All Chapters of Istri yang Tergadai : Menjadi Kekasih Gelap Tuan CEO: Chapter 11 - Chapter 20

106 Chapters

Secercah Harapan

Denis yang berdiri di sisi ruangan nampak terkejut melihat asisten Alastar memberikan perhatian lebih kepada Joya. Wajahnya berubah tegang, dan ada kilatan ketidaksukaan yang jelas di matanya. “Pak Arman, kenapa Pak Alastar sampai mengirimkan makanan untuk istri saya?” tanyanya mencoba santai.Pak Arman menoleh ke arah Denis, senyumnya tidak luntur. “Pak Alastar hanya ingin memastikan Bu Joya baik-baik saja, terutama di situasi seperti ini.”Joya menelan ludah. Kata-kata itu terdengar manis, tetapi baginya ibarat racun yang membuat hatinya semakin pahit. Ia mengangkat kepala, menatap asisten Alastar itu dengan mata memincing.“Katakan kepada Pak Alastar bahwa saya bisa mengurus diri sendiri,” pungkas Joya, suaranya bergetar meski ia mencoba terdengar tegas.Pak Arman hanya tersenyum. “Anda bisa menyampaikan secara langsung kepada Pak Alastar. Saya hanya menjalankan tugas.” Dengan sangat terpaksa, Joya menerima tas yang diberikan Pak Arman meski hatinya menolak. Ia pun mengangguk kec
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Suami Pembuat Masalah

Piring di hadapan Joya masih menyisakan sedikit makanan, tetapi ia sudah tak sanggup menghabiskannya. Nafsu makannya mendadak hilang.Dengan berat hati, Joya berdiri, merapikan tasnya, dan melangkah keluar dari kafetaria. Langkah kakinya membawa Joya menuju lift yang akan membawanya ke lantai tiga, tempat ruang pemulihan ibu mertuanya berada.Ketika pintu lift terbuka, Joya melangkah masuk, diikuti oleh pasangan muda. Sang wanita tampak pucat dan bersandar lemah pada bahu suaminya. Sesekali ia mengeluh mual, dan suaminya dengan sabar mengusap punggungnya sambil berkata lembut.“Mungkin ini memang gejala kehamilan, Sayang. Kita pastikan saja nanti setelah pemeriksaan dengan dokter obgyn.”Mendengar percakapan itu, Joya tertegun. Matanya menatap pasangan tersebut dengan perasaan miris. Betapa beruntungnya wanita itu memiliki suami yang begitu perhatian, seolah menjadi pelindung di saat terlemah.Berbeda dengan Denis yang justru menjerumuskannya ke dalam lembah paling kelam. Joya hanya b
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Calon Guru Orang Kaya

Setelah kepergian dua orang penagih utang itu, Joya mengunci pintu dan jendela dengan tergesa-gesa, memastikan semuanya aman. Udara malam terasa semakin dingin, menusuk kulitnya. Langkah Joya menuju kamar mandi terasa berat, seolah ada ribuan beban yang menggantung di pundaknya.Joya berdiri di bawah shower, membiarkan air hangat mengalir ke seluruh tubuhnya. Namun pikirannya tetap berkecamuk. Bagaimana nasibnya nanti jika Denis ternyata tidak bisa membayar utang senilai lima belas juta? Sekarang saja, hidupnya sudah hancur. Denis telah "menjual" dirinya kepada Alastar untuk menjadi penghangat ranjang pria itu. Bagaimana jika ia dijadikan jaminan lagi kepada rentenir? Mungkinkah hidupnya akan terus seperti ini, menjadi korban dari keputusan bodoh suaminya? Joya menggigit bibirnya, mencoba menahan amarah dan ketakutan yang bergemuruh dalam dada. Selesai mandi, ia mengenakan pakaian tidur sederhana dan duduk di tepi ranjang. Tangannya meraih ponsel di meja kecil samping tempat tidur.
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bertemu Dia Lagi

