Semua Bab HASRAT LIAR CEO (Perawan 200 Juta): Bab 61 - Bab 70

145 Bab

Hampir diperkosa

Sahira menggigil saat melihat Sergio yang berdiri di ambang pintu.Laki-laki itu sempoyongan, bau alkohol menyengat dari tubuhnya. Matanya sayu, tetapi sorotnya berkilat aneh, gelap, liar, dan mesum“Sahira … aku datang,” gumamnya dengan suara serak, bibirnya melengkung membentuk senyum miring yang membuat bulu kuduk Sahira berdiri.Jantung Sahira berdegup kencang.“Sergio, keluar dari kamarku!” serunya, suaranya bergetar antara marah dan takut.Sergio tertawa kecil. Lalu menutup pintu di belakangnya, membuat ruangan itu semakin terasa sempit dan pengap.“Kau manis sekali … tubuhmu seksi, ah ....” bisiknya, berjalan terhuyung mendekat. “Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu.”Sahira mundur, tangannya meremas seprai.“Sergio, kalau kau tidak keluar, aku akan berteriak!”ancamnya.Sergio tidak peduli. Dia terus berjalan, dan akhirnya berdiri di tepi ranjang. “Berteriaklah … aku ingin mendengarnya,” bisiknya, suaranya terdengar menggoda tetapi beracun.Sahira tahu ini berbahaya. Tangannya
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

Dapur nikmat 21+

Deg!Sahira tersentakDarahnya seolah membeku, napasnya tercekat di tenggorokan.“Sergio, lepaskan!” pekiknya spontan, tubuhnya berusaha meronta.Namun, saat ia berbalik dengan panik, matanya justru bertemu dengan sepasang mata tajam milik Michael.Sahira langsung diam. Dadanya masih naik turun akibat keterkejutan barusan.Michael menatapnya dengan sorot serius. “Kenapa kau selalu bereaksi seperti itu?” tanyanya dingin.Sahira menunduk, merasa malu sekaligus lega. “Aku … aku kira Sergio …”Mata Michael langsung berubah lebih gelap. Rahangnya mengeras. “Si4l, dia telah membuatmu trauma,” desisnya pelan.Sahira buru-buru menggeleng. “T-tidak. Aku hanya kaget saja.”Michael menatapnya dalam, lalu menarik napas panjang untuk meredam emosinya. “Aku tidak akan membiarkan dia menyentuhmu lagi,” ucapnya dengan nada tajam.Sahira hanya diam, entah kenapa, hatinya merasa sedikit lebih tenang mendengar kata-kata Michael.Michael kemudian mengalihkan perhatiannya ke wastafel. Ia mendecak pelan. “
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

Pergilah ...

Michael dan Sahira terkejut saat melihat Nyonya Evelyn berdiri di pintu dapur dengan ekspresi terkejut dan marah. Wanita paruh baya itu menatap keduanya dengan mata lebar, seolah tidak percaya apa yang sedang terjadi.“Apa yang sedang kalian lakukan?!” tanya Nyonya Evelyn dengan suara tinggi dan penuh amarah.“Shit! Mengganggu saja.”Michael dan Sahira langsung berpisah, berusaha menutupi tubuh mereka yang masih terbuka. Michael mengenakan celananya kembali, sementara Sahira berusaha menutupi tubuhnya dengan rok pendeknya.Michael berjalan mendekat ke ibunya, berusaha menjelaskan situasi yang sedang terjadi. “Mom, aku ingin berbicara denganmu tentang Sahira,” ucapnya dengan suara tenang.Nyonya Evelyn menatap putranya dengan mata yang masih lebar dan marah. “Apa-apaan ini, Mike?” tanyanya dengan suara yang masih tinggi.Michael mengambil napas dalam-dalam sebelum menjelaskan. “Sahira bukanlah pelayan, Mom. Dia adalah ... kekasihku.”Nyonya Evelyn terkejut, matanya semakin lebar dan ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

