Semua Bab Bos Arogan Itu Ayah Anakku: Bab 71 - Bab 80

114 Bab

Bab 73 – Bara di Balik Dendam

Bab 73 – Bara di Balik Dendam Anya berdiri mematung di depan pintu ruang kerja Evan, matanya menatap kosong pada layar ponselnya yang baru saja menampilkan nama Saraswati. Kata-kata dingin wanita itu terus terngiang di kepalanya—*“Bersiaplah kehilangan segalanya.”* Tangannya mengepal begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Nathan yang berdiri di sisinya bisa merasakan betapa rapuh, sekaligus marahnya wanita itu saat ini. “Kita harus mengambil Kenzo kembali,” suara Anya terdengar pelan, tetapi penuh dengan tekad membara. Nathan mengangguk, matanya menatapnya penuh keyakinan. “Aku akan membantumu, Anya. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan membiarkan mereka memisahkanmu dari Kenzo.” Anya menelan ludah, mencoba mengendalikan emosinya. Tapi jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa menghadapi Saraswati dan Evan tidak akan semudah itu. “Kita butuh rencana,” lanjut Nathan. “Aku akan menghubungi pengacaraku. Kita bisa melawan mereka secara hukum.” Namun, Anya menggeleng p
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-09
Baca selengkapnya

Bab 74 – Luka yang Tak Terlihat

Bab 74 – Luka yang Tak Terlihat Anya berdiri di depan cermin besar rumahnya bersama Nathan. Wajahnya masih sembab, namun sorot matanya memancarkan tekad yang membara. Ia mengusap air mata yang tersisa, meneguhkan hatinya bahwa ia tak akan membiarkan siapa pun merenggut Kenzo darinya. Nathan yang berdiri di dekat pintu hanya memperhatikannya dalam diam. Ia tahu betapa hancurnya hati Anya, tapi di balik itu, ia juga melihat kekuatan luar biasa yang sedang bersemi dalam diri wanita itu. “Aku harus bicara dengan Evan,” suara Anya memecah keheningan. Nathan menghela napas berat. “Kamu yakin? Kalau ibunya tahu, mereka bisa saja memanfaatkan pertemuan itu untuk menjatuhkanmu.” Anya berbalik, menatap Nathan dengan mata yang memerah. “Aku tidak peduli. Aku harus tahu alasannya. Kenapa tiba-tiba mereka begitu ngotot mengambil Kenzo? Ada sesuatu yang mereka sembunyikan, dan aku harus mengetahuinya.” Nathan mendekat, meraih tangan Anya dengan lembut. “Aku akan menemanimu. Aku tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-10
Baca selengkapnya

Bab 75 – Kebenaran yang Tersembunyi

Bab 75 – Kebenaran yang Tersembunyi Evan menatap ibunya dengan sorot mata tajam. Pertanyaan yang baru saja keluar dari mulutnya menggantung di udara, menciptakan ketegangan yang nyaris meledak. Saraswati, yang biasanya penuh percaya diri, tiba-tiba tampak goyah. Wajahnya memucat, namun ia segera menegakkan bahunya, berusaha mempertahankan wibawanya di depan semua orang. "Apa benar, Ma?" desak Evan sekali lagi. Saraswati tersenyum tipis, namun tatapannya penuh kebencian saat beralih pada Anya. "Dan kalaupun benar, apa pedulimu? Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, Evan. Wanita seperti dia tidak pantas berada di sampingmu, apalagi melahirkan anakmu." Kata-kata itu bagaikan belati yang menusuk hati Anya. Kenangan lima tahun lalu kembali membanjiri pikirannya—hari ketika ia diusir dengan hinaan yang meremukkan harga dirinya. "Evan, aku datang padamu waktu itu. Aku memohon agar kau mengakui anak kita, tapi apa yang aku dapatkan? Ibumu mengusirku seperti sampah dan menganggap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

