Semua Bab Terjerat Cinta Suami Pengganti: Bab 161 - Bab 170

184 Bab

BAB 161

Setelah pertemuan yang penuh ketegangan, Nadine akhirnya menghubungi Rian dan memberi kabar yang tak terduga. Proyek yang hampir saja batal kini bisa dilanjutkan, tapi dengan satu syarat yang membuat Rian terkejut. Nadine menginginkan sesuatu yang jauh lebih pribadi dari sekadar kerja sama bisnis.“Rian,” Nadine mulai dengan suara lembut melalui telepon, “Aku memutuskan untuk melanjutkan proyek ini, tapi ada satu hal yang harus kamu penuhi terlebih dahulu.”Rian mengernyitkan kening, merasa ada yang tidak beres. “Apa maksudmu?”Nadine tidak ragu. “Kamu harus menjadi milikku, Rian. Tidak hanya dalam bisnis, tetapi juga dalam kehidupan pribadimu. Aku tahu kamu sudah menikah, tapi aku ingin kamu memilih aku. Aku akan memberikanmu segala yang ka u inginkan, proyek ini, kekuasaan, kekayaan, semuanya. Tapi kamu harus bersamaku.”Rian merasa seluruh tubuhnya menegang. Ia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Nadine, yang sebelumnya tampak profesional dan berfokus pada keuntu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

BAB 162

Nadine berdiri di depan rumah Rian dan Zara, mengenakan pakaian elegan dengan senyuman manis yang penuh kepalsuan. Ia telah memikirkan langkah ini dengan matang. Jika ia tidak bisa mendapatkan Rian secara langsung, maka ia akan menggunakan cara lain.Dengan langkah tenang, Nadine menekan bel pintu. Beberapa detik kemudian, seorang asisten rumah tangga membuka pintu dan menatapnya dengan sedikit kebingungan."Saya ingin bertemu dengan Zara," kata Nadine dengan suara lembut dan penuh keramahan.Sang asisten tampak ragu, tetapi sebelum bisa berkata apa-apa, suara Zara terdengar dari dalam."Siapa?"Asisten itu menoleh ke dalam, lalu dengan ragu menjawab, "Ibu Nadine, Nyonya. Katanya ingin bertemu."Zara yang sedang duduk di ruang tamu meletakkan cangkir tehnya dengan hati-hati. Matanya menyipit, tak menyangka bahwa Nadine akan datang menemuinya. Wanita itu jelas bukan tipe orang yang datang hanya untuk berbasa-basi.Zara menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya berdiri dan berjalan ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

BAB 163

Siang itu, Zara menerima pesan dari nomor tak dikenal."Aku ingin bicara baik-baik. Temui aku. Aku janji ini terakhir kalinya aku mengganggu kalian."Zara menatap pesan itu lama. Nadine. Wanita itu tak pernah berhenti mengusiknya. Tapi jika ini benar-benar kesempatan untuk mengakhiri segalanya, mungkin ia harus mengambilnya. Lagipula, ia ingin tahu apa yang Nadine rencanakan selanjutnya.Tanpa memberitahu Rian, Zara mengambil kunci mobilnya dan pergi ke tempat yang disebutkan. Setibanya di sana, kafe tampak sepi. Hanya ada beberapa pelanggan yang duduk di sudut. Nadine sudah menunggu di salah satu meja dekat jendela. Senyumnya terlihat ramah, tapi Zara tidak percaya pada ekspresi palsu itu."Aku senang kamu datang, Zara." Nadine menyilangkan kakinya anggun, matanya meneliti Zara dari ujung kepala hingga kaki. "Bagaimana kabarmu? Dan … bayimu?"Zara duduk dengan hati-hati, tak ingin memperlihatkan kegelisahannya. "Katakan apa maumu, Nadine. Aku tak punya banyak wa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

