Home / Romansa / Bos Arogan Itu Ayah Anakku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Bos Arogan Itu Ayah Anakku: Chapter 51 - Chapter 60

111 Chapters

bab 51. Fitnah di ruang kerja

Bab 51. Fitnah di ruang kerja Setelah pertemuan yang memanas dengan Evan, Anya mencoba melanjutkan pekerjaannya seperti biasa. Namun, hatinya terus gelisah. Setiap kali ia melangkah ke kantor, ia merasa seperti ribuan pasang mata mengawasinya. Bisikan-bisikan di sudut ruangan mulai terdengar jelas, dan setiap kalimat seakan ditujukan untuk menghancurkan semangatnya. Di ruang kerja, Anya duduk sambil mengetik laporan. Namun, pikirannya melayang saat mendengar dua rekan kerja berbicara pelan di dekat pintu. “Kamu tahu nggak, katanya Anya itu ada hubungan sama Pak Evan,” bisik seorang karyawan. “Iya, aku juga dengar dari Bu Chintya. Katanya, Anya itu mau merebut suaminya sendiri. Berani sekali dia!” sahut yang lain. “Pantesan dia selalu dipanggil langsung ke ruang Pak Evan. Mungkin aja ada apa-apa di antara mereka,” karyawan itu menambahkan, lalu keduanya tertawa pelan. Anya mengepalkan tangannya di bawah meja. Dadanya terasa sesak mendengar fitnah yang dilemparkan begitu saja.
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

bab 52.Runtuhnya Kesabaran Anya

Bab 52: Runtuhnya Kesabaran Anya Hari-hari di kantor semakin terasa seperti neraka bagi Anya. Sejak gosip tentang dirinya menyebar luas, ia merasa seakan setiap mata yang menatapnya penuh dengan kebencian dan penghinaan. Namun, yang paling menyakitkan adalah kenyataan bahwa semua ini terjadi karena ulah Chintya. Chintya semakin gencar menjalankan rencananya. Setiap kali Evan tidak berada di kantor, ia akan muncul dengan penuh percaya diri. Para karyawan, yang tahu betul siapa dia, langsung memberikan perhatian penuh. Beberapa bahkan berusaha mengambil muka di hadapan Chintya, berharap mendapat promosi atau keuntungan lainnya. "Bu Chintya, Anda cantik sekali hari ini. Apa ada yang bisa kami bantu?" seorang karyawan pria mencoba menarik perhatiannya. "Bu Chintya, kapan-kapan kita makan siang bersama, dong," sahut yang lain. Chintya hanya tersenyum angkuh. Ia tidak tertarik dengan mereka. Ia punya tujuan lain—menghancurkan mental Anya. Siang itu, ketika Chintya memasuki ruang
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

bab 53

Bab 53: Cemburu yang Dipendam Langit mulai berwarna jingga saat Anya melangkah keluar dari gedung kantor. Udara sore yang seharusnya menenangkan justru terasa berat di dadanya. Hari ini adalah salah satu hari terburuk dalam hidupnya. Sejak pagi, Chintya telah membuat suasana kerja menjadi neraka. Fitnah-fitnah yang dilontarkan istri Evan terus bergaung di telinganya. Tatapan sinis dari rekan-rekan kerja semakin mempertegas bahwa ia telah menjadi bahan gosip utama di kantor. Anya menghela napas panjang, mencoba menahan perasaan sesak yang terus menghimpitnya. Namun, saat ia hendak melangkah menuju halte untuk menunggu taksi online, sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya. Jendela mobil terbuka, memperlihatkan sosok pria yang tersenyum hangat ke arahnya. "Naiklah, aku jemput kamu hari ini," kata Nathan dengan suara lembut. Anya menoleh dengan ekspresi sedikit terkejut. "Nathan?" Nathan mengangguk. "Aku lihat kamu terlihat tidak baik hari ini. Jadi, aku pikir kamu butuh s
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

