Home / Fantasi / Lembah Kaisar Takdir / Bab 74: Cahaya di Tengah Kegelapan

Share

Bab 74: Cahaya di Tengah Kegelapan

Author: Lann
last update Last Updated: 2025-01-04 18:12:18

Udara pagi yang dingin menusuk hingga ke tulang. Liu Feng melangkah keluar dari gua yang penuh dengan bayangan gelap dan ingatan akan pertarungan sengit semalam. Langit kini mulai berubah warna, dari hitam pekat menjadi merah keemasan. Namun, suasana di dalam hati Liu Feng tetap berat, seperti batu yang tak bisa diangkat.

Di depannya terbentang padang luas yang diselimuti kabut tipis. Namun, di kejauhan, ia bisa melihat sebuah perkampungan kecil. Liu Feng mengepalkan tangannya, luka-luka di tubuhnya masih terasa perih. Namun, ia tahu waktu untuk beristirahat sudah habis.

"Setiap langkahku semakin mendekat pada takdir yang entah seperti apa akhirnya," gumamnya pelan, suaranya terdengar getir namun penuh tekad.

Saat ia mulai berjalan menuju perkampungan itu, suara langkah kecil terdengar di belakangnya. Liu Feng berhenti, matanya tajam melirik ke belakang. Dari balik bayangan pepohonan, seorang anak kecil dengan wajah kotor dan pakaian compang-camping muncul.

“Siapa kau?” tanya Liu Feng
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 75: Tekad yang Tak Terbendung

    Langit perlahan diselimuti kegelapan, meskipun malam belum sepenuhnya tiba. Udara terasa berat, seolah menyimpan firasat akan kehancuran yang segera datang. Liu Feng berdiri di tepi bukit kecil di depan sebuah gua tua, dikelilingi oleh reruntuhan desa dan nyala api yang terus membakar tanpa ampun. Di balik punggungnya, sekumpulan penduduk desa yang tersisa menatapnya penuh harap, meski ketakutan jelas terpancar di wajah mereka."Feng-ge, mereka mendekat!" seru seorang pria muda dari dalam gua, dengan suara yang sedikit bergetar.Liu Feng mengangguk tanpa menoleh, tatapannya tetap terpaku ke arah para musuh berjubah hitam yang muncul dari balik pepohonan. Jumlah mereka banyak, jauh lebih banyak daripada yang ia perkirakan sebelumnya. Di depan mereka, berdiri pemimpin kelompok itu—seorang pria bertubuh tinggi dengan mata merah menyala, memancarkan aura kegelapan yang begitu kuat hingga membuat bulu kuduk berdiri."Serahkan dirimu, Liu Feng," kata pria itu dengan suara berat yang bergema

    Last Updated : 2025-01-05
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 76: Awal Pertempuran Terakhir

    Langit kelam bergemuruh di atas Lembah Kaisar Takdir, menandakan dimulainya pertempuran besar yang akan menentukan nasib dunia. Awan hitam berputar dengan ganas, menciptakan pusaran yang seakan siap menelan segalanya. Dari kejauhan, pasukan musuh yang tak terhitung jumlahnya mulai bergerak, suara langkah kaki mereka mengguncang tanah di bawahnya seperti genderang perang yang tak berkesudahan.Liu Feng berdiri di atas tebing yang menghadap ke medan pertempuran. Matanya tajam, menatap lurus ke arah Raja Kegelapan yang berdiri gagah di tengah pasukannya. Raja Kegelapan memancarkan aura mengerikan, sosoknya tinggi menjulang dengan mantel hitam yang berkibar di tengah angin kencang. Sorot matanya penuh dengan keangkuhan dan kebencian, seakan menikmati momen ketika kegelapan akan segera menelan dunia.Di belakang Liu Feng, para murid Lembah Kaisar Takdir bersiap dengan senjata di tangan mereka. Beberapa dari mereka berusaha menenangkan diri dengan menarik napas panjang, sementara yang lain

    Last Updated : 2025-01-05
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 77: Jejak Akhir Kegelapan

