Home / Romansa / Bos Arogan Itu Ayah Anakku / Bab 75 – Kebenaran yang Tersembunyi

Share

Bab 75 – Kebenaran yang Tersembunyi

Author: Bulandari f
last update Last Updated: 2025-03-11 22:55:57
Bab 75 – Kebenaran yang Tersembunyi

Evan menatap ibunya dengan sorot mata tajam. Pertanyaan yang baru saja keluar dari mulutnya menggantung di udara, menciptakan ketegangan yang nyaris meledak. Saraswati, yang biasanya penuh percaya diri, tiba-tiba tampak goyah. Wajahnya memucat, namun ia segera menegakkan bahunya, berusaha mempertahankan wibawanya di depan semua orang.

"Apa benar, Ma?" desak Evan sekali lagi.

Saraswati tersenyum tipis, namun tatapannya penuh kebencian saat beralih pada Anya. "Dan kalaupun benar, apa pedulimu? Aku hanya ingin yang terbaik untukmu, Evan. Wanita seperti dia tidak pantas berada di sampingmu, apalagi melahirkan anakmu."

Kata-kata itu bagaikan belati yang menusuk hati Anya. Kenangan lima tahun lalu kembali membanjiri pikirannya—hari ketika ia diusir dengan hinaan yang meremukkan harga dirinya.

"Evan, aku datang padamu waktu itu. Aku memohon agar kau mengakui anak kita, tapi apa yang aku dapatkan? Ibumu mengusirku seperti sampah dan menganggap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 76 – Luka yang Tak Termaafkan

    Bab 76 – Luka yang Tak Termaafkan Evan berdiri di ambang pintu, menatap punggung Anya yang semakin menjauh bersama Nathan. Langkahnya terasa berat, seolah ada sesuatu yang menahan kakinya untuk mengejar wanita itu. Tapi apa haknya sekarang? Setelah semua kebohongan yang ia telan mentah-mentah, setelah semua luka yang Anya tanggung sendirian selama lima tahun… apakah ia pantas meminta maaf? Saraswati mendekat, ekspresi wajahnya penuh ketidaksetujuan. "Evan, kau tidak boleh membiarkan wanita itu pergi begitu saja! Kalau dia membawa kasus ini ke pengadilan, reputasi keluarga kita bisa hancur!" Evan berbalik menatap ibunya, tatapannya kali ini dingin. "Kau masih peduli dengan reputasi, Ma? Setelah semua yang kau lakukan?" "Aku melakukan ini untuk melindungimu!" Saraswati bersikeras. "Wanita itu hanya ingin menghancurkan hidupmu. Dan Kenzo… dia mungkin anakmu, tapi dia dibesarkan olehnya. Bagaimana kau yakin dia tidak mengajarkan kebencian terhadap kita?" Evan mengepalkan tang

    Last Updated : 2025-03-12
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 77 – Pertarungan Tanpa Akhir

    Bab 77 – Pertarungan Tanpa AkhirChintya berdiri di sana, tubuhnya gemetar dengan amarah yang tak tertahan. Air matanya jatuh, tetapi sorot matanya penuh kebencian. Semua mata kini tertuju padanya. Anya mengangkat dagunya sedikit, tidak ingin terlihat lemah di depan wanita yang telah menghancurkan hidupnya. Nathan berdiri lebih dekat, siap melindunginya jika sesuatu terjadi. “Jadi kau benar-benar memilih wanita itu, Evan?” Chintya mengulang pertanyaannya dengan nada yang lebih tinggi. Evan menghela napas panjang. “Chintya… Ini bukan soal memilih siapa, ini soal kebenaran. Aku sudah terlalu lama dibutakan.” Chintya tertawa pahit. “Kebenaran? Dan kau baru sadar sekarang setelah aku mengorbankan segalanya untukmu?” Anya menyilangkan tangan di dadanya. “Pengorbanan? Kau tahu apa tentang pengorbanan, Chintya? Kau mencuri lima tahun hidupku dan anakku. Kau dan ibu mertuamu merampas hakku sebagai ibu, dan kau masih berani bicara soal pengorbanan?” Chintya mengepalkan tangan, mena

