Beranda / Romansa / Bos Arogan Itu Ayah Anakku / Bab 105 — Bara Dendam dan Air Mata

Share

Bab 105 — Bara Dendam dan Air Mata

Penulis: Bulandari f
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-15 23:46:39

Bab 105 — Bara Dendam dan Air Mata.

Malam mulai larut ketika Evan tiba di rumahnya. Wajahnya masih muram, kepalanya penuh amarah yang belum sempat dia lampiaskan. Di tangannya, Evan menggendong Kenzo yang mulai mengantuk. Bocah itu memeluk leher ayahnya erat-erat, seolah ikut merasakan guncangan hati sang ayah.

Evan baru saja meletakkan Kenzo di kamar ketika ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Roy, asistennya yang paling dia percaya.

"Bos, saya harus bicara. Ini penting, soal kebakaran rumah Anya.”

Evan langsung menekan tombol telepon.

“Roy, apa maksudnya? Katakan sekarang.”

Di seberang, suara Roy terdengar hati-hati.

“Maaf, Bos… saya baru dapat informasi dari orang dalam. Kebakaran di rumah Anya… itu bukan kecelakaan.”

Evan mengernyit, jantungnya berdetak lebih cepat.

“Apa maksudmu?”

Roy menarik napas.

“Itu… ulah Ibu Saraswati, Bos. Saya dapat rekaman suara orang suruhannya… dia diperintah buat bakar rumah itu. Supaya Anya kapok… supaya Anya pergi dari hidup Bos.”

Evan te
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 106. Nathan yang cemburu

    Bab 106Di ruang tamu yang sepi, Roy duduk berhadapan dengan Evan. Keduanya sama-sama tegang, menyimpan beban masing-masing.“Bos,” ucap Roy pelan. “Gue tahu situasinya kacau… tapi gue punya saran.”Evan menoleh, matanya sayu tapi penuh waspada. “Apa?”Roy menarik napas. “Kirim Mama lo ke luar negeri, Van. Jauh, sementara waktu. Biar aman. Daripada dia ditahan di sini atau diserang orang. Lagian… lo juga gak bakal tega liat dia di balik jeruji, kan?”Evan terdiam. Wajahnya keras, tapi hatinya runtuh. Roy benar. Walau bagaimanapun, Saraswati tetap ibunya.“Tapi Anya… dia udah terlalu terluka, Roy. Gue gak mau Anya tahu… kalau gue malah lindungi Mama.”Roy mengangguk. “Justru itu. Lo harus pinter jaga sikap depan Anya. Biar seolah-olah Mama lo pergi karena lo usir… padahal lo selamatin dia.”Evan menghela napas berat. “Susah, Roy… tapi kayaknya itu satu-satunya jalan.”Belum sempat Evan mengambil keputusan, suara mobil berhenti di depan rumah Anya. Nathan keluar dengan langkah cepat d

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 24. Mimpi buruk Roy melihat Nadira berhubungan dengan pria lain. Hari ini, Roy mendapatkan surat teguran dari atasan atas sikap Roy yang tidak serius dalam bekerja. Bahkan Roy banyak melakukan kesalahan membuat beberapa pelanggan mengeluh. Dan karena itu, sang bos memarahi Roy sembari menyerahkan surat teguran. "Ini peringatan pertama Roy, kalau kamu tetap melakukan kesalahan. Maka bersiaplah angkat kaki dari perusahaan ini!" tegas sang bos. Roy hanya bisa mengangguk, memang semua ini karena kesalahannya. Ia terlalu kepikiran ke Nadira, sampai-sampai suasana hatinya terbawa saat ia kerja. "Maafkan saya, Pak. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi.""Baiklah, sekarang kamu boleh keluar.""Iya Pak."Roy melangkah keluar dari ruangan pak Joko, ia hendak kembali menuju arah ruangannya. Namun ... "Bagaimana Roy? Pak Joko tidak memecatmu, kan?" tanya Ray. "Enggak kok, cuman dikasih peringatan saja." Roy terlihat lesu, ia tidak bergairah menjalani hidup. Langkah kakinya saja terlih

