Home / Fantasi / Lembah Kaisar Takdir / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Lembah Kaisar Takdir : Chapter 61 - Chapter 70

109 Chapters

Bab 61: Kegelapan yang Terlepas

Di bawah langit yang berwarna merah darah, Liu Feng menatap tajam ke arah Qi Lian yang berdiri dengan tenang di depan portal besar yang memancarkan energi gelap. Di sekitar mereka, tanah retak, dan kabut hitam perlahan merayap, menyelimuti segalanya. Xiao Ling berdiri di samping Liu Feng, napasnya memburu, sementara tubuhnya mulai memancarkan cahaya pelindung untuk menghalau kabut tersebut."Qi Lian," seru Liu Feng, suaranya menggema di udara tegang. "Tutup portal itu sebelum semuanya terlambat!"Namun, Qi Lian hanya tersenyum dingin. "Kalian bodoh kalau berpikir aku akan mundur sekarang. Segel yang membatasi kekuatan kegelapan telah terbuka. Sebentar lagi, kekuatan sejati akan membanjiri dunia ini. Dan aku, pemimpinnya, akan menjadi penguasa segalanya."Liu Feng mengepalkan tangannya dengan keras, pedangnya berkilauan dengan energi biru yang memancar. "Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan dunia ini!"Sebelum Qi Lian bisa menjawab, Liu Feng melompat maju dengan serangan penuh kek
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 62: Jejak Keputusasaan

Hembusan angin malam yang dingin merambat melalui celah-celah reruntuhan, membawa bau darah, debu, dan kehancuran. Liu Feng berdiri diam di tengah puing-puing pertempuran, memandangi tempat di mana portal kegelapan pernah berdiri. Di sekelilingnya, tanah yang sebelumnya subur kini berubah menjadi tandus, retak seperti kaca yang pecah. Kabut gelap yang tadinya mendominasi perlahan-lahan memudar, namun jejak energi yang tersisa tetap menghantui udara.Xiao Ling duduk bersimpuh di dekatnya, matanya memandangi luka-luka yang memenuhi tubuh Liu Feng. Tangannya yang kecil bergetar saat dia menyalurkan energi penyembuh ke dalam luka-luka tersebut. Namun, meski tubuh Liu Feng perlahan pulih, tatapan kosong di matanya menunjukkan luka yang lebih dalam, luka yang tidak bisa sembuh hanya dengan sihir penyembuhan."Ini bukan akhir," bisik Xiao Ling, suaranya lirih tapi tegas. "Qi Lian mungkin telah pergi, tapi aku yakin dia masih memiliki rencana lain."Liu Feng menarik napas dalam-dalam, mencoba
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 63: Api Kebenaran

Langit malam di atas pegunungan berselimut bintang, seolah memandang rendah pada pertempuran sengit yang terjadi di bawahnya. Di tengah lembah, Liu Feng berdiri tegak, tubuhnya dipenuhi luka. Namun, matanya menyala dengan semangat yang tak tergoyahkan. Di depannya, seorang pria bertopeng dengan aura gelap yang memancar dari tubuhnya menatap dingin, mengangkat pedang hitam yang seolah menyerap cahaya di sekitarnya. "Dunia ini penuh dengan kebohongan," suara pria bertopeng itu berat, bergema di antara tebing-tebing, "Hanya dengan menghancurkannya, kita bisa membangun dunia baru." Liu Feng mengepalkan tangannya, mengabaikan rasa sakit yang menyengat. "Kebohongan hanya bisa dilawan dengan kebenaran. Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan segalanya!" Tiba-tiba, angin malam berubah menjadi badai. Energi di sekitar mereka bergolak, menciptakan pusaran yang menyerap daun-daun kering dan debu. Pria bertopeng itu menyerang lebih dulu, pedangnya meluncur cepat seperti kilat. Liu Feng melomp
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 64: Keheningan yang Mengintai

