All Chapters of HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta): Chapter 91 - Chapter 100

145 Chapters

Aku akan mati ....

Sore hari ...Jonathan melangkah masuk ke dalam mansion dengan tenang, tangannya menggenggam sebuah kotak beludru kecil berisi kalung berlian. Hadiah dari Adrian untuk Sahira.Sejak awal, Jonathan tahu Adrian menaruh ketertarikan pada adiknya. Dan dia tidak keberatan. Malah, dia mendukung penuh. Adrian adalah pria baik, setidaknya jauh lebih baik daripada pria brengsek mana pun yang mungkin mendekati Sahira.Dengan sedikit senyum tipis, Jonathan naik ke lantai atas, menuju kamar adiknya.Tanpa mengetuk, dia mendorong pintu dan masuk.“Jasmine, aku kembali ....”Langkahnya terhenti.Ruangan itu kosong.Jonathan mengerutkan dahi. “Jasmine?”Tidak ada jawaban.Perasaannya langsung tidak enak. Dengan cepat, dia melangkah ke kamar mandi dan membuka pintunya. Kosong.Dia berjalan ke balkon, mengintip ke luar. Tidak ada siapa pun.Sebuah firasat buruk merayap di benaknya.Jonathan berbalik dan menyapu ruangan dengan tatapan tajam. Tidak ada tanda-tanda Sahira keluar dengan normal. Seprai ma
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Kau haus, Sayang?

Jonathan berjalan mondar-mandir di ruang kerjanya, dadanya naik turun menahan amarah yang sudah sampai di ubun-ubun. Kepalan tangannya mengeras, setiap otot di tubuhnya menegang karena frustrasi. Sudah dua puluh empat jam sejak Sahira menghilang, dan sejauh ini tak ada satu pun informasi yang bisa dia dapatkan.BRAK!"TIDAK MUNGKIN!" Jonathan menggebrak meja dengan sekuat tenaga, napasnya memburu. Semua dokumen yang ada di atas meja berserakan, beberapa di antaranya jatuh ke lantai. "Jasmine tidak mungkin menghilang begitu saja!"Tangan kanannya, Marco, berdiri di dekat pintu dengan wajah tegang. "Kami sudah mencari ke semua jaringan, menghubungi informan, bahkan menyelidiki rekaman CCTV yang sempat diretas. Tapi… tetap tidak ada jejaknya, Tuan."Jonathan meraih gelas kristal di meja dan melemparkannya ke dinding.PRAK! PYARR! Suara pecahan kaca memenuhi ruangan, tetapi itu tidak cukup untuk melampiaskan amarah dan ketakutannya."Bagaimana bisa kalian tidak menemukan apa pun?! Aku
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Sa-sakit Mike!

Sahira berusaha melepas ikatan tangannya, hingga tak memerhatikan posisinya. Dia menahan napas, tubuhnya menegang saat kursi yang mengikat tubuhnya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke samping. Dia terpelanting, bahunya menghantam lantai keras dengan suara berdentum yang menggema di ruangan sunyi itu.Gubrak!“Akhhh!”Rasa nyeri langsung menjalar dari bahu hingga ke punggungnya, tapi itu bukan yang paling menyakitkan. Perutnya tiba-tiba terasa melilit tajam, seperti ada sesuatu yang mencengkeram organ dalamnya dengan kasar. Sahira menjerit tertahan, giginya menggigit bibir bawahnya sampai hampir berdarah.“Akhh, sakit!”Tidak … bukan sekarang .…Matanya melebar saat merasakan sesuatu yang hangat dan basah mengalir di antara pahanya. Dengan napas terengah, dia menunduk—dan seketika wajahnya memucat. “Da-darah?”Warna merah pekat itu begitu kontras dengan kulitnya yang pucat dan rok putih yang sekarang ternoda.Jantungnya berdebar kencang, rasa panik langsung menyergapnya. Tangannya,
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Kabur