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-17
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 25"Aku tidak akan membiarkan pria itu mengambil Nadira diriku. Apalagi kalau keduanya sampai tidur bareng," ujar Roy yang bermonolog sendiri.Roy sampai tidak bisa tidur, padahal jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi, tapi rasa takutnya membuatnya memutuskan untuk menghubungi Nadira, tidak peduli sekalipun Nadira sudah tidur.Dia tetap melakukan panggilan telepon secara berulang dan berlangsung sekitar 1 jam, itupun yang menjawab panggilan itu bukan Nadira, melainkan Damar yang terbangun karena dering ponselnya Nadira.Awalnya Damar membangunkan Nadira dan berkata kalau ada panggilan masuk dari Roy, tapi Nadira justru tidak mau bangun karena kelelahan.Hingga akhirnya Damar memutuskan untuk menjawab panggilan masuk dari Roy. "Iya halo."Mendengar suara pria yang mengangkat panggilannya, membuat Roy langsung emosi. "Kenapa ponselnya Nadira ada dengan Lo, ha? Di mana Nadira?""Kebetulan Nadira sudah tidur, ada apa yah? Besok biar aku sampaikan ke Nadira."Pikiran Roy langsung kemana-m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-18
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 1. Penolakan

    “Tidak … tidak mungkin!”Anya terduduk lemas menatap dua garis merah pada alat uji kehamilan di tangannya. Perasaan sedih, bingung, dan takut bercampur menjadi satu.Di tengah kepanikan, ia teringat pada satu nama yang membuatnya seperti ini. "Evan harus tanggung jawab … ini anaknya."Dengan tangan gemetar, Anya mencoba menghubungi pria itu.Satu kali panggilan, dua kali, tiga kali, tak ada jawaban. Setiap panggilan yang tidak terjawab itu membuat hatinya semakin hancur.Namun, Anya tidak ingin berdiam diri. Ia bergegas menemui sahabatnya, Clara, untuk meminta bantuan. Bagaimanapun, Clara adalah orang yang mempertemukannya dengan Evan.Tapi saat tiba di rumah Clara, Anya mendapati rumah itu kosong. Tak ada siapa pun di sana, bahkan orang tua Clara pun tidak ada."Kenapa semua orang menghilang saat aku butuh mereka?" keluh Anya sambil berusaha menahan tangisnya.Kalut dan panik, ia pun memutuskan untuk mendatangi rumah Evan. Dalam hati, ia berharap Evan ada di sana dan bisa diajak bica

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 2. Dipecat

    Anya berangkat ke kantor dengan kondisi lemas akibat kurang tidur semalaman karena kepikiran dengan kehamilannya. Rasa mual yang terus menyerang perutnya membuat langkahnya semakin berat. Tapi dia tak punya pilihan—pekerjaan di kantor adalah satu-satunya sumber penghidupannya sekarang. Setibanya di kantor, Anya langsung menuju mejanya tanpa menyapa rekan-rekannya seperti biasa. Tumpukan dokumen yang menanti untuk diperiksa membuat kepalanya berdenyut. Dia mencoba fokus, tetapi rasa pusing dan mual semakin tak tertahankan. "Anya, kamu baik-baik saja?" suara lembut Karin, teman satu timnya, membuat Anya tersentak. Anya memaksakan senyum kecil. "Iya, aku cuma kurang tidur. Tidak apa-apa, terima kasih." Namun, beberapa menit kemudian, tubuhnya mulai gemetar. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, dan pandangannya mulai kabur. Anya berdiri dengan tergesa-gesa, mencoba menuju kamar kecil untuk menenangkan diri. Tapi sebelum dia berhasil melangkah jauh, rasa mual yang tak tertahan itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 3. Pertemuan tak terduga

