Beranda / Fantasi / Lembah Kaisar Takdir / Bab 66: Titik Balik Kegelapan

Share

Bab 66: Titik Balik Kegelapan

Penulis: Lann
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-01 14:16:13

Langit malam menggantung kelam di atas lembah yang mencekam, seakan seluruh dunia menahan napas menyaksikan pergulatan yang terjadi di dalamnya. Hembusan angin dingin menerpa wajah Liu Feng, membawa bisikan-bisikan halus dari kekuatan yang tersembunyi di balik kegelapan. Dalam hati, ia tahu bahwa malam ini adalah malam yang akan mengubah segalanya.

Liu Feng berdiri di tepi jurang besar, menatap ke bawah pada arus magma bercahaya merah yang mengalir dengan tenang namun penuh ancaman. Di sekelilingnya, dinding-dinding lembah tampak seperti raksasa tua yang menyaksikan perjuangan manusia dengan kebijaksanaan dan kesedihan abadi. Di hadapannya, sesosok bayangan berdiri tegak, memancarkan aura kelam yang membuat udara seolah menjadi lebih berat.

“Liu Feng, apakah kau benar-benar berpikir bahwa api kecil yang kau bawa ini mampu mengalahkan kegelapan abadi?” suara itu berbicara, berat dan bergema, seperti ratusan jiwa berbicara bersamaan.

Namun, Liu Feng tidak mundur. Matanya membara dengan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 67: Tarian Bayangan dan Cahaya

    Lembah yang gelap kini bergetar oleh kekuatan yang baru saja dilepaskan. Suara gemuruh terdengar dari segala arah, memantul di dinding batu yang menjulang tinggi. Liu Feng berdiri dengan waspada, matanya terfokus pada celah yang kini memuntahkan cahaya merah menyilaukan. Udara di sekitar semakin berat, terasa seperti dipenuhi ribuan beban tak kasat mata.Dari celah itu, bayangan besar muncul perlahan. Wujudnya menyerupai seorang raksasa, dengan tubuh yang terdiri dari kabut hitam pekat dan mata merah membara seperti bara api. Setiap langkah yang diambil makhluk itu membuat tanah bergetar, memaksa Liu Feng memperkuat pijakannya."Ini adalah ujian sesungguhnya," gumam Liu Feng, lebih kepada dirinya sendiri. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa pertarungan kali ini akan jauh lebih sulit dibanding sebelumnya.Makhluk raksasa itu menundukkan kepalanya sedikit, memperhatikan Liu Feng seperti predator yang menilai mangsanya. “Manusia kecil, kau telah melewati tahap awal. Namun, keberanianmu akan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 68: Langkah di Tengah Kegelapan

    Bayangan lembah kembali bergolak, seolah merespons kehadiran sosok yang baru tiba. Liu Feng berdiri dengan napas tersengal, tubuhnya penuh luka dari benturan sebelumnya. Namun, matanya kini terpaku pada sosok yang perlahan melangkah ke depan, memancarkan cahaya keemasan yang membelah kegelapan seperti matahari pagi yang bangkit dari horizon.Sosok itu tinggi dan anggun, jubah putihnya berkilauan dengan benang-benang emas yang memancarkan aura suci. Wajahnya sulit dikenali karena dikelilingi oleh lingkaran cahaya yang terus bergerak, tapi suara yang terdengar darinya membawa kedamaian sekaligus kewibawaan yang tak terbantahkan.“Liu Feng,” suara itu memanggil namanya, seolah menggetarkan lembah hingga ke dasarnya. “Kau telah melakukan perjalanan panjang, dan keberanianmu telah membawa kau sejauh ini. Namun, ini bukanlah ujung jalanmu.”Makhluk kegelapan itu tampaknya terganggu oleh kehadiran sosok bercahaya tersebut. Ia menggeram marah, suaranya seperti guntur yang bergemuruh di tengah