Bunyi rem mobil berdecit tajam di halaman mansion yang luas. Seorang pria setengah baya dengan jas putih turun terburu-buru, membawa tas medis. Lucas menyambutnya dengan wajah serius.“Dia kehilangan banyak darah. Aku tidak tahu berapa parahnya,” ucap Lucas cepat.Dokter itu mengangguk, mengikuti Lucas masuk ke dalam mansion.Di dalam kamar, Sahira membuka matanya perlahan. Cahaya lampu kristal yang menggantung di langit-langit kamar megah membuat pandangannya sedikit kabur. Butuh beberapa detik baginya untuk menyadari di mana dia berada. Ini bukan ruang bawah tanah lagi. Tempat ini jauh lebih nyaman, dengan ranjang empuk dan selimut sutra yang membalut tubuhnya.Dia menoleh ke sekeliling, tak ada siapapun di sana.“Di mana Michael? Ah, susahlah lupakan. Aku harus segera pergi.”Namun, dia tidak punya waktu untuk beristirahat.Sahira mencoba bangun, tapi rasa sakit langsung menghantam perutnya. Dia mengerang pelan, menggigit bibir agar tidak mengeluarkan suara. Tangannya meraba ke ba
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more

Naluri seorang Ayah

BRAK!Jonathan membuka pintu dengan kasar, langsung membawa tubuh Sahira yang pingsan ke dalam rumah mewahnya.Napasnya memburu, rasa panik menguasai dirinya saat melihat darah masih merembes dari selangkangan Sahira, membasahi jok mobil dan kini mulai mengotori lantai rumahnya.Michael kurang ajar, bisa-bisanya dia berbuat hal keji pada adiknya. Jonathan berpikir, Michael memang telah memperkosa adiknya dengan brutal sehingga mengalami pendarahan.“Panggil dokter sekarang juga!” teriaknya pada salah satu pelayan.Tanpa membuang waktu, Jonathan membaringkan Sahira di atas ranjang mewahnya. Kedua tangannya masih berlumuran darah Sahira, tapi dia tidak peduli. Matanya tertuju pada wajah pucat adiknya yang tampak begitu lemah, seperti sehelai kertas yang siap diterbangkan angin.“Jasmine, bangun ... Bertahanlah sayang,” bisiknya, meskipun dia tahu Sahira tidak akan mendengar.“Awas saja, pria bajingan itu akan kubalas karena telah memperkosamu dengan kejam.”Detik demi detik berlalu sepe
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Buang bayi itu

Jonathan berdiri di samping ranjang, menatap adiknya yang masih terbaring tanpa kesadaran. Wajah Sahira pucat, bibirnya kering, dan napasnya pelan. Selimut tebal membungkus tubuhnya, tetapi jejak pendarahan masih tersisa di kain sprei putih.Dokter Fedrian memeriksa perut Sahira dengan penuh perhatian. Setelah beberapa saat, pria itu menarik napas lega dan melepaskan sarung tangannya."Janinnya selamat," katanya akhirnya. "Meskipun mengalami pendarahan hebat, bayi ini sangat kuat. Tapi Sahira harus mendapat perawatan intensif. Dia butuh istirahat total dan tidak boleh mengalami tekanan."Jonathan, yang sejak tadi berdiri diam dengan tangan terkepal, akhirnya berbicara dengan suara dingin."Kalau begitu, buang bayi itu."Ruangan seketika menjadi hening.Fedrian menoleh dengan kening berkerut. "Apa maksudmu?""Aku ingin kau menggugurkan kandungannya," ulang Jonathan, lebih tegas. "Aku tidak sudi adikku mengandung anak Michael."Hah?Fedrian menatapnya tak percaya. "Tuan Jonathan, ini bu
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Mimpi buruk

Sahira terbangun dengan napas terengah. Ada rasa sakit luar biasa di perutnya yang membuatnya meringis. Kepalanya terasa berat, pandangannya masih sedikit kabur, tetapi perlahan-lahan ia mulai mengenali sekelilingnya.Dinding putih. Bau khas rumah sakit. Jarum infus yang menusuk punggung tangannya. Suara monitor detak jantung berdenging samar.Dia berada di rumah sakit.Matanya bergerak ke samping, mendapati Jonathan duduk di kursi di sebelah ranjangnya. Pria itu tertidur dengan kepala bersandar di tangan, wajahnya terlihat letih, seolah telah menjaga Sahira semalaman.Sahira mencoba bergerak, tetapi nyeri di perutnya semakin menusuk, membuatnya meringis dan mengerang pelan. “Akhh!”Gerakannya yang kecil cukup untuk membuat Jonathan terjaga.Pria itu langsung menatap Sahira dengan mata yang masih mengantuk, tetapi begitu menyadari adiknya sudah sadar, ekspresinya berubah menjadi lega.“Kau sudah bangun …,” suaranya serak. Dia segera bangkit dari kursinya, mendekat, memegang tangan Sa
last updateLast Updated : 2025-03-21
Read more

