Home / Fantasi / Lembah Kaisar Takdir / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Lembah Kaisar Takdir : Chapter 81 - Chapter 90

109 Chapters

Bab 81: Pintu Keabadian

Liu Feng berdiri di depan sebuah gerbang raksasa yang tampak seolah-olah terbuat dari campuran obsidian hitam dan emas berkilauan. Ukiran rumit memenuhi permukaannya, menampilkan gambar-gambar yang menceritakan kisah yang sudah dilupakan oleh waktu. Cahaya temaram dari lilin-lilin biru di sekitarnya memantulkan kilauan misterius, memberikan gerbang itu aura magis sekaligus menakutkan.Hati Liu Feng berdegup kencang. Ia sudah melalui banyak hal untuk mencapai titik ini—pengkhianatan, pertempuran, pengorbanan—semua demi mencari kekuatan yang akan membantunya melindungi apa yang berharga baginya. Namun, berdiri di hadapan gerbang ini, ia merasakan sesuatu yang berbeda. Seolah-olah seluruh perjalanan sebelumnya hanyalah awal dari ujian yang sebenarnya."Dunia yang ada di balik pintu ini... apakah aku benar-benar siap?" pikirnya, ragu sejenak.Tiba-tiba, suara menggema yang dalam dan penuh wibawa terdengar, "Apakah kau akan berdiri di sana selamanya, ataukah kau memiliki keberanian untuk m
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 82: Gerbang Akhir dan Awal Baru

Di bawah langit yang berpendar warna keemasan, Liu Feng berdiri dengan napas tersengal-sengal. Dataran yang dipenuhi kristal-kristal berkilauan di sekitarnya terasa begitu nyata, namun sekaligus ilusi. Angin lembut yang membawa aroma aneh menyapu wajahnya, membuatnya sadar sepenuhnya bahwa ia telah meninggalkan lorong gelap yang sebelumnya hampir menelannya hidup-hidup.Di hadapannya, sosok misterius dengan mata keemasan berdiri tegak, auranya begitu tenang namun penuh tekanan. Tidak ada senjata di tangannya, namun Liu Feng tahu bahwa kekuatan sosok ini jauh di luar jangkauan kemampuannya saat ini."Liu Feng," suara sosok itu terdengar lembut namun tegas, seperti alunan musik yang membawa ketenangan sekaligus rasa hormat. "Kau telah melewati ujian yang hanya sedikit orang mampu bertahan. Namun, ini bukan akhir. Ini adalah awal dari takdirmu yang sebenarnya."Liu Feng mengerutkan alis, matanya menatap tajam ke arah sosok itu. "Siapa kau? Dan apa tempat ini?"Sosok itu tersenyum tipis,
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 83: Di Ambang Kehancuran

Liu Feng berdiri di depan gerbang besar yang menjulang di hadapannya. Cahaya dari Gerbang Keabadian yang tadinya menyilaukan mulai meredup, seakan-akan merespons emosi yang berkecamuk di dalam dirinya. Keheningan yang menyelimuti tempat itu memberikan tekanan yang luar biasa. Di balik gerbang ini, ia tahu, kebenaran yang selama ini ia cari tengah menunggunya. Namun, langkahnya terhenti. Ada sesuatu yang tidak ia pahami—sebuah kehadiran yang terus mengintai dari bayang-bayang. Liu Feng memejamkan matanya, mencoba merasakan keberadaan itu lebih dalam. Tidak ada suara, tidak ada angin, hanya getaran halus yang membelai kesadarannya. Saat ia membuka matanya kembali, pemandangan di sekitarnya berubah. Bukannya berdiri di depan gerbang, ia sekarang berada di tengah medan perang yang sunyi. Tanah retak di bawah kakinya dipenuhi jejak darah, dan di kejauhan, tumpukan senjata berkarat berserakan seperti sisa-sisa pertempuran besar. Liu Feng mengernyit. "Apa ini? Apakah ini ilusi lain?" Tib
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 84: Kebangkitan yang Tak Terduga