Melamar

Sore hari.Michael melangkah masuk ke dalam toko perhiasan mewah dengan penuh keyakinan. Toko itu berkilauan dengan cahaya yang memantul dari berbagai koleksi perhiasan mahal yang dipajang di etalase kaca. Interiornya elegan, dengan lampu kristal yang menggantung di langit-langit dan karpet merah yang melapisi lantainya.Seorang pegawai wanita berpakaian rapi segera menyambutnya dengan senyum profesional. “Selamat datang, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?”Michael mengangkat dagunya sedikit, matanya tajam menyapu seluruh toko. “Aku butuh cincin terbaik yang kalian punya. Yang paling mahal, paling berkelas.”Mata pegawai itu berbinar, menyadari bahwa pelanggan di hadapannya bukan orang biasa. Dengan anggun, dia mengisyaratkan Michael untuk mengikutinya menuju bagian khusus di dalam toko.Mereka berhenti di depan sebuah etalase kaca yang berisi koleksi eksklusif. Dengan hati-hati, pegawai itu mengambil sebuah kotak beludru hitam dari dalam laci dan membukanya di hadapan Michael.“Inilah s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Jebakan Karin

Michael menatap Karin yang masih terduduk di lantai dengan wajah pucat. Napas wanita itu tersengal, sisa ketakutan masih jelas di matanya.“Sudah aman sekarang,” ucap Michael, menepuk pundak Karin dengan ringan. “Aku harus pergi. Aku ada urusan penting malam ini.”Karin mengangkat wajahnya, menatap Michael dengan sorot mata penuh harap. “Mike, tolong jangan pergi dulu. Aku masih takut.”Michael menghela napas, melihat sekeliling apartemen Karin yang sudah berantakan setelah insiden tadi. Ia memang khawatir dengan kondisi Karin, tapi Sahira sedang menunggunya. Malam ini ia sudah berencana melamar wanita yang benar-benar ingin ia jadikan pendamping hidup.“Sudah tidak ada bahaya, Karin. Kalau masih takut, kunci pintumu rapat-rapat. Aku akan menyuruh seseorang untuk berjaga di luar,” kata Michael dengan nada lembut, tetapi tegas.Karin mengepalkan tangannya, merasa cemburu mendengar nada Michael yang seolah ingin segera pergi. Tapi ia menahan diri, tetap menjaga ekspresi wajahnya agar te
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Tak ingat apapun

Di dalam ruangan luas dengan pencahayaan temaram, Jonathan duduk di kursi kulit hitam di balik meja besar. Tangannya mengepal, wajahnya menunjukkan ekspresi tegang. Sebuah rokok menyala di antara jarinya, ia bahkan tidak tertarik untuk menghisapnya.Di depannya, ada beberapa anak buahnya berdiri dalam posisi tegap, menunggu perintah lebih lanjut. Salah satu dari mereka, pria berbadan tegap dengan luka bekas sayatan di pipi, melangkah maju dan memberikan laporan.“Bos, kami masih belum menemukan keberadaannya. Tapi … kami sudah mendapatkan jejaknya.”Mata Jonathan menyipit tajam. Ia menggerakkan jari-jarinya di atas meja, tanda ketidaksabarannya semakin memuncak.“Cepat temukan dia,” suaranya terdengar dingin.“Baik, Bos!” anak buahnya menjawab serempak.Jonathan bersandar di kursinya, lalu mengembuskan napas panjang. Matanya menatap tajam ke arah layar komputer yang menampilkan beberapa rekaman CCTV. Ia telah menghabiskan bertahun-tahun untuk mencari keberadaan seseorang.Jonathan mer
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Halo ... Pak Tua?

Michael memukul setir mobil dengan keras, menggeram penuh frustrasi. Dia tak punya waktu untuk memikirkan ini sekarang. Yang harus ia lakukan saat ini adalah kembali ke mansion dan menjelaskan semuanya pada Sahira.Michael tak peduli berapa kecepatan mobilnya saat ini. Yang ia inginkan hanyalah sampai di mansion secepat mungkin.Michael menginjak pedal gas dalam-dalam, membuat mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi di jalanan malam yang sepi. Rasa panik dan marah bercampur menjadi satu dalam dadanya.“Sahira ... maafkan aku ....”Michael harus segera menemui wanita itu dan menjelaskan segalanya.Setelah menempuh jarak panjang, akhirnya mobilnya berhenti di depan mansion, Michael segera keluar tanpa membuang waktu. Ia berjalan cepat melewati halaman depan dan langsung memasuki rumah dengan langkah tergesa.Begitu memasuki ruang tengah, matanya langsung menangkap sosok Evelyn yang duduk santai di sofa, menyesap segelas wine dengan ekspresi tenang, seolah tidak peduli dengan apa pun yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Aku sudah menjualnya

