Home / Fantasi / Lembah Kaisar Takdir / Kabanata 71 - Kabanata 80

Lahat ng Kabanata ng Lembah Kaisar Takdir : Kabanata 71 - Kabanata 80

109 Kabanata

Bab 71: Jejak Para Leluhur

Liu Feng berdiri di depan gerbang batu besar yang menjulang di hadapannya. Ukiran-ukiran di permukaan gerbang tampak hidup, seolah menceritakan kisah para leluhur yang pernah menguasai dunia dengan kekuatan yang menakjubkan. Udara di sekitarnya bergetar oleh aura yang berasal dari gerbang itu, membuat tubuh Liu Feng terasa ringan sekaligus berat dalam waktu bersamaan."Ini... adalah jejak para leluhur," gumamnya, suara seraknya hampir tenggelam oleh keheningan yang mendominasi tempat itu.Shen Tao, yang berdiri di sampingnya, mengangguk perlahan. "Gerbang ini adalah titik awal dari segala legenda yang pernah kau dengar. Di baliknya, kekuatan sejati tersembunyi, menunggu seseorang yang cukup layak untuk mengungkapnya."Kata-kata itu membuat jantung Liu Feng berdegup lebih kencang. Selama ini, ia telah melewati berbagai rintangan, kehilangan, dan pengkhianatan, semuanya demi mencapai momen ini. Namun, saat ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh gerbang, rasa ragu menyelusup ke dalam h
last updateHuling Na-update : 2025-01-03
Magbasa pa

Bab 72: Pertarungan Tanpa Akhir

Gemuruh langkah kaki yang semakin mendekat membuat atmosfer di dalam lorong terasa semakin menyesakkan. Liu Feng mengangkat pedangnya, menatap ke depan dengan mata tajam, siap menghadapi apa pun yang akan muncul dari kegelapan. Shen Tao berdiri di sisinya, kedua tangannya bersiap dengan energi spiritual yang berkilauan, seolah-olah dia adalah perwujudan dari seorang dewa penjaga."Siapa pun yang mendekat, mereka bukan sekadar prajurit biasa," kata Shen Tao dengan nada datar. "Aura mereka... gelap dan penuh kebencian. Mereka pasti memiliki hubungan dengan kegelapan yang kau lawan selama ini."Liu Feng tidak menjawab. Ia hanya mengangguk pelan, matanya terus mengawasi bayangan yang semakin jelas. Ketika akhirnya sosok-sosok itu muncul dari kegelapan, Liu Feng bisa merasakan hawa dingin yang menjalar ke tulangnya.Di hadapan mereka, berdiri sekelompok makhluk berzirah hitam legam, dengan senjata yang berkilauan di bawah cahaya api biru. Mereka bukan manusia biasa. Mata mereka merah menya
last updateHuling Na-update : 2025-01-04
Magbasa pa

Bab 73: Jejak Dalam Bayangan

Kegelapan malam menyelimuti lembah yang kini dipenuhi aroma darah dan bara api yang belum padam sepenuhnya. Liu Feng berdiri di tengah reruntuhan, napasnya terengah-engah. Langit di atasnya tampak muram, seolah menangisi kehancuran yang telah terjadi. Di sekelilingnya, hanya ada sunyi yang menyayat hati, kecuali suara langkah-langkah yang datang dari arah kejauhan.Liu Feng memejamkan mata, mencoba merasakan kehadiran musuh yang mungkin masih mengintai. Tubuhnya dipenuhi luka, namun tekadnya tetap membara. “Apakah ini akhir? Tidak,” gumamnya dengan suara penuh keyakinan.Namun, di balik puing-puing reruntuhan, sebuah suara lirih terdengar, “Liu Feng... hati-hati. Mereka belum selesai.” Itu adalah suara dari salah satu murid yang selamat, namun kondisinya tampak lemah. Liu Feng berbalik dan segera mendekati orang tersebut.“Siapa? Siapa yang masih di sini?” tanya Liu Feng, matanya memancarkan kilatan ketegangan.Murid itu menunjuk ke arah utara, ke sebuah gua gelap yang terlihat menyer
last updateHuling Na-update : 2025-01-04
Magbasa pa

