Malam semakin larut, bulan semakin tinggi, dan kediaman Silvercrest semakin sepi. Dalam kamar yang temaram hanya diterangi oleh cahaya lilin yang samar, Elian terbaring diam di ranjangnya. Sendirian, sunyi, dan menakutkan. Perlahan, kelopak matanya bergetar sebelum akhirnya terbuka. Rasa sesak menghimpit dadanya, udara terasa lebih dingin dari biasanya. Pandangannya kabur, dan kepalanya berdengung, mungkin karena terlalu lama tertidur. Ia mencoba menggerakkan jarinya, namun tubuhnya terasa mati rasa. Ia berusaha untuk duduk, tetapi tubuhnya terasa berat. Seakan ada sesuatu yang menahannya. Matanya menyusuri ruangan, mencoba memahami situasi. ‘Sudah malam,’ gumamnya dalam hati. ‘Apa yang terjadi?’ Sekelebat gambaran tentang Caine yang tengah sekarat muncul di pikirannya. Tubuh penuh luka, darah mengalir dari pelipisnya, napasnya tersengal di antara kepalan tangannya yang berlumuran merah. ‘Caine...’ bisiknya dengan bibir bergetar. Ketakutan mul
Last Updated : 2025-03-24 Read more