All Chapters of Terjerat Cinta Suami Pengganti: Chapter 21 - Chapter 30

132 Chapters

BAB 21

Zara berdiri di samping mobilnya, tatapannya kosong memandangi lalu lintas yang padat. Pertemuan dengan Jerry tadi meninggalkan banyak pikiran yang berkecamuk di dalam benaknya. Perhatian Jerry, rasa bersalahnya, dan keinginan pria itu untuk mengungkap kebenaran kecelakaan lima tahun lalu, semuanya membebani Zara seperti gunung yang sulit dipikul.Namun, ia tidak bisa terus berada dalam kebingungan ini. Ia harus mencari jawaban sendiri, tanpa bergantung pada siapa pun.“Kantor polisi,” pikir Zara sambil menggenggam kunci mobilnya erat-erat. “Aku harus ke kantor polisi dan bertemu dengan pria bernama Aldo itu.”Zara masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin dengan tangan yang sedikit gemetar. Jerry hanya menyebutkan Aldo sebagai orang yang memberi tahu informasi samar soal sesuatu yang mencurigakan saat kecelakaan terjadi."Apakah mungkin, Aldo yang di maksud adalah pria yang di tabrak Rian malam itu?" pikir Zara.Setelah memasukkan alamat kantor polisi ke dalam
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

BAB 22

Zara terhenti di tengah ruangan, tubuhnya membeku seolah tertangkap basah. Ia buru-buru meletakkan dokumen yang tadi sedang ia periksa ke atas meja, gerakannya gugup namun berusaha terlihat tenang.“Aku datang untuk memastikan kamu benar-benar ada di kantor,” jawabnya jujur.Rian menatapnya dengan mata tajam. “Dan kenapa aku harus berbohong?”Zara menghela napas, emosinya mulai muncul ke permukaan. “Karena aku tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan Rian. Dan aku tidak akan berhenti sampai aku tahu apa itu.”Rian melangkah masuk, menutup pintu di belakangnya dengan pelan. Ia berjalan mendekati meja, berdiri di seberang Zara. “Kalau kamu punya sesuatu yang ingin kamu tanyakan, tanyakan langsung,” katanya, nadanya rendah tetapi mengintimidasi.“Lima tahun lalu, kecelakaan Jerry,” kata Zara, nadanya penuh tekanan. “Apa kamu tahu sesuatu tentang itu?”Rian tidak langsung menjawab. Ia hanya menatap Zara, matanya menyipit sedikit. “Apa yang membuatmu berpikir aku ad
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

BAB 23

Rian duduk di kursinya dengan gerakan pelan, seolah energi yang tersisa dalam dirinya habis oleh percakapan dengan Zara. Ia menyandarkan tubuhnya, tangannya memegang pelipisnya yang terasa berat."Dia selalu gegabah," gumamnya dengan suara pelan, matanya tertuju pada pintu yang baru saja ditutup Zara.Rian memejamkan mata, membiarkan pikirannya melayang kembali ke kata-kata Zara beberapa waktu lalu. Kata-kata yang terus menghantui dirinya.'Tuan Adrian Hendrawan, ceraikan saya!'Namun, yang lebih menyakitkan dari permintaan itu adalah apa yang Zara katakan setelahnya. “Aku lelah mencintai seseorang yang tidak pernah mencintaiku kembali."Rian membuka matanya perlahan, tatapannya suram. Entah Zara sadar atau tidak, wanita itu selalu bertindak dan berucap semaunya. Tanpa rencana, tanpa mempertimbangkan apa yang mungkin terjadi. Namun kenapa dia masih bertahan dalam pernikahan ini?“Gegabah,” ulang Rian dalam hati. Tapi ia tahu, di balik sikap impulsif Zara, ada
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