Amarah Michael

Michael duduk di kursi besar di ruang kantornya, kepalanya menunduk, telapak tangannya menekan pelipis. Keringat dingin mengalir di dahinya meskipun ruangan ini ber-AC. Mimpi buruk tadi terus berputar dalam pikirannya. Gambaran Sahira yang tersiksa, matanya yang penuh ketakutan, jeritan kesakitannya—semua itu masih terpatri jelas.“Akhh, ada apa denganku?”Dia mencoba mengabaikannya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu hanya mimpi. Tapi hatinya tetap gelisah. Ada sesuatu yang tidak beres.Michael menggertakkan giginya. “Lucas!” serunya lantang.Tak berselang lama ....Pintu terbuka, dan Lucas masuk dengan ekspresi datar. “Ada apa, Bos?”Michael menatapnya tajam. “Cari tahu tentang Sahira. Aku ingin tahu dia sekarang ada di mana dan dalam kondisi seperti apa.”Lucas mengernyit. “Jonathan pasti menyembunyikannya dengan sangat baik.”“Aku tidak peduli! Gunakan semua cara yang ada. Suap, ancam, atau apa pun. Aku ingin laporan sebelum malam ini.”Lucas mengangguk sebelum pergi. Mi
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Siap berperang

Beberapa hari kemudian ....Sahira masih berusaha menghapus bayangan Michael dari pikirannya. Luka yang pria itu tinggalkan masih terlalu dalam, tapi dia sadar, dia tidak bisa terus hidup dalam dendam dan rasa sakit.Di tengah pergulatan batinnya, Adrian datang kembali.“Selamat pagi.”Pria itu muncul dengan senyum hangatnya, tatapannya penuh perhatian seperti sebelumnya. Dia tidak bertanya apa pun tentang masa lalu, tidak menyinggung soal Michael atau kejadian yang menimpa Sahira. Dia hanya ada di sana, seolah mengatakan bahwa dia siap menjadi tempat berlindung bagi wanita itu.Sahira sempat terdiam saat Adrian menggenggam tangannya dengan lembut. Rasanya berbeda—tidak ada ketegangan atau rasa takut seperti saat bersama Michael."Aku senang kau sudah lebih baik," ucap Adrian, suaranya penuh ketulusan.Sahira mengangguk pelan. "Terima kasih sudah datang."Adrian tersenyum. "Aku akan selalu datang untukmu."Di kejauhan, Jonathan memperhatikan interaksi itu. Bibirnya melengkung membentu
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Perang mematikan

Beberapa menit yang lalu ...Di dalam kamar yang remang-remang, Sahira terlonjak saat suara ledakan menggema dari kejauhan, menggetarkan kaca jendela. Detik berikutnya, pintu kamar terbuka dengan kasar, menampilkan sosok Jonathan yang masuk dengan langkah tergesa-gesa. Wajahnya menegang, matanya dipenuhi kemarahan dan kewaspadaan.“Kau harus pergi dari sini,” ucapnya tanpa basa-basi. “Aku sudah menyiapkan jet pribadi untuk membawamu ke tempat aman.”Sahira memicingkan mata, mencoba memahami situasi di tengah rasa sakit yang masih menggerogoti tubuhnya. “Apa yang terjadi?” tanyanya, meski firasat buruk sudah menjalari benaknya.Jonathan mengatupkan rahangnya erat, seolah menahan emosi yang siap meledak. “Michael datang menyerang.”Deg!Darah Sahira seakan berhenti mengalir. Kedua tangannya mengepal di atas selimut, dan dalam sekejap, api dendamnya menyala lebih besar. “Kurang ajar pria brengsek itu!” desisnya, rahangnya menegang. “Aku masih belum pulih, dan dia ingin berperang?”Jonath
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status