Chapter: Bab 225Niuniu baru saja melangkah keluar dari rumah sederhana itu ketika tiba-tiba beberapa pria menghadangnya. Mereka mengenakan pakaian khas warga desa, tetapi ada sesuatu yang gelap dan mencurigakan dalam tatapan mereka.Di antara mereka, seorang pria tua dengan janggut putih berdiri paling depan—kepala desa. Di sampingnya, beberapa pria lain yang tampaknya adalah kepala keluarga."Malam-malam begini, kau mau ke mana?" suara kepala desa terdengar dalam, penuh kecurigaan.Niuniu menundukkan kepalanya sedikit, berusaha mempertahankan penyamarannya sebagai seorang pemuda."Aku hanya ingin mencari udara segar," jawab Niuniu dengan nada datar, mencoba terdengar santai.Para warga saling berpandangan."Udara segar?" salah satu pria mengulang kata-katanya, seolah tidak percaya.Kepala desa menatapnya lama sebelum akhirnya mengangguk. "Kembali ke rumah, malam di desa ini tidak aman."Niuniu menghela napas lega dalam hati dan berbalik untuk kembali ke rumah.Namun—Siuutt!Sebuah serangan melesat
Last Updated: 2025-02-23
Chapter: Bab 224Wu Liang mengatur napasnya, matanya tajam mengamati setiap pergerakan lawan. Dia tahu bahwa musuh tidak akan bertarung dengan cara yang adil—mereka akan menyerang titik terlemah.Benar saja.Salah satu pria berjubah hitam tiba-tiba bergerak dengan kecepatan tinggi, melesat melewati Wu Liang dengan niat yang jelas—menyerang anak-anak yang ketakutan di belakangnya."Licik!" Wu Liang menggeram, matanya berkilat marah.Namun, sebagai tangan kanan Kaisar Tian Ming, Wu Liang bukanlah petarung biasa. Dalam sepersekian detik, dia sudah membaca pola pergerakan musuh.Dengan gesit, Wu Liang memutar pedangnya dan menebaskan serangan cepat ke arah pria berjubah hitam itu. Serangan itu tidak mengenai langsung, tetapi cukup untuk memaksa musuh melompat mundur, menjauh dari anak-anak."Kau tidak akan menyentuh mereka," suara Wu Liang terdengar dingin dan tegas.Namun, Wu Liang tahu situasi ini tidak menguntungkannya.Wu Liang segera merapalkan teknik pertahanan sederhana, menarik energi spiritual ke
Last Updated: 2025-02-23
Chapter: Bab 223Zhao Xueyan melesat dengan kecepatan tinggi, tubuhnya ringan saat ia melompat dari satu dahan ke dahan lain. Angin malam menerpa wajahnya, tetapi pikirannya hanya fokus pada satu hal—Wu Liang dan anak-anak yang harus segera diselamatkan.Di sampingnya, Bai Long, sang naga hitam, melayang di udara dalam bentuk roh, matanya yang tajam menatap ke depan."Kita sudah dekat," kata Bai Long dengan suara dalam.Zhao Xueyan tidak menjawab, tetapi tatapannya semakin dingin."Tempat ini … auranya berbeda. Terlalu sunyi, terlalu mencekam," lanjut Bai Long, suaranya terdengar lebih waspada. "Bukan hanya kultivator hitam yang ada di sini, tapi sesuatu yang lebih gelap. Desa ini tidak terdeteksi oleh Kekaisaran Tianyang bukan tanpa alasan."Zhao Xueyan melirik ke bawah. Dari kejauhan, ia bisa melihat bayangan rumah-rumah tua dengan cahaya lentera redup yang bergoyang tertiup angin. Desa Yingshi memang jauh lebih besar dibanding desa lain, tetapi tidak ada kehidupan yang terasa di dalamnya.Udara din
Last Updated: 2025-02-23