    Lima tahun kemudian…."Mama, lihat! Aku lari cepat banget!" seru seorang bocah laki-laki berusia empat tahun sambil terus berlari. Anya duduk di bangku taman, memperhatikan anaknya sambil sesekali tersenyum. Dia sering membawa Kenzo ke taman ini untuk bermain, setidaknya di tengah semua kesulitan hidup, anak itu tetap bisa merasakan kebahagiaan kecil. "Jangan terlalu jauh, Nak!" Anya memperingatkan, tapi anak itu sudah melesat. Tanpa disadari, Kenzo berlari ke arah sebuah mobil mewah yang terparkir di tepi taman. Ia menabrak kaki seorang pria tinggi yang sedang berdiri di sana, sibuk dengan ponselnya. Pria itu menoleh dengan ekspresi terkejut, kemudian berjongkok untuk melihat Kenzo. "Hei, hati-hati, Nak," ucap pria itu. Melihat Kenzo bertemu seseorang, Anya segera bangkit dan berlari mendekat. "Maaf, Pak, anak saya tidak sengaja—" kata Anya terhenti di tengah kalimatnya. Pria itu berdiri dan menoleh ke arahnya. Saat mata mereka bertemu, dunia Anya seperti berhenti sejenak. It

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 4. Siapa wanita itu?

    Anya tertegun. Apa ia tidak salah mendengar?“Ma-maaf?” Evan mendengus. “Lupakan,” ujarnya dengan nada kesal yang kentara. Jarinya mengetuk perlahan meja kayu mahoni itu, irama yang tak konsisten seperti pikirannya yang kacau. Ekspresinya sulit ditebak, meski ada sesuatu yang membara di balik pandangannya.Evan membaca setiap detail dokumen itu dengan hati-hati, tapi bukan karena ia peduli pada isi dokumen itu. Ada sesuatu yang jauh lebih besar yang mengusiknya. Anya menggigit bibir gelisah. Keheningan itu membuatnya tidak tenang. ‘Seharusnya aku tidak menjatuhkan lamaran kerja ke sini,’ Anya menggerutu dalam hati. Kalau tahu perusahaan ini milik Evan, Anya tak akan melamar pekerjaan ke tempat ini.Tapi apa boleh buat. Perusahaan ini terkenal dengan gajinya yang besar. Anya tak bisa hanya memikirkan diri sendiri. Bagaimanapun, ia harus mendapatkan pekerjaan ini demi anaknya, Kenzo.Tiba-tiba, suara ketukan terdengar, memecah keheningan yang menyelimuti dua insan dengan pikiran ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 5. Situasi rumit

    Anya berdiri di sudut ruangan, memerhatikan interaksi Evan dan wanita bernama Chintya itu dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Wanita cantik itu tampak lengket pada Evan dengan sikap penuh keakraban. Sesekali, ia tertawa kecil sambil merapikan dasi Evan dengan gaya posesif. Evan, seperti biasanya, tetap tenang dan dingin. Ia tidak menunjukkan perhatian berlebih pada Chintya, tetapi juga tidak menepis keintiman wanita itu. Hal ini membuat Anya semakin tidak nyaman. “Hari ini kau terlihat sangat tampan, Sayang,” ujar Chintya sambil tersenyum manis. “Apa kita benar-benar harus makan siang di restoran? Bagaimana kalau kita cari tempat yang lebih tenang? Hanya kita berdua.” Evan melirik Chintya dengan datar. “Ibu sudah mengatur semuanya. Kita tidak bisa membatalkannya.” Chintya tampak sedikit kesal, tetapi dengan cepat menyembunyikan ekspresinya. “Baiklah. Tapi kau harus janji menghabiskan lebih banyak waktu denganku setelah ini, ya.” Anya menunduk, pura-pura sibuk melihat dokumen