    Last Updated : 2025-03-13
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 78 – Permainan Baru Dimulai

    Bab 78 – Permainan Baru DimulaiAnya tersentak dari tidurnya, napasnya memburu, dan tubuhnya dibasahi keringat dingin. Ia langsung terduduk, tangannya mencengkeram selimut dengan erat. Di sebelahnya, Sarah—ibunya—ikut terbangun dan menatap putrinya dengan cemas. "Anya, ada apa? Kamu mimpi buruk?” Anya masih berusaha mengatur napasnya, matanya penuh kebingungan dan ketakutan. "Ini lebih buruk dari mimpi buruk, Ma...” Sarah semakin khawatir. “Maksudmu apa, sayang? Ceritakan pada Mama.”Anya menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca. "Di dalam mimpiku… aku bertemu Evan. Dia bilang kalau Kenzo bukan anak kandungnya, Ma.”Sarah terkejut mendengar itu. “Anya, itu hanya mimpi. Jangan langsung percaya begitu saja. Lagian bukankah itu lebih bagus? Mama ingin Kenzo segera kembali pada kita, Nak. Dan Mama juga memang berharap kalau Kenzo itu bukan anak kandungnya Anya."Anya menggeleng kuat. “Tapi Ma, kalau itu benar? Kalau Kenzo bukan anak Evan, kenapa mereka mengambilnya dariku? Kenapa mer

    Last Updated : 2025-03-14
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 79 – Kesempatan yang Tersisa

    Bab 79 – Kesempatan yang Tersisa Evan masih memeluk Anya erat, mencoba meredam emosinya yang sedang meledak. Tapi Anya bukanlah tipe wanita yang bisa begitu saja dikendalikan. Ia berusaha meronta, tangannya mendorong dada Evan dengan penuh kemarahan. "Lepaskan aku, Evan!" suaranya bergetar, entah karena marah atau karena luka yang sudah terlalu dalam. Evan tidak langsung melepasnya, tetapi mendekatkan bibirnya ke telinga Anya dan berbisik, "Mari kita bicarakan ini nanti, Anya." Tepat saat itu, pintu ruang kerja Evan terbuka sedikit, lalu dengan cepat hampir tertutup kembali. Evan menyadari kehadiran seseorang dan langsung menoleh. "Roy, jangan pergi dulu," ucapnya tegas. Roy, asisten setia Evan, yang baru saja hendak berbalik badan, langsung berhenti di ambang pintu. Wajahnya tampak canggung melihat bosnya memeluk seorang wanita, apalagi wanita itu adalah Anya—seseorang yang semua karyawan di perusahaan tahu memiliki masa lalu kelam dengan Evan. "Masuk," perintah Evan.

    Last Updated : 2025-03-15
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 80 – cemburu

    Bab 80 – cemburu Di sebuah ruangan mewah di dalam kediaman keluarga Evan, Chintya duduk gelisah di atas sofa berbahan beludru. Wajahnya tampak cemas, bibirnya sedikit menggigit kuku jari telunjuknya—sebuah kebiasaan yang selalu muncul saat ia merasa terancam. Di seberangnya, Saraswati duduk dengan anggun. Wanita paruh baya itu menuangkan teh ke dalam cangkir porselen dengan tenang, seakan tidak ada ancaman yang perlu dikhawatirkan. Chintya menghela napas panjang, lalu berkata dengan nada cemas, “Bagaimana kalau Anya benar-benar melawan kita di pengadilan dan mendapatkan hak asuh Kenzo, Ma?” Saraswati tersenyum kecil, menyesap tehnya dengan santai. "Itu tidak akan terjadi," ujarnya penuh keyakinan. "Tapi bagaimana kalau dia bisa? Bagaimana kalau pengadilan berpihak padanya?" Chintya semakin khawatir. "Apalagi dia yang sudah berjuang untuk membesarkan anak itu, Ma,' tambah Chintya. Saraswati menaruh cangkir tehnya ke atas meja dengan suara pelan namun tegas. "Tenanglah, Chint