Bab 76 – Luka yang Tak Termaafkan

Bab 76 – Luka yang Tak Termaafkan Evan berdiri di ambang pintu, menatap punggung Anya yang semakin menjauh bersama Nathan. Langkahnya terasa berat, seolah ada sesuatu yang menahan kakinya untuk mengejar wanita itu. Tapi apa haknya sekarang? Setelah semua kebohongan yang ia telan mentah-mentah, setelah semua luka yang Anya tanggung sendirian selama lima tahun… apakah ia pantas meminta maaf? Saraswati mendekat, ekspresi wajahnya penuh ketidaksetujuan. "Evan, kau tidak boleh membiarkan wanita itu pergi begitu saja! Kalau dia membawa kasus ini ke pengadilan, reputasi keluarga kita bisa hancur!" Evan berbalik menatap ibunya, tatapannya kali ini dingin. "Kau masih peduli dengan reputasi, Ma? Setelah semua yang kau lakukan?" "Aku melakukan ini untuk melindungimu!" Saraswati bersikeras. "Wanita itu hanya ingin menghancurkan hidupmu. Dan Kenzo… dia mungkin anakmu, tapi dia dibesarkan olehnya. Bagaimana kau yakin dia tidak mengajarkan kebencian terhadap kita?" Evan mengepalkan tang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

Bab 77 – Pertarungan Tanpa Akhir

Bab 77 – Pertarungan Tanpa AkhirChintya berdiri di sana, tubuhnya gemetar dengan amarah yang tak tertahan. Air matanya jatuh, tetapi sorot matanya penuh kebencian. Semua mata kini tertuju padanya. Anya mengangkat dagunya sedikit, tidak ingin terlihat lemah di depan wanita yang telah menghancurkan hidupnya. Nathan berdiri lebih dekat, siap melindunginya jika sesuatu terjadi. “Jadi kau benar-benar memilih wanita itu, Evan?” Chintya mengulang pertanyaannya dengan nada yang lebih tinggi. Evan menghela napas panjang. “Chintya… Ini bukan soal memilih siapa, ini soal kebenaran. Aku sudah terlalu lama dibutakan.” Chintya tertawa pahit. “Kebenaran? Dan kau baru sadar sekarang setelah aku mengorbankan segalanya untukmu?” Anya menyilangkan tangan di dadanya. “Pengorbanan? Kau tahu apa tentang pengorbanan, Chintya? Kau mencuri lima tahun hidupku dan anakku. Kau dan ibu mertuamu merampas hakku sebagai ibu, dan kau masih berani bicara soal pengorbanan?” Chintya mengepalkan tangan, mena
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

Bab 78 – Permainan Baru Dimulai

Bab 78 – Permainan Baru DimulaiAnya tersentak dari tidurnya, napasnya memburu, dan tubuhnya dibasahi keringat dingin. Ia langsung terduduk, tangannya mencengkeram selimut dengan erat. Di sebelahnya, Sarah—ibunya—ikut terbangun dan menatap putrinya dengan cemas. "Anya, ada apa? Kamu mimpi buruk?” Anya masih berusaha mengatur napasnya, matanya penuh kebingungan dan ketakutan. "Ini lebih buruk dari mimpi buruk, Ma...” Sarah semakin khawatir. “Maksudmu apa, sayang? Ceritakan pada Mama.”Anya menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca. "Di dalam mimpiku… aku bertemu Evan. Dia bilang kalau Kenzo bukan anak kandungnya, Ma.”Sarah terkejut mendengar itu. “Anya, itu hanya mimpi. Jangan langsung percaya begitu saja. Lagian bukankah itu lebih bagus? Mama ingin Kenzo segera kembali pada kita, Nak. Dan Mama juga memang berharap kalau Kenzo itu bukan anak kandungnya Anya."Anya menggeleng kuat. “Tapi Ma, kalau itu benar? Kalau Kenzo bukan anak Evan, kenapa mereka mengambilnya dariku? Kenapa mer
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-14
Baca selengkapnya

Bab 79 – Kesempatan yang Tersisa

Bab 79 – Kesempatan yang Tersisa Evan masih memeluk Anya erat, mencoba meredam emosinya yang sedang meledak. Tapi Anya bukanlah tipe wanita yang bisa begitu saja dikendalikan. Ia berusaha meronta, tangannya mendorong dada Evan dengan penuh kemarahan. "Lepaskan aku, Evan!" suaranya bergetar, entah karena marah atau karena luka yang sudah terlalu dalam. Evan tidak langsung melepasnya, tetapi mendekatkan bibirnya ke telinga Anya dan berbisik, "Mari kita bicarakan ini nanti, Anya." Tepat saat itu, pintu ruang kerja Evan terbuka sedikit, lalu dengan cepat hampir tertutup kembali. Evan menyadari kehadiran seseorang dan langsung menoleh. "Roy, jangan pergi dulu," ucapnya tegas. Roy, asisten setia Evan, yang baru saja hendak berbalik badan, langsung berhenti di ambang pintu. Wajahnya tampak canggung melihat bosnya memeluk seorang wanita, apalagi wanita itu adalah Anya—seseorang yang semua karyawan di perusahaan tahu memiliki masa lalu kelam dengan Evan. "Masuk," perintah Evan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-15
Baca selengkapnya