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 25"Aku tidak akan membiarkan pria itu mengambil Nadira diriku. Apalagi kalau keduanya sampai tidur bareng," ujar Roy yang bermonolog sendiri.Roy sampai tidak bisa tidur, padahal jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi, tapi rasa takutnya membuatnya memutuskan untuk menghubungi Nadira, tidak peduli sekalipun Nadira sudah tidur.Dia tetap melakukan panggilan telepon secara berulang dan berlangsung sekitar 1 jam, itupun yang menjawab panggilan itu bukan Nadira, melainkan Damar yang terbangun karena dering ponselnya Nadira.Awalnya Damar membangunkan Nadira dan berkata kalau ada panggilan masuk dari Roy, tapi Nadira justru tidak mau bangun karena kelelahan.Hingga akhirnya Damar memutuskan untuk menjawab panggilan masuk dari Roy. "Iya halo."Mendengar suara pria yang mengangkat panggilannya, membuat Roy langsung emosi. "Kenapa ponselnya Nadira ada dengan Lo, ha? Di mana Nadira?""Kebetulan Nadira sudah tidur, ada apa yah? Besok biar aku sampaikan ke Nadira."Pikiran Roy langsung kemana-m

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab

    Bab 24. Mimpi buruk Roy melihat Nadira berhubungan dengan pria lain. Hari ini, Roy mendapatkan surat teguran dari atasan atas sikap Roy yang tidak serius dalam bekerja. Bahkan Roy banyak melakukan kesalahan membuat beberapa pelanggan mengeluh. Dan karena itu, sang bos memarahi Roy sembari menyerahkan surat teguran. "Ini peringatan pertama Roy, kalau kamu tetap melakukan kesalahan. Maka bersiaplah angkat kaki dari perusahaan ini!" tegas sang bos. Roy hanya bisa mengangguk, memang semua ini karena kesalahannya. Ia terlalu kepikiran ke Nadira, sampai-sampai suasana hatinya terbawa saat ia kerja. "Maafkan saya, Pak. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi.""Baiklah, sekarang kamu boleh keluar.""Iya Pak."Roy melangkah keluar dari ruangan pak Joko, ia hendak kembali menuju arah ruangannya. Namun ... "Bagaimana Roy? Pak Joko tidak memecatmu, kan?" tanya Ray. "Enggak kok, cuman dikasih peringatan saja." Roy terlihat lesu, ia tidak bergairah menjalani hidup. Langkah kakinya saja terlih

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 106. Nathan yang cemburu

    Bab 106Di ruang tamu yang sepi, Roy duduk berhadapan dengan Evan. Keduanya sama-sama tegang, menyimpan beban masing-masing.“Bos,” ucap Roy pelan. “Gue tahu situasinya kacau… tapi gue punya saran.”Evan menoleh, matanya sayu tapi penuh waspada. “Apa?”Roy menarik napas. “Kirim Mama lo ke luar negeri, Van. Jauh, sementara waktu. Biar aman. Daripada dia ditahan di sini atau diserang orang. Lagian… lo juga gak bakal tega liat dia di balik jeruji, kan?”Evan terdiam. Wajahnya keras, tapi hatinya runtuh. Roy benar. Walau bagaimanapun, Saraswati tetap ibunya.“Tapi Anya… dia udah terlalu terluka, Roy. Gue gak mau Anya tahu… kalau gue malah lindungi Mama.”Roy mengangguk. “Justru itu. Lo harus pinter jaga sikap depan Anya. Biar seolah-olah Mama lo pergi karena lo usir… padahal lo selamatin dia.”Evan menghela napas berat. “Susah, Roy… tapi kayaknya itu satu-satunya jalan.”Belum sempat Evan mengambil keputusan, suara mobil berhenti di depan rumah Anya. Nathan keluar dengan langkah cepat d

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 105 — Bara Dendam dan Air Mata

