.” Lena mengerutkan kening. “Tunggu, jadi dia bahkan tidak sempat bertemu siapa pun?" “Itu dia,” kata Zara, memegang dahinya yang mulai berdenyut. “Jika Aldo sudah tewas sebelum kejadian semalam, lantas siapa yang kulihat di CCTV? Pria yang menyerang Rian... dia jelas bukan Aldo.” Lena terdiam sejenak, mencoba mencerna semuanya. “Apa kamu yakin itu bukan hanya bayangan atau rekaman yang
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

BAB 48

Di teras rumah mewahnya, Bu Hanan duduk dengan anggun sambil memegang cangkir teh porselen di tangannya. Matahari sore yang lembut menyinari taman yang rapi, membuat suasana terasa begitu tenang. Di belakang mereka, dua pelayan berdiri dengan sopan, siap melayani kapan saja.Luna, yang duduk di samping Bu Hanan, meletakkan cangkir tehnya di atas meja kecil. Dia menatap wanita itu dengan sorot mata yang penuh dengan ambisi. Setelah memastikan tidak ada orang lain di sekitar mereka selain para pelayan, Luna mendekatkan tubuhnya sedikit ke arah Bu Hanan.“Tante,” katanya pelan namun tegas, “jadi kapan aku dan Jerry akan menikah?”Bu Hanan tersenyum kecil, menyesap tehnya sebelum menjawab. “Secepatnya, Luna. Tapi kamu tahu kan, Jerry itu keras kepala.”Luna menghela napas, matanya menyipit penuh perhitungan. “Tapi kalau kita terus menunggu Jerry berubah pikiran, aku takut ini akan memakan waktu terlalu lama, Tante. Apalagi Zara masih ada di dekatnya.”
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

BAB 49

Jerry mulai merasakan sesuatu yang tidak biasa dalam tubuhnya. Rasa panas merayap di dadanya, membuat napasnya semakin berat. Ia memegang tepi meja dengan erat, mencoba menahan diri dari sensasi yang tiba-tiba muncul.Luna, yang masih berdiri di dekat pintu, berbalik dengan ekspresi yang tampak khawatir. Namun, di balik tatapan paniknya, senyum tipis terselip di sudut bibirnya. Dia berjalan mendekat, langkahnya pelan tapi pasti.“Jerry? Kamu baik-baik saja?” tanya Luna, suaranya terdengar lembut, tetapi ada nada manipulatif yang sulit disembunyikan.Jerry menatap Luna dengan sorot mata tajam, meskipun wajahnya mulai memerah karena sensasi yang semakin tak tertahankan.“Apa yang kamu lakukan, Luna?” suaranya terdengar serak, penuh kemarahan.Luna memasang ekspresi pura-pura terkejut, lalu meraih bahu Jerry seolah ingin membantunya. “Jerry, aku tidak tahu apa yang terjadi. Kamu terlihat tidak baik.”Jerry memukul meja dengan keras, membuat sendok dan kotak maka
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

BAB 50

Setiba di rumah, Jerry membuka pintu kamarnya dengan gerakan kasar, melempar jasnya sembarangan ke kursi. Langkah kakinya berat, seperti ada beban yang tak kasatmata menariknya semakin dalam ke pusaran emosi yang tak tertahankan.Ia melepas sepatunya dengan asal, lalu berjalan menuju kamar mandi tanpa memedulikan kekacauan yang ia tinggalkan di belakangnya. Air hangat dari shower mulai mengalir, membasahi tubuhnya yang terasa panas bukan karena suhu, melainkan karena gejolak yang membakar di dalam dadanya.Jerry menunduk, membiarkan air mengalir di atas kepalanya, tetapi rasanya tidak cukup untuk membersihkan perasaan kotor yang melekat di hatinya. Ia memejamkan matanya, berharap air itu bisa membawa pergi semua pikirannya.Namun, bayangan kejadian tadi bersama Luna kembali menyerang. Ciuman itu, sentuhan itu, semuanya terasa seperti racun yang meresap ke dalam darahnya. Jerry meninju dinding kamar mandi, suara benturan itu menggema di ruangan kecil itu. Napasnya me
last updateLast Updated : 2025-01-24
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status