Malam itu, bulan memancarkan sinarnya yang redup di antara awan-awan kelabu yang bergerak lambat. Di atas lembah yang luas, angin berdesir membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang tergerus waktu. Liu Feng berdiri di atas sebuah bukit kecil, memandangi perkemahan di bawah sana. Tenda-tenda berwarna kusam tertata rapi, sementara nyala api unggun memancarkan bayangan para prajurit yang sedang bersiap menghadapi pertempuran berikutnya. Namun, suasana malam itu terlalu hening. Tidak ada suara tawa atau percakapan biasa yang sering terdengar dari para prajurit. Hanya ada bisikan lembut angin yang membawa kecemasan, seolah-olah dunia tengah menahan napas menunggu sesuatu yang besar terjadi. Liu Feng menghela napas panjang, matanya menyipit memandangi cahaya api unggun. Pikirannya dipenuhi oleh peringatan sosok berjubah hitam yang mereka temui beberapa malam sebelumnya. "Pemimpin sejati kegelapan akan bangkit." Kata-kata itu masih terngiang di telinganya, menimbulkan rasa cemas yang su
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 65: Pertemuan Takdir

Hutan lebat di sisi timur Gunung Hitam diselimuti kabut tebal. Pepohonan yang menjulang tinggi menutupi cahaya bulan, menciptakan bayangan gelap yang bergerak di setiap sudut. Liu Feng berjalan perlahan di atas tanah basah, setiap langkahnya berhati-hati, seolah menyadari bahwa dirinya sedang diawasi. Luka-luka yang masih belum sembuh dari pertarungannya sebelumnya terasa seperti bara yang menyala di tubuhnya. Namun, ia tidak punya pilihan selain melanjutkan perjalanan."Tempat ini terlalu sunyi," gumamnya sambil merasakan udara di sekitarnya. Tangannya menggenggam pedang dengan erat, siap menghadapi bahaya kapan saja.Tiba-tiba, suara langkah terdengar di kejauhan. Liu Feng berhenti dan memfokuskan pendengarannya. Langkah itu terdengar mendekat dengan cepat, menciptakan ketegangan yang menyesakkan. Ia segera mengambil posisi bertahan, api keemasan mulai menyala di sekeliling tubuhnya.Dari balik kabut, seorang pria muncul. Rambut putih panjangnya berkibar oleh angin, dan jubah hitam
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 66: Titik Balik Kegelapan

Langit malam menggantung kelam di atas lembah yang mencekam, seakan seluruh dunia menahan napas menyaksikan pergulatan yang terjadi di dalamnya. Hembusan angin dingin menerpa wajah Liu Feng, membawa bisikan-bisikan halus dari kekuatan yang tersembunyi di balik kegelapan. Dalam hati, ia tahu bahwa malam ini adalah malam yang akan mengubah segalanya.Liu Feng berdiri di tepi jurang besar, menatap ke bawah pada arus magma bercahaya merah yang mengalir dengan tenang namun penuh ancaman. Di sekelilingnya, dinding-dinding lembah tampak seperti raksasa tua yang menyaksikan perjuangan manusia dengan kebijaksanaan dan kesedihan abadi. Di hadapannya, sesosok bayangan berdiri tegak, memancarkan aura kelam yang membuat udara seolah menjadi lebih berat.“Liu Feng, apakah kau benar-benar berpikir bahwa api kecil yang kau bawa ini mampu mengalahkan kegelapan abadi?” suara itu berbicara, berat dan bergema, seperti ratusan jiwa berbicara bersamaan.Namun, Liu Feng tidak mundur. Matanya membara dengan
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 67: Tarian Bayangan dan Cahaya

Lembah yang gelap kini bergetar oleh kekuatan yang baru saja dilepaskan. Suara gemuruh terdengar dari segala arah, memantul di dinding batu yang menjulang tinggi. Liu Feng berdiri dengan waspada, matanya terfokus pada celah yang kini memuntahkan cahaya merah menyilaukan. Udara di sekitar semakin berat, terasa seperti dipenuhi ribuan beban tak kasat mata.Dari celah itu, bayangan besar muncul perlahan. Wujudnya menyerupai seorang raksasa, dengan tubuh yang terdiri dari kabut hitam pekat dan mata merah membara seperti bara api. Setiap langkah yang diambil makhluk itu membuat tanah bergetar, memaksa Liu Feng memperkuat pijakannya."Ini adalah ujian sesungguhnya," gumam Liu Feng, lebih kepada dirinya sendiri. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa pertarungan kali ini akan jauh lebih sulit dibanding sebelumnya.Makhluk raksasa itu menundukkan kepalanya sedikit, memperhatikan Liu Feng seperti predator yang menilai mangsanya. “Manusia kecil, kau telah melewati tahap awal. Namun, keberanianmu akan
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 68: Langkah di Tengah Kegelapan