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 69: Gema Kegelapan

    Angin malam berhembus membawa aroma tanah yang basah, seolah mencoba meredakan ketegangan yang melingkupi lembah. Liu Feng berdiri di antara reruntuhan pertempuran sebelumnya, tubuhnya masih menggigil oleh sisa-sisa energi yang mengalir di udara. Namun, ia tahu, ini bukanlah akhir. Kata-kata terakhir dari makhluk kegelapan itu terus terngiang di pikirannya."Kegelapan yang lebih besar sedang menunggumu..."Liu Feng mengepalkan tangannya. Dengan pedang di sisinya, ia melangkah perlahan ke arah pusat lembah, di mana tanah mulai retak dan bergetar. Sosok bercahaya yang telah menyelamatkannya sebelumnya tetap berdiri diam, matanya yang bersinar menatap jauh ke depan.“Liu Feng,” sosok itu berbicara dengan suara tenang, namun penuh otoritas. “Apa yang terjadi barusan hanyalah permulaan. Kegelapan ini tidak datang tanpa alasan. Ada sesuatu yang lebih besar dan lebih berbahaya di balik semua ini.”“Apa yang sebenarnya terjadi?” Liu Feng akhirnya bertanya, mencoba menekan rasa takut dan kebin

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 70: Gerbang Menuju Takdir

    Liu Feng berdiri di tepi jurang besar yang baru saja terbentuk di bawah kakinya. Tanah yang retak di sekitarnya seperti berdenyut, memancarkan aura hitam yang menyesakkan dada. Suara berat yang bergema dari dalam retakan itu terus mengulang namanya, semakin dalam dan semakin menyeramkan.“Liu Feng... Aku telah menunggu...”Angin dingin berhembus, membawa suara itu semakin jelas ke telinga Liu Feng. Ia menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya meskipun tubuhnya merasakan ancaman besar yang belum pernah ia alami sebelumnya. Pedangnya, yang biasanya menyala terang, kini hanya berpendar lemah, seolah merasakan energi gelap yang menyelimuti tempat itu.“Ini... bukan hanya pertarungan biasa,” gumam Liu Feng kepada dirinya sendiri. “Ini adalah titik balik segalanya.”Suara berat itu kembali menggema, kali ini lebih keras dan penuh kekuatan, mengguncang tanah di bawahnya. “Kau yang memikul api kebenaran... Kau pikir kau layak untuk menentangku? Kau hanyalah bagian kecil dari rencana yang jau

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 71: Jejak Para Leluhur

    Liu Feng berdiri di depan gerbang batu besar yang menjulang di hadapannya. Ukiran-ukiran di permukaan gerbang tampak hidup, seolah menceritakan kisah para leluhur yang pernah menguasai dunia dengan kekuatan yang menakjubkan. Udara di sekitarnya bergetar oleh aura yang berasal dari gerbang itu, membuat tubuh Liu Feng terasa ringan sekaligus berat dalam waktu bersamaan."Ini... adalah jejak para leluhur," gumamnya, suara seraknya hampir tenggelam oleh keheningan yang mendominasi tempat itu.Shen Tao, yang berdiri di sampingnya, mengangguk perlahan. "Gerbang ini adalah titik awal dari segala legenda yang pernah kau dengar. Di baliknya, kekuatan sejati tersembunyi, menunggu seseorang yang cukup layak untuk mengungkapnya."Kata-kata itu membuat jantung Liu Feng berdegup lebih kencang. Selama ini, ia telah melewati berbagai rintangan, kehilangan, dan pengkhianatan, semuanya demi mencapai momen ini. Namun, saat ia mengulurkan tangannya untuk menyentuh gerbang, rasa ragu menyelusup ke dalam h

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 72: Pertarungan Tanpa Akhir

    Gemuruh langkah kaki yang semakin mendekat membuat atmosfer di dalam lorong terasa semakin menyesakkan. Liu Feng mengangkat pedangnya, menatap ke depan dengan mata tajam, siap menghadapi apa pun yang akan muncul dari kegelapan. Shen Tao berdiri di sisinya, kedua tangannya bersiap dengan energi spiritual yang berkilauan, seolah-olah dia adalah perwujudan dari seorang dewa penjaga."Siapa pun yang mendekat, mereka bukan sekadar prajurit biasa," kata Shen Tao dengan nada datar. "Aura mereka... gelap dan penuh kebencian. Mereka pasti memiliki hubungan dengan kegelapan yang kau lawan selama ini."Liu Feng tidak menjawab. Ia hanya mengangguk pelan, matanya terus mengawasi bayangan yang semakin jelas. Ketika akhirnya sosok-sosok itu muncul dari kegelapan, Liu Feng bisa merasakan hawa dingin yang menjalar ke tulangnya.Di hadapan mereka, berdiri sekelompok makhluk berzirah hitam legam, dengan senjata yang berkilauan di bawah cahaya api biru. Mereka bukan manusia biasa. Mata mereka merah menya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 73: Jejak Dalam Bayangan

