Home / Fantasi / Dewi Penyembuh Surgawi / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Dewi Penyembuh Surgawi : Chapter 51 - Chapter 60

232 Chapters

Hukuman Untuk Menteri Kiri

Saat Mei Xiao tiba di balairung, suasana di sana sangat tegang. Kaisar Zheng Yu duduk di tahtanya dengan ekspresi dingin, sementara pejabat-pejabat penting berdiri di sisinya, menatap Mei Xiao dengan tatapan penuh kecurigaan.Mei Xiao berlutut dengan gemetar. "Yang Mulia, hamba mendengar ada tuduhan mengerikan terhadap keluarga hamba. Hamba memohon keadilan!"Kaisar Zheng Yu melemparkan surat itu ke lantai di depan Mei Xiao. "Baca ini! Apa kau bisa menjelaskan kenapa nama keluargamu tercantum di sini?"Mei Xiao mengambil surat itu dengan tangan gemetar. Setelah membacanya, air matanya langsung mengalir. "Yang Mulia, ini pasti fitnah! Keluarga hamba tidak akan pernah terlibat dalam hal sekotor ini!"Kaisar menatapnya tajam. "Aku sudah memerintahkan penyelidikan. Jika ini terbukti benar, keluarga menteri kiri akan kehilangan semua posisinya.Mata selir Mei Xiao membelalak mendengar ucapan kaisar Zheng Yu, dia tak menyangka akan terjadi seperti ini. Di Paviliun Zhao XueyanSementara itu
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Menunggu Perceraian

Kabar tentang terbongkarnya kejahatan keluarga menteri kiri mengguncang istana dan kerajaan. Kaisar Zheng Yu dengan tegas menjatuhkan hukuman berat pada keluarga Mei Xiao, mencopot gelar dan kekuasaan mereka, serta mengasingkan sebagian besar anggota keluarga ke wilayah terpencil. Namun, selir Mei Xiao tetap dipertahankan.Bukan karena kaisar percaya pada kesetiaannya, tetapi karena ketergantungannya pada kecantikan selir itu. Di balik keputusan ini, banyak pejabat dan penghuni istana mulai bergumam. Mereka tahu, kelemahan terbesar Kaisar Zheng Yu adalah obsesinya pada wajah cantik.Zhao Xueyan duduk di beranda, memandang taman kecil di depan paviliunnya. Niuniu datang membawa teh hangat, lalu duduk di sampingnya."Nona, apakah Anda tidak khawatir? Selir Mei Xiao masih dipertahankan meskipun keluarganya telah dihukum," tanya Niuniu dengan nada hati-hati.Zhao Xueyan tersenyum tipis sambil mengaduk tehnya. "Mengapa aku harus khawatir? Mei Xiao hanya tinggal menunggu waktu. Ketika wajah
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Kehamilan Selir Mei Xiao

Sebulan berlalu, istana kekaisaran tampak tenang di luar, namun ketegangan tetap terasa di bawah permukaannya. Zhao Xueyan menjalani hari-harinya dengan damai, tanpa gangguan dari kedua selir lainnya. Meski begitu, ia tahu mereka tidak akan berhenti begitu saja.Pagi itu, di gazebo yang indah di tengah taman kekaisaran, kaisar Zheng Yu sedang duduk bersama selir Mei Xiao. Angin pagi yang sejuk membawa harum bunga-bunga di taman, menciptakan suasana yang romantis. Kaisar Zheng Yu terlihat lebih santai dari biasanya, bahkan tertawa kecil saat selir Mei Xiao menceritakan sesuatu yang jenaka. “Apa benar begitu?” tanya kaisar Zheng Yu sambil tertawa kecil. “Benar, Yang Mulia! Sungguh sangat lucu, bukan?” Selir Mei Xiao juga ikut tertawa kecil. Namun, tiba-tiba tubuh selir Mei Xiao melemas, dan ia jatuh ke lantai gazebo. Wajahnya pucat, dan napasnya tampak tersengal-sengal. Kaisar Zheng Yu yang panik langsung berlutut di sampingnya."Mei Xiao! Apa yang terjadi? Bangunlah!" serunya denga
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Hanya Sandiwara