BAB 164

Lampu operasi menyala terang di atas tubuh Zara yang sudah berbaring di meja operasi. Para dokter dan perawat bergerak cepat, memastikan semua alat siap. Monitor di samping Zara berbunyi pelan, menunjukkan detak jantungnya yang semakin melemah.“Kita harus segera melakukan operasi caesar darurat. Tidak bisa ditunda lebih lama lagi,” kata dokter utama, Dr. Wibowo, dengan nada tegas.Salah satu perawat mendekati Zara dan memegang tangannya dengan lembut. “Bu Zara, kami akan segera melakukan operasi untuk menyelamatkan bayi-bayi Anda. Kami akan memberi anestesi spinal agar Anda tetap sadar selama prosedur.”Meskipun wajahnya pucat dan tubuhnya lemah akibat kehilangan banyak darah, Zara mencoba mengangguk lemah. “Tolong… selamatkan mereka…”Dokter anestesi segera menyuntikkan obat bius spinal di bagian punggung bawah Zara. Beberapa saat kemudian, tubuh bagian bawahnya mulai mati rasa.“Kita mulai,” ujar Dr. Wibowo setelah memastikan Zara dalam kondisi stabil.Ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

BAB 165

Meskipun hubungan mereka masih kurang baik akibat masa lalu, Jerry adalah satu-satunya orang yang ia tahu memiliki golongan darah yang sama dengan Zara.Tanpa membuang waktu, Rian segera merogoh ponselnya dan menghubungi Sandi. Dia satu-satunya orang kepercayaan Rian yang memiliki banyak koneksi."Sandi, aku butuh bantuanmu," suara Rian terdengar tegang."Apa yang terjadi, Pak?" tanya Sandi di seberang telepon."Zara butuh transfusi darah segera, dan hanya Jerry yang bisa menyumbangkannya. Aku butuh kamu ke kantor polisi sekarang dan bawa dia ke rumah sakit, apa pun caranya!"Sandi terdiam sejenak sebelum menjawab, "Aku mengerti. Aku akan segera mengurusnya. Tapi ini tidak mudah. Kita butuh izin dari pihak kepolisian.""Lakukan apa saja! Aku akan menghubungi kepala penjara kalau perlu!" Rian hampir berteriak.Sandi paham situasinya gawat. Tanpa membuang waktu, ia langsung menghubungi beberapa kenalannya di kepolisian dan segera berangkat ke penjara tempat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

BAB 166

"Lagi-lagi, Jerry menyelamatkan nyawa Zara."Rian berdiri di depan jendela kamar perawatan Zara, menatap istrinya yang masih terbaring lemah di ranjang. Wajahnya pucat, namun tenang, seolah tak menyadari betapa besar badai yang baru saja menerjang hidup mereka.Di sisi lain, dua bayi kembar mereka berada di inkubator, masih berjuang untuk bertahan di dunia yang baru mereka kenal.Dan semuanya terjadi karena Jerry.Untuk kesekian kalinya, kakaknya itu menjadi penyelamat. Orang yang seharusnya ia benci, namun selalu hadir di saat yang paling menentukan.Rian tidak tahu sudah berapa banyak pengorbanan yang Jerry lakukan selama ini untuk Zara, yang ia tahu hanyalah kenyataan pahit bahwa, meskipun sekarang Zara adalah istrinya ada bagian dari dirinya yang selalu terhubung dengan Jerry.Bukan sekadar karena hubungan keluarga. Bukan hanya karena mereka berbagi darah yang sama. Tapi karena Jerry benar-benar mencintai Zara.Selama bertahun-tahun, Jerry selalu ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

BAB 167

Zara berbaring dengan nyaman di tempat tidurnya setelah kembali dari NICU. Rian duduk di tepi tempat tidur, tidak ingin pergi sedetik pun dari sisinya. Dokter masuk ke dalam ruangan dengan senyuman hangat, membawa hasil pemeriksaan pasca-operasi Zara."Ibu Zara, kondisi Anda sudah mulai stabil. Pendarahannya sudah berhenti, dan rahim Anda mulai pulih dengan baik. Tapi tetap harus banyak istirahat, ya," ujar dokter sambil mengecek catatan medisnya.Zara mengangguk. "Terima kasih, Dok. Tapi saya masih penasaran… Kenapa bayi saya laki-laki dan perempuan? Waktu USG terakhir, dokter bilang mereka laki-laki semua."Dokter tersenyum, seolah sudah terbiasa dengan pertanyaan seperti ini. "USG memang alat yang sangat membantu, tapi tetap ada kemungkinan kesalahan dalam prediksi jenis kelamin. Apalagi kalau hanya dilakukan sekali atau dalam usia kandungan yang masih muda. Kadang posisi janin bisa membuat dokter kesulitan melihat dengan jelas."Zara mengerutkan kening, mencoba m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya

