Home / Fantasi / Lembah Kaisar Takdir / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Lembah Kaisar Takdir : Chapter 51 - Chapter 60

106 Chapters

Bab 51: Di Ambang Keputusan

Liu Feng berdiri di hadapan reruntuhan yang ditinggalkan oleh pertempuran sebelumnya. Meski tubuhnya terasa berat oleh luka dan kelelahan, tekadnya tetap tidak goyah. Kegelapan yang melingkupi langit seakan menjadi pengingat bahwa perjalanannya masih jauh dari selesai.Di sekelilingnya, para murid yang selamat mulai merawat rekan-rekan mereka yang terluka. Yue Ling terlihat memimpin kelompok kecil, memastikan semua orang mendapatkan perhatian yang mereka butuhkan. Namun, setiap tatapan yang ia berikan kepada Liu Feng dipenuhi oleh kekhawatiran yang tak dapat disembunyikan."Kau harus istirahat," kata Yue Ling saat ia mendekati Liu Feng. "Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tapi kau tidak akan bisa melawan mereka dalam kondisi seperti ini."Liu Feng menggeleng, menatap pedangnya yang telah retak setelah menghadapi Penghancur Takdir. "Aku tidak punya waktu untuk istirahat. Mereka masih di luar sana, dan aku tahu mereka sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar. Kita ha
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 52: Bayangan di Balik Kabut

Kabut tebal menyelimuti jalan setapak yang sempit, menciptakan suasana mencekam di sekeliling Liu Feng dan kelompoknya. Suara langkah kaki mereka hampir tidak terdengar di atas tanah lembab, tetapi setiap gerakan terasa seperti gema yang menusuk di antara pepohonan. Yue Ling berjalan di samping Liu Feng, diam namun waspada. Di belakang mereka, beberapa murid yang tersisa mengikuti dalam formasi rapi, senjata mereka terhunus."Liu Feng," bisik Yue Ling, memecah keheningan yang menyesakkan. "Kabut ini bukan kabut biasa. Rasanya seperti ada sesuatu yang mengawasi kita."Liu Feng mengangguk pelan, matanya terus mengamati setiap sudut di sekeliling mereka. "Aku merasakannya juga. Bersiaplah untuk apa pun."Suasana semakin tegang ketika suara samar seperti desahan angin terdengar dari kejauhan. Namun, angin itu tidak terasa, hanya suara yang melayang di antara mereka. Salah satu murid berhenti sejenak, menatap ke arah kegelapan yang melingkupi jalan di depan."Apa itu?" tanya murid tersebut
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Bab 53: Jejak di Antara Bintang

Perjalanan Liu Feng dan kelompoknya berlanjut di tengah tekanan yang semakin memuncak. Kabut tebal masih menyelimuti jalan setapak, tetapi kali ini terasa lebih berat, seperti memendam sesuatu yang tidak terlihat. Liu Feng memimpin dengan hati-hati, telinganya menangkap setiap suara yang tidak wajar. Yue Ling berada tepat di belakangnya, dengan tangan siaga di gagang pedangnya."Liu Feng, jejak makhluk tadi... berhenti di sini," bisik Yue Ling sambil menunjuk ke tanah yang lembab. Tidak ada tanda-tanda makhluk itu melanjutkan perjalanannya, seolah menghilang begitu saja di antara kabut.Liu Feng berjongkok, memeriksa jejak itu dengan seksama. Tanahnya tampak tidak alami—ada sisa energi gelap yang menguar dari bekas kaki makhluk itu, menyatu dengan kabut di sekeliling. Ia merasakan hawa dingin menjalari tubuhnya, meskipun ia tidak menunjukkan keraguan di depan kelompoknya."Ini jebakan," gumam Liu Feng pelan. "Mereka ingin memecah perhatian kita."Tanpa peringatan, suara aneh terdengar
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 54: Jalan di Balik Kabut