“Si-siapa kalian?”“Aku, Jonathan ... Jonathan Alexander.”“saya tidak kenal, tolong jangan menggangguku!”Haidar merasakan jantungnya berdegup kencang. Tangannya gemetar saat pria yang mengaku bernama Jonathan Alexander menarik kerah bajunya dengan kasar.“Apa kau tidak ingat, hah?!” bentak Jonathan. “Lima tahun lalu, kau menculik seorang bocah kecil bernama Jasmine! Di mana dia sekarang?! Di mana adikku?!”Haidar menelan ludah. Tubuhnya terasa menggigil. Dia tidak tahu jika keluarga dari gadis itu, mencarinya. Dan kini berdiri di hadapannya. “Saya tidak tahu apa yang Anda bicarakan,” ucap Haidar dengan suara bergetar. Dia berpura-pura tidak tahu.Jonathan semakin kesal. Tangannya yang besar mencengkeram kerah Haidar lebih erat, lalu menariknya hingga kaki Haidar hampir terangkat dari tanah.“Jangan pura-pura bodoh, Haidar!” suara Jonathan rendah dan mengancam. “Atau aku akan membunuhmu, mencincang dagingmu dan melemparnya ke kandang buaya sekarang juga!”Haidar merasa tubuhnya sema
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Aku ... Kakakmu!

“K-Kamu ...” Orang itu menatapnya dengan ekspresi yang sulit diartikan. Jonathan tersenyum. “Halo, Jasmine, kita bertemu lagi.” Sahira mengepalkan kedua tangannya, menatap pria dewasa yang terkenal kejam di depannya. “Ma-mau apa kamu?” dia merasa ketakutan. Tubuhnya menggigil hebat. Dia mundur selangkah kebelakang. “Jangan takut, Jasmine, aku tidak akan menyakitimu.” “Namaku Sahira! Bukan Jasmine.” “Tidak. Namamu Jasmine, bukan Sahira. Pria tua itu telah menipumu.” “Siapa, maksudmu?” “Haidar. Dia telah menculikmu saat berusia 5 5tahun.” Sahira menggeleng tak percaya, “Itu tidak mungkin! Ayahku bukan seorang penjahat.” “Jasmine percayalah. Aku kakakmu.” Sahira menggeleng kuat, tak percaya pria yang pernah hampir melecehkannya adalah keluarganya. “Tidak, kamu bukan kakakku!” “Aku kakakmu Jasmine, aku telah mencarimu selama bertahun-tahun. Dan kini, aku baru mengetahui kebenarannya.” Jonathan mengambil sesuatu di sakunya, lalu menyerahkan sebuah foto usang p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Kediaman Jonathan

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, akhirnya mobil yang ditumpangi Sahira dan Jonathan memasuki gerbang besar sebuah rumah megah. Sahira menatap ke luar jendela, matanya membelalak melihat bangunan kokoh dengan arsitektur klasik yang mencerminkan kemewahan. Pilar-pilar tinggi berdiri gagah di depan rumah, sedangkan halaman luasnya dipenuhi dengan taman yang tertata rapi, lengkap dengan air mancur di tengahnya. Saat mobil berhenti di depan pintu utama, seorang pelayan bergegas membukakan pintu untuk mereka. Jonathan turun lebih dulu, lalu melangkah ke sisi lain untuk membantu Sahira keluar. “Selamat datang di rumahmu, Jasmine,” ujar Jonathan sambil tersenyum. Sahira meliriknya sekilas, masih belum terbiasa dengan panggilan itu. Ia tidak membalas, hanya mengikuti langkah kakaknya menuju dalam rumah. Begitu melewati pintu besar yang diukir dengan detail rumit, Sahira semakin terkejut melihat interiornya. Langit-langit tinggi dihiasi lampu kristal yang megah, sementara lan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status