Home / Romansa / Bos Arogan Itu Ayah Anakku / Bab 73 – Bara di Balik Dendam

Share

Bab 73 – Bara di Balik Dendam

Author: Bulandari f
last update Last Updated: 2025-03-09 23:06:55
Bab 73 – Bara di Balik Dendam

Anya berdiri mematung di depan pintu ruang kerja Evan, matanya menatap kosong pada layar ponselnya yang baru saja menampilkan nama Saraswati. Kata-kata dingin wanita itu terus terngiang di kepalanya—*“Bersiaplah kehilangan segalanya.”*

Tangannya mengepal begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Nathan yang berdiri di sisinya bisa merasakan betapa rapuh, sekaligus marahnya wanita itu saat ini.

“Kita harus mengambil Kenzo kembali,” suara Anya terdengar pelan, tetapi penuh dengan tekad membara.

Nathan mengangguk, matanya menatapnya penuh keyakinan. “Aku akan membantumu, Anya. Apa pun yang terjadi, aku tidak akan membiarkan mereka memisahkanmu dari Kenzo.”

Anya menelan ludah, mencoba mengendalikan emosinya. Tapi jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa menghadapi Saraswati dan Evan tidak akan semudah itu.

“Kita butuh rencana,” lanjut Nathan. “Aku akan menghubungi pengacaraku. Kita bisa melawan mereka secara hukum.”

Namun, Anya menggeleng p
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 74 – Luka yang Tak Terlihat

    Bab 74 – Luka yang Tak Terlihat Anya berdiri di depan cermin besar rumahnya bersama Nathan. Wajahnya masih sembab, namun sorot matanya memancarkan tekad yang membara. Ia mengusap air mata yang tersisa, meneguhkan hatinya bahwa ia tak akan membiarkan siapa pun merenggut Kenzo darinya. Nathan yang berdiri di dekat pintu hanya memperhatikannya dalam diam. Ia tahu betapa hancurnya hati Anya, tapi di balik itu, ia juga melihat kekuatan luar biasa yang sedang bersemi dalam diri wanita itu. “Aku harus bicara dengan Evan,” suara Anya memecah keheningan. Nathan menghela napas berat. “Kamu yakin? Kalau ibunya tahu, mereka bisa saja memanfaatkan pertemuan itu untuk menjatuhkanmu.” Anya berbalik, menatap Nathan dengan mata yang memerah. “Aku tidak peduli. Aku harus tahu alasannya. Kenapa tiba-tiba mereka begitu ngotot mengambil Kenzo? Ada sesuatu yang mereka sembunyikan, dan aku harus mengetahuinya.” Nathan mendekat, meraih tangan Anya dengan lembut. “Aku akan menemanimu. Aku tida

    Last Updated : 2025-03-10
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 75 – Kebenaran yang Tersembunyi

    Bab 75 – Kebenaran yang Tersembunyi Evan menatap ibunya dengan sorot mata tajam. Pertanyaan yang baru saja keluar dari mulutnya menggantung di udara, menciptakan ketegangan yang nyaris meledak. Saraswati, yang biasanya penuh percaya diri, tiba-tiba tampak goyah. Wajahnya memucat, namun ia segera menegakkan bahunya, berusaha mempertahankan wibawanya di depan semua orang. "Apa benar, Ma?" desak Evan sekali lagi. Saraswati tersenyum tipis, namun tatapannya penuh kebencian saat beralih pada Anya. "Dan kalaupun benar, apa pedulimu? Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, Evan. Wanita seperti dia tidak pantas berada di sampingmu, apalagi melahirkan anakmu." Kata-kata itu bagaikan belati yang menusuk hati Anya. Kenangan lima tahun lalu kembali membanjiri pikirannya—hari ketika ia diusir dengan hinaan yang meremukkan harga dirinya. "Evan, aku datang padamu waktu itu. Aku memohon agar kau mengakui anak kita, tapi apa yang aku dapatkan? Ibumu mengusirku seperti sampah dan menganggap