    Bab 105 — Bara Dendam dan Air Mata.Malam mulai larut ketika Evan tiba di rumahnya. Wajahnya masih muram, kepalanya penuh amarah yang belum sempat dia lampiaskan. Di tangannya, Evan menggendong Kenzo yang mulai mengantuk. Bocah itu memeluk leher ayahnya erat-erat, seolah ikut merasakan guncangan hati sang ayah.Evan baru saja meletakkan Kenzo di kamar ketika ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Roy, asistennya yang paling dia percaya. "Bos, saya harus bicara. Ini penting, soal kebakaran rumah Anya.”Evan langsung menekan tombol telepon. “Roy, apa maksudnya? Katakan sekarang.”Di seberang, suara Roy terdengar hati-hati. “Maaf, Bos… saya baru dapat informasi dari orang dalam. Kebakaran di rumah Anya… itu bukan kecelakaan.”Evan mengernyit, jantungnya berdetak lebih cepat. “Apa maksudmu?”Roy menarik napas. “Itu… ulah Ibu Saraswati, Bos. Saya dapat rekaman suara orang suruhannya… dia diperintah buat bakar rumah itu. Supaya Anya kapok… supaya Anya pergi dari hidup Bos.”Evan te

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab.104 — Bara yang Menghanguskan Segalanya.

    Bab 104 — Bara yang Menghanguskan Segalanya. Malam itu, suasana di rumah Dewi masih tegang. Anya duduk di sofa dengan mata sayu, masih belum bisa sepenuhnya menghapus suara bentakan Chintya yang menggema di telinganya. Evan memilih pulang lebih awal karena emosinya tak terkendali setelah bertengkar dengan Chintya. Tapi ketenangan itu hanya sesaat. Ponsel Anya tiba-tiba berdering keras. Nathan. Dengan perasaan tak enak, Anya mengangkat. “Halo, Nathan…” Di seberang, suara Nathan terdengar panik, terbata, bercampur isak marah. “Anya… rumah kamu… rumah Mama kamu… habis kebakar, Nya!” Anya terhenyak, tubuhnya langsung lemas. “Apa…? Nathan… kamu ngomong apa…?” “Api, Nya! Rumah kamu… udah rata sama tanah! Dan… Mama kamu… Tante Sarah… dia… dia nggak sempat keluar, Nya! Dia meninggal!” Dunia Anya seakan runtuh saat itu juga. Jantungnya berdetak tak karuan. Tubuhnya gemetar hebat. “Jangan… Nathan… jangan bohong… Mama… Mama aku…” air matanya mengalir deras. Tangis pecah tanpa bisa i

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   bab. 103 — Api di Tengah Bara.

    Bab 103 — Api di Tengah Bara. Di kediaman mewah keluarga Sanjaya, Saraswati berjalan mondar-mandir di ruang tamu dengan wajah merah padam. Tangan kanannya mengepal, sementara tangan kirinya mencengkeram ponsel erat-erat. Beberapa asisten rumah tangga hanya bisa menunduk, takut tersulut amarah majikannya. “Kurang ajar anak itu!” bentak Saraswati sambil membanting ponsel ke meja kaca hingga retak. “Berani-beraninya dia berpihak ke perempuan jalang itu! Evan! Dasar anak durhaka!” Rina yang sejak tadi berdiri di pojok ruangan memberanikan diri bicara, meskipun suaranya bergetar. “Bu… mungkin kita bisa—” “Diam kamu!” potong Saraswati tajam. “Aku gak butuh saran dari pengecut sepertimu!” Saraswati menarik napas kasar, lalu duduk di sofa dengan wajah masih menyala-nyala. “Aku sudah habis kesabaran… kalau Evan memilih jadi musuh… aku tidak akan anggap dia anak lagi.” "Mama yang sabar, tenangkan diri Mama dulu. Aku akan membicarakan ini dengan Evan, Ma,' ujar Chintya yang mengambil muka

