All Chapters of HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta): Chapter 81 - Chapter 90

145 Chapters

Ledakan perang

Malam hari.Kediaman Michael berdiri megah di tengah kompleks luas dengan penjagaan ketat. Suasana tampak tenang, tapi di balik itu, Jonathan dan pasukannya sudah bersiap untuk menyalakan api perang.Sahira berdiri di antara anak buah Jonathan, napasnya stabil meski hatinya berdegup kencang. Ini adalah saatnya—momen di mana ia akan menghadapi iblis dari masa lalunya.Pria yang sudah menghianatinya. Membuat hatinya hancur berkeping-keping.Hufftt!Sahira menghela napas, melihat banyaknya senjata yang akan digunakan untuk menyerang Michael. Entah kenapa batinnya terusik.Jonathan berdiri di depan mereka, matanya tajam, penuh kebencian. "Kita tidak punya banyak waktu. Saat ledakan terjadi, kita masuk dari tiga sisi. Jangan beri mereka kesempatan untuk bertahan."Semua mengangguk. Mereka sudah bersiap.Lalu, dalam hitungan detik ...BOOM!Ledakan kecil mengguncang halaman depan kediaman Michael. Api berkobar dari salah satu kendaraan yang diparkir di luar. Asap tebal membumbung tinggi ke
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Kekalahan Jonathan vs Sergio tertembak

Darah mengalir dari luka-luka di tubuh Jonathan, tetapi ia tetap berdiri, meski napasnya mulai berat. Pukulan dan tendangan yang diterimanya membuat seluruh tubuhnya terasa remuk. Namun, ia tidak bisa menyerah.Di depannya, Michael masih berdiri tegap, hanya sedikit terengah. Senyumnya licik, matanya penuh kemenangan. Seolah-olah ia tahu dari awal bahwa Jonathan akan jatuh ke dalam perangkapnya."Kau datang dengan percaya diri, tapi lihat dirimu sekarang," suara Michael dingin. "Sendirian. Habis-habisan. Dan ... akan mati malam ini juga."Jonathan mengepalkan tinjunya. Ia memang kehabisan tenaga, tetapi menyerah bukan pilihan.Sekeliling mereka penuh dengan anak buah Michael yang sudah bersiap menembaknya kapan saja. Sementara itu, beberapa anak buah Jonathan yang tersisa masih bertarung mati-matian di luar. Situasi ini lebih buruk dari yang ia duga.“Cih, sialan!”Jonathan mengumpat dalam hati. Michael memang licik. Ia menyusun jebakan dengan rapi. Persenjataannya lebih banyak, pasuk
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Sahira akan mati ditanganku!

Darah terus mengalir dari dada Sergio. Matanya terasa berat, tubuhnya melemah.Michael berlutut di sampingnya, menekan luka itu dengan tangannya, mencoba menghentikan pendarahan.“Bertahan, Sergio! Kau dengar aku? Bertahan!”Sergio tersenyum lemah, bibirnya sedikit bergetar, “Sahira … dia …”Michael menggeram, wajahnya dipenuhi amarah sekaligus rasa panik. Ia menoleh ke anak buahnya yang masih tersisa.“Bawa dia ke mobil! Cepat!”Dua orang segera mengangkat tubuh Sergio, membawanya dengan tergesa ke arah mobil.Dari kejauhan, suara sirene polisi mulai terdengar.“Cepat! Kita harus keluar dari sini sebelum polisi datang!” teriak Michael.Mereka memasukkan Sergio ke dalam mobil dengan hati-hati. Michael masuk ke dalam, duduk di sampingnya, tetap menekan luka di dada adiknya.“Jangan tutup matamu, Sergio! Jangan berani-berani mati di hadapanku!”Sergio tersenyum lemah. “Kau … selalu terlalu keras padaku, Mike …”Michael menggertakkan giginya.“Diam! Jangan bicara! Simpan tenagamu!”Mobil
last updateLast Updated : 2025-03-15
Read more

