Share

Dua Pion Tumbang

Penulis: Yu.Az.
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-03 15:58:38

Pemakaman Selir Hua Lingxin dilaksanakan dengan penuh keheningan yang mencekam. Langit mendung seakan ikut berduka atas kepergian seorang selir kekaisaran.

Bangsawan keluarga Hua tiba di tempat pemakaman dengan tangisan yang memecah suasana. Ibu Selir Hua Lingxin tak henti-hentinya menangis histeris, sementara ayahnya hanya bisa berdiri dengan wajah yang tampak jauh lebih tua dari biasanya.

Prosesi pemakaman dilakukan di pemakaman keluarga kekaisaran, tempat yang disediakan untuk anggota istana yang telah meninggal.

Semua orang yang hadir mengenakan pakaian hitam, berdiri dalam barisan teratur untuk menghormati peti mati yang dihias dengan ukiran naga dan bunga teratai—lambang dari statusnya sebagai seorang selir kekaisaran.

Peti mati itu diusung perlahan oleh beberapa penjaga istana menuju liang lahat. Kaisar Zheng Yu hadir dengan ekspresi dingin, hanya memberikan penghormatan tanpa kata-kata. Dia tampak tidak terlalu terpengaruh oleh kepergian Selir Hua Lingxin, yang jarang mendap
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kecurigaan Kaisar Zheng Yu

    Karena merasa laporan Shen Yuan tidak memberikan hasil yang memuaskan, Kaisar Zheng Yu memutuskan untuk turun tangan sendiri. Ia memilih untuk mengunjungi paviliun Permaisuri Zhao Xueyan secara tiba-tiba. Hatinya dipenuhi rasa curiga meskipun tidak ada bukti yang mengarah padanya. Zhao Xueyan, meski dikenal sebagai wanita yang tenang, selalu menjadi sosok yang sulit ditebak.Malam itu, tanpa pemberitahuan, kaisar Zheng Yu mengunjungi paviliun permaisurinya, Zhao Xueyan. Kaisar ingin mengetahui apakah semua intrik di istana ini ada hubungannya dengan permaisurinya, meskipun dalam hatinya ia merasa ragu.Saat tiba di paviliun, Zhao Xueyan, yang tengah membaca di ruang utama, segera menyambutnya dengan penuh penghormatan. Wajahnya tenang seperti biasa, meskipun hatinya menyadari maksud kedatangan Kaisar."Yang Mulia datang tanpa pemberitahuan. Apakah ada yang bisa hamba bantu?" tanya Zhao Xueyan dengan suara lembut, tatapannya penuh kepolosan.Kaisar Zheng Yu memandang Zhao Xueyan denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Berbalik Pada Diri Sendiri

    Selir Mei Xiao yang awalnya penuh percaya diri dengan rencananya menyebarkan desas-desus buruk tentang Zhao Xueyan, tiba-tiba dibuat terkejut ketika langkahnya keluar dari paviliunnya terhenti oleh bisikan-bisikan pelayan istana."Kenapa Selir Mei Xiao belum juga hamil? Bukankah Kaisar sering sekali mengunjungi paviliunnya?" bisik salah satu pelayan sambil menunduk."Benar, aneh sekali. Kalau seperti ini, mungkin posisi selir lain yang bisa memberi keturunan lebih berharga di mata Kaisar," timpal pelayan lainnya.Wajah Selir Mei Xiao memucat, tangan halusnya yang mencengkeram kipas berornamen emas mulai gemetar. Kemarahan dan ketakutan berkecamuk di dalam dirinya. Bagaimana mungkin isu seperti itu mulai beredar? Siapa yang menyebarkan kabar tersebut? Apakah seseorang sudah mengetahui rahasianya bahwa dia tidak bisa lagi mengandung?Setelah memastikan bahwa tidak ada yang memperhatikan, Selir Mei Xiao dengan cepat kembali ke dalam paviliunnya. Di sana, dia membanting kipasnya ke lantai

