Elian berbaring di ranjangnya, berusaha menutup mata. Rasa lelah masih menyelimuti tubuhnya, tetapi pikirannya tetap berputar, sulit untuk benar-benar terlelap. Nyeri masih terasa di beberapa bagian tubuhnya. Ia sudah terbiasa dengan rasa sakit, namun kali ini berbeda. Di sampingnya, Caine duduk di bangku kayu, tubuhnya bersandar santai, tetapi matanya terus memperhatikan Elian. Tatapannya kelam, penuh sesuatu yang nyaris menyerupai kemarahan atau mungkin rasa bersalah yang tidak terucapkan. Ada sorot frustasi di sana, seolah ia tengah bertarung dengan pikiran dan perasaan yang enggan ia akui. Suara api dari lilin yang menyala di sudut ruangan sesekali berderak pelan, menciptakan suasana hening yang semakin menekan. "Kau tahu, kau itu tuan yang bodoh, Elian." Suara Caine terdengar tenang, tetapi ada sedikit nada mencemooh di dalamnya. Elian membuka matanya perlahan, menoleh ke arah lelaki itu. Tatapan Caine bukan hanya sekadar lelah, tetapi juga menyimp
Last Updated : 2025-03-25 Read more