Bayangan lembah kembali bergolak, seolah merespons kehadiran sosok yang baru tiba. Liu Feng berdiri dengan napas tersengal, tubuhnya penuh luka dari benturan sebelumnya. Namun, matanya kini terpaku pada sosok yang perlahan melangkah ke depan, memancarkan cahaya keemasan yang membelah kegelapan seperti matahari pagi yang bangkit dari horizon.Sosok itu tinggi dan anggun, jubah putihnya berkilauan dengan benang-benang emas yang memancarkan aura suci. Wajahnya sulit dikenali karena dikelilingi oleh lingkaran cahaya yang terus bergerak, tapi suara yang terdengar darinya membawa kedamaian sekaligus kewibawaan yang tak terbantahkan.“Liu Feng,” suara itu memanggil namanya, seolah menggetarkan lembah hingga ke dasarnya. “Kau telah melakukan perjalanan panjang, dan keberanianmu telah membawa kau sejauh ini. Namun, ini bukanlah ujung jalanmu.”Makhluk kegelapan itu tampaknya terganggu oleh kehadiran sosok bercahaya tersebut. Ia menggeram marah, suaranya seperti guntur yang bergemuruh di tengah
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 69: Gema Kegelapan

Angin malam berhembus membawa aroma tanah yang basah, seolah mencoba meredakan ketegangan yang melingkupi lembah. Liu Feng berdiri di antara reruntuhan pertempuran sebelumnya, tubuhnya masih menggigil oleh sisa-sisa energi yang mengalir di udara. Namun, ia tahu, ini bukanlah akhir. Kata-kata terakhir dari makhluk kegelapan itu terus terngiang di pikirannya."Kegelapan yang lebih besar sedang menunggumu..."Liu Feng mengepalkan tangannya. Dengan pedang di sisinya, ia melangkah perlahan ke arah pusat lembah, di mana tanah mulai retak dan bergetar. Sosok bercahaya yang telah menyelamatkannya sebelumnya tetap berdiri diam, matanya yang bersinar menatap jauh ke depan.“Liu Feng,” sosok itu berbicara dengan suara tenang, namun penuh otoritas. “Apa yang terjadi barusan hanyalah permulaan. Kegelapan ini tidak datang tanpa alasan. Ada sesuatu yang lebih besar dan lebih berbahaya di balik semua ini.”“Apa yang sebenarnya terjadi?” Liu Feng akhirnya bertanya, mencoba menekan rasa takut dan kebin
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 70: Gerbang Menuju Takdir

Liu Feng berdiri di tepi jurang besar yang baru saja terbentuk di bawah kakinya. Tanah yang retak di sekitarnya seperti berdenyut, memancarkan aura hitam yang menyesakkan dada. Suara berat yang bergema dari dalam retakan itu terus mengulang namanya, semakin dalam dan semakin menyeramkan.“Liu Feng... Aku telah menunggu...”Angin dingin berhembus, membawa suara itu semakin jelas ke telinga Liu Feng. Ia menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya meskipun tubuhnya merasakan ancaman besar yang belum pernah ia alami sebelumnya. Pedangnya, yang biasanya menyala terang, kini hanya berpendar lemah, seolah merasakan energi gelap yang menyelimuti tempat itu.“Ini... bukan hanya pertarungan biasa,” gumam Liu Feng kepada dirinya sendiri. “Ini adalah titik balik segalanya.”Suara berat itu kembali menggema, kali ini lebih keras dan penuh kekuatan, mengguncang tanah di bawahnya. “Kau yang memikul api kebenaran... Kau pikir kau layak untuk menentangku? Kau hanyalah bagian kecil dari rencana yang jau
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status