Begitu memasuki rumah, Joya tertegun. Ruang tamu itu luar biasa mewah. Dindingnya berlapis marmer putih, dihiasi lukisan pemandangan dengan bingkai emas. Sofa kulit berwarna krem tersusun melingkar di tengah ruangan, menghadap meja kaca yang di atasnya terdapat vas bunga segar.“Silakan duduk, Nona,” ujar pria itu sambil menunjukkan sofa.Joya duduk dengan gugup, merapikan blazernya. Namun, rasa penasaran mendorongnya untuk bertanya, “Apakah Bryan ada di rumah sekarang?”Pria itu tersenyum kecil. “Ada, Nona. Saya akan memanggilnya untuk berkenalan. Mohon tunggu sebentar.”Beberapa menit kemudian, Joya mendengar suara langkah kaki kecil yang menuruni tangga. Ia menoleh, dan matanya langsung menangkap sosok anak laki-laki tampan dengan rambut hitam lebat dan mata bulat. Anak itu mengenakan kaus putih dan celana pendek biru, berjalan sambil ditemani seorang wanita muda yang tampaknya adalah pengasuhnya. “Bryan, jangan berlari di tangga! Itu berbahaya,” tegur pengasuhnya dengan suara lem
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Berbahaya

Dengan segala tenaga yang ia punya, Joya mencoba melepaskan diri dari Alastar. Namun, pria itu terlalu kuat. Tangannya bahkan melingkari lengan Joya dengan mantap, membuatnya terjebak dalam jarak yang terlalu dekat. Jantung Joya berdetak kencang, bukan hanya karena rasa takut tetapi juga karena ketidakberdayaan yang ia rasakan. "Lepas!" seru Joya dengan nada penuh amarah. Beruntung, suara ceria Bryan memecah ketegangan di ruangan itu. “Om Al, kenapa pegang Miss Joya?” tanyanya polos.Bocah tampan itu berdiri tak jauh dari mereka sambil membawa buku matematika. Di sampingnya, sang pengasuh tampak terkejut melihat situasi tersebut. Joya dan Alastar menoleh serempak. Alastar segera melepaskan Joya dan berbalik ke arah keponakannya, menampilkan senyum santai seolah tidak terjadi apa-apa. “Om memegang Miss Joya karena dia hampir jatuh tadi,” katanya, suaranya tenang. Bryan tampak puas dengan jawaban itu dan mengangguk. Ia berjalan mendekat dengan langkah kecil yang penuh semangat, m
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Tanda Kepemilikan

Detak jantung Joya serasa naik turun seperti roller coaster. Ada sesuatu dalam tatapan Alastar yang membuatnya merasa seperti rusa yang terjebak dalam pandangan pemburu. Joya pun mencoba menyusun alasan untuk segera pergi. “Saya akan pulang,” katanya tegas, berharap nada suaranya cukup untuk membuat pria itu tidak mempersulit.Alastar hanya tersenyum miring, sebuah ekspresi yang sulit diterjemahkan. “Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi begitu saja?” katanya dengan nada rendah, hampir berbisik. Joya mundur selangkah lagi, tetapi Alastar sudah menggerakkan tubuhnya dengan cepat, berdiri di antara Joya dan tangga. “Sudah aku katakan, aku belum selesai denganmu,” lanjutnya, suaranya tetap tenang.“Minggir, Pak,” desak Joya, mencoba terdengar meyakinkan meskipun suaranya gemetar.Alih-alih menuruti, Alastar menarik tangannya dengan lembut, mengarahkan Joya ke sebuah kamar di sebelah kamar Bryan. Joya ingin memberontak, tetapi Alastar terlalu kuat untuk dilawan.Setelah masuk ke kamar
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Apa yang Dilakukan Sepasang Kekasih?

Joya terdiam, wajahnya memerah sekaligus pucat. Perkataan Alastar membuat bulu kuduknya meremang, campuran rasa takut dan sesuatu yang lain yang enggan ia akui.Alastar berdiri di hadapannya, lalu perlahan membalikkan tubuh Joya agar mereka berhadapan. Mata kelamnya menatap lurus ke dalam mata Joya, membuat wanita itu merasa tidak punya tempat untuk bersembunyi.“Kenapa kau tiba-tiba melamar menjadi guru les Bryan?” lanjut Alastar, nada suaranya lebih lembut tetapi tetap memancarkan aura otoritas, “Apa kau butuh uang?”Joya mengernyitkan kening, mencoba melawan intimidasi dari tatapan pria di depannya. “Saya hanya ingin bekerja. Saya ingin menghasilkan uang dari usaha sendiri,” jawabnya, suaranya bergetar tetapi matanya memancarkan keteguhan.Mendengar jawaban Joya, Alastar kemudian mengeluarkan dompet dari saku celananya dengan gerakan santai. Dari dalamnya, pria itu mengambil sebuah kartu berwarna hitam mengilap.“Ambil ini. Pakai untuk apa saja yang kau inginkan,” kata Alastar men
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Main Hati