    Last Updated : 2025-03-11
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 76 – Luka yang Tak Termaafkan

    Bab 76 – Luka yang Tak Termaafkan Evan berdiri di ambang pintu, menatap punggung Anya yang semakin menjauh bersama Nathan. Langkahnya terasa berat, seolah ada sesuatu yang menahan kakinya untuk mengejar wanita itu. Tapi apa haknya sekarang? Setelah semua kebohongan yang ia telan mentah-mentah, setelah semua luka yang Anya tanggung sendirian selama lima tahun… apakah ia pantas meminta maaf? Saraswati mendekat, ekspresi wajahnya penuh ketidaksetujuan. "Evan, kau tidak boleh membiarkan wanita itu pergi begitu saja! Kalau dia membawa kasus ini ke pengadilan, reputasi keluarga kita bisa hancur!" Evan berbalik menatap ibunya, tatapannya kali ini dingin. "Kau masih peduli dengan reputasi, Ma? Setelah semua yang kau lakukan?" "Aku melakukan ini untuk melindungimu!" Saraswati bersikeras. "Wanita itu hanya ingin menghancurkan hidupmu. Dan Kenzo… dia mungkin anakmu, tapi dia dibesarkan olehnya. Bagaimana kau yakin dia tidak mengajarkan kebencian terhadap kita?" Evan mengepalkan tang

    Last Updated : 2025-03-12
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 77 – Pertarungan Tanpa Akhir

    Bab 77 – Pertarungan Tanpa AkhirChintya berdiri di sana, tubuhnya gemetar dengan amarah yang tak tertahan. Air matanya jatuh, tetapi sorot matanya penuh kebencian. Semua mata kini tertuju padanya. Anya mengangkat dagunya sedikit, tidak ingin terlihat lemah di depan wanita yang telah menghancurkan hidupnya. Nathan berdiri lebih dekat, siap melindunginya jika sesuatu terjadi. “Jadi kau benar-benar memilih wanita itu, Evan?” Chintya mengulang pertanyaannya dengan nada yang lebih tinggi. Evan menghela napas panjang. “Chintya… Ini bukan soal memilih siapa, ini soal kebenaran. Aku sudah terlalu lama dibutakan.” Chintya tertawa pahit. “Kebenaran? Dan kau baru sadar sekarang setelah aku mengorbankan segalanya untukmu?” Anya menyilangkan tangan di dadanya. “Pengorbanan? Kau tahu apa tentang pengorbanan, Chintya? Kau mencuri lima tahun hidupku dan anakku. Kau dan ibu mertuamu merampas hakku sebagai ibu, dan kau masih berani bicara soal pengorbanan?” Chintya mengepalkan tangan, mena

    Last Updated : 2025-03-13
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 78 – Permainan Baru Dimulai

    Bab 78 – Permainan Baru DimulaiAnya tersentak dari tidurnya, napasnya memburu, dan tubuhnya dibasahi keringat dingin. Ia langsung terduduk, tangannya mencengkeram selimut dengan erat. Di sebelahnya, Sarah—ibunya—ikut terbangun dan menatap putrinya dengan cemas. "Anya, ada apa? Kamu mimpi buruk?” Anya masih berusaha mengatur napasnya, matanya penuh kebingungan dan ketakutan. "Ini lebih buruk dari mimpi buruk, Ma...” Sarah semakin khawatir. “Maksudmu apa, sayang? Ceritakan pada Mama.”Anya menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca. "Di dalam mimpiku… aku bertemu Evan. Dia bilang kalau Kenzo bukan anak kandungnya, Ma.”Sarah terkejut mendengar itu. “Anya, itu hanya mimpi. Jangan langsung percaya begitu saja. Lagian bukankah itu lebih bagus? Mama ingin Kenzo segera kembali pada kita, Nak. Dan Mama juga memang berharap kalau Kenzo itu bukan anak kandungnya Anya."Anya menggeleng kuat. “Tapi Ma, kalau itu benar? Kalau Kenzo bukan anak Evan, kenapa mereka mengambilnya dariku? Kenapa mer

