Semua Bab Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin: Bab 31 - Bab 40

79 Bab

31. Mau Pulang

Dalam perjalanan ke kantor, Brandon terlihat tegang. Ia memegang setir dengan mengcengkramnya kuat-kuat. Masih terkejut karena Kelly mengusirnya dari kediamannya sendiri.Hanya karena ia ada janji rapat dengan klien pagi inilah, ia menurut dan pergi dengan perasaan gelisah. Dalam pikirannya, kenapa setiap kali mereka bercinta, selalu diakhiri dengan marah. Bukankah mereka menikmatinya?Wajah Brandon yang suram membuat Ian menghela napas berat. Bos-nya kembali datang dengan bad mood. Alamat rapat akan penuh dengan ketegangan.“Apa ada yang ingin kamu lakukan dulu?” tanya Ian saat Brandon menatap telapak tangannya yang diperban.Brandon hanya menggeleng pelan.“Mungkin ingin bercerita sesuatu? Rapatnya bisa aku undur beberapa menit.”Kali ini, Brandon mengembuskan napas panjang. Ia menyandarkan tubuh pada punggung kursi kebesarannya, mengaitkan jari-jari tangan dan mengusap-usap bibir.“Kamu mungkin tidak akan bisa memberiku solusi.”“Hmm ... kamu tau? Bercerita bukan hanya untuk mencar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

32. Takut Jatuh Cinta

Granny Eliza terdiam mendengar cerita Kelly. Hatinya berdesir mellihat wanita di sampingnya menangis perlahan. Meski baru beberapa bulan, Granny Eliza sudah merasa sayang pada Kelly.“Bagaimana kamu membantu Brandon jika kamu tidak di sini?” Granny Eliza berkata lembut.Kelly mendongak dan menatap wajah elegan Granny Eliza. “Aku akan tetap mempertahankan pernikahan sampai Brandon mendapatkan dana tersebut.”“Bagaimana jika pengacara mengecek keberadaanmu?”“Bilang saja aku pulang karena ... kondisi kesehatan orang tuaku.”Satu garis muncul di antara alis Granny Eliza. “Orang tuamu sakit?”Tidak mau berbohong, Kelly menggeleng. Ia mengatakan ayahnya memiliki penyakit jantung dan ia hanya ingin memastikan bahwa saat ini keadaannya baik-baik saja.“Kamu bisa meneleponnya.”Embusan napas berat terdengar. Hampir setiap malam, sang Daddy melakukan video call. Tapi, itu tidak sama dengan bertemu secara langsung.“Aku ... maksudnya, setelah menikah diam-diam, aku merasa sangat bersalah dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-04
Baca selengkapnya

33. Mabuk Kepayang

Mungkin jika Kelly tidak minum obat flu, ia tidak akan tidur nyenyak. Dalam tidur, Kelly bahkan bermimpi bermesraan dengan Brandon, lalu terbangun dengan debaran jantung yang kuat."Tolol. Ngapain aku mimpi begitu, sih!" Kelly mengumpat untuk diri sendiri.Tidak bisa tidur lagi, Kelly bermain ponsel. Ia mengecek berita di media sosial. Identitasnya dan keluarga masih tersembunyi. Begitu juga dengan status pernikahan rahasianya."Aman." Kelly berucap penuh kelegaan.Karena masih sangat pagi, Kelly memutuskan jogging sebelum mandi. Wanita itu mengenakan sport bra dan legging."Akhirnya sepatu olahraga ini dipakai lagi." Kelly terkekeh karena sejak datang ke negara ini ia belum sempat jogging.Sambil berjalan, Kelly melakukan pemanasan. Ia mengamati sekeliling dan mencari jalur jogging di sekitar taman.Setelah cukup pemanasan, Kelly mulai berlari mengelilingi taman. Ternyata mansion Brandon sangat luas dengan tanaman yang tertata indah. Karena berlari dengan mata menatap sekeliling, Kel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