Langit gelap semakin menebal, menciptakan suasana mencekam di tengah perjalanan Liu Feng dan kelompoknya. Kabut yang sebelumnya hanya menyelimuti permukaan tanah kini naik lebih tinggi, menutupi pandangan mereka hingga hampir tak terlihat apa pun di depan. Suara angin yang menggema di antara pepohonan terdengar seperti bisikan, seolah mengolok-olok keberanian mereka."Tempat ini seperti memerangkap kita," kata Yue Ling dengan nada yang dipenuhi kewaspadaan. Pedangnya tergenggam erat, dan matanya terus bergerak, memperhatikan setiap sudut.Liu Feng berjalan di depan, matanya fokus pada jalan setapak yang samar. "Tempat ini memang bukan sekadar jalur biasa. Kabut ini diciptakan untuk menguji kesabaran dan mental kita."Di tengah perjalanan, mereka menemukan sesuatu yang aneh. Sebuah patung besar berdiri di tengah jalan setapak, berbentuk seorang pria tua yang memegang tongkat. Wajahnya tampak penuh luka, dengan ekspresi kesedihan yang mendalam. Namun, yang paling mencolok adalah mata pa
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 55: Bayang-Bayang Pemimpin Kegelapan

Kabut tebal perlahan kembali menyelimuti hutan, menciptakan suasana yang semakin mencekam. Angin dingin berhembus, membawa aroma kematian yang memekat. Liu Feng berdiri dengan tubuh tegak, memandangi serigala bertanduk yang perlahan mendekat. Aura gelap yang memancar dari makhluk itu terasa seperti menekan dada mereka, membuat para murid yang lain gemetar di tempat. "Liu Feng, makhluk ini jauh lebih kuat dari yang lain," kata Yue Ling dengan nada bergetar. Ia menatap makhluk itu dengan pedang terangkat, keringat dingin membasahi pelipisnya. "Tentu saja," balas Liu Feng dengan tenang. "Tapi dia juga punya kelemahan. Kita hanya perlu menemukan celah itu." Serigala bertanduk itu menggeram rendah, seolah mengerti kata-kata mereka. Langkahnya pelan namun mantap, setiap langkah membuat tanah di bawahnya retak. Di sekelilingnya, bayangan-bayangan aneh mulai terbentuk, seolah bayangannya sendiri hidup dan bersiap menyerang. Liu Feng menarik napas dalam-dalam, merasakan energi dari Jala
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 56: Jejak di Balik Kabut

Liu Feng berdiri di atas tebing curam, memandang lembah yang tertutup kabut pekat. Angin dingin berhembus, membawa aroma tanah basah dan keheningan yang menggantung. Di bawahnya, suara gemuruh air terjun memecah kesunyian, namun di balik itu, ada sesuatu yang lebih mendalam, sebuah keheningan yang menyeramkan. Ia tahu bahwa tempat ini bukanlah tempat biasa—ini adalah tempat di mana banyak cerita gelap terpendam, tempat yang menyimpan jejak sejarah yang terlupakan."Aku merasakan sesuatu di sini," gumam Liu Feng, matanya menyipit, berusaha menembus kabut. "Energi ini... tidak biasa."Shen Tao, yang berdiri di belakangnya, mengangguk dengan ekspresi serius. "Ini adalah tempat yang disebut orang-orang tua sebagai 'Kabut Pemisah Jiwa.' Banyak yang masuk ke sini, tapi sedikit yang kembali. Dan mereka yang kembali... tidak pernah menjadi diri mereka yang sama."Kata-kata Shen Tao menggantung di udara, berat dan menekan. Liu Feng mengeratkan cengkeramannya pada gagang pedang di pinggangnya.
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 57: Ancaman dari Langit

Langit yang sebelumnya kelabu kini berubah menjadi pekat, hampir seperti malam yang turun tiba-tiba. Liu Feng berdiri diam di atas tanah berbatu, memandang bayangan raksasa yang mulai terbentuk di cakrawala. Bayangan itu bergerak perlahan, namun setiap langkahnya mengguncang bumi. Suara gemuruh yang menyertainya bukan hanya berasal dari tanah yang bergetar, tetapi juga dari suara seruan yang asing, seperti raungan makhluk purba yang penuh dengan amarah."Apa lagi ini?" pikir Liu Feng, tangannya secara refleks meraih gagang pedang di pinggangnya. Ia sudah menghadapi bayangannya sendiri, melewati ujian kabut yang melelahkan, tetapi ancaman ini terasa berbeda. Energi yang memancar dari makhluk itu begitu menekan, seperti udara yang berat di tengah badai.Saat sosok itu semakin dekat, Liu Feng mulai bisa melihat lebih jelas bentuknya. Makhluk itu menyerupai naga, tetapi dengan tubuh yang dilapisi paku tajam seperti duri-duri pohon tua. Matanya merah menyala, penuh dengan kebencian yang da
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 58: Jejak Sang Pengkhianat