Suasana medan pertempuran menjadi sunyi. Kepulan asap masih menyelimuti area yang sebelumnya dipenuhi suara jeritan dan benturan senjata. Tanah yang tadinya kokoh kini berubah menjadi kawah besar, penuh dengan retakan yang menyebar hingga jauh ke kejauhan. Angin dingin menyapu puing-puing pertempuran, membawa aroma darah dan abu.Para prajurit, baik dari pihak Liu Feng maupun musuh, berdiri terpaku, tak berani bergerak. Semua mata tertuju pada pusat ledakan yang kini menjadi jurang gelap tanpa dasar. Tidak ada yang tahu apakah Liu Feng berhasil selamat, atau apakah dia telah mengorbankan dirinya sepenuhnya untuk membinasakan musuh."Apa yang baru saja terjadi?" bisik salah satu prajurit, matanya masih terbuka lebar, penuh ketakutan."Dia... dia melepaskan kekuatan yang tidak manusiawi. Tapi... ke mana dia sekarang?" jawab yang lain, suaranya gemetar.Di sisi lain medan perang, bayangan pemimpin kegelapan tampak mulai goyah. Sosok itu berdiri dengan napas terengah-engah, tatapannya ter
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 85: Titik Temu Kehancuran dan Harapan

Kegelapan yang menyelimuti langit perlahan mulai surut, namun ketegangan masih terasa menusuk di udara. Liu Feng berdiri di tengah medan yang hancur, tubuhnya bergetar menahan tekanan energi yang terus mengalir dari simbol api kuno di dadanya. Di depannya, sosok bayangan raksasa itu tampak tak terpengaruh, malah terlihat semakin kuat.“Aku kagum,” kata sosok itu dengan suara menggema. “Tak banyak yang bisa bertahan sejauh ini melawan kehendakku. Tapi apakah kau benar-benar berpikir harapan kecil itu mampu mengalahkanku?”Liu Feng tidak menjawab. Ia menarik napas dalam, mencoba menenangkan pikirannya. Simbol api di dadanya kembali menyala terang, memancarkan gelombang energi yang menggetarkan tanah.Tanpa aba-aba, bayangan itu melesat maju, mengayunkan tangannya yang besar seperti pisau tajam ke arah Liu Feng. Liu Feng melompat ke samping, menghindari serangan itu dengan jarak yang sangat tipis. Namun, dampaknya membuat tanah di sekitarnya hancur berkeping-keping.“Jika aku tidak bisa
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 86: Gemuruh Kekuasaan yang Tersembunyi

Liu Feng berdiri di tepi tebing yang curam, matanya memandang jauh ke cakrawala. Langit di atasnya menghitam, penuh dengan awan pekat yang seolah menahan hujan badai yang akan segera turun. Namun, badai yang lebih besar terjadi dalam dirinya. Hatinya berkecamuk, memikirkan keputusan yang harus diambil. Di bawah tebing itu, lembah kegelapan menanti, tempat di mana kebenaran dan kebohongan bercampur menjadi satu.Di belakangnya, suara langkah kaki mendekat. Itu adalah Yan Mei, yang sejak pertemuan terakhir mereka, selalu hadir di sisi Liu Feng. Namun kali ini, wajahnya memancarkan kekhawatiran yang lebih dalam.“Liu Feng,” suara Yan Mei terdengar berat. “Apakah kamu yakin dengan jalan yang akan kau tempuh? Dunia ini akan berubah selamanya setelah keputusanmu.”Liu Feng tidak menjawab segera. Dia memejamkan matanya, membiarkan angin dingin menerpa wajahnya. Ingatan tentang perjalanan panjangnya, pengorbanan yang telah dibuat, dan musuh yang telah dia hadapi berputar dalam pikirannya.“Ak
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 87: Pertemuan dengan Kegelapan

Suara tawa dingin itu menggema, memenuhi setiap celah lembah yang sunyi. Liu Feng berdiri diam, menggenggam pedangnya lebih erat, matanya tajam menatap sosok yang baru muncul dari balik kegelapan. Aura hitam pekat yang menyelimuti sosok itu begitu padat, hingga membuat udara di sekitar mereka terasa seperti diselimuti kabut tebal yang mencekik.Yan Mei melangkah maju, berdiri sejajar dengan Liu Feng, wajahnya penuh dengan kewaspadaan. "Liu Feng, makhluk ini berbeda... auranya jauh lebih gelap dan mematikan," bisiknya.Sosok itu perlahan mendekat, cahaya merah dari matanya semakin terang seiring setiap langkahnya. Tubuhnya diselimuti jubah hitam panjang yang bergerak seolah-olah memiliki nyawa sendiri, mengalir seperti bayangan. Wajahnya samar-samar terlihat, namun dari bibirnya terukir senyum sinis yang penuh ejekan."Aku tidak menyangka seorang manusia sepertimu bisa melangkah sejauh ini," kata sosok itu dengan suara yang dingin dan menggema. "Tapi sayangnya, keberanianmu hanya akan
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 88: Pertarungan Melawan Bayangan