34. Ternyata Dermawan

“Bisa nggak sih dia jadi jelek sebentar saja?”“Apa? Kamu ngomong apa barusan?” Brandon menegur Kelly.Kelly jadi gelagapan sendiri. Tadinya ia hanya bermaksud bicara pada diri sendiri. Kenapa justru kata-kata itu keluar dari bibirnya?“Nggak. Itu jalanannya jelek banget.” Kelly berkilah cepat.Wajah Brandon merengut. “Sepertinya tadi kamu tidak bilang begitu.”“Umm ... apa kita akan terlambat? Apa aku kabari Granny Eliza saja?” Kelly berusaha mengalihkan percakapan.Brandon menggeleng. “Tak perlu, tak apa.”Kelly mengangguk. Otaknya berputar untuk kembali mencari topik percakapan agar Brandon tidak curiga.“Tadi saat jogging, bagaimana kamu tau kalau aku nyasar ke pemukiman?”Sekilas, Brandon menoleh menatap Kelly. “Karena setelah lima menit kamu tidak terlihat di lintasan jalur lampu.”Akh. Jadi, dia sampai menghitung waktu demi melihat aku berada di jalur yang tepat? Kelly jadi geer sekarang.Tapi kemudian dengan cepat ia menggeleng. Brandon perhatian hanya karena khawatir. Jangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-05
Baca selengkapnya

35. Dari Jarak Dekat

Tiga pasang mata menatap heran pada Kelly. Secara tak sadar, Kelly menyanggah tegas pernyataan Mr. Karl."M -- Maaf. Maksudku, saat aku terakhir melihat di negaraku, Tuan Dalton baik-baik saja. Ia masih menjadi pembicara sebagai tamu kehormatan di universitasku." Kelly menjelaskan panjang lebar.Granny Eliza tersenyum lembut. "Oh begitu. Yaaa ... semoga beliau baik-baik saja sekarang.""Iya." Kelly membalas pelan."Ya sudah. Mungkin Brandon dan Karl masih ingin bicara tentang perkumpulan mereka. Ayo, kita berkeliling, Kelly." Granny Eliza meraih tangan Kelly dan menuntunnya berjalan keluar.Brandon melirik Kelly hingga wanita itu menghilang bersama Granny."Sekretaris itu cantik dan cerdas." Karl mengedipkan satu matanya pada Brandon.Brandon jadi sadar Karl mengamatinya melirik Kelly. Ternyata teman bisnisnya ini cukup jeli juga."Kamu juga cukup perhatian padanya saat rapat tadi.""Hanya membimbingnya saja." Brandon berkilah sambil mengibaskan tangan.Karl mengangguk-angguk. "Oh ya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya

36. Paket Mewah

“Tentang kita!”“Tidak ada yang perlu kita bahas mengenai itu.” Brandon terdengar mendengus kasar.“Tapi, aku ingin kamu tidak selalu menghindariku.”“Aku memang tidak terbiasa berteman dengan wanita.”“Beri aku kesempatan, Brandon.”Brandon menggeleng. Tanpa kata pergi dengan cepat.Kelly yang berada di kamar mandi dan hendak keluar, terpaksa menahan langkah. Dari balik pintu yang telah ia buka sedikit, Kelly mendengar pembicaraan Brandon dan asisten pribadi Granny Eliza – Herlin.Sambil mengintip dan melihat keadaan telah aman, Kelly keluar dari kamar mandi. Dalam hati bertanya-tanya ada hubungan apa antara Brandon dan Herlin? Dari obrolan yang ia dengar, sepertinya mereka pernah memiliki hubungan khusus.Kepala Kelly menggeleng. Buat apa ia penasaran? Tapi ternyata, meski telah berusaha, tanda tanya itu tetap di pikirannya.Hingga jam kantor usai. Kelly tidak melihat lagi sosok Brandon.“Kelly,” panggil Granny Eliza. “Kita pulang bersama, ya.”“Eh, tidak perlu repot-repot mengantar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-06
Baca selengkapnya

37. Anda Memiliki Musuh?

Kelly berlari keluar kamar. Ia turun melalui tangga dan bertemu Brandon. Spontan memeluk erat lelaki tersebut sambil tersedu.“Shit!” Brandon mendesis seraya membalas pelukan Kelly.Detik berikutnya, Kelly mendengar suara memekakkan telinga. Brandon telah menyalakan alarm bahaya. Lelaki itu lalu menenangkan Kelly di ruang tamu.“Ada apa?” Brandon bertanya meski Kelly masih menenggelamkan wajah di dadanya.“Hiks, hiks, bingkisan itu .... ““Kotak yang ada di depan pintumu? Itu bukan dariku.”Mendengar ucapan Brandon, Kelly semakin menangis. Brandon melepaskan pelukan Kelly dan menatap wajahnya. Tangan Brandon mengusap air mata di pipi wanita di depannya.“Apa isinya?”“Ba – Bangkai kucing.”Sesaat, Brandon menahan napas. Lalu, menarik tubuh Kelly kembali ke dalam pelukan. Tangannya kini mengusap-usap punggung Kelly agar wanita itu tenang.Baru kali ini, Kelly melihat mansion Brandon ramai. Para pelayan berdiri berjejer. Para sekuriti mondar-mandir. Bahkan ada lelaki-lelaki berseragam.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya