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Gagal Lagi

    Malam semakin larut, dan harapan Selir Mei Xiao mulai memudar. Ia berjalan mondar-mandir di paviliunnya dengan wajah yang semakin cemas. Para pelayan di sekitarnya tidak berani mengatakan apa pun, hanya menunduk dalam keheningan."Kenapa Yang Mulia belum datang?" tanya Selir Mei Xiao dengan nada tajam. "Apa kalian sudah memastikan bahwa aku yang dia kunjungi malam ini?"Sudah beberapa jam berlalu, tapi kaisar Zheng Yu belum juga menampakkan batang hidungnya di paviliun selir Mei Xiao. Salah satu pelayannya segera maju dan menunduk. "Ampun, Yang Mulia Selir. Kami akan segera mencari tahu," jawabnya, lalu pergi dengan tergesa-gesa. Selir Mei Xiao duduk dengan gelisah, menggigit bibir bawahnya sambil terus melirik ke arah pintu. Namun, ketika pelayannya kembali, wajahnya pucat pasi."Ada apa?" tuntut Selir Mei Xiao, tidak sabar dengan keheningan yang mencurigakan. Matanya menatap tajam pelayan di depannya itu. "Yang Mulia … Yang Mulia sedang berada di paviliun Selir Xue Yuxian," jawab

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kemarahan Selir Mei Xiao

    Pagi itu, suasana paviliun selir Xue Yuxian yang tenang berubah kacau saat selir Mei Xiao menerobos masuk dengan amarah yang membara. Wajahnya memerah, gaunnya berkibar saat langkahnya menghentak lantai. Tanpa basa-basi, Mei Xiao mendekati Xue Yuxian yang sedang duduk santai menikmati sarapan.Plak! Tamparan keras menghantam pipi Xue Yuxian, bahkan sedikit energi qi dari Mei Xiao membuatnya terlempar ke samping. Piring di meja bergetar, beberapa jatuh ke lantai dan pecah. Para pelayan Xue Yuxian memekik panik, namun tidak berani mendekat karena aura qi Mei Xiao yang menekan."Kau pikir kau siapa, Xue Yuxian? Beraninya kau merebut Kaisar dariku!" Mei Xiao berteriak, suaranya menggema di paviliun itu.Xue Yuxian memegangi pipinya yang memerah, matanya menatap dingin ke arah Mei Xiao. Dia perlahan bangkit, tubuhnya sedikit gemetar, bukan karena takut, tapi menahan amarah."Selir Mei Xiao,” ucap Xue Yuxian dengan suara rendah namun tajam, "Kau datang ke paviliunku, menghinaku, bahkan m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Menghancurkan Pondasi Selir Mei Xiao

    Malam itu, langit gelap diselimuti awan tebal, hanya diterangi sinar rembulan yang samar. Zhao Xueyan dan Niuniu mengenakan jubah hitam panjang dengan tudung yang menutupi wajah mereka. Langkah mereka ringan dan tanpa suara, bergerak cepat di lorong-lorong istana hingga keluar ke jalanan kota."Apa kita tidak terlalu mencolok, Nona?" bisik Niuniu sambil menyesuaikan langkahnya dengan Zhao Xueyan.Zhao Xueyan hanya tersenyum samar di balik tudungnya. "Jangan khawatir. Malam ini, kita hanya penonton yang akan menyiapkan panggung untuk drama berikutnya."Setelah beberapa waktu berjalan, mereka tiba di sebuah gang sempit yang gelap. Di ujung gang itu berdiri sebuah bangunan tua dengan lampu merah menyala redup. Tidak ada papan nama, tetapi suara tawa dan musik yang pelan terdengar dari dalamnya."Inilah tempatnya," kata Zhao Xueyan pelan. "Rumah bordil ilegal yang selama ini menjadi tempat para bangsawan dan pejabat tinggi menyembunyikan rahasia gelap mereka."Niuniu mengangguk, meski sed