BAB 168

Zara mengamati reaksi Lena yang tiba-tiba tegang saat melihat siapa yang masuk. Sandi berdiri di ambang pintu dengan ekspresi terkejut, seolah tak menyangka akan bertemu Lena di sini.Lena pun sama, dia yang tadi terlihat emosional kini tampak canggung. Tatapannya beralih ke tangan Zara yang masih menggenggamnya, lalu ke Sandi yang berdiri diam.'Ada apa dengan mereka berdua?'Zara tahu bahwa Lena dan Sandi dulu cukup dekat. Mereka sering bercanda saat bertemu, bahkan pernah saling menggoda satu sama lain. Tapi sejak beberapa bulan terakhir, mereka jadi terlihat asing.Sandi akhirnya menghela napas pelan, lalu melangkah mendekat. “Zara, aku datang untuk memastikan kondisimu baik-baik saja.”Zara mengangguk lemah. “Aku baik, San. Terima kasih sudah datang.”Sandi tersenyum kecil, lalu menoleh sekilas ke Lena sebelum kembali menatap Zara. “Aku juga ingin bicara sesuatu sama kamu. Tapi kalau sekarang bukan waktu yang tepat—”“Aku pergi dulu,” potong Lena tib
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-30
Baca selengkapnya

BAB 169

Sandi bergegas keluar dari kamar rawat Zara, langkahnya cepat dan penuh tekad. Ia melihat ke arah lorong rumah sakit, mencari sosok Lena di antara para pengunjung dan petugas medis yang berlalu-lalang.Lena tidak boleh pergi begitu saja. Tidak kali ini.Setelah beberapa detik yang terasa begitu panjang, Sandi akhirnya menemukan Lena yang sedang berjalan cepat ke arah pintu keluar rumah sakit. Tanpa berpikir panjang, ia segera mengejarnya."Lena!" panggilnya.Lena terhenti sesaat, tapi ia tidak berbalik. Ia hanya menarik napas panjang, seakan berusaha menguatkan diri, lalu kembali melangkah.Sandi tidak menyerah. Ia mempercepat langkahnya, lalu berdiri di hadapan Lena, menghalangi jalannya."Jangan pergi," katanya, suaranya terdengar sedikit putus asa. "Kita perlu bicara."Lena menatapnya dengan ekspresi rumit. Ada kemarahan, kesedihan, dan sesuatu yang Sandi tidak bisa baca dengan jelas."Apa yang mau kita bicarakan, Sandi?" tanya Lena, suaranya datar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-31
Baca selengkapnya

BAB 170

Lena tetap berdiri di taman rumah sakit, menatap punggung Sandi yang semakin menjauh hingga akhirnya menghilang di balik gedung. Ia menghela napas panjang, berusaha memahami perasaannya sendiri.Sudah lama ia dan Sandi tidak bertemu seperti ini, berbicara dari hati ke hati tanpa gangguan. Tapi seperti biasa, kebersamaan mereka selalu berakhir dengan Sandi harus pergi karena urusan pekerjaan.Ia melangkah perlahan menuju bangku taman yang kosong dan duduk di sana, membiarkan pikirannya melayang. Rasa rindu yang selama ini ia abaikan muncul kembali, membawa serta kenangan-kenangan yang seharusnya sudah ia lupakan.Ia dan Sandi dulu begitu dekat, tak terpisahkan. Namun, sejak Sandi mulai bekerja untuk perusahaan Rian, segalanya berubah.Lena mengerti bahwa Sandi memiliki tanggung jawab besar, tetapi kadang ia merasa diabaikan. Tidak ada lagi obrolan panjang di malam hari, tidak ada lagi kejutan-kejutan kecil yang dulu sering diberikan Sandi. Semua terasa semakin jauh, d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-01
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
141516171819
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status