Chapter: Bab 222Wu Liang menyapu pandangannya ke arah anak-anak yang kini bebas dari ikatan. Meski tubuh mereka masih gemetar ketakutan, mereka semua mengangguk patuh saat Wu Liang memberi isyarat untuk segera pergi."Jalan pelan-pelan, tetap diam," bisiknya tegas.Anak-anak itu mengikuti perintahnya, berjalan dalam keheningan, hanya suara napas mereka yang terdengar samar di udara malam yang dingin. Salah satu dari mereka, seorang anak laki-laki kecil dengan tubuh paling lemah, tidak mampu berdiri tegak. “Apa kau tidak mampu berjalan?” tanya Wu Liang yang diangguki oleh anak tersebut. Wu Liang tak berpikir dua kali—ia segera menggendong anak itu, membiarkan kepalanya bersandar di bahunya. “Ayo kita keluar! Hati-hati dengan langkah kalian,” bisik Wu Liang yang dipatuhi oleh anak-anak tersebut. Kini Wu Liang membantu anak-anak itu satu persatu untuk keluar dari rumah kayu tersebut dengan hati. “Ayo! Ikuti langkahku,” kata Wu Liang dengan sabar. Mereka bergerak perlahan di antara bayangan pepoho
Last Updated: 2025-02-23
Chapter: Bab 221Ruangan itu sunyi, hanya terdengar suara napas tenang dari wanita yang terbaring lemah di atas dipan tua. Niuniu dengan hati-hati meraih kain bersih, bersiap untuk menggantikan pakaian lusuh yang masih melekat pada tubuh wanita itu. Namun, sebelum tangannya menyentuh kain tersebut, mata wanita itu terbuka tiba-tiba.Tatapan waspada langsung tertuju pada Niuniu, sorot matanya mencerminkan ketakutan dan kewaspadaan yang mendalam. Dengan gerakan refleks, wanita itu berusaha mundur, meski tubuhnya masih lemah."Siapa kau?" suara seraknya bergetar, menunjukkan betapa ketakutan dan bingungnya dia.Niuniu buru-buru mengangkat kedua tangannya, mencoba menenangkan."Jangan takut! Aku bukan musuhmu!" katanya cepat. "Aku Niuniu, pelayan dari Nona Zhao Xueyan. Nona yang menolongmu tadi."Mata wanita itu menyipit, masih belum sepenuhnya percaya. Namun, tiba-tiba, sesuatu dalam ingatannya terlintas. Sosok Zhao Xueyan bersama seorang gadis pelayan kecil—Ya, dia pernah melihat mereka berdua sebelumny
Last Updated: 2025-02-22
Chapter: Bab 220Zhao Xueyan berhasil kembali ke rumah sederhana tempat dirinya menginap bersama kedua rekannya. Niuniu menatap Zhao Xueyan dengan wajah cemas saat sang nona tiba di rumah sederhana tempat mereka menginap."Nona! Syukurlah, Anda kembali!" seru Niuniu.Zhao Xueyan tersenyum tipis, menepuk pelan kepala pelayannya yang setia. "Aku baik-baik saja, Niuniu. Tidak perlu cemas.” Zhao Xueyan mengangkat tangannya, mengeluarkan seorang wanita dari dalam ruang dimensinya. Wanita itu tampak pingsan.Niuniu terkejut. "Siapa dia, Nona? Apa yang terjadi padanya?""Aku menemukannya di dalam gua," jawab Zhao Xueyan. "Dia butuh bantuan kita. Sebelum itu ganti pakaiannya yang lebih layak, dan beri dia makanan. Aku sudah mengobati luka-lukanya tadi,” kata Zhao Xueyan datar. Sebelum keluar dari gua, Zhao Xueyan memang mengobati luka wanita yang ditolongnya. Tak lupa Zhao Xueyan mencampurkan obat tidur agar wanita itu bisa tidur dan dimasukkan ke ruang dimensi. “Baik Nona!” Zhao Xueyan melirik sekelilin
Last Updated: 2025-02-22