Semua Bab Dewi Penyembuh Surgawi : Bab 41 - Bab 50

232 Bab

Mulai Menuai Hasilnya

Tiga hari setelah pesta kaisar, kehebohan yang senyap menyelimuti paviliun ketiga selir—Selir Mei Xiao, Selir Xue Yuxian, dan Selir Hua Lingxin. Racun mandul yang secara diam-diam mereka minum saat pesta akhirnya bereaksi. Ketiganya mulai merasakan gejala aneh yang membuat mereka khawatir dan segera memanggil tabib pribadi mereka untuk melakukan pemeriksaan mendalam.“Apa yang terjadi padaku?” gumam Selir Mei Xiao memegangi perutnya yang terasa sangat sakit, padahal saat selir Mei Xiao sedang menyusun rencana untuk membalas Zhao Xueyan. “Kenapa tabib sangat lama?!” bentak selir Mei Xiao merasa kesakitan. Di sudut ruangan para pelayan menunduk takut, tak berapa lama seorang tabib tua dari kediaman Mei datang dengan tergesa-gesa. “Salam —” “Cepat periksa aku tabib,” potong selir Mei Xiao yang sudah tidak bisa menahan rasa sakitnya. Ketika tabib memeriksa ketiga selir, ekspresi cemas terpancar di wajah para tabib tersebut. Para tabib mendapati bahwa racun itu tidak hanya menyebabkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

Kepanikan Melanda

Di paviliun Selir Mei Xiao, ketegangan terasa begitu nyata. Setelah kepergian tabib yang membawa kabar buruk itu, Mei Xiao duduk di kursi megahnya dengan wajah pucat dan mata berkilat penuh kemarahan. Pikirannya terus berputar, mencoba mencari jawaban atas nasib buruk yang menimpanya."Ini tidak mungkin terjadi begitu saja. Seseorang pasti merencanakan ini!" gumamnya dengan nada dingin.Para pelayan di sekelilingnya diam membisu, tak berani menatap langsung ke wajah majikan mereka. Namun, salah satu pelayan yang berdiri paling dekat akhirnya memberanikan diri berbicara."Ampun, Yang Mulia. Jika saya boleh berkata sesuatu ...."Mei Xiao mengangkat wajahnya, tatapannya tajam seperti pedang. "Bicara cepat!"Pelayan itu menelan ludah, tubuhnya gemetar. "Saya sempat melihat sesuatu di malam pesta, Yang Mulia. Di dapur, pelayan setia Selir Hua Lingxin mendekati minuman Anda. Dia tampak seperti sedang ... memasukkan sesuatu ke dalamnya."Mata Mei Xiao menyipit, penuh kecurigaan. "Pelayan Hua
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

Saling Menjatuhkan

Di paviliun Selir Mei Xiao, suasana semakin panas. Dia duduk di kursi berhias ukiran naga emas, wajahnya yang biasanya anggun kini dipenuhi rasa penasaran dan kemarahan. Seorang pelayan mata-mata yang dia tempatkan di paviliun Hua Lingxin, berlutut dengan penuh kehati-hatian di depannya."Yang Mulia, hamba membawa kabar penting," ujar pelayan itu sambil menundukkan kepalanya."Bicara," perintah Selir Mei Xiao dengan nada dingin."Hamba melihat pelayan setia Selir Hua Lingxin, Qing’er, meninggalkan paviliun dengan membawa surat. Dari desas-desus yang hamba dengar, surat itu ditujukan kepada keluarga Hua. Selir Hua Lingxin berniat pergi ke rumah keluarganya dalam tiga hari untuk membahas sesuatu yang sangat rahasia."Mata Selir Mei Xiao menyipit, rasa penasaran dan amarah mulai menyatu. "Hua Lingxin akan mencoba mencari solusi dari keluarganya?" gumamnya pelan. "Dia pasti tahu sesuatu tentang racun itu."Selir Mei Xiao bangkit berdiri, wajahnya penuh dengan tekad. "Ini kesempatan emas.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-02
Baca selengkapnya