    Last Updated : 2025-03-14
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 79 – Kesempatan yang Tersisa

    Bab 79 – Kesempatan yang Tersisa Evan masih memeluk Anya erat, mencoba meredam emosinya yang sedang meledak. Tapi Anya bukanlah tipe wanita yang bisa begitu saja dikendalikan. Ia berusaha meronta, tangannya mendorong dada Evan dengan penuh kemarahan. "Lepaskan aku, Evan!" suaranya bergetar, entah karena marah atau karena luka yang sudah terlalu dalam. Evan tidak langsung melepasnya, tetapi mendekatkan bibirnya ke telinga Anya dan berbisik, "Mari kita bicarakan ini nanti, Anya." Tepat saat itu, pintu ruang kerja Evan terbuka sedikit, lalu dengan cepat hampir tertutup kembali. Evan menyadari kehadiran seseorang dan langsung menoleh. "Roy, jangan pergi dulu," ucapnya tegas. Roy, asisten setia Evan, yang baru saja hendak berbalik badan, langsung berhenti di ambang pintu. Wajahnya tampak canggung melihat bosnya memeluk seorang wanita, apalagi wanita itu adalah Anya—seseorang yang semua karyawan di perusahaan tahu memiliki masa lalu kelam dengan Evan. "Masuk," perintah Evan.

    Last Updated : 2025-03-15
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 80 – cemburu

    Bab 80 – cemburu Di sebuah ruangan mewah di dalam kediaman keluarga Evan, Chintya duduk gelisah di atas sofa berbahan beludru. Wajahnya tampak cemas, bibirnya sedikit menggigit kuku jari telunjuknya—sebuah kebiasaan yang selalu muncul saat ia merasa terancam. Di seberangnya, Saraswati duduk dengan anggun. Wanita paruh baya itu menuangkan teh ke dalam cangkir porselen dengan tenang, seakan tidak ada ancaman yang perlu dikhawatirkan. Chintya menghela napas panjang, lalu berkata dengan nada cemas, “Bagaimana kalau Anya benar-benar melawan kita di pengadilan dan mendapatkan hak asuh Kenzo, Ma?” Saraswati tersenyum kecil, menyesap tehnya dengan santai. "Itu tidak akan terjadi," ujarnya penuh keyakinan. "Tapi bagaimana kalau dia bisa? Bagaimana kalau pengadilan berpihak padanya?" Chintya semakin khawatir. "Apalagi dia yang sudah berjuang untuk membesarkan anak itu, Ma,' tambah Chintya. Saraswati menaruh cangkir tehnya ke atas meja dengan suara pelan namun tegas. "Tenanglah, Chint

    Last Updated : 2025-03-16
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 81 – Bara di Antara Kita

    Bab 81 – Bara di Antara KitaAnya membeku seketika. Matanya bertemu dengan Evan, yang berdiri tak jauh darinya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Di samping Evan, Roy tampak salah tingkah, sadar kalau ucapannya tadi telah menarik perhatian Anya. Anya menelan ludah, hatinya berdebar tanpa alasan yang jelas. Seharusnya dia tak peduli, seharusnya dia bisa berpura-pura tidak melihatnya. Tapi tatapan Evan terlalu menusuk, membuatnya tak bisa mengalihkan pandangan. Nathan, yang masih berada di sampingnya, menyadari perubahan ekspresi Anya. Ia menoleh dan langsung menangkap sosok Evan yang berdiri kaku di tempatnya. Bibir Nathan melengkung tipis. “Sepertinya ada yang sedang terbakar cemburu,” bisik Nathan pelan, hanya untuk dirinya sendiri. Evan tetap diam. Tangannya mengepal begitu kuat, urat-uratnya terlihat menonjol. Tatapan matanya tajam, penuh kemarahan yang ia sendiri tidak tahu harus ia arahkan ke siapa—ke Nathan yang memeluk Anya, atau ke dirinya sendiri yang masih tak bisa m