38. Membuat Heboh

Dini hari, Kelly terjaga. Ia memicingkan mata dan menatap tangan kokoh Brandon yang masih mendekapnya. Pasti tangan itu kebas sekarang karena semalaman berada di posisi yang sama berjam-jam.“Ini terlalu nyaman, Kelly. Kamu harus menghindar. Pernikahan ini hanya demi uang tiga triliun!” Kelly bergumam dalam hati, mengingatkan dirinya sendiri.Perlahan, Kelly memindahkan tangan berotot Brandon. Namun akhirnya ia urungkan karena Brandon terlihat bergerak. Sambil menggigit bibir bawahnya, Kelly menatap wajah lelaki di depannya.Kelly terbiasa melihat lelaki tampan. Daddy, kakak-kakak lelaki, sepupu bahkan keponakan-keponakan lelakinya memiliki wajah yang sedap dipandang. Tetapi, Brandon berbeda.Fitur wajah dan panca inderanya sempurna. Matanya yang terpejam seolah menyembunyikan rahasia. Rahangnya tegas menambah kesan kuat dan protektif.Napas Brandon yang teratur dan dalam membuat Kelly merasa tenang. Ia jadi betah berlama-lama memandang Brandon.“Sudah puas menatapku?”“Argh.” Kelly t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-07
Baca selengkapnya

39. Sedingin Antartika

Hampir saja Granny Eliza terkena lemparan ponsel Kelly. Wanita yang masih elegan di usia senja itu memungut ponsel Kelly dan menatap layarnya. Ia sama terkejutnya dengan Kelly."Ya ampun, Kelly sayang." Granny meletakkan ponsel Kelly di meja dan segera memeluk Kelly.Kelly sudah dapat menguasai diri. Yang ia heran, kenapa Ria juga mengirimkan foto bangkai kucing tersebut. Bukan cuma satu, tetapi entah berapa karena Kelly tidak sempat membuka file yang lain."Siapa yang mengirim?""Ria. Dia satu-satunya temanku di RichScent. Rasanya aku tidak percaya ia juga menerorku dengan gambar-gambar itu.""Kamu takut?"Kelly menggeleng. Meski bulu kuduknya masih merinding, ia mencoba kuat."Wanita yang tegar." Granny Eliza memuji."Aku hanya sendirian di negara ini, Granny. Keluargaku sudah berpesan untuk kuat menghadapi masalah."Granny Eliza menahan napas sejenak mendengar ucapan Kelly. Lalu, tersenyum manis."Kamu punya keluarga Richmont yang akan menjagamu, terutama Granny."Kelly terdiam men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya

40. Sakit Maag?

Kelly menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan sambil memegangi kedua ujung wastafel. Tidak banyak yang barusan ia keluarkan. Mungkin karena seharian lambungnya hanya terisi sedikit makanan.“Pasti karena aku telat makan.” Kelly menggumam dalam hati.Ia kembali ke ruang makan setelah merasa lebih baik. Granny Eliza mengamati dengan penuh perhatian.“Kenapa lama sekali? Kamu tidak apa-apa?”“Umm ... hanya sakit perut, Granny. Mungkin karena terlambat makan.”Alis Granny Eliza terangkat sedikit. “Tadi siang kamu belum makan?”Kelly menggeleng pelan setelah itu minum air mineral. Granny Eliza mengembuskan napas panjang lalu meraih tasnya. Sebuah obat cair dalam kemasan terjulur ke depan Kelly.“Minum obat maag ini dulu, setengah jam kemudian baru lanjutkan makan.”Kepala Kelly mengangguk. Ia menurut karena merasa memang membutuhkan penenang lambungnya.“Apa ini sering terjadi?”“Tidak, Granny.”Granny Eliza mengangguk lega. Seingatnya pada pemeriksaan kesehatan Kelly, wanita di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status