Joya menuruni anak tangga dengan hati berdebar, pikirannya masih berputar pada kejadian di kamar Alastar. Ia menghela napas berat sebelum akhirnya turun ke bawah. Begitu melewati ruang tamu, Joya berpapasan dengan pria paruh baya yang pertama kali membukakan pintu untuknya. Pria paruh baya itu mengangguk hormat, seakan ia adalah seorang nyonya rumah."Nona, Tuan Muda sudah menunggu di dalam mobil," katanya dengan sopan sambil menunjuk ke arah luar.Joya hanya mengangguk singkat, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. Dia melangkah keluar, dan mendapati sebuah mobil sport mewah yang berkilau di bawah sinar matahari. Bentuknya aerodinamis dengan warna hitam matte yang elegan. Logo Lamborghini terpampang jelas di kap depan, dan desainnya langsung memancarkan kesan prestise. Tampilan kendaraan tersebut membuat Joya terpana. Biasanya, ia hanya melihat mobil seperti itu lewat layar kaca atau diecast di toko mainan. Tidak pernah sekalipun terbayang bahwa dia akan berada sedekat ini dengan
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Pembohong Ulung

Joya merasakan detak jantungnya semakin cepat. Ia melihat Siena, adiknya, berdiri di hadapannya dengan dahi berkerut, menunggu jawaban atas pertanyaan yang baru saja dilontarkan. Merasa bingung, Joya menggenggam tali tasnya erat-erat, jari-jarinya sedikit gemetar. Senyuman kecil yang ia paksakan terasa canggung, nyaris tak meyakinkan."Oh... itu," Joya tergagap, lidahnya terasa kelu. "Tadi... aku hanya menumpang," ujarnya pelan, suaranya hampir tak terdengar. "Menumpang?" Siena menyipitkan mata, memancarkan rasa ingin tahu yang semakin dalam. "Dengan siapa?" Joya merasa seperti terpojok. Ia menggoyangkan ujung rambutnya dengan gelisah, mencoba mengalihkan perhatian sang adik. Mustahil, ia mengatakan yang sebenarnya—bahwa mobil itu milik Alastar, CEO sekaligus pemilik perusahaan tempat Siena dan Denis bekerja.Setelah beberapa detik yang terasa hening, sebuah ide melintas di benak Joya.“Aku baru selesai memberikan les privat. Pamannya muridku itu berbaik hati menawarkan tumpangan k
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Curiga

Dalam sepersekian detik, Joya melihat Denis menatap kalung di lehernya, dengan ekspresi yang sulit diartikan. Ada sesuatu di balik tatapan pria itu, tetapi Joya tidak ingin memikirkannya lebih jauh. Ketegangan di antara mereka terasa mencekik, hingga Siena tiba-tiba melangkah maju, mencairkan suasana dengan suara lembutnya. “Mas Denis, biar aku yang bantu menyuapi Bu Dewi,” pintanya sambil mengulurkan tangan. Denis mengangguk, menyerahkan mangkuk bubur yang masih setengah penuh. “Terima kasih, Siena.” Siena duduk di kursi Denis dan mulai menyuapi Bu Dewi dengan hati-hati. Joya memperhatikan adiknya, merasa lega karena Siena tidak menyadari suasana tegang yang sempat terjadi. Namun, hanya dua suapan, Siena buru-buru meletakkan mangkuk di meja dan berdiri. “Siena, ada apa?” tanya Joya, bingung melihat wajah adiknya yang mendadak pucat. Siena hanya menggeleng lemah, lalu berlari menuju kamar mandi di dalam ruangan itu.Joya, yang panik, segera menyusul. Ia berdiri di depan pintu ka
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
PREV
123456
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status