Liu Feng melompat ke tengah medan pertempuran, bergabung dengan gurunya melawan sosok berjubah hitam dan naga bayangannya. Dentuman energi terus bergema, memecah kegelapan di sekitar mereka. Setiap serangan yang dilancarkan membawa kekuatan yang luar biasa, tetapi kegelapan tetap merayap, seakan tidak pernah habis.Yan Mei, yang perlahan memulihkan tenaganya, berdiri di belakang mereka dengan tangan gemetar. Panah energinya melesat satu per satu, membantu menahan makhluk-makhluk bayangan yang terus menyerang dari segala arah. Namun, ia tahu kekuatan mereka terbatas. Mereka berada di ambang keputusasaan, sementara musuh tampaknya tidak memiliki batas energi.Di tengah pertempuran itu, sosok berjubah hitam tertawa. Suaranya menggema, menciptakan getaran yang membuat tanah di bawah mereka berguncang. "Liu Feng, kau berani berdiri melawanku, tetapi apa yang kau harapkan? Cahaya? Harapan? Semuanya adalah ilusi. Kegelapan adalah kebenaran dunia ini!"Liu Feng tidak menjawab. Matanya tetap f
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 89: Di Balik Tabir Keberanian

Liu Feng berdiri mematung di depan reruntuhan kuil yang tampak seperti sisa-sisa peradaban kuno. Bayangan masa lalu menyeruak dari setiap sudut ruangan. Suasana sekeliling terasa begitu sunyi, hanya suara angin yang menerobos melalui celah-celah dinding yang rapuh. “Apa ini... tempat terakhir yang ditinggalkan oleh para pelindung dunia lama?” pikir Liu Feng sambil menyentuh ukiran yang memudar di dinding. Jejak sejarah yang ditinggalkan di sini bagaikan bisikan yang membawa pesan-pesan dari masa lampau. Namun, tak ada waktu untuk merenung. Langkah Liu Feng terhenti ketika ia merasakan aura yang familiar namun mencekam. Sebuah bayangan mulai bergerak di balik pilar besar, seolah menantangnya untuk maju. Ia mengepalkan pedangnya erat, merasakan berat beban tanggung jawab yang ada di pundaknya. "Aku tahu kau di sana," kata Liu Feng dengan nada tegas, tatapannya tajam menembus kegelapan. Dari balik bayangan, sosok tinggi berjubah hitam perlahan muncul. Mata merah menyala dari bawah tu
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 90: Keberanian yang Diuji

Liu Feng berdiri terpaku di tempatnya, matanya tak berkedip menatap sosok raksasa yang kini menjulang di hadapannya. Entitas itu tidak lagi hanya sekadar seekor naga. Sosoknya kini merupakan perwujudan dari kegelapan murni, seperti bayangan hidup yang membentuk tubuh raksasa dengan mata merah menyala seperti obor neraka. Suara dengusan napasnya saja membuat udara di sekitar terasa lebih berat, seolah-olah sedang dihancurkan oleh beban yang tak terlihat.Namun, Liu Feng tidak mundur. Tubuhnya yang terasa lelah dan penuh luka tampak rapuh, tetapi tekadnya tetap membara. Ia tahu, apa pun yang terjadi, ia tidak bisa menyerah. Tidak di sini. Tidak saat semua orang yang ia lindungi bergantung pada keberaniannya.“Jadi, kau adalah wujud asli dari kegelapan ini,” gumam Liu Feng, suaranya rendah namun jelas.Bayangan raksasa itu tidak langsung merespons. Sebaliknya, ia hanya menatap Liu Feng dengan intensitas yang membuat tulang punggungnya terasa dingin. Perlahan, suara yang dingin dan mendal
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status