Hamil

Pagi hari.Cahaya matahari yang menerobos dari celah jendela memenuhi kamar dengan sinar hangat, namun Sahira justru merasa dingin. Dia duduk di tepi ranjang, menatap kosong ke lantai, pikirannya melayang jauh ke kejadian semalam.Pistol itu terasa begitu berat di tangannya. Suara letusan yang memekakkan telinga masih menggema di kepalanya.Sergio ...Sahira menggigit bibirnya, merasakan rasa bersalah yang menyesakkan dada. Dia tidak tahu apakah Sergio masih hidup atau sudah mati. Tapi tatapan lelaki itu sebelum jatuh, senyum getirnya saat darah mengalir dari dadanya, membuat Sahira merasakan sesuatu yang tak bisa dia pahami.Apakah dia benar-benar telah membunuhnya?Sahira menggeleng cepat. Tidak, tidak mungkin. Jonathan bilang mereka harus segera pergi. Tidak ada waktu untuk memastikan.Tapi ... bagaimana kalau benar?Dia tidak bisa terus seperti ini. Dia harus tahu.Dengan langkah cepat, Sahira keluar dari kamar. Dia tidak tahu akan mencari siapa, tapi di luar, suara para anak buah
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Dendam Michael!

Sahira berusaha menenangkan napasnya yang memburu. Tangannya mencengkeram erat selimut yang menutupi tubuhnya. Jantungnya masih berdetak begitu kencang, dan kepalanya terasa berdenyut hebat. Dia tak bisa membiarkan siapa pun tahu tentang ini.Dengan suara yang hampir bergetar, dia menatap dokter yang masih berdiri di samping tempat tidurnya. “Dokter,” ucapnya pelan, tapi penuh ketegasan. “Jangan katakan ini pada siapa pun. Aku tidak ingin ada yang tahu, termasuk Kakakku—Jonathan.”Dokter itu mengerutkan keningnya, jelas merasa bingung dengan permintaan mendadak ini. “Tapi, Nona, itu—”Sahira langsung memotongnya. “Tolong, Dok. Aku mohon. Jangan katakan apa pun.” Matanya yang biasanya penuh ketegaran kini berkaca-kaca.Dokter itu menatapnya dengan ragu. “Kenapa? Tapi, Tuan Joe yang memintaku untuk memeriksa Anda. Beliau pasti menginginkan hasilnya.”Sahira menggigit bibirnya, merasa semakin tertekan. “Bilang saja aku baik-baik saja, hanya kelelahan. Aku mohon, Dokter.”Dokter wanita it
last updateLast Updated : 2025-03-16
Read more

Jagoan kecil

Sahira berbaring di atas ranjang dengan tubuh yang terasa lelah. Namun pikirannya tak henti-hentinya berkelana. Tangannya perlahan membelai perutnya yang sedikit buncit. Ada sesuatu di sana, sesuatu yang tak kasat mata, tapi begitu nyata. Kedutan halus yang baru saja dia rasakan membuat dadanya bergetar hebat.Nyawa ...Ada kehidupan yang bersemayam di dalam tubuhnya.Sahira menelan ludah, lalu meraih gantungan kunci kecil berbentuk sepatu bayi dari meja di samping ranjang. Jemarinya yang ramping memainkan benda itu dengan lembut, sebelum akhirnya menaruhnya di atas perutnya.Dia tersenyum kecil. “Jagoan ... sama seperti ayahnya.”Nada suaranya penuh kasih, tapi juga getir. Dia menghela napas panjang, mencoba menahan gejolak emosinya.Bayinya kuat. Bahkan saat dia bertarung mati-matian, janin itu tetap bertahan. Tidak ada tanda-tanda bahaya. Tuhan tahu betapa Sahira telah melalui pertarungan yang hebat, tapi nyawa kecil ini tetap memilih untuk tinggal bersamanya.Matanya mulai memanas
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Dia datang

“Apa ini?”Sahira meneguk ludah.“I-itu ... gantungan ku-kunci.”Jonathan masih diam, tapi tak lama kemudian ...“Hahaha, kupikir apa yang kau sembunyikan.” dia tertawa.Sahira menganga, tak menyangka respon Jonathan seperti ini. Dia pikir Jonathan pintar, bisa menangkap maksud dari benda itu. Tapi ternyata ... sedikit oon juga.Baiklah, Sahira harus berpura-pura tidak tau menau soal benda tersebut.Jonathan masih tertawa kecil melihat gantungan itu. Tak ada rasa curiga sama sekali.“Jadi ini yang kau sembunyikan dariku?” tanyanya, memainkan gantungan berbentuk sepatu bayi di tangannya.Sahira meneguk ludah, berusaha tetap tenang. “Itu cuma gantungan biasa.”Jonathan mengangkat alis, melempar gantungan itu ke udara sebelum menangkapnya lagi. “Kau mulai menyukai barang-barang seperti ini?”Sahira mengangguk cepat. “Aku menemukannya di suatu tempat, dan kupikir itu lucu.”Jonathan mengamati wajah adiknya, seolah mencari tanda-tanda kebohongan. Tapi, tak menemukan apa pun yang mencurigak
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Diculik