    Di tengah medan perang yang hening, Liu Feng berdiri mematung, napasnya terengah-engah, namun tatapannya tetap tajam seperti bilah pedang di tangannya. Cahaya dari Pedang Cahaya Abadi yang ia genggam memantulkan sisa-sisa kehancuran di sekitarnya—tanah yang retak, darah yang membasahi tanah, dan tubuh-tubuh tak bernyawa dari prajurit yang telah gugur dalam pertempuran. Angin dingin berembus, membawa aroma logam bercampur kesedihan dan kehancuran."Hari ini adalah akhirnya," gumam Liu Feng pada dirinya sendiri, suaranya pelan namun penuh kepastian. Ia menyadari bahwa semua perjalanan yang ia lalui, semua penderitaan dan pengorbanan, telah membawanya ke titik ini. Tapi meski kemenangan hampir di depan mata, bayang-bayang kegelapan masih belum sepenuhnya sirna.Dari balik kabut tebal di kejauhan, suara langkah berat mulai terdengar. Sosok-sosok bayangan bermunculan, semakin lama semakin jelas. Itu adalah pasukan terakhir dari sang Pemimpin Kegelapan, sebuah kekuatan sisa yang mengerikan

    Last Updated : 2025-01-05
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 78: sang Penjaga Langit

    Langit yang retak seperti cermin usang semakin membesar. Retakan itu mengeluarkan kilatan cahaya keunguan yang menyerupai petir, menari liar di angkasa. Serpihan-serpihan langit mulai jatuh, setiap pecahannya memancarkan aura dingin yang menggetarkan, seakan dunia sendiri tengah runtuh.Di bawahnya, Liu Feng berdiri di atas tebing yang hampir ambruk akibat guncangan hebat. Tubuhnya penuh luka; darah mengalir dari pelipisnya hingga membasahi dada, namun sorot matanya tetap tajam. Napasnya berat, seolah setiap tarikan adalah perjuangan, tapi semangat juangnya tidak goyah sedikit pun.“Apa ini…?” gumamnya, tatapannya terpaku pada celah di langit yang kini terlihat seperti portal ke dimensi lain. Dari dalam celah itu, terdengar bisikan-bisikan lirih, seperti jeritan jiwa-jiwa yang terperangkap. Aura kegelapan yang menjalar darinya kian menguat, mencekam setiap sudut.Namun, pemandangan itu bukan hanya menarik perhatian Liu Feng. Seluruh penjuru lembah kini terfokus pada fenomena tersebut.

    Last Updated : 2025-01-06
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 79: Warisan yang Terkunci

    Liu Feng terengah-engah, matanya menatap tajam pada retakan di tanah yang terus memancarkan cahaya merah menyala. Setiap getaran yang muncul terasa seperti dentuman keras di telinganya, memaksa tubuhnya untuk tetap siaga meski rasa lelah dan sakit menjalar."Ini... apa lagi sekarang?" gumamnya, menggenggam pedangnya lebih erat.Cahaya merah yang muncul dari dalam retakan perlahan membentuk lingkaran aneh dengan pola yang kompleks. Pola itu seperti ukiran kuno, berisi simbol-simbol yang tidak dapat dimengerti namun memancarkan aura kejahatan. Semakin lama, cahaya itu menjadi semakin intens, memancar hingga menyinari area yang luas.Dari dalam retakan itu, muncul suara-suara yang bergema. Suara itu seperti nyanyian ribuan jiwa yang penuh penderitaan, menggaung dalam harmoni menyeramkan. Liu Feng mencoba memusatkan pikirannya, namun aura di sekitarnya semakin berat, membuatnya sulit bernapas."Jiwa-jiwa yang terperangkap..." pikir Liu Feng, mengingat kisah lama yang pernah ia dengar tent

    Last Updated : 2025-01-06
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 80: Cermin Kegelapan

    Langit di atas reruntuhan itu dipenuhi awan pekat berwarna kelabu yang memancarkan kilatan-kilatan merah seperti darah. Udara terasa berat, seolah menekan tubuh Liu Feng yang kini berdiri di tengah padang luas tersebut. Di hadapannya, sosok yang sangat mirip dengannya berdiri dengan tenang, namun auranya memancarkan kebencian dan kekuatan yang mencekam.Sosok itu memiringkan kepalanya, senyuman licik menghiasi wajahnya. "Jadi, kau adalah Liu Feng yang diharapkan menyelamatkan dunia? Betapa mengecewakan."Liu Feng mengepalkan tinjunya. "Siapa kau? Mengapa kau terlihat seperti diriku?"Sosok itu tertawa pelan, suaranya bergema seperti petir yang membelah langit. "Aku? Aku adalah cermin dari jiwamu, Liu Feng. Semua ketakutan, keraguan, dan kemarahan yang kau simpan selama ini... akulah manifestasi dari itu semua."Mata Liu Feng menyipit, mencoba mencerna kata-kata sosok itu. "Jadi, kau hanyalah bayangan yang diciptakan oleh tempat ini? Aku tidak punya waktu untuk bermain-main dengan ilus

    Last Updated : 2025-01-06
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 81: Pintu Keabadian