    Kegelapan malam menyelimuti lembah yang kini dipenuhi aroma darah dan bara api yang belum padam sepenuhnya. Liu Feng berdiri di tengah reruntuhan, napasnya terengah-engah. Langit di atasnya tampak muram, seolah menangisi kehancuran yang telah terjadi. Di sekelilingnya, hanya ada sunyi yang menyayat hati, kecuali suara langkah-langkah yang datang dari arah kejauhan.Liu Feng memejamkan mata, mencoba merasakan kehadiran musuh yang mungkin masih mengintai. Tubuhnya dipenuhi luka, namun tekadnya tetap membara. “Apakah ini akhir? Tidak,” gumamnya dengan suara penuh keyakinan.Namun, di balik puing-puing reruntuhan, sebuah suara lirih terdengar, “Liu Feng... hati-hati. Mereka belum selesai.” Itu adalah suara dari salah satu murid yang selamat, namun kondisinya tampak lemah. Liu Feng berbalik dan segera mendekati orang tersebut.“Siapa? Siapa yang masih di sini?” tanya Liu Feng, matanya memancarkan kilatan ketegangan.Murid itu menunjuk ke arah utara, ke sebuah gua gelap yang terlihat menyer

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 74: Cahaya di Tengah Kegelapan

    Udara pagi yang dingin menusuk hingga ke tulang. Liu Feng melangkah keluar dari gua yang penuh dengan bayangan gelap dan ingatan akan pertarungan sengit semalam. Langit kini mulai berubah warna, dari hitam pekat menjadi merah keemasan. Namun, suasana di dalam hati Liu Feng tetap berat, seperti batu yang tak bisa diangkat.Di depannya terbentang padang luas yang diselimuti kabut tipis. Namun, di kejauhan, ia bisa melihat sebuah perkampungan kecil. Liu Feng mengepalkan tangannya, luka-luka di tubuhnya masih terasa perih. Namun, ia tahu waktu untuk beristirahat sudah habis."Setiap langkahku semakin mendekat pada takdir yang entah seperti apa akhirnya," gumamnya pelan, suaranya terdengar getir namun penuh tekad.Saat ia mulai berjalan menuju perkampungan itu, suara langkah kecil terdengar di belakangnya. Liu Feng berhenti, matanya tajam melirik ke belakang. Dari balik bayangan pepohonan, seorang anak kecil dengan wajah kotor dan pakaian compang-camping muncul.“Siapa kau?” tanya Liu Feng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04

Bab terbaru

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 109: Bayangan di Balik Cahaya

    Langit masih gelap, meskipun malam sudah terasa begitu panjang. Suara langkah pasukan di lembah terdengar seperti ritme yang tak berkesudahan. Di kejauhan, cahaya yang sebelumnya menyala terang kini memudar, menyisakan hanya sisa-sisa kilatan kecil yang membingungkan siapa saja yang melihatnya. Namun, Armand tidak peduli dengan itu. Pandangannya tertuju lurus ke depan, ke arah tempat Dalkar menghilang di balik bayangan.Aveline berdiri di sebelahnya, memegang pedang dengan tangan gemetar. "Armand, apa kita benar-benar akan mengejarnya? Dia... dia terlalu kuat."Armand tidak menjawab. Wajahnya yang biasanya tenang kini penuh dengan ekspresi yang sulit ditebak. Amarah, ketegangan, dan mungkin sedikit rasa takut. Tetapi di balik semua itu, ada tekad yang membara."Aku tidak punya pilihan, Aveline," jawabnya akhirnya, suaranya terdengar datar. "Jika aku tidak melakukannya, tidak ada yang bisa menghentikannya."Aveline terdiam. Kata-kata Armand begitu sederhana, tetapi ada kebenaran yang t

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 108: Kilatan di Tengah Kegelapan

    Langit kelam menjadi saksi bisu dari kehancuran yang baru saja terjadi. Lembah yang sebelumnya penuh dengan hiruk-pikuk suara pertempuran kini berubah menjadi lautan keheningan yang mencekam. Debu dan asap memenuhi udara, menyembunyikan pandangan serta menyisakan rasa takut yang mengakar dalam hati setiap orang yang masih bertahan. Armand berdiri di atas tebing kecil, tubuhnya penuh luka dan napasnya tersengal. Di depannya, pemandangan kehancuran membentang luas. Pasukan kecilnya tersebar, beberapa tertunduk lemas di tanah, sementara yang lain mencoba membantu rekan-rekannya yang terluka. Tapi satu hal yang pasti—mereka masih hidup. "Aveline!" seru Armand dengan suara serak, matanya mencari-cari sosok yang ia kenal. Dari balik reruntuhan, Aveline muncul dengan langkah tertatih, wajahnya dipenuhi kotoran dan darah. Namun matanya tetap penuh tekad. "Aku di sini," jawabnya lemah, tapi nadanya tetap tegas. Armand bergegas mendekat, membantu Aveline berdiri. "Kau baik-baik saja?" Avel