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Hukuman Untuk Menteri Kiri

    Saat Mei Xiao tiba di balairung, suasana di sana sangat tegang. Kaisar Zheng Yu duduk di tahtanya dengan ekspresi dingin, sementara pejabat-pejabat penting berdiri di sisinya, menatap Mei Xiao dengan tatapan penuh kecurigaan.Mei Xiao berlutut dengan gemetar. "Yang Mulia, hamba mendengar ada tuduhan mengerikan terhadap keluarga hamba. Hamba memohon keadilan!"Kaisar Zheng Yu melemparkan surat itu ke lantai di depan Mei Xiao. "Baca ini! Apa kau bisa menjelaskan kenapa nama keluargamu tercantum di sini?"Mei Xiao mengambil surat itu dengan tangan gemetar. Setelah membacanya, air matanya langsung mengalir. "Yang Mulia, ini pasti fitnah! Keluarga hamba tidak akan pernah terlibat dalam hal sekotor ini!"Kaisar menatapnya tajam. "Aku sudah memerintahkan penyelidikan. Jika ini terbukti benar, keluarga menteri kiri akan kehilangan semua posisinya.Mata selir Mei Xiao membelalak mendengar ucapan kaisar Zheng Yu, dia tak menyangka akan terjadi seperti ini. Di Paviliun Zhao XueyanSementara itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Menunggu Perceraian

    Kabar tentang terbongkarnya kejahatan keluarga menteri kiri mengguncang istana dan kerajaan. Kaisar Zheng Yu dengan tegas menjatuhkan hukuman berat pada keluarga Mei Xiao, mencopot gelar dan kekuasaan mereka, serta mengasingkan sebagian besar anggota keluarga ke wilayah terpencil. Namun, selir Mei Xiao tetap dipertahankan.Bukan karena kaisar percaya pada kesetiaannya, tetapi karena ketergantungannya pada kecantikan selir itu. Di balik keputusan ini, banyak pejabat dan penghuni istana mulai bergumam. Mereka tahu, kelemahan terbesar Kaisar Zheng Yu adalah obsesinya pada wajah cantik.Zhao Xueyan duduk di beranda, memandang taman kecil di depan paviliunnya. Niuniu datang membawa teh hangat, lalu duduk di sampingnya."Nona, apakah Anda tidak khawatir? Selir Mei Xiao masih dipertahankan meskipun keluarganya telah dihukum," tanya Niuniu dengan nada hati-hati.Zhao Xueyan tersenyum tipis sambil mengaduk tehnya. "Mengapa aku harus khawatir? Mei Xiao hanya tinggal menunggu waktu. Ketika wajah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Dewi Penyembuh Surgawi    Kehamilan Selir Mei Xiao

    Sebulan berlalu, istana kekaisaran tampak tenang di luar, namun ketegangan tetap terasa di bawah permukaannya. Zhao Xueyan menjalani hari-harinya dengan damai, tanpa gangguan dari kedua selir lainnya. Meski begitu, ia tahu mereka tidak akan berhenti begitu saja.Pagi itu, di gazebo yang indah di tengah taman kekaisaran, kaisar Zheng Yu sedang duduk bersama selir Mei Xiao. Angin pagi yang sejuk membawa harum bunga-bunga di taman, menciptakan suasana yang romantis. Kaisar Zheng Yu terlihat lebih santai dari biasanya, bahkan tertawa kecil saat selir Mei Xiao menceritakan sesuatu yang jenaka. “Apa benar begitu?” tanya kaisar Zheng Yu sambil tertawa kecil. “Benar, Yang Mulia! Sungguh sangat lucu, bukan?” Selir Mei Xiao juga ikut tertawa kecil. Namun, tiba-tiba tubuh selir Mei Xiao melemas, dan ia jatuh ke lantai gazebo. Wajahnya pucat, dan napasnya tampak tersengal-sengal. Kaisar Zheng Yu yang panik langsung berlutut di sampingnya."Mei Xiao! Apa yang terjadi? Bangunlah!" serunya denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05