    Liu Feng berdiri di depan sebuah gerbang raksasa yang tampak seolah-olah terbuat dari campuran obsidian hitam dan emas berkilauan. Ukiran rumit memenuhi permukaannya, menampilkan gambar-gambar yang menceritakan kisah yang sudah dilupakan oleh waktu. Cahaya temaram dari lilin-lilin biru di sekitarnya memantulkan kilauan misterius, memberikan gerbang itu aura magis sekaligus menakutkan.Hati Liu Feng berdegup kencang. Ia sudah melalui banyak hal untuk mencapai titik ini—pengkhianatan, pertempuran, pengorbanan—semua demi mencari kekuatan yang akan membantunya melindungi apa yang berharga baginya. Namun, berdiri di hadapan gerbang ini, ia merasakan sesuatu yang berbeda. Seolah-olah seluruh perjalanan sebelumnya hanyalah awal dari ujian yang sebenarnya."Dunia yang ada di balik pintu ini... apakah aku benar-benar siap?" pikirnya, ragu sejenak.Tiba-tiba, suara menggema yang dalam dan penuh wibawa terdengar, "Apakah kau akan berdiri di sana selamanya, ataukah kau memiliki keberanian untuk m

    Last Updated : 2025-01-07
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 82: Gerbang Akhir dan Awal Baru

    Di bawah langit yang berpendar warna keemasan, Liu Feng berdiri dengan napas tersengal-sengal. Dataran yang dipenuhi kristal-kristal berkilauan di sekitarnya terasa begitu nyata, namun sekaligus ilusi. Angin lembut yang membawa aroma aneh menyapu wajahnya, membuatnya sadar sepenuhnya bahwa ia telah meninggalkan lorong gelap yang sebelumnya hampir menelannya hidup-hidup.Di hadapannya, sosok misterius dengan mata keemasan berdiri tegak, auranya begitu tenang namun penuh tekanan. Tidak ada senjata di tangannya, namun Liu Feng tahu bahwa kekuatan sosok ini jauh di luar jangkauan kemampuannya saat ini."Liu Feng," suara sosok itu terdengar lembut namun tegas, seperti alunan musik yang membawa ketenangan sekaligus rasa hormat. "Kau telah melewati ujian yang hanya sedikit orang mampu bertahan. Namun, ini bukan akhir. Ini adalah awal dari takdirmu yang sebenarnya."Liu Feng mengerutkan alis, matanya menatap tajam ke arah sosok itu. "Siapa kau? Dan apa tempat ini?"Sosok itu tersenyum tipis,

    Last Updated : 2025-01-07

Latest chapter

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 109: Bayangan di Balik Cahaya

    Langit masih gelap, meskipun malam sudah terasa begitu panjang. Suara langkah pasukan di lembah terdengar seperti ritme yang tak berkesudahan. Di kejauhan, cahaya yang sebelumnya menyala terang kini memudar, menyisakan hanya sisa-sisa kilatan kecil yang membingungkan siapa saja yang melihatnya. Namun, Armand tidak peduli dengan itu. Pandangannya tertuju lurus ke depan, ke arah tempat Dalkar menghilang di balik bayangan.Aveline berdiri di sebelahnya, memegang pedang dengan tangan gemetar. "Armand, apa kita benar-benar akan mengejarnya? Dia... dia terlalu kuat."Armand tidak menjawab. Wajahnya yang biasanya tenang kini penuh dengan ekspresi yang sulit ditebak. Amarah, ketegangan, dan mungkin sedikit rasa takut. Tetapi di balik semua itu, ada tekad yang membara."Aku tidak punya pilihan, Aveline," jawabnya akhirnya, suaranya terdengar datar. "Jika aku tidak melakukannya, tidak ada yang bisa menghentikannya."Aveline terdiam. Kata-kata Armand begitu sederhana, tetapi ada kebenaran yang t

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 108: Kilatan di Tengah Kegelapan

    Langit kelam menjadi saksi bisu dari kehancuran yang baru saja terjadi. Lembah yang sebelumnya penuh dengan hiruk-pikuk suara pertempuran kini berubah menjadi lautan keheningan yang mencekam. Debu dan asap memenuhi udara, menyembunyikan pandangan serta menyisakan rasa takut yang mengakar dalam hati setiap orang yang masih bertahan. Armand berdiri di atas tebing kecil, tubuhnya penuh luka dan napasnya tersengal. Di depannya, pemandangan kehancuran membentang luas. Pasukan kecilnya tersebar, beberapa tertunduk lemas di tanah, sementara yang lain mencoba membantu rekan-rekannya yang terluka. Tapi satu hal yang pasti—mereka masih hidup. "Aveline!" seru Armand dengan suara serak, matanya mencari-cari sosok yang ia kenal. Dari balik reruntuhan, Aveline muncul dengan langkah tertatih, wajahnya dipenuhi kotoran dan darah. Namun matanya tetap penuh tekad. "Aku di sini," jawabnya lemah, tapi nadanya tetap tegas. Armand bergegas mendekat, membantu Aveline berdiri. "Kau baik-baik saja?" Avel