    Last Updated : 2025-03-17

Latest chapter

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 114

    Bab 114Malam mulai larut. Di kamar yang cukup luas namun terasa asing, Anya duduk di sisi ranjang dengan tubuh kaku. Kenzo sudah tertidur di kamar sebelah setelah Nathan menidurkannya dengan penuh kasih sayang. Nathan kembali ke kamar dan menutup pintu perlahan. Lampu kamar redup. Anya tahu, malam ini mereka resmi menjadi suami istri — setidaknya di mata hukum dan masyarakat. Tapi hatinya belum bisa sepenuhnya menerima kenyataan itu.Nathan duduk di sebelah Anya, lalu memegang tangan istrinya yang dingin. “Kamu kelihatan tegang, Anya.”Anya menoleh pelan dan tersenyum tipis. “Maaf, aku cuma... belum terbiasa.”Nathan mengangguk mengerti. “Aku ngerti kok. Kamu nggak perlu memaksakan diri.”Anya menghela napas. “Aku tahu kamu suamiku sekarang, dan aku juga tahu aku harus jadi istri yang baik. Tapi... untuk yang satu itu, aku belum siap, Nathan. Bukan karena aku nggak percaya kamu, tapi... hatiku belum sepenuhnya pulih.”Nathan memandang wajah Anya dengan tenang. Ia mengusap pipi wanita

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 113

    Bab 113Evan pulang sebagai sosok yang kalah perang, sampai ia lesu dan tidak begitu bersemangat. sampai Chintya yang sedang bermain dengan ponselnya berdiri dan menghampiri Evan yang sedang membuka jas kerjanya. "Kamu kenapa, Evan? Apa terjadi sesuatu lagi pada mama?"Mata Evan langsung tidak suka dengan ucapan Chintya, yang seperti ingin terjadi sesuatu pada Saraswati, mamanya Evan. "Lah, kamu kok natap aku kayak gitu, Evan? Aku kan hanya sedang bertanya. Apa terjadi sesuatu lagi dengan mamamu, Evan?" Chintya mengulangi ucapannya, membuat Evan menepis badan Chintya dari hadapannya. Evan seperti malas melakukan perdebatan dengan Chintya, karena itu hanya akan menambah masalahnya saja. Alhasil Evan memutuskan untuk mengacuhkan Chintya. Sekalipun Evan tidak suka dengan ucapan Chintya. "Evan, Evan. Kamu kenapa sih?"Chintya mengejar Evan sampai ke dalam kamar. "Van, kamu kenapa?"Dengan bola mata melotot Evan berkata, "Bukan urusanmu!"Chintya jadi kesal, sebab Evan tidak menghargai

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 112.

    Bab 112Pagi itu, matahari seakan enggan bersinar. Langit mendung, seolah ikut merasakan beban di hati Evan. Dengan langkah berat, ia turun dari mobil yang diparkir di depan sebuah gedung megah — tempat pernikahan Anya dan Nathan digelar. Suasana di luar tampak meriah, karangan bunga berjejer, para tamu berdatangan dengan wajah bahagia. Tapi semua itu seperti kabut abu-abu bagi Evan.Roy yang berdiri di sampingnya melirik cemas. “Lo yakin mau masuk, Van?”Evan mengangguk pelan. “Gue harus lihat sendiri… harus pastiin kalau ini bukan kemauan dia.”Mereka melangkah masuk ke dalam gedung. Iringan musik pelaminan terdengar sendu di telinga Evan, seperti menertawakan luka di hatinya. Pandangannya menyapu ruangan, mencari sosok yang selama ini memenuhi pikirannya.Dan di sanalah Anya.Berdiri di pelaminan, mengenakan kebaya putih yang indah… tapi wajahnya pucat, tatapannya kosong. Senyum yang seharusnya merekah di hari bahagia itu justru dipaksakan. Di sampingnya, Nathan tampak begitu perca