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 107: Keputusan di Ujung Pedang

    Langit di atas bentangan pegunungan mulai berubah, dari warna jingga mentari sore menjadi abu-abu kelam yang dipenuhi awan berat. Tidak ada bintang yang berani menampakkan diri, seolah kegelapan telah mengambil alih segalanya. Angin yang biasanya membawa kehangatan dan aroma dedaunan kini terasa seperti hembusan kematian, dingin dan menusuk hingga ke tulang. Armand berdiri di atas tebing, tatapannya mengarah ke lembah di bawah yang kini dipenuhi pasukan bayangan. Wajahnya yang lelah menunjukkan keteguhan hati yang tidak tergoyahkan, tetapi di balik itu, ada ketakutan yang tak bisa ia pungkiri. Bayangan dari makhluk raksasa yang baru saja mereka hadapi masih terukir dalam pikirannya. Kekuatan seperti itu melampaui apa pun yang pernah ia hadapi sebelumnya, dan ia tahu, pertempuran berikutnya tidak hanya akan menentukan nasibnya, tetapi juga nasib dunia. "Armand." Suara lembut namun penuh ketegasan itu membuyarkan lamunannya. Aveline melangkah mendekat, wajahnya penuh luka dan noda dar

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 106: Perlawanan Tak Terduga

    Langit di atas markas utama Persekutuan Bayangan mendung dan penuh amarah, menggambarkan konflik yang sedang berkecamuk. Di dalam ruangan besar yang dingin dan dipenuhi ukiran gelap, para pemimpin fraksi kegelapan mulai merasa sesuatu yang aneh. Udara seolah memberat, seperti beban tak terlihat menghimpit dada mereka. Namun, mereka tak menyadari bahwa itu adalah awal dari serangan balik yang sudah lama direncanakan oleh pihak terang.Sementara itu, di sudut lain, Armand berdiri di hadapan sekumpulan prajurit yang bersiap untuk melancarkan serangan. Tatapan matanya tajam, penuh keyakinan meski ia tahu apa yang akan mereka hadapi adalah kekuatan yang telah berakar selama ribuan tahun. Suaranya lantang memecah kebisuan, memberikan semangat kepada mereka yang mulai dirundung keraguan."Kita mungkin tidak memiliki kekuatan sebesar mereka, tetapi jangan pernah lupakan satu hal: keadilan selalu menemukan jalannya. Ingat apa yang kita perjuangkan!"Kata-katanya membakar semangat pasukan yang

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 105: Perlawanan di Tengah Kepungan

    Kegelapan yang pekat masih melingkupi Azlan, namun kali ini ia merasa sesuatu yang berbeda. Beban berat yang selama ini menghimpit jiwanya mulai tergeser sedikit demi sedikit oleh percikan cahaya di dalam dirinya. Di tengah pusaran kegelapan yang nyaris menelannya, suara dari dalam hatinya menggema lebih kuat. "Bangkitlah, Azlan. Ini belum berakhir." Perlahan, tubuhnya yang sebelumnya tak berdaya mulai merespons. Ia merasakan energi hangat yang mengalir dari inti jiwanya, membakar segala ketakutan dan keraguan yang membelenggu. Ia menggerakkan jarinya, lalu tangannya, hingga akhirnya seluruh tubuhnya kembali terkontrol. Meskipun gravitasi dari pusaran energi hitam masih menariknya dengan kuat, Azlan berhasil menancapkan pedangnya ke lantai untuk menahan dirinya. Suara gesekan logam dengan batu menggema, memecah keheningan yang mencekam. Ia menatap makhluk itu dengan sorot mata yang penuh dengan keberanian yang baru ia temukan. "Aku tidak akan menyerah," ucapnya tegas, suaranya men

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 104: Jejak Takdir yang Mengikat