Bab 74: Cahaya di Tengah Kegelapan

Udara pagi yang dingin menusuk hingga ke tulang. Liu Feng melangkah keluar dari gua yang penuh dengan bayangan gelap dan ingatan akan pertarungan sengit semalam. Langit kini mulai berubah warna, dari hitam pekat menjadi merah keemasan. Namun, suasana di dalam hati Liu Feng tetap berat, seperti batu yang tak bisa diangkat.Di depannya terbentang padang luas yang diselimuti kabut tipis. Namun, di kejauhan, ia bisa melihat sebuah perkampungan kecil. Liu Feng mengepalkan tangannya, luka-luka di tubuhnya masih terasa perih. Namun, ia tahu waktu untuk beristirahat sudah habis."Setiap langkahku semakin mendekat pada takdir yang entah seperti apa akhirnya," gumamnya pelan, suaranya terdengar getir namun penuh tekad.Saat ia mulai berjalan menuju perkampungan itu, suara langkah kecil terdengar di belakangnya. Liu Feng berhenti, matanya tajam melirik ke belakang. Dari balik bayangan pepohonan, seorang anak kecil dengan wajah kotor dan pakaian compang-camping muncul.“Siapa kau?” tanya Liu Feng
last updateHuling Na-update : 2025-01-04
Magbasa pa

Bab 75: Tekad yang Tak Terbendung

Langit perlahan diselimuti kegelapan, meskipun malam belum sepenuhnya tiba. Udara terasa berat, seolah menyimpan firasat akan kehancuran yang segera datang. Liu Feng berdiri di tepi bukit kecil di depan sebuah gua tua, dikelilingi oleh reruntuhan desa dan nyala api yang terus membakar tanpa ampun. Di balik punggungnya, sekumpulan penduduk desa yang tersisa menatapnya penuh harap, meski ketakutan jelas terpancar di wajah mereka."Feng-ge, mereka mendekat!" seru seorang pria muda dari dalam gua, dengan suara yang sedikit bergetar.Liu Feng mengangguk tanpa menoleh, tatapannya tetap terpaku ke arah para musuh berjubah hitam yang muncul dari balik pepohonan. Jumlah mereka banyak, jauh lebih banyak daripada yang ia perkirakan sebelumnya. Di depan mereka, berdiri pemimpin kelompok itu—seorang pria bertubuh tinggi dengan mata merah menyala, memancarkan aura kegelapan yang begitu kuat hingga membuat bulu kuduk berdiri."Serahkan dirimu, Liu Feng," kata pria itu dengan suara berat yang bergema
last updateHuling Na-update : 2025-01-05
Magbasa pa

Bab 76: Awal Pertempuran Terakhir

Langit kelam bergemuruh di atas Lembah Kaisar Takdir, menandakan dimulainya pertempuran besar yang akan menentukan nasib dunia. Awan hitam berputar dengan ganas, menciptakan pusaran yang seakan siap menelan segalanya. Dari kejauhan, pasukan musuh yang tak terhitung jumlahnya mulai bergerak, suara langkah kaki mereka mengguncang tanah di bawahnya seperti genderang perang yang tak berkesudahan.Liu Feng berdiri di atas tebing yang menghadap ke medan pertempuran. Matanya tajam, menatap lurus ke arah Raja Kegelapan yang berdiri gagah di tengah pasukannya. Raja Kegelapan memancarkan aura mengerikan, sosoknya tinggi menjulang dengan mantel hitam yang berkibar di tengah angin kencang. Sorot matanya penuh dengan keangkuhan dan kebencian, seakan menikmati momen ketika kegelapan akan segera menelan dunia.Di belakang Liu Feng, para murid Lembah Kaisar Takdir bersiap dengan senjata di tangan mereka. Beberapa dari mereka berusaha menenangkan diri dengan menarik napas panjang, sementara yang lain
last updateHuling Na-update : 2025-01-05
Magbasa pa

Bab 77: Jejak Akhir Kegelapan

Di tengah medan perang yang hening, Liu Feng berdiri mematung, napasnya terengah-engah, namun tatapannya tetap tajam seperti bilah pedang di tangannya. Cahaya dari Pedang Cahaya Abadi yang ia genggam memantulkan sisa-sisa kehancuran di sekitarnya—tanah yang retak, darah yang membasahi tanah, dan tubuh-tubuh tak bernyawa dari prajurit yang telah gugur dalam pertempuran. Angin dingin berembus, membawa aroma logam bercampur kesedihan dan kehancuran."Hari ini adalah akhirnya," gumam Liu Feng pada dirinya sendiri, suaranya pelan namun penuh kepastian. Ia menyadari bahwa semua perjalanan yang ia lalui, semua penderitaan dan pengorbanan, telah membawanya ke titik ini. Tapi meski kemenangan hampir di depan mata, bayang-bayang kegelapan masih belum sepenuhnya sirna.Dari balik kabut tebal di kejauhan, suara langkah berat mulai terdengar. Sosok-sosok bayangan bermunculan, semakin lama semakin jelas. Itu adalah pasukan terakhir dari sang Pemimpin Kegelapan, sebuah kekuatan sisa yang mengerikan
last updateHuling Na-update : 2025-01-05
Magbasa pa