BAB 24

Bu Hanan duduk terpaku di sofa, tatapannya masih terarah ke tangga tempat Zara menghilang. Wajahnya sedikit pucat, dan tangannya yang gemetar membuat Luna, yang duduk di sampingnya, segera bergerak mendekat.“Tante, tidak apa-apa?” tanya Luna, nada suaranya lembut, tetapi perhatian itu terasa seperti dibuat-buat.Bu Hanan menghela napas panjang, mencoba mengendalikan dirinya. “Dia memang agak keras,” jawabnya pelan, suaranya terdengar lelah. “Aku harap kalian bisa akur.”Luna tersenyum tipis, lalu menghela napas dramatis. “Oh, Tante, aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaanmu selama ini. Tante pasti kewalahan kan menghadapi dia? Tenang saja, Tante, aku tidak akan seperti itu.”Bu Hanan menatap Luna dengan senyum kecil yang penuh harapan. “Benar, Luna. Kamu pasti akan menjadi istri yang baik untuk Jerry.”Luna menundukkan kepala sedikit, seolah menunjukkan rasa hormat. Tetapi senyum tipis di wajahnya memperlihatkan kepuasan tersendiri. Ia melirik tangga, seo
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

BAB 25

Rian meraih jasnya dengan gerakan cepat, mengenakannya tanpa ekspresi. Langkah kakinya terdengar tegas di sepanjang koridor kantor. Tanpa bicara pada siapa pun, ia keluar dari gedung dan memasuki mobilnya. Rian berhenti di sebuah tempat parkir terpencil di pinggiran kota. Tidak ada lampu terang, hanya cahaya dari bulan yang menyinari area itu dengan samar.Sebuah motor berhenti beberapa meter darinya, dan seorang pria turun dengan gerakan lincah. Ia mengenakan jaket hitam dan helm yang segera ia lepas, memperlihatkan wajah yang keras tetapi penuh kewaspadaan.“Sandi,” panggil Rian dengan nada rendah tetapi tegas.Pria itu melangkah mendekat, tangannya memegang sebuah amplop cokelat. “Pak Rian,” jawabnya sambil mengangguk singkat.Rian bersandar pada mobilnya, melipat tangannya di depan dada. “Bagaimana Zara hari ini?” tanyanya, nadanya datar tetapi penuh tekanan.Sandi mengulurkan amplop cokelat itu. “Hari ini dia bertemu dengan seseorang di sebuah kafe. Pri
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

BAB 26

Pagi itu, Zara terbangun lebih awal dari biasanya. Ia duduk di tepi tempat tidur, menatap kosong ke arah lantai. Pikirannya penuh dengan berbagai pertimbangan tentang permintaan Rian dan desakan Bu Hanan untuk meninggalkan pekerjaannya di rumah sakit.Setelah menarik napas panjang, ia memutuskan untuk segera bersiap ke rumah sakit. Setiba di sana, Zara menyusuri lorong-lorong yang penuh dengan pasien dan perawat yang berlalu-lalang.Ia berhenti di depan sebuah kamar pasien, seorang anak kecil yang selama ini ia rawat tampak tersenyum lemah ke arahnya.“Dokter Zara!” seru anak itu dengan suara pelan tetapi penuh antusias.Zara tersenyum, meski hatinya terasa berat. Ia melangkah masuk, mendekati tempat tidur anak itu. “Bagaimana perasaanmu hari ini, Riko?” tanyanya lembut.Riko mengangguk kecil. “Sudah lebih baik, Dok. Terima kasih karena selalu merawat aku.”Kata-kata sederhana itu membuat hati Zara mencelos. Ia menyentuh kepala Riko dengan lembut, merasa sema
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

BAB 27

Hari itu terasa begitu panjang bagi Zara. Beban pekerjaan menumpuk setelah ia mengambil cuti kemarin. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, tetapi ia masih berada di rumah sakit, menyelesaikan laporan pasien yang tertunda.“Apa aku harus pergi?” pikirnya. “Apa yang sebenarnya ingin Jerry bicarakan?”Namun, meski ia mencoba mencari alasan untuk membatalkan, ada dorongan kuat dalam hatinya yang tidak bisa ia abaikan.Setelah selesai dengan pekerjaannya, Zara melangkah keluar dari rumah sakit dengan langkah pelan. Udara malam yang dingin menyambutnya, mengingatkan betapa lelah tubuhnya setelah seharian bekerja.Namun, langkahnya tiba-tiba terhenti, matanya langsung menangkap sosok Jerry yang berdiri di bawah lampu jalan dengan postur tegap.Jerry mengenakan jas hitam yang rapi, potongan modern yang pas membalut tubuh atletisnya. Rambutnya tertata sempurna, dan dasinya berwarna gelap memberi kesan elegan. Zara menatapnya dengan alis terangkat, bingung sekalig
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