    Last Updated : 2025-03-16
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 81 – Bara di Antara Kita

    Bab 81 – Bara di Antara KitaAnya membeku seketika. Matanya bertemu dengan Evan, yang berdiri tak jauh darinya dengan ekspresi yang sulit dibaca. Di samping Evan, Roy tampak salah tingkah, sadar kalau ucapannya tadi telah menarik perhatian Anya. Anya menelan ludah, hatinya berdebar tanpa alasan yang jelas. Seharusnya dia tak peduli, seharusnya dia bisa berpura-pura tidak melihatnya. Tapi tatapan Evan terlalu menusuk, membuatnya tak bisa mengalihkan pandangan. Nathan, yang masih berada di sampingnya, menyadari perubahan ekspresi Anya. Ia menoleh dan langsung menangkap sosok Evan yang berdiri kaku di tempatnya. Bibir Nathan melengkung tipis. “Sepertinya ada yang sedang terbakar cemburu,” bisik Nathan pelan, hanya untuk dirinya sendiri. Evan tetap diam. Tangannya mengepal begitu kuat, urat-uratnya terlihat menonjol. Tatapan matanya tajam, penuh kemarahan yang ia sendiri tidak tahu harus ia arahkan ke siapa—ke Nathan yang memeluk Anya, atau ke dirinya sendiri yang masih tak bisa m

    Last Updated : 2025-03-17
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 82 – Pemberhentian yang Tak Terduga

    Bab 82 – Pemberhentian yang Tak TerdugaPagi itu, matahari baru saja muncul di ufuk timur. Anya tengah bersiap untuk berangkat kerja seperti biasa. Ia baru saja menyelesaikan riasan ringan di depan cermin ketika bel pintu rumahnya berbunyi. "Siapa pagi-pagi begini?" gumamnya, berjalan ke pintu dan membukanya. Seorang kurir berdiri di depan pintu dengan wajah datar. "Permisi, ini ada surat untuk Anda, Bu Anya." Anya mengernyit. Ia menerima amplop putih itu dan mengucapkan terima kasih sebelum menutup pintu. Tangannya bergerak cepat membuka amplop tersebut, membaca isinya dengan seksama. Matanya membelalak. Jantungnya serasa berhenti berdetak sesaat. "Dengan ini kami memberitahukan bahwa terhitung sejak hari ini, Anda tidak lagi bekerja di perusahaan ini. Keputusan ini bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat."Anya meremas surat itu, wajahnya merah padam karena emosi. "Pemecatan?" bisiknya dengan nada tak percaya. Tangannya bergetar, dadanya bergemuruh penuh kemaraha

    Last Updated : 2025-03-18
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 83. Hamil di luar nikah

    Bab 83 – Evan berjalan dengan langkah cepat menuju rumahnya. Kepalanya dipenuhi kemarahan yang membuncah. Ia tak habis pikir bagaimana bisa surat pemecatan Anya keluar tanpa sepengetahuannya, bahkan dengan tanda tangannya yang jelas-jelas ia tidak pernah bubuhkan. Begitu memasuki rumah, ia langsung melihat ibunya, Saraswati, duduk santai di sofa sambil menyeruput teh. Chintya ada di sampingnya, wajahnya terlihat puas seolah baru saja memenangkan pertempuran besar. Evan langsung menghentikan langkahnya di depan mereka. "Mama," suaranya dingin, "Aku ingin penjelasan. Apa maksudnya memecat Anya tanpa konfirmasi dariku?" Saraswati meletakkan cangkir tehnya dengan santai. Ia menatap putranya dengan ekspresi yang sudah dipersiapkan. "Kau masih berani bertanya, Evan?" suaranya terdengar tenang, tapi penuh tekanan. "Aku hanya melakukan apa yang seharusnya kau lakukan sejak dulu—menyingkirkan wanita itu dari hidupmu." Evan mengepalkan tangannya. "Mama tidak punya hak untuk mengambil keput

