Pagi itu, Rian duduk di ruang meeting Hendrawan Group, menatap presentasi yang sedang disampaikan Nadin. Wanita itu tampak profesional, tetapi ada sesuatu dalam sorot matanya yang membuat Rian tetap waspada.Saat pertemuan berakhir, Nadin berjalan mendekatinya dengan senyum tipis. “Bisa bicara sebentar?”Rian mengangguk, membiarkan Nadin mengikutinya ke ruangannya. Setelah mereka masuk, Rian duduk di balik meja kerjanya, sementara Nadin berdiri di dekat jendela besar yang memperlihatkan pemandangan kota.“Aku nggak menyangka kita bisa bertemu lagi dalam situasi seperti ini,” kata Nadin, menoleh ke arahnya.“Dunia bisnis memang sempit,” balas Rian singkat.Nadin tersenyum. “Kamu tahu, dulu aku sangat membenci keluargamu.”Rian menegang, tapi tetap tenang. “Aku bisa memahami itu.”“Tapi aku belajar untuk menerima kenyataan,” lanjut Nadin, mendekat ke meja. “Aku juga tahu, kamu bukan orang yang mengambil keputusan saat itu. Jadi aku nggak pernah benar-benar
Terakhir Diperbarui : 2025-03-20 Baca selengkapnya