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 107: Keputusan di Ujung Pedang

    Langit di atas bentangan pegunungan mulai berubah, dari warna jingga mentari sore menjadi abu-abu kelam yang dipenuhi awan berat. Tidak ada bintang yang berani menampakkan diri, seolah kegelapan telah mengambil alih segalanya. Angin yang biasanya membawa kehangatan dan aroma dedaunan kini terasa seperti hembusan kematian, dingin dan menusuk hingga ke tulang. Armand berdiri di atas tebing, tatapannya mengarah ke lembah di bawah yang kini dipenuhi pasukan bayangan. Wajahnya yang lelah menunjukkan keteguhan hati yang tidak tergoyahkan, tetapi di balik itu, ada ketakutan yang tak bisa ia pungkiri. Bayangan dari makhluk raksasa yang baru saja mereka hadapi masih terukir dalam pikirannya. Kekuatan seperti itu melampaui apa pun yang pernah ia hadapi sebelumnya, dan ia tahu, pertempuran berikutnya tidak hanya akan menentukan nasibnya, tetapi juga nasib dunia. "Armand." Suara lembut namun penuh ketegasan itu membuyarkan lamunannya. Aveline melangkah mendekat, wajahnya penuh luka dan noda dar

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 106: Perlawanan Tak Terduga

    Langit di atas markas utama Persekutuan Bayangan mendung dan penuh amarah, menggambarkan konflik yang sedang berkecamuk. Di dalam ruangan besar yang dingin dan dipenuhi ukiran gelap, para pemimpin fraksi kegelapan mulai merasa sesuatu yang aneh. Udara seolah memberat, seperti beban tak terlihat menghimpit dada mereka. Namun, mereka tak menyadari bahwa itu adalah awal dari serangan balik yang sudah lama direncanakan oleh pihak terang.Sementara itu, di sudut lain, Armand berdiri di hadapan sekumpulan prajurit yang bersiap untuk melancarkan serangan. Tatapan matanya tajam, penuh keyakinan meski ia tahu apa yang akan mereka hadapi adalah kekuatan yang telah berakar selama ribuan tahun. Suaranya lantang memecah kebisuan, memberikan semangat kepada mereka yang mulai dirundung keraguan."Kita mungkin tidak memiliki kekuatan sebesar mereka, tetapi jangan pernah lupakan satu hal: keadilan selalu menemukan jalannya. Ingat apa yang kita perjuangkan!"Kata-katanya membakar semangat pasukan yang

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 105: Perlawanan di Tengah Kepungan

    Kegelapan yang pekat masih melingkupi Azlan, namun kali ini ia merasa sesuatu yang berbeda. Beban berat yang selama ini menghimpit jiwanya mulai tergeser sedikit demi sedikit oleh percikan cahaya di dalam dirinya. Di tengah pusaran kegelapan yang nyaris menelannya, suara dari dalam hatinya menggema lebih kuat. "Bangkitlah, Azlan. Ini belum berakhir." Perlahan, tubuhnya yang sebelumnya tak berdaya mulai merespons. Ia merasakan energi hangat yang mengalir dari inti jiwanya, membakar segala ketakutan dan keraguan yang membelenggu. Ia menggerakkan jarinya, lalu tangannya, hingga akhirnya seluruh tubuhnya kembali terkontrol. Meskipun gravitasi dari pusaran energi hitam masih menariknya dengan kuat, Azlan berhasil menancapkan pedangnya ke lantai untuk menahan dirinya. Suara gesekan logam dengan batu menggema, memecah keheningan yang mencekam. Ia menatap makhluk itu dengan sorot mata yang penuh dengan keberanian yang baru ia temukan. "Aku tidak akan menyerah," ucapnya tegas, suaranya men

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 104: Jejak Takdir yang Mengikat