    Last Updated : 2025-03-19

Latest chapter

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 25"Aku tidak akan membiarkan pria itu mengambil Nadira diriku. Apalagi kalau keduanya sampai tidur bareng," ujar Roy yang bermonolog sendiri.Roy sampai tidak bisa tidur, padahal jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi, tapi rasa takutnya membuatnya memutuskan untuk menghubungi Nadira, tidak peduli sekalipun Nadira sudah tidur.Dia tetap melakukan panggilan telepon secara berulang dan berlangsung sekitar 1 jam, itupun yang menjawab panggilan itu bukan Nadira, melainkan Damar yang terbangun karena dering ponselnya Nadira.Awalnya Damar membangunkan Nadira dan berkata kalau ada panggilan masuk dari Roy, tapi Nadira justru tidak mau bangun karena kelelahan.Hingga akhirnya Damar memutuskan untuk menjawab panggilan masuk dari Roy. "Iya halo."Mendengar suara pria yang mengangkat panggilannya, membuat Roy langsung emosi. "Kenapa ponselnya Nadira ada dengan Lo, ha? Di mana Nadira?""Kebetulan Nadira sudah tidur, ada apa yah? Besok biar aku sampaikan ke Nadira."Pikiran Roy langsung kemana-m

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 24. Mimpi buruk Roy melihat Nadira berhubungan dengan pria lain. Hari ini, Roy mendapatkan surat teguran dari atasan atas sikap Roy yang tidak serius dalam bekerja. Bahkan Roy banyak melakukan kesalahan membuat beberapa pelanggan mengeluh. Dan karena itu, sang bos memarahi Roy sembari menyerahkan surat teguran. "Ini peringatan pertama Roy, kalau kamu tetap melakukan kesalahan. Maka bersiaplah angkat kaki dari perusahaan ini!" tegas sang bos. Roy hanya bisa mengangguk, memang semua ini karena kesalahannya. Ia terlalu kepikiran ke Nadira, sampai-sampai suasana hatinya terbawa saat ia kerja. "Maafkan saya, Pak. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi.""Baiklah, sekarang kamu boleh keluar.""Iya Pak."Roy melangkah keluar dari ruangan pak Joko, ia hendak kembali menuju arah ruangannya. Namun ... "Bagaimana Roy? Pak Joko tidak memecatmu, kan?" tanya Ray. "Enggak kok, cuman dikasih peringatan saja." Roy terlihat lesu, ia tidak bergairah menjalani hidup. Langkah kakinya saja terlih

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 106. Nathan yang cemburu

    Bab 106Di ruang tamu yang sepi, Roy duduk berhadapan dengan Evan. Keduanya sama-sama tegang, menyimpan beban masing-masing.“Bos,” ucap Roy pelan. “Gue tahu situasinya kacau… tapi gue punya saran.”Evan menoleh, matanya sayu tapi penuh waspada. “Apa?”Roy menarik napas. “Kirim Mama lo ke luar negeri, Van. Jauh, sementara waktu. Biar aman. Daripada dia ditahan di sini atau diserang orang. Lagian… lo juga gak bakal tega liat dia di balik jeruji, kan?”Evan terdiam. Wajahnya keras, tapi hatinya runtuh. Roy benar. Walau bagaimanapun, Saraswati tetap ibunya.“Tapi Anya… dia udah terlalu terluka, Roy. Gue gak mau Anya tahu… kalau gue malah lindungi Mama.”Roy mengangguk. “Justru itu. Lo harus pinter jaga sikap depan Anya. Biar seolah-olah Mama lo pergi karena lo usir… padahal lo selamatin dia.”Evan menghela napas berat. “Susah, Roy… tapi kayaknya itu satu-satunya jalan.”Belum sempat Evan mengambil keputusan, suara mobil berhenti di depan rumah Anya. Nathan keluar dengan langkah cepat d

