Michael berdiri di sana dengan rahang mengeras, tangan kanannya masih mengepal setelah melayangkan pukulan tadi.“Mau kau bawa ke mana dia, bajingan!” suara Michael rendah, penuh amarah.Jonathan menyeringai kecil, meskipun pundaknya masih terasa sakit. “Oh? Akhirnya kau sadar juga?”Michael tak menjawab. Dengan sigap, ia menarik Sahira dari pelukan Jonathan, menggendongnya tanpa ragu. Wanita itu tampak lemah, wajahnya pucat dengan napas yang tersengal.Tatapan Michael tajam menusuk. “Jangan pernah sentuh dia lagi.”Lalu, tanpa membuang waktu, ia berbalik dan berjalan cepat menuju kamarnya. Sementara, Jonathan hanya menatap kepergiannya dengan ekspresi penuh arti.“Ini belum selesai, Michael Nathaniel. Aku akan berikan kejutan untukmu. Hahaha.”Setibanya di dalam kamar, Michael segera membaringkan Sahira di tempat tidur. Ia menepuk pipi wanita itu pelan.“Sahira, bangun,” panggilnya cemas.Namun, wanita itu tetap terpejam. Napasnya berat, dahinya mulai berkeringat.Michael semakin pan
Terakhir Diperbarui : 2025-02-22 Baca selengkapnya