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 102 — Luka yang Dipertontonkan

    Bab 102 — Luka yang DipertontonkanAnya tak bisa tidur semalaman. Matanya sembab, kepalanya berat, dan dadanya sesak. Setiap kali ia memejamkan mata, video itu terus terbayang. Wajahnya yang tampak kacau, tubuhnya yang sempoyongan, tawa orang-orang di sekelilingnya — semuanya jadi luka baru yang dipertontonkan ke seluruh dunia.Di ruang tamu rumah Dewi, televisi terus menayangkan berita tentang video viral itu. Presenter membacakan berita dengan nada serius. _"Sebuah video memperlihatkan seorang wanita yang diduga Anya Wibisono, mantan karyawan Sanjaya Grup, dalam kondisi mabuk berat di sebuah klub malam. Video ini memicu perdebatan di masyarakat, terlebih setelah diketahui bahwa wanita tersebut sedang dalam proses perebutan hak asuh anak dengan Evan Sanjaya."_ Anya menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Tuhan… aku benar-benar habis," gumamnya.Dewi duduk di sebelahnya, menggenggam tangan Anya erat-erat. "Nya, kamu nggak boleh nyerah. Aku tahu siapa kamu. Semua orang yang sayang s

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 101

    Bab 101Langkah kaki Anya terasa berat saat turun dari mobil Pak Rahmat. Dunia seakan berputar lebih cepat dari biasanya, dan bukan karena ia lelah, tetapi karena jiwanya seperti baru saja dibanting dari tempat tertinggi harapan, lalu jatuh ke jurang yang paling gelap.Anya berdiri di trotoar, menatap gedung tempat ia baru saja kehilangan pekerjaan. Angin sore membelai wajahnya yang terasa panas menahan tangis. Kali ini, ia tidak bisa lagi menahannya. Air mata itu luruh, jatuh satu per satu, menandai luka yang semakin dalam di dalam hatinya.Ia membalikkan badan, menatap langit yang mulai memerah, lalu melangkah pelan. Pikirannya kacau. Dulu ia punya impian untuk kembali berdiri di atas kakinya sendiri, tapi sepertinya Evan tak pernah benar-benar mengizinkan itu terjadi. "Aku benci kamu, Evan. Dan jangan harap aku akan datang ke kamu, Evan. Tidak akan,' lirihnya Anya yang sedang bersedih. Sementara itu, di ruang kerjanya, Evan menatap keluar jendela. Ada rasa puas di wajahnya karena

  • Bos Arogan Itu Ayah Anakku   Bab 100. Sikap posesif Evan

    Bab 100 Beberapa pemimpin perusahaan yang datang di pertemuan itu satu persatu mulai pulang, tapi Evan tetap saja duduk di kursinya. Matanya menatap kosong ke arah Anya yang sedang bersiap untuk pulang. Bahkan Anya sedang menyusun berkas-berkas yang ia bawa dari perusahaan, sementara pak Rahmat pimpinan baru Anya sudah bersiap melangkah ke arah pintu. "Ayo buruan, Anya. Kita masih harus melakukan satu pertemuan lagi," ujar pak Rahmat. Anya menganggukkan kepalanya, dan bersiap ke arah pintu. Tapi Evan langsung menghalangi Anya yang hendak berjalan menyusul pak Rahmat. Hebatnya, Evan langsung memberikan isyarat ke Roy agar pak mengalihkan pandangan pak Rahmat, dengan cara Roy yang mengajak pak Rahmat mengobrol di tempat yang sedikit jauh dari Anya dan Evan. "Awas, Evan," ujar Anya dengan nada lembut, tapi Evan tidak menggubris. Dia bahkan tidak membiarkan Anya keluar dari dalam ruangan itu. Anya jadi kesal, sehingga dengan lantangnya Anya berkata, "Mau kamu apa sih, Evan? Tida

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status