bab 53. Amarah yang Memuncak

Bab 53: Amarah yang Memuncak Roy mengangguk mantap setelah mendengar perintah Evan. Ia tahu betapa pentingnya masalah ini bagi atasannya. Tanpa membuang waktu, Roy segera bergerak, menghubungi beberapa informannya di perusahaan untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. Sementara itu, Evan berjalan mondar-mandir di ruangannya. Amarahnya terus membara, terutama setelah melihat kondisi Anya yang begitu terluka. Ia tak pernah melihat wanita itu menangis dengan begitu hancur sebelumnya, dan itu cukup untuk membuatnya yakin bahwa sesuatu yang sangat buruk telah terjadi. Tak butuh waktu lama bagi Roy untuk kembali dengan laporan yang mencengangkan. "Evan, aku sudah mendapatkan informasi dari beberapa karyawan," ujar Roy dengan nada serius. "Gosip buruk tentang Anya telah menyebar luas, dan semua ini berawal dari Chintya. Dia sengaja menjatuhkan nama baik Anya di hadapan rekan kerja lainnya. Tak hanya itu, dia juga menghasut beberapa orang agar membenci Anya." Mata Evan semakin gelap
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

bab 55. Bara yang Membakar

Bab 54: Bara yang Membakar Chintya berjalan mondar-mandir di kamarnya, pikirannya berkecamuk setelah apa yang terjadi di kantor. Ia telah merancang semuanya dengan cermat, memastikan Anya tidak akan punya tempat di perusahaan. Namun, semua berantakan dalam sekejap ketika Evan turun tangan dan memecat beberapa karyawati yang ia gunakan untuk menyerang Anya. Wajah Chintya memerah karena marah. Bagaimana bisa Evan memilih Anya dibanding dirinya? Bahkan, tanpa ragu, suaminya itu memecat mereka yang sudah membantu menjatuhkan Anya. Di luar rumah, suara ketukan keras di pintu depan membuat para pelayan terkejut. Salah satu pelayan buru-buru membukakan pintu, dan di sana berdiri seorang wanita dengan wajah merah padam—Lita. Dengan napas memburu, ia masuk tanpa diundang. “Mana Chintya?! Aku mau bicara dengannya!” bentak Lita. "Kamu siapa? Kenapa datang ke rumah orang marah-marah?" tanya Saraswati yang kebingungan. Namun, Lita dengan marahnya ingin tetap diizinkan bertemu dengan Chintya.
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more

Bab 55.Tekanan yang Mencekik

Bab 55: Tekanan yang Mencekik Chintya duduk di ruangannya, menyesap segelas anggur merah sambil merenungkan situasi yang semakin memanas. Ia telah berhasil mengelabui Evan dan memastikan bahwa dirinya tidak terseret dalam pemecatan para karyawan yang dulu berpihak padanya. Namun, ada sesuatu yang mengganggunya—tatapan Evan yang semakin tajam dan penuh kecurigaan. "Aku tidak bisa membiarkan ini terus berlanjut," gumamnya sambil mengetukkan kukunya ke gelas anggur yang ia genggam. Pikirannya melayang ke pertemuan tadi dengan Saraswati. Ibu mertuanya itu jelas membenci Anya dan akan melakukan apa pun untuk menyingkirkannya. Chintya tahu ia bisa memanfaatkan hal itu. "Jika aku bisa membuat Mama semakin menekan Evan, maka cepat atau lambat dia akan menyerah dan menyingkirkan Anya," pikirnya. *** Di sisi lain, Evan duduk di dalam kamarnya, masih memikirkan semua yang terjadi. Hatinya semakin bergejolak setiap kali membayangkan Anya yang harus menghadapi perlakuan buruk di kantornya sen
last updateLast Updated : 2025-02-21
Read more

bab 56.Rahasia yang Terkuak

Bab 56: Rahasia yang Terkuak Anya duduk di ruang tamunya dengan tatapan kosong. Pikirannya masih dipenuhi dengan berbagai kejadian yang terjadi di kantor. Perlakuan buruk yang diterimanya, fitnah yang terus menyebar, dan tekanan yang semakin mencekik membuatnya merasa lelah secara emosional. Namun, ia tidak ingin membuat ibunya khawatir. Sarah, yang sedari tadi mengamati putrinya, merasa ada sesuatu yang tidak beres. Wajah Anya terlihat pucat, dan matanya terlihat kehilangan semangat. Ini bukan pertama kalinya Sarah melihat putrinya seperti ini, tetapi kali ini, ia merasa Anya menyembunyikan sesuatu yang lebih besar. "Anya, kamu kenapa? Apa ada masalah di tempat kerja?" tanya Sarah dengan lembut. Anya tersentak dari lamunannya dan segera menggeleng. "Tidak ada, Ma. Aku hanya sedikit lelah." Namun, jawaban itu tidak membuat Sarah tenang. Ia tahu putrinya terlalu sering menyembunyikan masalahnya sendiri. Setelah berpikir sejenak, Sarah diam-diam menghubungi Nathan, berharap pria itu
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