Bab 80 – cemburu

Bab 80 – cemburu Di sebuah ruangan mewah di dalam kediaman keluarga Evan, Chintya duduk gelisah di atas sofa berbahan beludru. Wajahnya tampak cemas, bibirnya sedikit menggigit kuku jari telunjuknya—sebuah kebiasaan yang selalu muncul saat ia merasa terancam. Di seberangnya, Saraswati duduk dengan anggun. Wanita paruh baya itu menuangkan teh ke dalam cangkir porselen dengan tenang, seakan tidak ada ancaman yang perlu dikhawatirkan. Chintya menghela napas panjang, lalu berkata dengan nada cemas, “Bagaimana kalau Anya benar-benar melawan kita di pengadilan dan mendapatkan hak asuh Kenzo, Ma?” Saraswati tersenyum kecil, menyesap tehnya dengan santai. "Itu tidak akan terjadi," ujarnya penuh keyakinan. "Tapi bagaimana kalau dia bisa? Bagaimana kalau pengadilan berpihak padanya?" Chintya semakin khawatir. "Apalagi dia yang sudah berjuang untuk membesarkan anak itu, Ma,' tambah Chintya. Saraswati menaruh cangkir tehnya ke atas meja dengan suara pelan namun tegas. "Tenanglah, Chint
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

Bab 81 – Bara di Antara Kita

Bab 81 – Bara di Antara KitaAnya membeku seketika. Matanya bertemu dengan Evan, yang berdiri tak jauh darinya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Di samping Evan, Roy tampak salah tingkah, sadar kalau ucapannya tadi telah menarik perhatian Anya. Anya menelan ludah, hatinya berdebar tanpa alasan yang jelas. Seharusnya dia tak peduli, seharusnya dia bisa berpura-pura tidak melihatnya. Tapi tatapan Evan terlalu menusuk, membuatnya tak bisa mengalihkan pandangan. Nathan, yang masih berada di sampingnya, menyadari perubahan ekspresi Anya. Ia menoleh dan langsung menangkap sosok Evan yang berdiri kaku di tempatnya. Bibir Nathan melengkung tipis. “Sepertinya ada yang sedang terbakar cemburu,” bisik Nathan pelan, hanya untuk dirinya sendiri. Evan tetap diam. Tangannya mengepal begitu kuat, urat-uratnya terlihat menonjol. Tatapan matanya tajam, penuh kemarahan yang ia sendiri tidak tahu harus ia arahkan ke siapa—ke Nathan yang memeluk Anya, atau ke dirinya sendiri yang masih tak bisa m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-17
Baca selengkapnya

Bab 82 – Pemberhentian yang Tak Terduga

Bab 82 – Pemberhentian yang Tak TerdugaPagi itu, matahari baru saja muncul di ufuk timur. Anya tengah bersiap untuk berangkat kerja seperti biasa. Ia baru saja menyelesaikan riasan ringan di depan cermin ketika bel pintu rumahnya berbunyi. "Siapa pagi-pagi begini?" gumamnya, berjalan ke pintu dan membukanya. Seorang kurir berdiri di depan pintu dengan wajah datar. "Permisi, ini ada surat untuk Anda, Bu Anya." Anya mengernyit. Ia menerima amplop putih itu dan mengucapkan terima kasih sebelum menutup pintu. Tangannya bergerak cepat membuka amplop tersebut, membaca isinya dengan seksama. Matanya membelalak. Jantungnya serasa berhenti berdetak sesaat. "Dengan ini kami memberitahukan bahwa terhitung sejak hari ini, Anda tidak lagi bekerja di perusahaan ini. Keputusan ini bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat."Anya meremas surat itu, wajahnya merah padam karena emosi. "Pemecatan?" bisiknya dengan nada tak percaya. Tangannya bergetar, dadanya bergemuruh penuh kemaraha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status