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 105 — Bara Dendam dan Air Mata

    Bab 105 — Bara Dendam dan Air Mata.Malam mulai larut ketika Evan tiba di rumahnya. Wajahnya masih muram, kepalanya penuh amarah yang belum sempat dia lampiaskan. Di tangannya, Evan menggendong Kenzo yang mulai mengantuk. Bocah itu memeluk leher ayahnya erat-erat, seolah ikut merasakan guncangan hati sang ayah.Evan baru saja meletakkan Kenzo di kamar ketika ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Roy, asistennya yang paling dia percaya. "Bos, saya harus bicara. Ini penting, soal kebakaran rumah Anya.”Evan langsung menekan tombol telepon. “Roy, apa maksudnya? Katakan sekarang.”Di seberang, suara Roy terdengar hati-hati. “Maaf, Bos… saya baru dapat informasi dari orang dalam. Kebakaran di rumah Anya… itu bukan kecelakaan.”Evan mengernyit, jantungnya berdetak lebih cepat. “Apa maksudmu?”Roy menarik napas. “Itu… ulah Ibu Saraswati, Bos. Saya dapat rekaman suara orang suruhannya… dia diperintah buat bakar rumah itu. Supaya Anya kapok… supaya Anya pergi dari hidup Bos.”Evan te

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab.104 — Bara yang Menghanguskan Segalanya.

    Bab 104 — Bara yang Menghanguskan Segalanya. Malam itu, suasana di rumah Dewi masih tegang. Anya duduk di sofa dengan mata sayu, masih belum bisa sepenuhnya menghapus suara bentakan Chintya yang menggema di telinganya. Evan memilih pulang lebih awal karena emosinya tak terkendali setelah bertengkar dengan Chintya. Tapi ketenangan itu hanya sesaat. Ponsel Anya tiba-tiba berdering keras. Nathan. Dengan perasaan tak enak, Anya mengangkat. “Halo, Nathan…” Di seberang, suara Nathan terdengar panik, terbata, bercampur isak marah. “Anya… rumah kamu… rumah Mama kamu… habis kebakar, Nya!” Anya terhenyak, tubuhnya langsung lemas. “Apa…? Nathan… kamu ngomong apa…?” “Api, Nya! Rumah kamu… udah rata sama tanah! Dan… Mama kamu… Tante Sarah… dia… dia nggak sempat keluar, Nya! Dia meninggal!” Dunia Anya seakan runtuh saat itu juga. Jantungnya berdetak tak karuan. Tubuhnya gemetar hebat. “Jangan… Nathan… jangan bohong… Mama… Mama aku…” air matanya mengalir deras. Tangis pecah tanpa bisa i

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab. 103 — Api di Tengah Bara.

    Bab 103 — Api di Tengah Bara. Di kediaman mewah keluarga Sanjaya, Saraswati berjalan mondar-mandir di ruang tamu dengan wajah merah padam. Tangan kanannya mengepal, sementara tangan kirinya mencengkeram ponsel erat-erat. Beberapa asisten rumah tangga hanya bisa menunduk, takut tersulut amarah majikannya. “Kurang ajar anak itu!” bentak Saraswati sambil membanting ponsel ke meja kaca hingga retak. “Berani-beraninya dia berpihak ke perempuan jalang itu! Evan! Dasar anak durhaka!” Rina yang sejak tadi berdiri di pojok ruangan memberanikan diri bicara, meskipun suaranya bergetar. “Bu… mungkin kita bisa—” “Diam kamu!” potong Saraswati tajam. “Aku gak butuh saran dari pengecut sepertimu!” Saraswati menarik napas kasar, lalu duduk di sofa dengan wajah masih menyala-nyala. “Aku sudah habis kesabaran… kalau Evan memilih jadi musuh… aku tidak akan anggap dia anak lagi.” "Mama yang sabar, tenangkan diri Mama dulu. Aku akan membicarakan ini dengan Evan, Ma,' ujar Chintya yang mengambil muka