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab 111. Kemarahan Evan

    Bab 111 Angin malam yang berembus dari celah jendela rumah sakit membawa aroma antiseptik yang menyengat. Lampu-lampu redup di koridor membuat suasana semakin mencekam. Evan berdiri di depan ruangan ICU, menatap kosong ke arah ibunya yang terbaring lemah di balik kaca bening. Tubuh Saraswati dikelilingi alat medis, suara detak monitor jantung terdengar stabil, tapi wajah wanita itu tampak pucat, jauh dari sosok kuat dan angkuh yang selama ini ia kenal. Evan menghela napas berat. Setiap embusan napasnya terasa seperti beban, seolah ada batu besar yang menindih dadanya. Pikirannya kusut. Anya. Mamanya. Chintya. Reza. Nama-nama itu berputar dalam kepalanya bagai badai, memporak-porandakan ketenangannya yang tinggal serpihan. Roy duduk di kursi tunggu, memperhatikan Evan yang seperti kehilangan arah. "Van," panggilnya pelan, "kamu harus kuat, bro. Kita belum selesai di sini." Evan menoleh, mata merahnya menyiratkan kemarahan yang ditahan. "Gue gak habis pikir, Roy. Kenapa hidup gue kay

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 110

    Bab 110"Saat-saat seperti ini kamu masih memikirkan wanita itu, Evan?'Saraswati yang mengalami stroke ringan menatap kasar ke Evan, dengan ucapannya yang juga terbata-bata dan tidak sejelas kemarin. "Ma, apa salah Anya? Kenapa kamu begitu membencinya, Ma."Saraswati ingin mengatakan kalau Anya tidak sepadan dengan keluarga mereka, tapi entah kenapa rasa sakit yang ia rasa semakin parah. Sampai ia merintih kesakitan, dan melihat hal itu Evan segera berlari untuk memanggil dokter. "Ma, Mama kenapa, Ma?" tanya Evan yang merasa kuatir, dilanjutkan dengan Evan yang berteriak memanggil sang dokter. "Dokter, tolong mama ku, Dok!"Seorang dokter berlari, disusul dengan kedatangan Roy yang tadi permisi keluar. "Ada apa ini, Evan? Apa yang terjadi pada Tante?""Aku dan mama tadi sempat selisih paham, Roy. Dan sekarang Mama kejang-kejang. Aku takut mama kenapa-kenapa, Roy.""Kenapa kamu lakukan itu, Evan? Kamu tahu kalau mamamu dalam keadaan kritis. Kamu malah membebani nya dengan pikiran E

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 109. Darah yang Sama, Luka yang Sama

    Bab 109. Darah yang Sama, Luka yang SamaSaraswati masih terisak, air matanya mengalir deras. Evan memegang tangan ibunya erat-erat, dadanya sesak menunggu jawaban. Ruangan rumah sakit itu terasa lebih pengap dari biasanya. Hujan di luar belum juga reda, seolah ikut menangisi semua luka yang terbongkar malam itu.“Ma… katakan… apa benar?” suara Evan bergetar, matanya merah.Saraswati mencoba berbicara, namun suaranya masih lemah. “Maafkan Mama… Nak…”Roy berdiri di sisi Evan, ikut menahan emosi. “Bu Saraswati… kami butuh kejelasan.”Saraswati menarik napas panjang, berusaha mengumpulkan tenaga. “Iya, Evan… Reza… dia ayah kandungmu.”Deg.Kalimat itu seakan menjatuhkan bom di hati Evan. Tangannya gemetar, seolah tidak mampu menopang beban rahasia itu.“Kenapa… Ma? Kenapa selama ini Mama bohong sama aku?”Saraswati menatap Evan dengan tatapan sayu. “Mama… terpaksa, Nak… saat itu Mama nggak punya pilihan. Mama hamil kamu… tapi Rendra… suami Mama, nggak tahu. Waktu itu Reza… dia kasar, di