Kematian Selir Hua Lingxin

Istana yang biasanya ramai dengan suara tawa para selir dan nona muda bangsawan kini terasa sunyi. Tempat pertemuan mereka di taman bunga, yang sering menjadi lokasi acara minum teh dan bersosialisasi, kini kosong. Para pelayan yang ditanya hanya memberikan jawaban singkat bahwa para selir sedang sakit dan membutuhkan istirahat. Namun, rumor tentang insiden yang terjadi pada mereka mulai beredar, meskipun tidak ada yang berani membicarakannya secara terbuka.Zhao Xueyan, di sisi lain, menikmati ketenangan yang jarang dia dapatkan. Paviliunnya yang tenang menjadi tempat sempurna baginya untuk berlatih dan meningkatkan kultivasinya. Di ruang latihan, Zhao Xueyan duduk bersila di atas bantal meditasi, tubuhnya dikelilingi oleh energi spiritual yang mengalir deras. Wajahnya terlihat damai, tetapi dalam benaknya, dia mengamati semua permainan kekuasaan yang terjadi di istana."Aku hanya perlu menunggu," gumam Zhao Xueyan sambil membuka matanya perlahan. "Mereka akan saling menghancurkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Dua Pion Tumbang

Pemakaman Selir Hua Lingxin dilaksanakan dengan penuh keheningan yang mencekam. Langit mendung seakan ikut berduka atas kepergian seorang selir kekaisaran. Bangsawan keluarga Hua tiba di tempat pemakaman dengan tangisan yang memecah suasana. Ibu Selir Hua Lingxin tak henti-hentinya menangis histeris, sementara ayahnya hanya bisa berdiri dengan wajah yang tampak jauh lebih tua dari biasanya.Prosesi pemakaman dilakukan di pemakaman keluarga kekaisaran, tempat yang disediakan untuk anggota istana yang telah meninggal. Semua orang yang hadir mengenakan pakaian hitam, berdiri dalam barisan teratur untuk menghormati peti mati yang dihias dengan ukiran naga dan bunga teratai—lambang dari statusnya sebagai seorang selir kekaisaran.Peti mati itu diusung perlahan oleh beberapa penjaga istana menuju liang lahat. Kaisar Zheng Yu hadir dengan ekspresi dingin, hanya memberikan penghormatan tanpa kata-kata. Dia tampak tidak terlalu terpengaruh oleh kepergian Selir Hua Lingxin, yang jarang mendap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Kecurigaan Kaisar Zheng Yu

Karena merasa laporan Shen Yuan tidak memberikan hasil yang memuaskan, Kaisar Zheng Yu memutuskan untuk turun tangan sendiri. Ia memilih untuk mengunjungi paviliun Permaisuri Zhao Xueyan secara tiba-tiba. Hatinya dipenuhi rasa curiga meskipun tidak ada bukti yang mengarah padanya. Zhao Xueyan, meski dikenal sebagai wanita yang tenang, selalu menjadi sosok yang sulit ditebak.Malam itu, tanpa pemberitahuan, kaisar Zheng Yu mengunjungi paviliun permaisurinya, Zhao Xueyan. Kaisar ingin mengetahui apakah semua intrik di istana ini ada hubungannya dengan permaisurinya, meskipun dalam hatinya ia merasa ragu.Saat tiba di paviliun, Zhao Xueyan, yang tengah membaca di ruang utama, segera menyambutnya dengan penuh penghormatan. Wajahnya tenang seperti biasa, meskipun hatinya menyadari maksud kedatangan Kaisar."Yang Mulia datang tanpa pemberitahuan. Apakah ada yang bisa hamba bantu?" tanya Zhao Xueyan dengan suara lembut, tatapannya penuh kepolosan.Kaisar Zheng Yu memandang Zhao Xueyan denga
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Berbalik Pada Diri Sendiri

Selir Mei Xiao yang awalnya penuh percaya diri dengan rencananya menyebarkan desas-desus buruk tentang Zhao Xueyan, tiba-tiba dibuat terkejut ketika langkahnya keluar dari paviliunnya terhenti oleh bisikan-bisikan pelayan istana."Kenapa Selir Mei Xiao belum juga hamil? Bukankah Kaisar sering sekali mengunjungi paviliunnya?" bisik salah satu pelayan sambil menunduk."Benar, aneh sekali. Kalau seperti ini, mungkin posisi selir lain yang bisa memberi keturunan lebih berharga di mata Kaisar," timpal pelayan lainnya.Wajah Selir Mei Xiao memucat, tangan halusnya yang mencengkeram kipas berornamen emas mulai gemetar. Kemarahan dan ketakutan berkecamuk di dalam dirinya. Bagaimana mungkin isu seperti itu mulai beredar? Siapa yang menyebarkan kabar tersebut? Apakah seseorang sudah mengetahui rahasianya bahwa dia tidak bisa lagi mengandung?Setelah memastikan bahwa tidak ada yang memperhatikan, Selir Mei Xiao dengan cepat kembali ke dalam paviliunnya. Di sana, dia membanting kipasnya ke lantai
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Gagal Lagi