    Di sebuah ruang yang terpisah dari dunia fana, suasana memanas di antara berbagai elemen yang saling berseteru. Setiap inci ruangan tampak diwarnai oleh aura konflik, dengan garis-garis energi yang menghubungkan entitas-entitas kuat di dalamnya. Di tengahnya berdiri seorang pemimpin, wajahnya terukir oleh campuran keputusasaan dan determinasi yang membara.Bayangan masa lalu terlintas dalam benaknya, mengingatkan dirinya pada perjalanan panjang yang telah dilaluinya. Namun, kali ini, jalan yang dia tempuh terasa lebih berat. Setiap langkah seakan-akan dipenuhi dengan duri, menguji tekadnya untuk terus maju."Apa yang sebenarnya kau cari di sini, Azlan?" suara dingin menggema dari sisi ruangan. Suara itu milik seorang wanita dengan mata yang menyala tajam seperti pisau. Dia adalah salah satu penjaga dimensi ini, seseorang yang tidak pernah gentar menghadapi ancaman apa pun.Azlan menghela napas, mencoba mengatur emosinya yang bercampur aduk. "Aku mencari kebenaran, dan aku tidak akan b

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 103: Jejak yang Tersisa

    Kehancuran yang disebabkan oleh pertempuran besar itu meninggalkan jejak yang begitu nyata. Lembah yang sebelumnya penuh dengan kehidupan kini hanya menyisakan tanah hangus dan retakan yang menganga. Angin yang bertiup membawa aroma tajam abu dan debu, menciptakan suasana yang sepi dan menyesakkan. Zhao Feng berdiri di tengah kawah besar, tubuhnya dipenuhi luka dan napasnya masih tersengal. Pedang yang ia genggam kini tampak redup, seperti kehilangan sebagian besar cahayanya. Namun, meski kelelahan menyelimuti seluruh tubuhnya, tatapannya tetap terarah ke depan, mencari sesuatu. “Guru…” bisiknya pelan, namun hanya keheningan yang menjawab. Ia menurunkan pedangnya dan menghapus keringat serta darah yang menetes dari dahinya. Gurunya, yang sempat muncul di tengah pertempuran, kini menghilang seperti embun yang lenyap saat matahari terbit. Tidak ada jejak yang tersisa, tidak ada petunjuk yang menunjukkan keberadaannya. “Apakah itu hanya bayangan… ataukah benar-benar dia?” Zhao Feng m

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 102: Jalan yang Belum Berujung

    Di dalam kegelapan yang pekat, Zhao Feng berdiri tak bergerak. Keringat dingin membasahi wajahnya, namun genggaman tangannya pada pedang suci tak goyah sedikit pun. Suara makhluk yang barusan berbicara masih menggema di pikirannya, membuat semua yang ia lakukan terasa seperti permainan yang sudah dirancang sebelumnya.Namun, meski kegelapan memeluknya dengan erat, ada cahaya kecil yang tetap bersinar dari pedangnya. Cahaya itu memancar pelan, seakan mencoba meyakinkan dirinya bahwa tidak semua telah hilang.“Aku tidak boleh berhenti di sini,” gumam Zhao Feng pada dirinya sendiri. “Jika aku menyerah sekarang, segalanya akan benar-benar berakhir.”Bayangan-bayangan yang tadi menyelimuti tempat itu mulai muncul kembali, kali ini dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Mereka tidak menyerang langsung, melainkan bergerak dengan pola yang menyerupai tarian mematikan, membuat Zhao Feng merasa semakin tertekan.Namun, di saat itu juga, sebuah suara lembut terdengar di telinganya, suara yang tak

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 101: Keputusan yang Mengguncang Dunia

    Cahaya matahari pagi menembus dedaunan hutan yang lebat, menyinari lapisan embun yang menempel pada rumput liar. Di tengah kesunyian alam, seorang pria berdiri dengan pandangan tajam ke arah cakrawala yang dihiasi awan kelabu. Langit, seolah mencerminkan isi hatinya, tampak gelisah, bergemuruh dengan suara yang mengancam. Zhao Feng menarik napas dalam, aroma tanah basah bercampur angin dingin yang menyegarkan paru-parunya. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya penuh gejolak. Di tangannya tergenggam pedang yang tidak hanya melambangkan kekuatan, tetapi juga beban tanggung jawab yang luar biasa. "Aku sudah terlalu jauh untuk mundur," gumamnya pelan, tetapi cukup keras untuk didengar oleh bayangan yang bersembunyi di kejauhan. Langkah kaki terdengar dari belakang, dan suara lembut yang familiar memanggil, "Zhao Feng, apakah kau yakin dengan keputusanmu? Jalan ini akan mengubah segalanya." Luo Xue, dengan jubah putihnya yang tertiup angin, mendekat perlahan. Wajahnya yang bias

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status