Sahira merasakan darahnya berdesir saat melihat sosok itu berdiri di balik bayangan pepohonan. Siluet tinggi dengan bahu kokoh yang terlalu familiar. Matanya membelalak, napasnya tercekat di tenggorokan.Michael …Jantungnya berdebar hebat, tangannya mencengkeram pinggiran sofa tanpa sadar. Dia di sini. Dia datang untuknya.Tapi … bagaimana bisa? Bagaimana mungkin ada di sini?Tubuhnya menegang, otaknya dipenuhi berbagai kemungkinan. Jika Michael datang, itu artinya perang akan pecah. Jonathan tidak akan tinggal diam. Sahira harus lari--dia harus melindungi bayi di dalam perutnya!“Jasmine! Hei!” suara Adrian memecah lamunannya.Ia tersentak.Sosok Michael menghilang.Tidak ada suara tembakan. Tidak ada teriakan anak buah Jonathan.Tidak ada perang.Hanya ruangan yang tetap sunyi dengan Adrian yang kini menatapnya dengan alis berkerut.“Kau baik-baik saja?” tanyanya.Sahira mengerjap, menyadari bahwa tangannya gemetar. "Aku … aku baik-baik saja."Adrian menatapnya penuh selidik. “Kau
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Disiksa

“Michael!”Suara Sahira tercekat di tenggorokan.Michael menatapnya datar, “Seret dia, dan masukkan ke dalam ruang bawah tanah. Pastikan tidak ada orang yang tau. Perketat penjagaan. jangan sampai kakaknya datang sebelum kita menghabisi adiknya.”“Baik, Bos.”Deg!Sahira tercekat, dia menggeleng kuat. Dia tak bisa melawan saat mulut dan kedua tangannya terikat.“Ayo, cepat bawa! Pastikan juga dia tak bisa kabur!”Tubuh Sahira membatu. Kata-kata Michael menggema di benaknya.[“Perketat penjagaan. Jangan sampai kakaknya datang sebelum kita menghabisi adiknya."]Jantungnya seolah berhenti berdetak. Michael ingin membunuhnya untuk membalas dendam karena dia telah membunuh Sergio.Sahira menggeleng kuat, meronta sekuat tenaga meskipun tahu percuma. Tangannya masih terikat, mulutnya tersumpal. Suaranya hanya keluar sebagai erangan tertahan.“Engghh!”Lucas menariknya paksa keluar dari mobil, menyeretnya menuju bangunan tua di belakang gudang. Michael berjalan santai di belakang mereka, tan
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Mencoba kabur

Michael melangkah pergi, meninggalkan Sahira yang masih duduk dengan tangan terikat. Napasnya masih sedikit memburu, pikirannya penuh dengan kekacauan yang tidak ingin dia akui. Namun, baru beberapa langkah, suara lemah tapi tegas menghentikannya."Michael."Michael berhenti, tapi tidak menoleh.“Apa?”"Aku ... haus."Nada suara Sahira terdengar datar, nyaris tanpa emosi. Namun, Michael tahu betul bahwa tubuh manusia punya batasnya. Jika dia sudah meminta, itu berarti dia benar-benar butuh.Michael menyeringai tanpa melihat ke belakang. "Haus?" Dia berbalik perlahan, menatap Sahira yang masih berusaha mempertahankan harga dirinya meskipun wajahnya terlihat pucat.Sahira menatapnya lurus. "Aku ingin minum."Michael berjalan mendekat dengan langkah santai, matanya penuh dengan kejahatan yang nyaris terlihat seperti permainan baginya. Dia menunduk sedikit, menyamakan tinggi mereka, lalu membelai pipi Sahira dengan ujung jarinya—sentuhan yang bertolak belakang dengan kekejaman yang baru s
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status