Setelah beberapa jam menunggu, pintu rumah Lena akhirnya terbuka. Sandi masuk dengan langkah pelan, tampak ragu-ragu. Mata mereka bertemu sejenak, lalu Sandi menundukkan kepala, berusaha menyembunyikan ketegangan di wajahnya.Lena, yang sudah menunggu sejak beberapa waktu lalu, hanya bisa terdiam, memandangi pria itu dengan perasaan campur aduk.“Kamu datang juga,” ujar Lena, suaranya agak tercekat. Ia merasa gugup meskipun sudah tahu bahwa pertemuan ini tak bisa dihindari.Sandi mengangguk pelan, lalu menatap Lena dengan tatapan penuh makna. “Iya, aku rasa ini waktunya. Kita harus bicara, Lena.”Lena berdiri, melangkah ke arah meja kecil yang ada di ruang tamu, mengambil dua cangkir kopi yang sudah ia siapkan sebelumnya. “Ayo duduk,” katanya sambil menyerahkan satu cangkir kepada Sandi. “Kita bisa bicara di sini.”Mereka duduk di sofa, berhadapan satu sama lain, namun tidak ada kata yang keluar. Suasana menjadi kaku, penuh dengan kata-kata yang tak terucapkan. L
Terakhir Diperbarui : 2025-04-02 Baca selengkapnya