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab. 108. Kamu anakku, Evan

    Bab 108. Kamu anakku, Evan Beberapa hari berlalu, Saraswati masih belum sadarkan diri. Evan hampir tak pernah beranjak dari samping ranjang ibunya. Wajahnya kusut, matanya merah karena kurang tidur. Roy masih setia menemani, meski suasana di antara mereka sering diwarnai diam. Suatu malam, saat hujan deras mengguyur kota, seorang perawat datang menghampiri Evan. “Maaf, Pak Evan… ada seorang pria yang ingin bertemu. Katanya penting.” Evan mengernyit. “Siapa?” “Beliau menolak menyebutkan nama… tapi memaksa, katanya ini soal masa lalu Ibu Saraswati.” Evan saling pandang dengan Roy. “Suruh masuk.” Tak lama, seorang pria berusia sekitar 50-an dengan wajah asing, mata tajam, dan senyum licik masuk ke ruangan. Tubuhnya tegap, meski keriput sudah mulai terlihat di wajahnya. “Evan… akhirnya kita ketemu juga.” “Siapa lo?” bentak Evan, langsung berdiri. Pria itu menoleh sebentar ke Saraswati yang terbaring lemah. “Aku... orang yang pernah sangat dekat sama ibumu. Bahkan… lebih dari yan

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 107 Di rumah Evan, suasana begitu mencekam. Saraswati baru saja tiba dari perjalanan singkatnya, wajahnya masih penuh amarah dan kecewa. Evan yang sejak tadi duduk di ruang tamu langsung berdiri saat melihat ibunya datang. "Mama... kenapa nggak langsung ke bandara? Kan besok malam Mama harus berangkat!" ujar Evan, berusaha menahan nada suaranya. Saraswati menatap Evan dengan sorot tajam. "Kamu pikir Mama ini pengecut kayak yang kamu kira? Mama nggak akan pergi dari sini cuma karena kamu takut sama Nathan atau Anya itu!" Evan mengepalkan tangannya. "Mama, ini demi keselamatan Mama! Situasi sekarang kacau! Dan Mama harus tahu diri, selama ini Mama sudah hancurin hidup orang, bahkan nyakitin Anya!" "Anya! Anya! Anya! Dari dulu yang kamu bela cuma perempuan itu! Kamu lupa siapa yang besarin kamu, Evan?! Kamu tega ngomong kayak gitu ke Mama kamu sendiri?!" bentak Saraswati, suaranya meninggi. "Karena Mama keterlaluan! Mama maksa Nathan buat jauhin Anya, bikin dia tersiksa… M

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 106. Nathan yang cemburu

    Bab 106Di ruang tamu yang sepi, Roy duduk berhadapan dengan Evan. Keduanya sama-sama tegang, menyimpan beban masing-masing.“Bos,” ucap Roy pelan. “Gue tahu situasinya kacau… tapi gue punya saran.”Evan menoleh, matanya sayu tapi penuh waspada. “Apa?”Roy menarik napas. “Kirim Mama lo ke luar negeri, Van. Jauh, sementara waktu. Biar aman. Daripada dia ditahan di sini atau diserang orang. Lagian… lo juga gak bakal tega liat dia di balik jeruji, kan?”Evan terdiam. Wajahnya keras, tapi hatinya runtuh. Roy benar. Walau bagaimanapun, Saraswati tetap ibunya.“Tapi Anya… dia udah terlalu terluka, Roy. Gue gak mau Anya tahu… kalau gue malah lindungi Mama.”Roy mengangguk. “Justru itu. Lo harus pinter jaga sikap depan Anya. Biar seolah-olah Mama lo pergi karena lo usir… padahal lo selamatin dia.”Evan menghela napas berat. “Susah, Roy… tapi kayaknya itu satu-satunya jalan.”Belum sempat Evan mengambil keputusan, suara mobil berhenti di depan rumah Anya. Nathan keluar dengan langkah cepat d

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status