Bab terbaru

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 369

    Setelah makan malam yang sedikit kacau akibat "aksi heroik" Kaisar Tian Ming di dapur, suasana istana perlahan kembali tenang.Malam itu, di ruang kerja megah sang kaisar, Zhao Xueyan, Kaisar Tian Ming, Wu Liang, dan Yu Qie duduk mengelilingi sebuah meja besar. Di atas meja terbentang peta-peta medan perang, lengkap dengan berbagai penanda strategis.Zhao Xueyan menunjuk satu titik di peta dengan jari rampingnya."Jika pasukan ditempatkan di sini," ujarnya serius, "Maka kita bisa memutus jalur logistik mereka. Serangan dari arah timur akan mempercepat kemenangan."Tian Ming mengangguk, matanya menatap Zhao Xueyan dengan penuh perhatian, tapi tak sepenuhnya pada peta. Sementara Wu Liang dan Yu Qie mengangguk-angguk setuju, lalu saling bertukar pandang.Beberapa saat kemudian, tanpa disadari oleh Zhao Xueyan yang begitu fokus menjelaskan rencana, Wu Liang dan Yu Qie sudah tidak ada lagi di ruangan itu.Kaisar Tian Ming mengusir keduanya dengan sangat halus. Wu Liang dan Yu Qie yang meng

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 368

    Begitu melangkah ke dalam dapur istana, Zhao Xueyan langsung membelalakkan mata. Mulutnya sedikit terbuka tanpa suara. Dapur yang biasanya bersih dan rapi kini berubah menjadi medan peperangan. Tepung berserakan di lantai, panci-panci tergeletak miring, tungku api di sudut dapur menghembuskan nyala api yang jauh lebih besar dari seharusnya.Para juru masak dan pelayan dapur berdiri di luar ruangan, sebagian menangis dalam diam. Wajah-wajah mereka memucat ketakutan. Tak satu pun berani mengangkat kepala atau bergerak. Mereka hanya bisa memandangi kekacauan ini dengan dada sesak. Salah bicara sedikit saja, mungkin kepala mereka bisa melayang.Dan di tengah kekacauan itu, seorang pria berdiri dengan hanfu sederhana, rambutnya diikat ke belakang, tampak sedikit acak-acakan. Wajah tampannya kini dihiasi noda tepung dan bercak saus. Dialah Kaisar Tian Ming, penguasa dingin benua Yunzhu … kini tampak seperti anak kecil yang baru belajar memasak.Zhao Xueyan akhirnya menemukan suaranya."Apa

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 367

    Malam menyelimuti paviliun timur dengan tenang. Lampu minyak bergoyang lembut, memancarkan cahaya keemasan yang menari di dinding kayu dan tirai tipis. Aroma teh melati yang baru diseduh memenuhi udara, membawa kehangatan yang tak hanya meresap ke tubuh, tapi juga ke dalam hati.Di ruang utama, Zhao Xueyan duduk bersila di antara kedua orang tuanya. Hanfunya berwarna biru langit, sederhana namun elegan. Ia tampak tenang, sesekali mengangkat cangkir dan meniup permukaan teh hangat sebelum menyesapnya perlahan. Di hadapannya, sang ibu Bing Qing tersenyum lembut, sedangkan sang ayah, Jenderal Zhao Yun, sudah duduk dengan santai, satu tangan menopang dagu, mata berbinar menatap keluarganya yang utuh malam ini."Ayah dan ibu sudah lama tak minum teh malam seperti ini bersamamu," ucap Bing Qing dengan suara lembut. "Kau tampak berbeda, Xueyan … lebih dewasa, dan lebih tenang."Zhao Xueyan tersenyum kecil. "Pengembaraan mengajarkanku banyak hal, Ibu. Tapi yang paling berat bukan medan tempu