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 102 — Luka yang Dipertontonkan

    Bab 102 — Luka yang DipertontonkanAnya tak bisa tidur semalaman. Matanya sembab, kepalanya berat, dan dadanya sesak. Setiap kali ia memejamkan mata, video itu terus terbayang. Wajahnya yang tampak kacau, tubuhnya yang sempoyongan, tawa orang-orang di sekelilingnya — semuanya jadi luka baru yang dipertontonkan ke seluruh dunia.Di ruang tamu rumah Dewi, televisi terus menayangkan berita tentang video viral itu. Presenter membacakan berita dengan nada serius. _"Sebuah video memperlihatkan seorang wanita yang diduga Anya Wibisono, mantan karyawan Sanjaya Grup, dalam kondisi mabuk berat di sebuah klub malam. Video ini memicu perdebatan di masyarakat, terlebih setelah diketahui bahwa wanita tersebut sedang dalam proses perebutan hak asuh anak dengan Evan Sanjaya."_ Anya menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Tuhan… aku benar-benar habis," gumamnya.Dewi duduk di sebelahnya, menggenggam tangan Anya erat-erat. "Nya, kamu nggak boleh nyerah. Aku tahu siapa kamu. Semua orang yang sayang s

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 101

    Bab 101Langkah kaki Anya terasa berat saat turun dari mobil Pak Rahmat. Dunia seakan berputar lebih cepat dari biasanya, dan bukan karena ia lelah, tetapi karena jiwanya seperti baru saja dibanting dari tempat tertinggi harapan, lalu jatuh ke jurang yang paling gelap.Anya berdiri di trotoar, menatap gedung tempat ia baru saja kehilangan pekerjaan. Angin sore membelai wajahnya yang terasa panas menahan tangis. Kali ini, ia tidak bisa lagi menahannya. Air mata itu luruh, jatuh satu per satu, menandai luka yang semakin dalam di dalam hatinya.Ia membalikkan badan, menatap langit yang mulai memerah, lalu melangkah pelan. Pikirannya kacau. Dulu ia punya impian untuk kembali berdiri di atas kakinya sendiri, tapi sepertinya Evan tak pernah benar-benar mengizinkan itu terjadi. "Aku benci kamu, Evan. Dan jangan harap aku akan datang ke kamu, Evan. Tidak akan,' lirihnya Anya yang sedang bersedih. Sementara itu, di ruang kerjanya, Evan menatap keluar jendela. Ada rasa puas di wajahnya karena

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 100. Sikap posesif Evan

    Bab 100 Beberapa pemimpin perusahaan yang datang di pertemuan itu satu persatu mulai pulang, tapi Evan tetap saja duduk di kursinya. Matanya menatap kosong ke arah Anya yang sedang bersiap untuk pulang. Bahkan Anya sedang menyusun berkas-berkas yang ia bawa dari perusahaan, sementara pak Rahmat pimpinan baru Anya sudah bersiap melangkah ke arah pintu. "Ayo buruan, Anya. Kita masih harus melakukan satu pertemuan lagi," ujar pak Rahmat. Anya menganggukkan kepalanya, dan bersiap ke arah pintu. Tapi Evan langsung menghalangi Anya yang hendak berjalan menyusul pak Rahmat. Hebatnya, Evan langsung memberikan isyarat ke Roy agar pak mengalihkan pandangan pak Rahmat, dengan cara Roy yang mengajak pak Rahmat mengobrol di tempat yang sedikit jauh dari Anya dan Evan. "Awas, Evan," ujar Anya dengan nada lembut, tapi Evan tidak menggubris. Dia bahkan tidak membiarkan Anya keluar dari dalam ruangan itu. Anya jadi kesal, sehingga dengan lantangnya Anya berkata, "Mau kamu apa sih, Evan? Tida

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status