Setelah pertarungan sengit di dataran merah, Liu Feng dan rombongannya terus melanjutkan perjalanan. Luka-luka mereka telah sembuh sebagian berkat ramuan penyembuh yang mereka peroleh dari kuil kuno, tetapi rasa lelah yang menggerogoti tubuh mereka tidak bisa diabaikan. Perjalanan ini mulai terasa seperti ujian tanpa akhir, dan setiap langkah membawa mereka lebih dekat ke tujuan, tetapi juga semakin berat untuk dilalui.Di malam yang sunyi, saat mereka beristirahat di sebuah lembah kecil, Shen Tao mendekati Liu Feng dengan raut wajah yang serius. "Liu Feng, ada sesuatu yang mengganggu pikiranku," katanya, suaranya nyaris berbisik agar tidak membangunkan yang lain."Apa itu, Guru?" tanya Liu Feng, mengangkat alisnya."Aku telah merasakan jejak energi gelap sejak kita meninggalkan kuil kuno. Sepertinya seseorang atau sesuatu sedang mengikuti kita," Shen Tao menjelaskan sambil menatap ke arah hutan yang gelap di sekitar mereka.Liu Feng mengepalkan tangan. Ia sudah menduga ada sesuatu ya
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 59: Jejak Takdir yang Tergelap

Langit mulai memerah saat fajar menjelang, namun tidak ada rasa lega yang menyelimuti hati Liu Feng. Setelah peristiwa pengkhianatan Qi Lian, situasi semakin mencekam. Shen Tao masih terbaring lemah, sementara kelompok kecil mereka kini hanya tersisa segelintir orang. Beban tanggung jawab di bahu Liu Feng terasa semakin berat, tetapi ia tahu bahwa tidak ada waktu untuk menyerah.Liu Feng duduk di samping Shen Tao yang terbaring di atas hamparan dedaunan. Luka Shen Tao begitu parah sehingga bahkan ramuan penyembuh terbaik pun hanya mampu menahan kematian yang mengintai. "Guru, kau harus bertahan," bisik Liu Feng dengan suara lirih.Shen Tao membuka matanya perlahan, menatap muridnya dengan senyum lemah. "Liu Feng, tugas ini kini ada di tanganmu," katanya. "Aku tak akan mampu melanjutkan perjalanan. Tapi kau harus menemukan Qi Lian dan menghentikannya sebelum dia membuka segel kegelapan yang terlarang."Kata-kata Shen Tao seperti pisau yang menancap di hati Liu Feng. Ia tahu bahwa gurun
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 60: Jalan Tanpa Kepastian

Liu Feng menatap puncak kegelapan yang menjulang di kejauhan, jantungnya berdegup cepat di dalam dada. Angin dingin yang berhembus membawa bisikan yang samar, seolah-olah dunia ini sendiri memperingatkan mereka tentang bahaya yang menunggu. Xiao Ling berdiri di sisinya, wajahnya penuh ketegangan."Qi Lian tahu kita mendekat," kata Liu Feng, suaranya rendah tetapi penuh tekad. "Dia tidak akan membiarkan kita melangkah lebih jauh tanpa perlawanan."Xiao Ling mengangguk pelan. "Dia tahu kelemahan kita sekarang. Kita kehilangan banyak hal—orang-orang yang kita percaya, sumber daya, bahkan kepercayaan diri. Tapi kita tidak bisa mundur. Dunia ini membutuhkan kita."Langkah mereka menuju puncak dimulai dengan kehati-hatian. Medan berbatu dan jurang-jurang curam memaksa mereka untuk bergerak perlahan. Namun, bahaya terbesar tidak datang dari tanah di bawah kaki mereka, melainkan dari bayangan-bayangan yang bergerak cepat di sekeliling mereka."Liu Feng," bisik Xiao Ling tiba-tiba. "Kau meliha
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status