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 366

    Saat Zhao Xueyan tiba di paviliun timur bersama ibunya dan Niuniu, pagi yang seharusnya tenang mendadak dipenuhi langkah terburu-buru. Jenderal Zhao Yun yang mendengar kedatangan istrinya langsung keluar dari ruang baca, matanya membelalak melihat sosok wanita yang sangat dirindukannya berdiri di ambang gerbang.“Istriku, aku dengar kau diserang ... Kau baik-baik saja?”Suara itu penuh kekhawatiran, terdengar jelas meski tak terangkat tinggi. Zhao Yun langsung melangkah cepat, menghampiri sang istri dan menggenggam tangannya dengan lembut.“Aku baik-baik saja,” kata Nyonya Bing Qing dengan senyum tenang. “Bai Long membawa kami dengan aman. Hanya saja ….”Bing Qing menatap sang suami. “Hanya saja Bai Long terluka. Dan sekarang sedang memulihkan tubuhnya.” Zhao Yun menghela napas panjang lalu menatap wajah istrinya dalam-dalam. “Aku seharusnya ikut menjemputmu ... dunia luar tak lagi aman seperti dulu.”Zhao Xueyan hanya menatap keduanya sambil tersenyum kecil. Ada kehangatan dalam pan

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 365

    Pagi menyapa istana Kekaisaran Tianyang dengan embusan angin sejuk dan cahaya matahari yang lembut menembus sela-sela dedaunan. Zhao Xueyan berdiri di serambi paviliun timur, matanya terarah ke langit timur. Ada getaran kuat yang hanya bisa dirasakannya—getaran familiar dari seseorang yang sangat ia kenal.“Bai Long .…” bisiknya.Tanpa pikir panjang, Zhao Xueyan segera berlari menuju pelataran utama istana, tempat biasanya Bai Long mendarat. Gaunnya berkibar mengikuti langkah cepatnya, rambut panjangnya sedikit berantakan tertiup angin. Saat tiba di halaman luas istana, matanya langsung membelalak."Bai Long!" serunya.Sosok naga hitam itu mendarat perlahan, tubuhnya yang besar terlihat penuh luka bakar dan goresan. Namun, tak jauh dari kakinya, Zhao Xueyan melihat dua sosok lainnya turun—ibunya, Bing Qing, dan Niuniu."Ibu!" Zhao Xueyan segera menghampiri. "Niuniu! Kalian tidak apa-apa?"Niuniu yang baru saja menapak tanah langsung memeluk sang nona."Nona ... kami baik-baik saja," u

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 364

    Suasana di dalam masing-masing paviliun kediaman bangsawan penuh ketegangan. Para gadis bangsawan yang kemarin diusir dari jamuan Kekaisaran masih belum bisa menerima perlakuan memalukan itu. Wajah mereka penuh amarah, ada yang menangis, ada yang membanting kipas, ada pula yang terus mengumpat sambil menangis tertahan.Di Kediaman XiaoXiao Zhen berjalan mondar-mandir sambil menghentakkan kakinya. "Bagaimana mungkin! Gadis itu, seorang gadis desa hina—ternyata putri Jenderal Zhao?!"Nyonya Besar Xiao yang duduk tenang di kursi utama mengibaskan kipasnya perlahan, suaranya dingin namun penuh tekanan. "Zhen'er, duduklah. Marah tidak akan menyelesaikan masalah."Xiao Zhen menatap ibunya dengan mata merah, "Ibu! Aku dipermalukan! Diusir dari istana di depan semua tamu! Semua orang akan menertawakanku!"Nyonya Xiao tersenyum tipis. "Lebih baik dipermalukan sekali ... daripada kalah selamanya."Xiao Zhen mengerutkan kening. "Apa maksud Ibu?""Ibu sudah menyuruh ayahmu untuk mencari tahu seg