bab 57. fitnah

Bab 57 Segala niat jahat muncul di benak Anya, ketika setiap tuduhan dan kata-kata kasar terlontar padanya. Baru saja ia masuk kantor, tiba-tiba saja Saraswati datang ke ruangannya, di situ Saraswati yang ditemani oleh Chintya langsung membentak dan bersikap kasar ke Anya. Bahkan keduanya terang-terangan menghina Anya di hadapan orang banyak. "Kalian lihat wanita ini? Dia hanya seorang wanita yang berusaha untuk menggoda anakku, padahal ia tahu kalau anakku sudah jelas-jelas punya istri!" ujar Saraswati dengan nada suaranya yang cukup keras. Saraswati bisa melakukan semua itu, sebab Evan yang pagi ini ada meeting di luar kota. Sehingga ia dan Chintya mendapatkan kesempatan untuk menemui Anya dan memperlakukannya, tapi sayangnya. Tindakan yang dilakukan oleh Saraswati ini tidak seorangpun yang berani merespon. Di sebabkan oleh Evan yang semalam memecat beberapa karyawati hanya karena mengejek Anya, takut bernasib sama dengan yang lainnya. membuat beberapa orang yang ada di ruan
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

bab 61

Bab 61 Anya berdiri mematung, air hangat yang tadi disiramkan ke wajahnya masih meninggalkan sensasi perih. Matanya berkilat marah, namun ia mencoba menahan emosinya. Dadanya bergemuruh, ingin sekali ia melawan, tapi kata-kata Evan tadi menusuknya lebih dalam daripada perlakuan keji Saraswati dan Chintya. "Panggil aku Bos! Ini masih jam kerja, Anya!"" Evan mengatakannya dengan nada tegas, seolah ingin menegaskan bahwa di hadapan semua orang, Anya tidak lebih dari bawahan yang bisa ia perlakukan semaunya. Saraswati dan Chintya saling bertukar pandang dengan tatapan penuh kemenangan. Mereka berhasil membuat Evan memihak mereka. "Ayo, cepat masuk ke ruangan!" Evan berkata lagi, nadanya terdengar dingin. Anya mengepalkan tangannya, berusaha menekan gejolak dalam dirinya. Ia mengangkat kepalanya, menatap Evan dengan penuh kebencian. "Baik, Bos," katanya dengan nada tajam, sebelum melangkah menuju ruangan Evan dengan tubuh tegak. Sementara itu, Saraswati dan Chintya tersenyum p
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

bab 62. Mengambil hati Anya

Bab 62 Chintya berdiri mematung, ekspresinya membeku sejenak sebelum amarah perlahan memenuhi wajahnya. "Apa yang kamu katakan, Evan? Tidak memecatnya?!" suaranya meninggi, menggema di ruangan Evan. Evan menghela napas berat, jelas tidak ingin memperpanjang pembicaraan ini. Ia berdiri, menyilangkan tangan di dadanya. "Aku tidak memecat Anya, Chintya. Aku hanya ingin dia meninggalkan ruangan saat itu." "Jadi kamu membela wanita itu?" tanya Chintya, matanya menyala penuh tuduhan. Evan mendekatinya, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang. "Ini bukan soal membela atau tidak membela. Anya adalah karyawan di perusahaan ini, dan aku punya hak untuk memutuskan apakah dia tetap bekerja atau tidak. Bukan kamu." Chintya tertegun, tapi ia tidak menyerah begitu saja. "Sayang, dia adalah ancaman bagi kita! Kamu tahu dia selalu berusaha memanfaatkan situasi untuk mendekatimu!" Evan tersenyum sinis. "Kalau dia memang ingin mendekatiku, aku rasa dia punya kesempatan lebih baik lima tahun
last updateLast Updated : 2025-02-25
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status