BAB 28

Zara menarik tangannya dari genggaman Jerry, berdiri dan melangkah menjauh beberapa langkah. Tubuhnya bergetar, berusaha menahan emosi yang membanjirinya.“Ini tidak sesederhana yang kamu pikirkan, Jerry,” katanya akhirnya, memunggungi Jerry. Jerry tersenyum kecil, meskipun ada rasa sakit di balik senyum itu. “Aku tahu. Tapi aku juga tahu bahwa kamu adalah hal terbaik yang pernah ada dalam hidupku, dan aku tidak akan menyerah untuk memperjuangkanmu.”Zara terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Hatinya terasa seperti diperas, penuh dengan emosi yang bercampur aduk.Ketika akhirnya mereka kembali ke mobil, suasana di antara mereka terasa berat. Jerry memegang setir dengan tenang, tetapi sorot matanya tetap serius, seolah sedang memikirkan sesuatu yang mendalam. Zara duduk di sampingnya, memandangi jendela dengan tatapan kosong.“Jerry…” kata Zara akhirnya, suaranya hampir tidak terdengar.Jerry meliriknya sekilas, tetapi tidak menjawab. Ia hanya mengangkat ali
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

BAB 29

Rian duduk di meja makan yang penuh dengan makanan mewah. Piring-piring porselen dengan hiasan emas mengelilingi meja, masing-masing berisi hidangan yang tampak sempurna. Sebotol anggur merah terletak di tengah meja, berdampingan dengan dua gelas kristal yang belum tersentuh.Tangannya mengetuk meja dengan pelan, sementara pandangannya terus bergantian antara jam dinding dan arloji di pergelangan tangannya. Pukul sembilan lewat sepuluh menit.Rian menghela napas panjang, menyandarkan tubuhnya ke kursi. Pikirannya berkecamuk, mengingat bagaimana Zara pergi pagi-pagi buta tanpa banyak bicara. Ia tahu dirinya terlalu keras pada Zara, terutama setelah pertengkaran semalam.“Seharusnya aku tidak mengatakan itu,” pikirnya.Makanan-makanan di atas meja itu tidak dibeli, melainkan hasil usahanya sendiri. Rian yang dingin dan selalu terlihat sempurna, sebenarnya tidak pernah memasak. Namun, malam ini ia melakukannya, sebuah langkah yang tidak biasa baginya.Ia memandangi
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

BAB 30

Zara bergegas ke kamar, membuka lemari dengan kasar. Ia meraih koper yang tersimpan di sudut, membukanya dengan tangan yang gemetar. Air mata mengalir tanpa ia sadari, tetapi ia menolak untuk membiarkan dirinya berhenti.“Kalau dia tidak ingin aku di sini, aku tidak akan memaksakan diri,” gumam Zara pelan, seperti mencoba meyakinkan dirinya sendiri.Ia meraih beberapa pakaian, melipatnya dengan tergesa-gesa dan memasukkannya ke dalam koper. Namun, ketika ia menemukan gaun putih yang dulu ia kenakan saat pernikahan mereka, tangannya berhenti.Matanya memandangi gaun itu, mengingat kembali hari itu. Hari di mana ia berdiri di altar, mengucapkan janji pernikahan yang tidak pernah ia yakini sepenuhnya.“Ini semua hanya kesalahan,” bisiknya, suaranya bergetar.Sementara itu, Rian berdiri di ruang tamu, menatap kosong ke arah tangga. Ia bisa mendengar suara koper yang diseret di lantai kamar, dan hatinya semakin terasa berat.Namun, ia tetap tidak bergerak, tidak m
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more
PREV
123456
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status