Kabar kehamilan selir Mei Xiao segera tersebar di seluruh istana, dan banyak orang yang menyambutnya dengan sukacita, terutama mereka yang berada di dekat kaisar Zheng Yu. Para pelayan, penjaga, dan beberapa selir lainnya memberikan ucapan selamat, dan seolah-olah suasana di dalam istana menjadi lebih cerah dengan berita bahagia itu. “Pasti selir Mei Xiao, semakin disayang oleh Yang Mulia,” kata para pelayan saling berbisik. “Kau benar! Selir Xue Yuxian dan Permaisuri Zhao Xueyan akan semakin dicampakkan,” sahut yang lain menimpali. Bisik-bisik itu terus terdengar dari mulut ke mulut. Kaisar Zheng Yu, yang tampak sangat puas, semakin menunjukkan perhatian lebih kepada selir Mei Xiao, menjadikannya semakin penting di mata istana.Namun, di sisi lain, ada seseorang yang merasa sangat kecewa dan iri. Selir Xue Yuxian, yang mendengar kabar tersebut, tak bisa menyembunyikan rasa sakit di hatinya. Selir Xue Yuxian terdiam lama di paviliunnya, menatap ke luar jendela dengan mata yang k
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Menunggu Dekrit Perceraian

Di dalam paviliun yang tenang, Zhao Xueyan duduk dengan santai di kursi kayu berukir, memandangi langit malam yang dipenuhi bintang. Di sebelahnya, Niuniu berdiri dengan tangan terlipat, wajahnya penuh rasa penasaran dan sedikit frustrasi.“Nona, kenapa kita tidak segera membongkar kebusukan selir Mei Xiao? Bukankah ini kesempatan emas untuk menjatuhkannya?!” seru Niuniu, matanya berbinar penuh semangat.Zhao Xueyan hanya tersenyum tipis, mengambil secangkir teh hangat dan meniupnya perlahan sebelum menjawab. “Niuniu, terburu-buru hanya akan membuat semuanya berantakan. Apa kamu tahu apa yang akan terjadi jika aku melakukannya sekarang?”Niuniu mengerutkan kening. “Bukankah Kaisar akan murka dan menghukumnya? Itu hal yang baik, bukan?”Zhao Xueyan meletakkan cangkir tehnya dan memandang Niuniu dengan tatapan lembut namun penuh makna. “Benar, Kaisar mungkin akan murka. Tapi dia masih mencintai selir Mei Xiao, atau lebih tepatnya, dia mencintai kecantikannya. Jika aku membongkar rahasia
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Kalah Telak

Pagi itu, taman istana kekaisaran dipenuhi dengan embun pagi dan aroma segar bunga-bunga yang sedang mekar. Zhao Xueyan berjalan perlahan, menikmati ketenangan yang jarang ia rasakan. Dengan pakaian sederhana namun anggun, ia terlihat seperti wanita biasa, jauh dari kesan seorang permaisuri.Di sudut lain, Niuniu berdiri mengikuti sang majikan. Ia terlihat menikmati pemandangan. Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama. Langkah-langkah cepat disertai suara gemerincing perhiasan memecah keheningan. Selir Mei Xiao muncul dengan para pelayannya, wajahnya dihiasi senyum licik yang sudah menjadi ciri khasnya.“Oh, lihat siapa yang sedang bersantai di sini. Permaisuri kita yang ... kurang beruntung,” ucap selir Mei Xiao dengan nada mengejek.Zhao Xueyan menoleh perlahan, wajahnya tetap tenang tanpa menunjukkan sedikit pun emosi. "Selir Mei Xiao," sapanya singkat, dengan nada yang datar namun penuh wibawa.Selir Mei Xiao melipat tangan di dada, mendekati Zhao Xueyan dengan senyum penuh ej
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Penyerangan Lagi

Malam yang hening di paviliun Zhao Xueyan mendadak terasa mencekam. Di dalam ruang dimensi pribadinya, Zhao Xueyan tengah berkultivasi dengan tenang ketika tiba-tiba dia merasakan aura membunuh yang begitu kuat. Matanya terbuka seketika, pupilnya menyipit tajam. ‘Aura ini ... seseorang mencoba menyerangku,’ pikirnya dengan dingin.Tanpa membuang waktu, Zhao Xueyan segera keluar dari ruang dimensinya, dan langkah ringannya membawanya ke pintu kamar. Begitu keluar, dia melihat Niuniu yang sudah berdiri siaga dengan tatapan tajam ke arah atap paviliun.“Niuniu! Apa kau merasakannya?” tanya Zhao Xueyan dengan suara dingin. Niuniu mengangguk. “Benar, Nona!” "Nona, aku juga merasakannya. Aura ini sangat kuat. Mereka ada di sekitar sini," ujar Niuniu dengan suara rendah, tetapi penuh kewaspadaan.Zhao Xueyan mengangguk ringan. "Sepertinya selir Mei Xiao tidak ingin membuang waktu untuk mencoba menyingkirkanku," katanya pelan, namun nada bicaranya penuh ketenangan.Dalam kegelapan malam, Zh
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Kegagalan Selir Mei Xiao