Bab 78: sang Penjaga Langit

Langit yang retak seperti cermin usang semakin membesar. Retakan itu mengeluarkan kilatan cahaya keunguan yang menyerupai petir, menari liar di angkasa. Serpihan-serpihan langit mulai jatuh, setiap pecahannya memancarkan aura dingin yang menggetarkan, seakan dunia sendiri tengah runtuh.Di bawahnya, Liu Feng berdiri di atas tebing yang hampir ambruk akibat guncangan hebat. Tubuhnya penuh luka; darah mengalir dari pelipisnya hingga membasahi dada, namun sorot matanya tetap tajam. Napasnya berat, seolah setiap tarikan adalah perjuangan, tapi semangat juangnya tidak goyah sedikit pun.“Apa ini…?” gumamnya, tatapannya terpaku pada celah di langit yang kini terlihat seperti portal ke dimensi lain. Dari dalam celah itu, terdengar bisikan-bisikan lirih, seperti jeritan jiwa-jiwa yang terperangkap. Aura kegelapan yang menjalar darinya kian menguat, mencekam setiap sudut.Namun, pemandangan itu bukan hanya menarik perhatian Liu Feng. Seluruh penjuru lembah kini terfokus pada fenomena tersebut.
last updateHuling Na-update : 2025-01-06
Magbasa pa

Bab 79: Warisan yang Terkunci

Liu Feng terengah-engah, matanya menatap tajam pada retakan di tanah yang terus memancarkan cahaya merah menyala. Setiap getaran yang muncul terasa seperti dentuman keras di telinganya, memaksa tubuhnya untuk tetap siaga meski rasa lelah dan sakit menjalar."Ini... apa lagi sekarang?" gumamnya, menggenggam pedangnya lebih erat.Cahaya merah yang muncul dari dalam retakan perlahan membentuk lingkaran aneh dengan pola yang kompleks. Pola itu seperti ukiran kuno, berisi simbol-simbol yang tidak dapat dimengerti namun memancarkan aura kejahatan. Semakin lama, cahaya itu menjadi semakin intens, memancar hingga menyinari area yang luas.Dari dalam retakan itu, muncul suara-suara yang bergema. Suara itu seperti nyanyian ribuan jiwa yang penuh penderitaan, menggaung dalam harmoni menyeramkan. Liu Feng mencoba memusatkan pikirannya, namun aura di sekitarnya semakin berat, membuatnya sulit bernapas."Jiwa-jiwa yang terperangkap..." pikir Liu Feng, mengingat kisah lama yang pernah ia dengar tent
last updateHuling Na-update : 2025-01-06
Magbasa pa

Bab 80: Cermin Kegelapan

Langit di atas reruntuhan itu dipenuhi awan pekat berwarna kelabu yang memancarkan kilatan-kilatan merah seperti darah. Udara terasa berat, seolah menekan tubuh Liu Feng yang kini berdiri di tengah padang luas tersebut. Di hadapannya, sosok yang sangat mirip dengannya berdiri dengan tenang, namun auranya memancarkan kebencian dan kekuatan yang mencekam.Sosok itu memiringkan kepalanya, senyuman licik menghiasi wajahnya. "Jadi, kau adalah Liu Feng yang diharapkan menyelamatkan dunia? Betapa mengecewakan."Liu Feng mengepalkan tinjunya. "Siapa kau? Mengapa kau terlihat seperti diriku?"Sosok itu tertawa pelan, suaranya bergema seperti petir yang membelah langit. "Aku? Aku adalah cermin dari jiwamu, Liu Feng. Semua ketakutan, keraguan, dan kemarahan yang kau simpan selama ini... akulah manifestasi dari itu semua."Mata Liu Feng menyipit, mencoba mencerna kata-kata sosok itu. "Jadi, kau hanyalah bayangan yang diciptakan oleh tempat ini? Aku tidak punya waktu untuk bermain-main dengan ilus
last updateHuling Na-update : 2025-01-06
Magbasa pa
PREV
1
...
67891011
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status