Malam semakin larut, dan harapan Selir Mei Xiao mulai memudar. Ia berjalan mondar-mandir di paviliunnya dengan wajah yang semakin cemas. Para pelayan di sekitarnya tidak berani mengatakan apa pun, hanya menunduk dalam keheningan."Kenapa Yang Mulia belum datang?" tanya Selir Mei Xiao dengan nada tajam. "Apa kalian sudah memastikan bahwa aku yang dia kunjungi malam ini?"Sudah beberapa jam berlalu, tapi kaisar Zheng Yu belum juga menampakkan batang hidungnya di paviliun selir Mei Xiao. Salah satu pelayannya segera maju dan menunduk. "Ampun, Yang Mulia Selir. Kami akan segera mencari tahu," jawabnya, lalu pergi dengan tergesa-gesa. Selir Mei Xiao duduk dengan gelisah, menggigit bibir bawahnya sambil terus melirik ke arah pintu. Namun, ketika pelayannya kembali, wajahnya pucat pasi."Ada apa?" tuntut Selir Mei Xiao, tidak sabar dengan keheningan yang mencurigakan. Matanya menatap tajam pelayan di depannya itu. "Yang Mulia … Yang Mulia sedang berada di paviliun Selir Xue Yuxian," jawab
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-03
Baca selengkapnya

Kemarahan Selir Mei Xiao

Pagi itu, suasana paviliun selir Xue Yuxian yang tenang berubah kacau saat selir Mei Xiao menerobos masuk dengan amarah yang membara. Wajahnya memerah, gaunnya berkibar saat langkahnya menghentak lantai. Tanpa basa-basi, Mei Xiao mendekati Xue Yuxian yang sedang duduk santai menikmati sarapan.Plak! Tamparan keras menghantam pipi Xue Yuxian, bahkan sedikit energi qi dari Mei Xiao membuatnya terlempar ke samping. Piring di meja bergetar, beberapa jatuh ke lantai dan pecah. Para pelayan Xue Yuxian memekik panik, namun tidak berani mendekat karena aura qi Mei Xiao yang menekan."Kau pikir kau siapa, Xue Yuxian? Beraninya kau merebut Kaisar dariku!" Mei Xiao berteriak, suaranya menggema di paviliun itu.Xue Yuxian memegangi pipinya yang memerah, matanya menatap dingin ke arah Mei Xiao. Dia perlahan bangkit, tubuhnya sedikit gemetar, bukan karena takut, tapi menahan amarah."Selir Mei Xiao,” ucap Xue Yuxian dengan suara rendah namun tajam, "Kau datang ke paviliunku, menghinaku, bahkan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

Menghancurkan Pondasi Selir Mei Xiao

Malam itu, langit gelap diselimuti awan tebal, hanya diterangi sinar rembulan yang samar. Zhao Xueyan dan Niuniu mengenakan jubah hitam panjang dengan tudung yang menutupi wajah mereka. Langkah mereka ringan dan tanpa suara, bergerak cepat di lorong-lorong istana hingga keluar ke jalanan kota."Apa kita tidak terlalu mencolok, Nona?" bisik Niuniu sambil menyesuaikan langkahnya dengan Zhao Xueyan.Zhao Xueyan hanya tersenyum samar di balik tudungnya. "Jangan khawatir. Malam ini, kita hanya penonton yang akan menyiapkan panggung untuk drama berikutnya."Setelah beberapa waktu berjalan, mereka tiba di sebuah gang sempit yang gelap. Di ujung gang itu berdiri sebuah bangunan tua dengan lampu merah menyala redup. Tidak ada papan nama, tetapi suara tawa dan musik yang pelan terdengar dari dalamnya."Inilah tempatnya," kata Zhao Xueyan pelan. "Rumah bordil ilegal yang selama ini menjadi tempat para bangsawan dan pejabat tinggi menyembunyikan rahasia gelap mereka."Niuniu mengangguk, meski sed
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
24
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status