    Di sebuah ruang yang terpisah dari dunia fana, suasana memanas di antara berbagai elemen yang saling berseteru. Setiap inci ruangan tampak diwarnai oleh aura konflik, dengan garis-garis energi yang menghubungkan entitas-entitas kuat di dalamnya. Di tengahnya berdiri seorang pemimpin, wajahnya terukir oleh campuran keputusasaan dan determinasi yang membara.Bayangan masa lalu terlintas dalam benaknya, mengingatkan dirinya pada perjalanan panjang yang telah dilaluinya. Namun, kali ini, jalan yang dia tempuh terasa lebih berat. Setiap langkah seakan-akan dipenuhi dengan duri, menguji tekadnya untuk terus maju."Apa yang sebenarnya kau cari di sini, Azlan?" suara dingin menggema dari sisi ruangan. Suara itu milik seorang wanita dengan mata yang menyala tajam seperti pisau. Dia adalah salah satu penjaga dimensi ini, seseorang yang tidak pernah gentar menghadapi ancaman apa pun.Azlan menghela napas, mencoba mengatur emosinya yang bercampur aduk. "Aku mencari kebenaran, dan aku tidak akan b

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 103: Jejak yang Tersisa

    Kehancuran yang disebabkan oleh pertempuran besar itu meninggalkan jejak yang begitu nyata. Lembah yang sebelumnya penuh dengan kehidupan kini hanya menyisakan tanah hangus dan retakan yang menganga. Angin yang bertiup membawa aroma tajam abu dan debu, menciptakan suasana yang sepi dan menyesakkan. Zhao Feng berdiri di tengah kawah besar, tubuhnya dipenuhi luka dan napasnya masih tersengal. Pedang yang ia genggam kini tampak redup, seperti kehilangan sebagian besar cahayanya. Namun, meski kelelahan menyelimuti seluruh tubuhnya, tatapannya tetap terarah ke depan, mencari sesuatu. “Guru…” bisiknya pelan, namun hanya keheningan yang menjawab. Ia menurunkan pedangnya dan menghapus keringat serta darah yang menetes dari dahinya. Gurunya, yang sempat muncul di tengah pertempuran, kini menghilang seperti embun yang lenyap saat matahari terbit. Tidak ada jejak yang tersisa, tidak ada petunjuk yang menunjukkan keberadaannya. “Apakah itu hanya bayangan… ataukah benar-benar dia?” Zhao Feng m

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 102: Jalan yang Belum Berujung

    Di dalam kegelapan yang pekat, Zhao Feng berdiri tak bergerak. Keringat dingin membasahi wajahnya, namun genggaman tangannya pada pedang suci tak goyah sedikit pun. Suara makhluk yang barusan berbicara masih menggema di pikirannya, membuat semua yang ia lakukan terasa seperti permainan yang sudah dirancang sebelumnya.Namun, meski kegelapan memeluknya dengan erat, ada cahaya kecil yang tetap bersinar dari pedangnya. Cahaya itu memancar pelan, seakan mencoba meyakinkan dirinya bahwa tidak semua telah hilang.“Aku tidak boleh berhenti di sini,” gumam Zhao Feng pada dirinya sendiri. “Jika aku menyerah sekarang, segalanya akan benar-benar berakhir.”Bayangan-bayangan yang tadi menyelimuti tempat itu mulai muncul kembali, kali ini dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Mereka tidak menyerang langsung, melainkan bergerak dengan pola yang menyerupai tarian mematikan, membuat Zhao Feng merasa semakin tertekan.Namun, di saat itu juga, sebuah suara lembut terdengar di telinganya, suara yang tak

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 101: Keputusan yang Mengguncang Dunia

    Cahaya matahari pagi menembus dedaunan hutan yang lebat, menyinari lapisan embun yang menempel pada rumput liar. Di tengah kesunyian alam, seorang pria berdiri dengan pandangan tajam ke arah cakrawala yang dihiasi awan kelabu. Langit, seolah mencerminkan isi hatinya, tampak gelisah, bergemuruh dengan suara yang mengancam. Zhao Feng menarik napas dalam, aroma tanah basah bercampur angin dingin yang menyegarkan paru-parunya. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya penuh gejolak. Di tangannya tergenggam pedang yang tidak hanya melambangkan kekuatan, tetapi juga beban tanggung jawab yang luar biasa. "Aku sudah terlalu jauh untuk mundur," gumamnya pelan, tetapi cukup keras untuk didengar oleh bayangan yang bersembunyi di kejauhan. Langkah kaki terdengar dari belakang, dan suara lembut yang familiar memanggil, "Zhao Feng, apakah kau yakin dengan keputusanmu? Jalan ini akan mengubah segalanya." Luo Xue, dengan jubah putihnya yang tertiup angin, mendekat perlahan. Wajahnya yang bias

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status