Selir Mei Xiao duduk di ruang tengah paviliunnya, mengenakan jubah sutra merah muda yang mempertegas kecantikannya. Senyum tipis menghiasi wajahnya, sambil sesekali menyesap teh melati yang masih mengepul. Ia yakin malam ini akan menjadi awal dari kejatuhan Zhao Xueyan.Namun, ketenangan itu berubah drastis saat Yan'er, pelayan setianya, memasuki ruangan dengan tergesa-gesa. Wajah Yan'er terlihat pucat, bibirnya bergetar, seolah tak sanggup menyampaikan kabar buruk yang ia bawa."Apa yang terjadi, Yan'er?" tanya Selir Mei Xiao dengan nada tak sabar, meletakkan cangkir tehnya di atas meja dengan suara nyaring.Yan'er berlutut di hadapan majikannya, kepala tertunduk. "Ampun, Yang Mulia Selir. Rencana kita ... gagal. Sepuluh pembunuh bayaran itu ... semuanya tewas."Selir Mei Xiao terdiam sesaat, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Selir Mei Xiao bangkit berdiri dengan tiba-tiba, membuat kursinya terjatuh ke belakang. "Apa maksudmu gagal? Bagaimana bisa sepuluh ora
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Memulai Rencana Licik Lagi

Hari itu, langit cerah dengan angin sepoi-sepoi yang menyegarkan. Zhao Xueyan berjalan santai di taman istana bersama Niuniu. Mereka menikmati suasana damai, sementara bunga-bunga mekar di sekitar mereka. Aura ketenangan terpancar dari Zhao Xueyan, membuat pelayan-pelayan yang berpapasan dengannya menunduk hormat.Dari arah berlawanan, Selir Mei Xiao berjalan dengan langkah angkuh, diiringi beberapa pelayannya. Saat melihat Zhao Xueyan, senyuman licik muncul di wajahnya. Kemarahannya pada Zhao Xueyan masih membara, terutama setelah insiden terakhir yang membuatnya merasa terhina. Tanpa ragu, dia memutuskan untuk kembali mencari masalah."Oh, siapa yang kita lihat di sini? Permaisuri Zhao yang tampaknya sangat menikmati waktunya berjalan-jalan," ujar Selir Mei Xiao dengan nada mengejek, berhenti tepat di depan Zhao Xueyan. Pelayannya ikut tertawa kecil, mendukung tuannya.Zhao Xueyan berhenti, menatap Selir Mei Xiao dengan ekspresi tenang. Senyum tipis terukir di wajahnya, tapi matany
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Menghasut

Zhao Xueyan tetap tenang menghadapi tatapan penuh amarah dari Kaisar Zheng Yu. Dengan suara lembut namun tegas, dia berkata, "Yang Mulia, saya tidak menyentuhnya. Jika Anda ragu, silakan tanyakan pada pelayan atau prajurit di sekitar."Namun, sebelum Kaisar Zheng Yu sempat merespons, Selir Mei Xiao yang masih berpura-pura kesakitan memegang lengannya dengan raut wajah yang terlihat menderita. "Yang Mulia ... tolong. Saya merasakan perut ini keram,” ucapnya lirih, seolah mencoba menyela. Melihat keadaan Selir Mei Xiao, Kaisar Zheng Yu langsung melupakan penjelasan Zhao Xueyan. Wajahnya kembali diliputi kekhawatiran. "Cukup. Tidak perlu berbicara lagi," ujarnya sambil membungkuk, mengangkat Selir Mei Xiao dalam gendongannya.Dia segera berbalik menuju paviliun Selir Mei Xiao, meninggalkan Zhao Xueyan tanpa sedikit pun kata. "Tabib! Segera panggil tabib!" perintahnya kepada pelayan yang setia mengikutinya.Zhao Xueyan hanya berdiri di tempat, memandang punggung Kaisar Zheng Yu yang perl
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more
PREV
1
...
45678
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status