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 363

    Zhao Xueyan melangkah cepat, gaunnya berkibar tertiup angin pagi. Wajahnya yang biasanya tegas kini diliputi emosi yang campur aduk—marah, kecewa, sedih. Ia melewati para pelayan yang membungkuk memberikan hormat, tapi ia tak menyahut. Di koridor luar, Wu Liang dan Yu Qie—yang sejak tadi masih penasaran—hanya bisa saling melirik ketika melihat sosok Zhao Xueyan berjalan dengan pandangan kosong. Wajahnya merah, bibirnya sedikit gemetar, dan sorot matanya penuh luka.Wu Liang mengangkat alis, berbisik pada Yu Qie, "Ada apa itu?"Yu Qie menelan ludah. “Kelihatannya … tidak baik.”Keduanya menoleh ke arah pintu ruang kerja sang kaisar. Ada rasa khawatir dan ragu di wajah mereka. Namun akhirnya, mereka memutuskan masuk kembali setelah mengetuk perlahan.“Yang Mulia .…” ucap Wu Liang pelan sambil sedikit membungkuk, diikuti Yu Qie yang ikut menunduk hormat.Begitu pintu tertutup di belakang mereka, suasana ruang kerja benar-benar berubah. Tidak lagi penuh wibawa, tapi berat dan muram. Di b

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 362

    Tian Ming melangkah lebih dekat, setiap langkahnya terasa berat, membawa gelombang tekanan yang membuat dedaunan bergetar. Ia berdiri di antara mereka, meraih tangan Zhao Xueyan dan menariknya ke belakangnya.“Kau mungkin lupa, tapi Zhao Xueyan yang ini bukan milikmu lagi. Bahkan ... mungkin tidak pernah,” suara Tian Ming rendah, penuh amarah yang ditahan.“Apa maksudmu Kaisar Tian Ming? Tentu dia pernah menjadi milikku, karena dia mantan istriku,” sarkas Kaisar Zheng Yu. Kaisar Tian Ming mendengkus. “Kau bahkan tidak tahu apa-apa tentang Zhao Xueyan. Jadi berhentilah berharap, karena dari awal dia hanya milikku.” Zhao Xueyan berdiri diam di belakangnya, matanya mengeras namun tetap tenang.Zheng Yu menatap keduanya, ekspresinya gelap. Namun ia akhirnya mengendurkan genggamannya dan tersenyum miring.“Kita lihat saja, apakah perasaan yang pernah ada ... benar-benar telah mati.”Tanpa menunggu jawaban, Zheng Yu berbalik pergi. Matanya tajam, menyiratkan kebencian dan obsesi pada Zhao

  • Dewi Penyembuh Surgawi    Bab 361

    Di dalam paviliun timur yang hangat dan harum oleh wangi teh, para pelayan berdiri rapi dengan kepala menunduk. Niuniu dengan sigap menuangkan teh ke dalam cangkir porselen di depan Jenderal Zhao Yun.“Silakan, Jenderal,” ucap Niuniu dengan sopan.Zhao Yun menerima cangkir itu, menatap pelayan muda tersebut sejenak, lalu mengangguk dalam.“Niuniu! Terima kasih karena telah menjaga Xueyan,” ucapnya, tulus.Niuniu buru-buru menggeleng, wajahnya sedikit merah. “Jenderal Zhao ... bukan saya yang menjaga nona, justru nona yang melindungi saya. Berkali-kali.”Zhao Yun melirik putrinya, senyumnya tipis dan hangat. “Ya ... itu memang sifatnya sejak kecil.”Zhao Xueyan duduk dengan anggun di sisi ayahnya, menatap wajah yang sangat dirindukannya itu. Suaranya lembut saat bertanya, “Ayah ... kenapa Ibu tidak ikut bersamamu? Bagaimana kabarnya?”Jenderal Zhao Yun menghela napas pelan, matanya menerawang sejenak. “Ibumu ... tidak bisa melakukan perjalanan jauh. Belakangan ini tubuhnya mudah lelah.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status