Dalam sepersekian detik, Joya melihat Denis menatap kalung di lehernya, dengan ekspresi yang sulit diartikan. Ada sesuatu di balik tatapan pria itu, tetapi Joya tidak ingin memikirkannya lebih jauh. Ketegangan di antara mereka terasa mencekik, hingga Siena tiba-tiba melangkah maju, mencairkan suasana dengan suara lembutnya. “Mas Denis, biar aku yang bantu menyuapi Bu Dewi,” pintanya sambil mengulurkan tangan. Denis mengangguk, menyerahkan mangkuk bubur yang masih setengah penuh. “Terima kasih, Siena.” Siena duduk di kursi Denis dan mulai menyuapi Bu Dewi dengan hati-hati. Joya memperhatikan adiknya, merasa lega karena Siena tidak menyadari suasana tegang yang sempat terjadi. Namun, hanya dua suapan, Siena buru-buru meletakkan mangkuk di meja dan berdiri. “Siena, ada apa?” tanya Joya, bingung melihat wajah adiknya yang mendadak pucat. Siena hanya menggeleng lemah, lalu berlari menuju kamar mandi di dalam ruangan itu.Joya, yang panik, segera menyusul. Ia berdiri di depan pintu ka
Last Updated : 2025-01-20 Read more